Pernahkah kalian membayangkan, bagaimana rasanya bertemu mantan, yang tak lain merupakan cinta pertamamu?
Bella tak menduga jika ia kembali dipertemukan Arfa. Sosok mantan kekasih sekaligus cinta pertamanya, yang tak lain adalah Direktur baru tempatnya bekerja. Semula ia merasa percaya diri menganggap jika keadaan masih sama. Namun, sikap Arfa yang dingin dan ketus terhadapnya, membuatnya harus sadar diri, rasa percaya dirinya itu seketika terenggut dengan paksa. Bella memaksakan diri untuk membuang jauh-jauh perasaannya.
Namun, bagaimana jika keadaan justru membuatnya harus terus berdekatan dengan Arfa. Membuat rasa cinta itu tumbuh semakin besar. Seiring sesuatu alasan yang membuat Arfa berubah pun terkuak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon arsyazzahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Satu Bungkus Nasi Uduk
Keesokan harinya, Bella terbangun dengan wajah yang segar. Entah karena habis gajian, atau karena mendapatkan ciuman dari Arfa. Eh... Tidak-tidak. Bella mengetuk kepalanya. Segera beranjak ke kamar mandi membersihkan diri.
Sekitar tiga puluh menit selesai. Bella segera bersiap untuk berangkat kerja.
“Semangat!” ucapnya pada diri sendiri ketika sudah mengunci pintu kamarnya.
“Ehem..”
Terdengar deheman Jenny tak jauh darinya. “Semangat banget yang semalem diantar mantan,” sindirnya.
Bella berbalik menatap Jenny yang tengah makan nasi uduk dan gorengan, tanpa permisi ia mencomot gorengan tempe satu beserta satu cabe. “Apaan sih. Aku tuh kemarin habis nemenin dia bertemu rekan bisnisnya. Eh pulang kemalaman makanya diantar.”
“Kirain karena udah senang gak doyan gorengan.”
“Sialan!”
Jenny terbahak melanjutkan sarapannya. “Kamu gak sarapan, Bell.”
“Entar sambil jalan,” sahutnya.
“Ya udah hati-hati. Naik taksi kan?”
Bella mengangguk. “Iya. Pengen beli motor tapi duitnya belum cukup.”
“Beli yang setengah pakai aja. Lumayan kan kamu jadi irit kalau bawa kendaraan sendiri.”
“Iya juga ya. Nanti deh hari libur temenin ya cari.”
“Oke.”
“Btw anak Ibu kos pagi-pagi ngambek gak mau sekolah, katanya karena kesal sama Bella. Itu anak kamu apain semalem? Gak kamu perkosa kan Bell?”
Bella hampir tersedak mendengar pertanyaan Jenny. “Gila. Emang aku pedofil doyan sama anak SMP. Dia seumuran Airin, ya Tuhan.”
“Terus kenapa dia bilang kesal?”
Bella mengedikkan bahunya, sambil mengingat kejadian semalem di mana Fandy mengikutinya, hingga terjadi obrolan singkat. Bella lantas menceritakan pada Jenny. Sontak Jenny langsung terbahak.
“Aku tahu masalahnya yang buat dia kesal sama kamu apa?”
“Apa?”
“Gara-gara kamu bilang Boss mu kaya raya, tampan menawan.”
Bella terperangah. “Lho kan dia Arfa tampan dan kaya raya, masih muda. Masa aku bohong sih.”
Jenny masih terbahak, menduga jika Fandy sang remaja labil itu memang diam-diam suka sama Bella. Memang siapa sih yang gak suka sama gadis cantik seperti Bella.
“Dah lah aku berangkat dulu. Mau beli nasi uduk dulu, entar di makan di kantor aja.”
“Oke hati-hati.”
💞💞
Taksi yang membawa Bella tiba di depan lobi perusahaan. Setelah membayar argo, ia lantas membuka pintu dan turun dari sana. Tak sadar di belakang taksi itu mobil Arfa juga baru tiba. Lelaki tampan menawan itu keluar dari mobil.
Bella tetap melangkah dengan pelan, dengan membawa kantong kresek yang berisi sarapannya. Melihat Bella tengah berjalan seorang diri, Arfa tersenyum lalu mempercepat langkahnya demi menyamarkan kakinya dengan Bella.
“Baru berangkat?” tegur Arfa tiba-tiba.
“Eh!” Bella terlonjak langsung menoleh. “Pak Arfa... Iya ini.”
Bella menjadi canggung, kenapa jadi Arfa duluan yang menyapa dirinya. Kenapa dia tidak sadar ya jika Arfa sudah tiba.
“Kamu bawa apa, Bell?” tunjuk Arfa di tangan Bella.
Bella mengikuti arah pandang Arfa. “Oh ini.” Ia mengangkat kantong kreseknya.
Arfa mengangguk. “Iya.”
“Nasi uduk, Pak. Saya belum sarapan.”
“Hemm... Saya juga belum.”
“Eh.” Bella terkejut perasaan ia tidak bertanya, mungkin sekedar informasi kali ya.
Bella terkekeh kecil. “Pak Arfa, doyan nasi uduk?” tanyanya basa-basi keduanya terus melangkah menuju lift.
“Emang boleh?”
Tanpa di duga Bella mengangguk, dan dengan cepat Arfa mengambil alih nasi uduk Bella. “Ya udah ini buat saya. Makasih ya, saya duluan.”
Setelah itu Arfa langsung masuk ke dalam lift khusus. Hal itu membuat Bella melongo lantaran sarapannya diambil oleh Arfa. Padahal maksudnya bukan seperti itu. Kalau Arfa mau besok pas berangkat kerja ia akan membelikannya. Kalau begini terus dirinya sarapan apa.
“Ya Tuhan... Sarapan ku,” pekik Bella lirih meratapi nasi uduknya di ambil sang atasan.
Sukalah namanya lucu-lucu 😅
sim card, kerja bakti, suga 😂