NovelToon NovelToon
Jodoh Jalur Mimpi

Jodoh Jalur Mimpi

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta Murni
Popularitas:13k
Nilai: 5
Nama Author: Mrs.Ozora

Diandra rukmana, gadis cantik yatim piatu, seorang guru bahasa indonesia, di sekolah dasar di kota M.
Berulang kali bermimpi dilamar oleh lelaki yang belum dia kenal.
Bagaimana jadinya jika dia bertemu dengan lelaki yang selalu ada di dalam mimpinya, bagaimana awal pertemuan mereka.
Akankah mereka berjodoh di dunia nyata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mrs.Ozora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

Di tempat berbeda.

Risa heran mendapat pesan singkat tiba tiba dari Khalil, segera Risa membukanya.

Kening Risa mengerut setelah membaca pesan dari Khalil di ponselnya, Umar yang sedang bersama kekasihnya di buat heran melihat Risa, entah kekasihnya itu mendapat pesan dari siapa dia tidak tau.

"Apa Lisa sudah menceritakan semuanya sama bang Khalil". Gumam Risa.

Umar yang berada di samping kekasihnya tentu mendengar gumaman Risa, dia jadi penasaran apa sebenarnya yang kekasihnya itu baca, kenapa membawa bawa nama sahabatnya dan Lisa.

"Kenapa dengan Khalil yank". Tanya Umar.

"Ini yank, tiba tiba bang Khalil ngirim pesan singkat". Jawab Risa sambil menyodorkan ponselnya.

Umar langsung meraih ponsel sang kekasih, dia tidak mengerti maksud dari sahabatnya, karna memang dia belum tau banyak tentang Lisa.

"Ini maksudnya gimana yank, Lisa emangnya punya utang sama kamu". Tanya Umar.

"Iya beb, kamu tau sendiri kan Lisa kerja sambil kuliah, terus dia punya bibi yang selalu minta uang sama Lisa, sedangkan kamu tau sendiri biaya kuliah disini tuh lumayan, setiap bayar kuliah Lisa ngga bisa ngirimin tantenya karna gajinya ke pake buat bayar kuliah sama kosannya, tapi bibinya Lisa tuh ngga ada pengertiannya sama sekali, dia selalu maksa Lisa buat biayain hidup dia dengan alasan Lisa harus balas budi ke dia, jadinya Lisa sering ngajuin pinjaman ke aku, aku sebenarnya ngga masalah andaikan Lisa ngga bayar utangnya, karna aku bener bener udah anggap dia seperti adikku sendiri, tapi tiba tiba bang Khalil ngechat kayak gini, kemungkinan Lisa udah ceritain soal dirinya ke bang Khalil". Jawab Risa.

"Khalil itu emang selalu royal ke pacarnya yank, terus kamu udah bales pesan dari Khalil belum yank". Ucap Umar.

"Itu dia beb yang bikin aku bingung, aku takut Lisa marah, aku yakin bang Khalil diem diem deh ini pasti ngechat aku". Ucap Risa.

"Ya ngga papa yank, kamu kasi aja ke Khalil bonnya Lisa, soal nanti kalo Lisa tau, kamu tinggal bilang yang sebenarnya, Lisa ngga mungkin nyalahin kamu". Ucap Umar.

"Tapi emang ngga papa beb, utang Lisa lumayan sih, apa bang Khalil ngga akan keberatan, aku juga takut bang Khalil malah jadi ngga rispek sama Lisa". Tanya Risa.

"Kenapa seperti itu, Khalil pasti sudah sangat serius dengan Lisa yank, dia ngga akan tega wanita yang di cintainya nanggung beban seberat itu, setauku bahkan Khalil itu pengennya Lisa berenti kerja". Jawab Umar.

"Ihh bang Khalil kok so sweet banget sih beb, beruntung banget loh Lisa". Tanpa Risa sadari ucapannya sudah memancing kekesalan kekasihnya.

Lisa yang sadar akan keterdiaman Umar pun menoleh ke arah kekasihnya, diliatnya Umar sudah menatapnya tajam. Risa memukul mulutnya pelan.

"Gawat". Gumam Risa.

Risa langsung menggeser duduknya agar lebih dekat dengan Umar, lalu mendekap lengan Umar.

"Kamu lebih manis beb, lebih romantis, masa cemburu sih beb". Ucap Risa mencoba merayu Umar.

"Abang cemburu lah, kamu muji cowok lain depan abang". Ucap Umar kesal.

"Ya Allah beb, kan bang Khalil sahabat kamu sendiri, dia juga pacarnya Lisa, masa di cemburuin juga sih beb". Ucap Risa.

"Aku cemburu karna aku tuh cinta sama kamu yank, coba kalo abang muji cewek lain, kamu terima ngga". Tanya Umar.

Lisa langsung memukul lengan Umar hingga Umar meringis.

"Sakit yank, kok di pukul sih". Ucap Umar.

"Sukurin, awas aja kalo abang muji cewek lain, aku bakalan ajak sahabat sahabat aku buat labrak cewek itu". Jawab Risa menggebu.

"Tuh kan, kamu juga ngga suka kan, itu yang abang rasain, meskipun Khalil sahabat abang tapi kan dia tetep cowok". Ucap Umar.

Risa menyengir, benar juga yang di katakan kekasihnya.

