Berawal dari kesalahan Mike dan Sandra yang menyebabkan Sandra harus hamil di luar nikah. Mike pun di usir dari rumah. Lalu Mike membawa Sandra kabur dari rumah orang tua Sandra dan menikah tanpa restu orangtua. Lalu papa Mike berusaha membuat hidup mereka menderita agar Mike meninggalkan Sandra dan balik padanya.
Suatu saat Sandra kontraksi. Tak satu pun warga mau menolong mereka. Mike hanya menemukan gerobak dan membawa Sandra dalam kondisi hujan ke rumah sakit. Mike meminta tolong pada pihak rumah sakit untuk menolong Sandra dengan kekuatan terakhirnya lalu Mike pun pingsan. Lalu keduanya langsung di tangani. Mike pun meninggal. Sandra melahirkan bayi laki-laki yang lucu.
Mengetahui anaknya meninggal, Pak Anwar pun mengambil mayatnya Mike beserta anak mereka. Sandra yang masih lemah tidak dapat mengejar Pak Anwar dan terjatuh.
“Jangan Ambil Anakku” Ucap Sandra saat dia terjatuh .
Bagaimanakah nasib Sandra dan anaknya? Apakah Sandra masih bisa bertemu dengan anaknya itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anita Jenius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8. Pertemuan Mike Dengan Orangtua Sandra.
“Kamu sudah siap Sandra” Tanya Mike pada Sandra saat mereka sudah berada di depan rumah Sandra.
“Harusnya aku dong yang bertanya sama kamu. Bukan sebaliknya. Kan kamu yang nantinya bakalan ngomong dengan papa aku. Apa kamu sudah siap dimarahi?” Tanya Sandra balik.
“Aku sudah siap. Makanya aku berani datang ke sini.” Mike meyakinkan Sandra.
“Hmm.. Ya udah. Ayo kita masuk ke dalam. Papa dan mama ada di rumah kok.” Ajak Sandra.
“Iya Sandra.”
Mike pun menarik nafas dalam-dalam dan membuangnya untuk menenangkan hatinya. Sandra dan Mike pun masuk ke dalam rumah Sandra.
Saat masuk ke dalam dari arah pintu langsung terlihat seorang laki-laki paruh baya yang masih terlihat tegap dan masih muda sedang duduk dan melihat ke arah Sandra dan Mike. Sandra membawa Mike berjalan ke arah laki-laki paruh baya tersebut yang tak lain dan tak bukan adalah papanya Sandra.
“Papa..!!” Sapa Sandra pada papanya.
“Sandra..!! Kamu sama siapa itu?’ Tanya papanya Sandra.
“Ini kenalin pa pacarnya Sandra namanya Mike.”
Mike pun langsung mengangguk dan menyalam tangan Pak Riko papanya Sandra.
“Selamat malam om. Nama saya Mike om.” Ucap Mike dengan sopan memperkenalkan dirinya.
“Oh Mike. Silahkan duduk nak Mike..!” Melihat anak muda yang di depannya bersikap sangat sopan, Pak Riko pun bersikap sopan juga pada Mike.
“Makasih om.” Mike pun langsung meletakkan pantatnya di sofa yang ada di ruang tamu tersebut.
“Gimana.. Gimana.. Tumben kamu datang ke rumah om ini. Ada apa? Apa ada yang ingin kamu bicarakan sama om?” Tanya Pak Riko yang langsung bisa menebak tujuan anak muda ini datang ke rumahnya.
“Hmm.. iya om. Apa boleh saya ngomong om. Tapi agak serius.” Pak Riko pun mengernyitkan keningnya.
“Ngomong serius?”
“Iya om. Saya mau ngomong serius sama om. Boleh om?”Mike minta izin sekali lagi.
“Oke silahkan, kamu mau ngomong apa sama saya?” Tanya Pak Riko pada Mike.
“Hmm.. begini om. Saya kesini karena saya ingin melamar anak om jadi istri saya. Apakah boleh om?” Mike berkata dengan nada tegas pada Pak Riko.
Walau Pak Riko terkejut dengan apa yang dikatakan anak muda yang ada di depannya itu, Pak Riko belum mengatakan apapun dan memasang ekspresi wajah datar yang membuat Mike semakin deg-degan untuk melanjutkan apa yang menjadi niat utamanya datang ke rumah ini tadi.
“Coba kamu ulang apa yang kamu bilang tadi?” Setelah beberapa menit mencerna omongan Mike, Pak Riko pun menyuruh Mike mengulangi apa yang tadi di bilang oleh Mike tersebut.
“Hmmm.. Saya tadi bilang kalau saya ingin melamar Sandra anak bapak untuk jadi istri saya Pak.”
Mike mengulangi perkataannya tadi dengan tegas sekali lagi.
“Apa saya nggak salah dengar?” Pak Riko menatap tajam ke arah Mike.
“Nggak om. Yang saya bilang barusan itu sungguhan dan om sama sekali nggak salah dengar.” Mike meyakinkan Pak Riko sekali lagi.
“Apa yang membuat kamu bisa ngomong seperti itu di depan saya? Memangnya apa pekerjaan kamu? Atau apa status kamu sekarang? Apa kamu sudah bisa menanggung kehidupan anak saya kalau dia jadi istri kamu? Maksud saya kamu mau kasih makan apa anak saya kalau dia menikah dengan kamu?” Tanya Pak Riko sebisa mungkin menahan emosinya, dadanya pun sudah naik turun.
“Sabar pa. Kita dengar dulu apa kata Nak Mike mengapa dia bisa sepede itu ingin menjadikan Sandra menjadi istrinya.” Bu Mira mengelus punggung suaminya itu karena menyadari emosi Pak Riko sebentar lagi akan meledak karena perkataan nggak masuk akal Mike tersebut.
