NovelToon NovelToon
TIERS

TIERS

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Anak Yatim Piatu / Iblis / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Raja Tentara/Dewa Perang
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Anipri

Hanya karena sebuah buku, bumi dan fantasi bersatu. Membentuk dunia menjadi lebih berbahaya. Banyak iblis dan binatang asing berkeliaran.

"Hanya ada satu cara untuk bisa mengembalikannnya seperti semula."

Setidaknya, itu yang dikatakan oleh sosok wanita dengan dua tanduk di kepalanya.

"Dan hanya kamu sebagai reinkarnasi keturunanku yang bisa melakukannya."

Lagi-lagi, wanita bertanduk itu mengatakan hal yang tidak Finn mengerti. Dan itu, adalah awal dimana dunia sihir masuk ke kehidupan seorang remaja laki-laki bernama Finn.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anipri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 8

"BESAR dan luas. Udah kayak akademi aja."

Finn geleng-geleng kepala sambil terus berdecak. Tidak menyangka gedung tempatnya anggota RE-STARK sangat besar dan luas. Bahkan ini mungkin lebih luas dari gedung presiden.

Finn meregangkan otot tangan dan leher, sebelum melangkah mendekati gerbang besi dan tinggi, yang bahkan sampai menutupi gedung markas. Omong-omong, Finn tahu seberapa besar gedung itu dari foto, yang Vernon sempat kirimkan beberapa menit.

Finn celingak-celinguk dan menemukan sebuah tombol merah di ujung paling kiri gerbang. Dia kemudian mendekat dan menekan tombol dengan jari telunjuk. Setelah itu, sebuah suara berat sedikit serak mengalun dari speaker kecil yang menempel di sana.

"Siapa? Di sini, kami tidak menerima seorang pengemis."

Finn spontan menelisik celana jeans hitam robek bagian lutut kanan, kemudian naik pada kaos abu-abu polos berbalut jaket hitam yang melekat di tubuh. Kemudian mendengus dan memukul speaker dengan kepalan tangan.

"Bacot! Tuh mata nggak lu pake ya? Ini gue dateng ke sini rapi gini masa dikira pengemis? Yang bener aja lo!"

"Kami juga tidak menerima seorang berandal!"

"Anj*ng lo! Gue ke sini karena suruhan anggota lo tuh. Siapa namanya ya, kayak lupa-lupa inget gue– Ah iya! Vernon! Dia yang nyuruh gue ke sini!"

Finn mengerutkan kening saat ada suara dua orang lelaki di speaker. Sangat kencang, sampai-sampao, Finn tanpa sadar kembali memukul speaker dengan kepalan tangan.

"WOI! Lo pada mau ketawa terus apa biarin gue masuk?"

Finn tersentak dan spontan melangkah mundur, saat seorang lelaki muncul begitu saja, seolah baru saja menembus gerbang besi yang menjulang tinggi.

Seorang lelaki dengan seragam khusus bertubuh tinggi, namun kurus berdiri dengan sigap. Finn garuk-garuk kepala dengan senyum konyol, saat mata coklat lelaki itu menelisik tubuhnya dari bawah hingga atas.

"Kau jangan bercanda! Tidak mungkin Master Vernon mengundang kau kemari. Atas dasar apa?"

Master? Finn sedikit membusungkan dada, sebelum melangkah maju dan memasang wajah percaya diri di hadapan si lelaki berambut hitam. Dan jangan lupakan mata kirinya tertutup kain yang melilit kepalanya, menambah kesan aneh di mata Finn.

"Gue bukan orang sembarangan! Lo cuman nggak tahu aja kemampuan gue kayak gimana."

Finn mendengus sambil melipat kedua di depan dada, berusaha mengabaikan tawa si lelaki yang lebih mirip seperti hinaan di telinga Finn. Hingga tanpa bisa dicegah, Finn menarik kerah seragam lelaki itu.

"Jangan remehin gue lo! Kalo lo masih nggak percaya, LAWAN GUE!"

Si lelaki mendorong Finn, kemudian merapikan kerah seragamnya yang sedikit kusut. Ada aura kemarahan cukup kental, begitu mata coklat lelaki itu menyorot Finn tajam. Lebih tajam daripada elang.

Finn berdehem sambil merapikan kerah jaket—padahal tidak apa-apa— berharap bulu-bulu tangannya yang sempat berdiri kembali tertidur.

"Darian. Kau bisa memanggil namaku di saat-saat terakhir kau kalah nanti."

Finn mengepal kuat kedua tangan. Dia nyaris akan melayangkan tinju, tapi Daghara memukul kepalanya tanpa menyentuh, hanya auranya tapi sangat terasa sekali Naga Jelek itu marah pada Finn.

"Jangan memukulku seenak jidat, Naga Jelek!" bisik Finn sambil mengusap pelan puncak kepalanya.