“Maafkan saya om. Sandra sekarang sedang hamil. Dia sedang mengandung calon anak kami.”
“APAAA..!!!” Spontan Pak Riko dan Bu Mira melotot terkejut mendengar perkataan Mike tadi.
“Maksud kamu apa Nak Mike? Sandra hamil?” Bu Mira meyakinkan sekali lagi.
“Hmm.. iya tante. Maafkan kami. Kami khilaf saat itu. Tapi saya sebagai laki-laki nggak akan lari dari tanggung jawab. Saya ingin mempertanggung jawabkan perbuatan saya pada Sandra tante.” Jawab Mike tanpa merasa bahwa perbuatannya itu salah.
“Apa itu benar Sandra?” Pak Riko menoleh ke arah Sandra untuk memastikan sekali lagi. Ntah kenapa Pak Riko masih nggak percaya kalau Sandra bisa melakukan hal rendahan seperti itu. Jadi dia bertanya pada Sandra berharap semua yang dikatakan Mike itu tidak benar sama sekali.
“Hmm.. apa yang dikatakan Mike tadi benar pa. Sandra memang sedang hamil sekarang.” Sandra berkata dengan menundukkan kepalanya karena merasa bersalah.
“APPAAA..!!! Tadinya papa masih berusaha meyakinkan diri papa sendiri kalau yang di bilang anak ini salah. Dan berharap kamu nggak sebodoh itu dapat melakukan hal tersebut dan sampai hamil segala. Tapi papa kecewa mendengar jawaban kamu barusan.” Pak Riko menyatakan kekecewaannya pada Sandra.
“Maafkan Sandra pa.” Sandra pun meneteskan air matanya.
Sejenak ruangan tersebut pun jadi senyap tanpa ada seorang pun yang memulai pembicaraan sama sekali. Pak Riko dan Bu Mira jelas terpukul dengan keadaan saat ini. Kejadian yang benar-benar mengguncangkan jiwa mereka.
“Jadi gimana om? Apa saya boleh bertanggung jawab atas kehamilan Sandra?” Tanya Mike memecahkan keheningan saat itu.
Mendengar suara Mike yang seakan tidak merasa bersalah dengan perbuatannya tersebut membuat Pak Riko berdiri dan menarik kerah kemeja Mike dan memukul Mike dua kali untuk meredakan emosinya.
“Memangnya kamu pikir dengan kamu bertanggung jawab dan menikahi masalah akan selesai di situ saja?” Tanya Pak Riko emosi.
“Bukan itu maksud saya om. Saya nggak mengatakan bahwa dengan menikah semuanya selesai. Namun setidaknya anak yang dikandung oleh Sandra memiliki bapak dan status om dan tidak akan ada yang mengatakan dia anak haram.”Jelas Mike hati-hati sembari menahan wajahnya yang sakit terkena pukulan Pak Riko.
“ Astaga anak ini. Saya benar-benar kehabisan kata-kata bicara dengan anak ini.” Pak Riko terduduk saking kesalnya.
“Sabar pa. Jangan emosi.” Bu Mira menenangkan suaminya itu takut Pak Riko lepas kendali saat ini.
“Gimana bisa sabar ma. Anak ini benar-benar..” Pak Riko nggak sanggup melanjutkan kata-katanya lagi.
“Sekarang bukan waktunya emosi pa. Mari kita bicarakan baik-baik dan mencari solusi yang terbaik dilakukan saat ini.” Bu Mira membujuk suaminya itu.
“Papa bingung ma. Apa yang harus kita lakukan sekarang.”
“Apa kita menikahkan mereka saja? Toh Nak Mike ke sinikan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya?”
“Tapi ma, papa rasa menikah bukan solusi yang cocok saat ini.”
“Trus menurut papa baiknya gimana?” Bu Mira bertanya dengan suara lembut.
“Untuk saat ini, gugurkan saja bayi itu. Biarkan Sandra melanjutkan kuliahnya sampai selesai dan kita anggap masalah ini berhenti di sini saja.” Ucap Pak Riko seakan tidak punya perasaan.
“Nggak. Nggak boleh. Saya nggak mau kalau Sandra membuang anak kami.” Protes Mike dengan suara lantang.
“Kamu kan juga masih kuliah Mike. Dan juga belum punya penghasilan. Gimana cara kamu menghidupi Sandra dan anak kalian nanti?” Tanya Pak Riko.
“Semua anak ada rezekinya om. Pasti anak kami juga ada rezekinya sendiri.”Mike menjawab dengan yakin.
“Kamu itu anak kemaren sore. Mana paham akan pahitnya kehidupan ini. Yang kamu pikirkan kalau menikah semua masalah akan terselesaikan. Kamu pasti nggak pernah berpikir kalau menikah itu nggak segampang itu. Akan banyak masalah yang akan kalian hadapi kelak. Dan dengan usia, emosi dan pengalaman hidup kalian yang seperti ini, saya nggak yakin kalian nggak akan bisa menghadapinya. Ditambah lagi akan ada seorang anak yang jadi tanggung jawab kalian kelak. Coba pikirkan sekali lagi Mike. Jangan hanya terbawa emosi saja. Coba pikirkan panjang ke depan.” Bujuk Pak Riko.
Mike pun terdiam dan memikirkan apa yang dibilang Pak Riko tadi. Mike membenarkan omongan Pak Riko tadi tapi keinginan dan tekad Mike untuk bertanggung jawab atas anak itu membuat Mike ingin berkeras mewujudkan keinginannya tersebut dan menolak segala pendapat benar yang dikatakan Pak Riko barusan.