"Jangan terbawa emosi, dasar payah! Kau ini tidak lebih sama dari Ayah reinkarnasimu! Bodoh!"

"Kau takut? Katanya mau melawanku?"

Finn tersadar dan menoleh. "Gue nggak takut ya! Gue bakal lawan lo, Mata Satu!"

...◆...

"Dar, kau baru saja memungut seorang berandal? Yang benar saja! Sejak kapan kau tertarik dengan berandal minim etika seperti dia ini?"

Bacot banget sumpah. Finn mengeraskan rahang. Dia sudah tidak tahan, dan ingin sekali meninju wajah sok cantik gadis itu dengan tangannya sendiri. Tapi, Darian lebih dulu mendekati gadis itu dan memukul pelan keningnya.

"Jangan asal bicara kau, Aubrey." Tapi kemudian, Darian mengelus rambut ungu Aubrey. Finn yang berada di sana spontan menahan muntah. "Si berandal itu harus kuberi pelajaran."

Aubrey mendekati Finn sambil berkacak pinggang. Dia menelisik gaya pakaiannya—yang menurut Aubrey cukup keren— tapi hanya sebentar, karena Darian berdiri menghadang.

"Jangan dekat-dekat dengan berandal seperti dia, Brey. Kau lihat dan perhatikan bagaimana aku akan membuatnya bertekuk lutut padaku."

Finn terkekeh. "Sombong banget lo ya, Mata Satu! Belum tahu aja lo kemampuan gue kayak gimana."

Darian mulai memakai sarung tangan hitam sambil menyeringai kecil. Dia kemudian memasuki lapangan bersama Finn, saling beradu pandang dengan sorot tajam dan sengit.

"Kalau begitu, tunjukkan kekuatanmu."

Finn menyeringai sambil meregangkan otot leher dan tangan. Dia sudah bersiap dengan aliran sihir yang mulai menjalar di beberapa organ tubuhnya. Namun, suara berat mendadak terngiang di telinga dan pikirannya.

"Santai dulu, Finn. Pelan-pelan saja. Biarkan orang itu memulai lebih dulu."

Finn berdecak. "Kelamaan!" desisnya.

"Tidak sabaran! Lihat saja dulu, apa kemampuan orang itu yang sampai kau ingin bertekuk lutut di depannya."

Finn akhirnya mengangguk pasrah, tidak ingin Daghara memukulnya lagi. Dia kemudian memberikan senyuman pada Darian. Tapi si Mata Satu itu malah mengeraskan rahang.

Darian lebih dulu melesat maju. Finn masih berdiri santai, tapi langsung membulatkan mata saat secara tiba-tiba Darian menghilang. Dia celingak-celinguk dan menegang seketika, saat mendadak Darian muncul di belakangnya.

"Skakmat! Kau akan tamat di tanganku!"

Darian melayangkan tinju dan berhasil menghantam punggung Finn. Hingga dia ambruk ke tanah dengan keringat membasahi leher dan kening.

"Sial! Kemampuan apa itu? Gue pikir, manusia nggak mungkin punya kemampuan menghilang gitu 'kan, ya?"

Finn berdecak. "Naga Jelek! Lo kenapa diem aja?"

"Kekuatan supranatural. Cih, setidaknya selesaikan masalah ini sendiri. Jangan bawa-bawa aku! Biarkan aku istirahat, dasar bodoh!"

Finn berdecak, tapi kemudian langsung berdiri dan melesat mundur, saat Darian muncul secara tiba-tiba dan nyaris saja memukulnya lagi.

Finn menyeka keringat yang terus mengalir ke leher. "Bagaimana kau bisa tahu tentang kekuatan supranatural?" bisiknya lirih.

"Aku yang tidak pernah sekolah saja mengerti. Tapi, kenapa kau sangat bodoh? Kau sekolah, bukan?"

Finn membuka mulut, tapi menutupnya dan melompat mundur, saat Darian nyaris memukulnya lagi. Dia langsung mengeluarkan sihir di bawah kakinya.

Darian melotot kaget saat perisai tanah muncul dari bawah kaki Finn, menghalangi kepalan tangannya yang nyaris mengenai kepala Finn. Kekuatan, apa ini?

Finn tersenyum lebar. "Gue mulai nih! Lo pengen yang cepet, atau pelan-pelan aja?"

Darian diam, masih dengan mata melotot kaget. Hingga tidak sadar, saat tubuh Finn berputar dan menendang dagu Darian dengan ujung sneakers hitam kebiruan Finn.

Finn mengusap kedua tangan. "Finish!"

"Hebat, Finn. Tidak salah aku memanggilmu kemari."

Darian langsung bangkit berdiri dengan susah payah, kemudian membungkuk sopan walau wajahnya nampak terkejut.

"Master Vernon!"

1
Aegis Aetna
aku mampir kakak semangat.
IG: _anipri: Thank you
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!