"Iya maaf ya beb, jangan marah yah". Ucap Risa sambil mengelus lengan Umar.

"Abang mana bisa marah sama pacar abang yang manis ini". Ucap Umar sambil mencubit hidung mancung Risa.

Mereka berdua lalu tertawa bahagia.

"Kamu udah kirimin nota Lisa ke Khalil yank". Tanya Umar.

"Oia lupa, bentar ya beb aku balas pesan bang Khalil dulu". Umar pun mengangguk membiarkan Risa sibuk mengetik di ponselnya.

Di kota B tepatnya di rumah Irul, Dian sedang mengobrol dengan calon mertuanya, sedangkan Irul masih tidur di kamarnya.

"Ibu seneng banget, terimakasih ya nak karna kamu bersedia tinggal disini, bahkan kamu rela melepaskan pekerjaan kamu demi ibu". Ucap Ibu Ida sambil mengelus punggung Dian yang sedang memeluk calon ibu mertuanya dari samping.

"Jangan berterimakasih bu, sebagai wanita yang akan menjadi istri mas Irul, Dian tidak akan mungkin membiarkan mas Irul melupakan Ibunya, dulu Ibu dengan tulus sudah merawat mas Irul hingga mas Irul bisa seperti sekarang, sekarang waktunya mas Irul membalas kasih sayang Ibu, dan sebagai menantu, Dian sudah seharusnya ikut merawat Ibu, karna Ibu adalah surganya suami Dian". Ucap Dian dengan lembut.

"MasyaAllah, Ibu dan Irul sangat beruntung ada kamu di tengah tengah kami nak, Ibu harap Ibu bisa lebih lama menemani kalian". Ucap Ibu Ida sedih.

"Ibu kenapa bicara seperti ini, Dian akan selalu mendoakan Ibu panjang umur dan selalu sehat". Ucap Dian.

"Ibu harus sehat agar bisa menimang anak Irul dan Dian". Ucap Irul tiba tiba di belakang Dian.

"Mas". Ucap Dian manja dengan wajah yang sudah memerah.

"Loh kan bener sayang, setelah nikah kan kita bakalan punya anak sayang". Jawab Iru.

"Aamiin, ibu doakan acara pernikahan kalian lancar, dan kalian cepat di beri momongan". Ucap ibu Ida.

"Aamiin". Jawab Dian dan Irul kompak.

Irul memeluk kedua wanita yang menjadi tahta tertinggi di hidupnya.

"Udah sore, Dian mau masak buat makan malam dulu ya bu.. mas". Ucap Dian.

"Kamu istirahat aja sayang, kamu pasti masih capek, biar bi Nining yang masak hari ini, kamu besok aja masaknya yah, lagian ibu masih kangen pengen ngobrol sama mantu cantik ibu ini". Ucap bu Ida.

"Ya udah deh, Dian nurut kata ibu". Jawab Dian.

Irul mendekat kepada kedua wanita tersayangnya dan duduk di samping tempat duduk Dian.

"Kamu udah ngabarin yang lain belum sayang kalo kita udah nyampe rumah". Tanya Irul.

"Oia mas aku lupa, tadi sih aku liat ada pesan dari Aini dan Risa yang nanyain kita, aku telfon aja gimana mas". Jawab Dian.

"Video call saja nak, ibu juga mau liat kedua sahabat kamu, ibu kan belum pernah melihat mereka". Usul bu Ida.

Dian melirik Irul, setelah Irul mengangguk, Dian pun langsung melakukan panggilan video call kepada Aini, Risa dan Lisa. Dian yakin mereka masih bersama dengan pasangan mereka masing masing.

Tak menunggu waktu lama, panggilan Dian tersambung dengan ketiga wanita yang di telfonnya

"Diii sayangkuu, kok baru nelfon sih, mentang mentang sama calon suami lupa sama kita". Ucap Aini heboh.

Mendengar suara Aini yang begitu heboh membuat ibu Ida terkejut sekaligus heran. sedangkan Irul hanya bisa geleng kepala, dia sudah tidak heran dengan sikap bar bar dari sahabat calon istrinya itu. Dian sendiri malah tertawa karna melihat Risa yang memutar bola matanya melihat kelakuan sahabat mereka. Lisa hanya diam tapi tidak dengan Khalil yang langsung menegur Aini.

"Woy mulut toa, kamu apa ngga bisa kalem dikit hah, kamu ngga liat itu ada ibunya Irul loh". Ucap Khalil.

Aini dan yang lain baru tersadar bahwa Dian tidak sendiri, mereka menampilkan senyum kepada bu Ida, sedangkan Aini menyengir, merasa tidak enak karna sudah berlaku tidak sopan.

"Tidak apa apa nak, ibu paham kok". Ucap bu Ida tersenyum.

"Ibu bagaiamana kabarnya, apa ibu tidak kangen dengan kami". Ucap Umar.

Khalil dan Umar sudah begitu dekat dengan ibu Irul, mereka berdua sudah di anggap anak oleh bu Ida.

"Ibu pasti kangen dong sama kedua anak bujang ibu yang jauh, kalian kapan susul Irul bersama calon istri kalian". Ucap bu Ida.

"InsyaAllah 3 hari sebelum acara, kami semua susul Irul bu, tapi kalo calon istri Umar yang cantik ini akan lebih dulu kesana bu, seminggu sebelum acara Risa akan berangkat dengan sahabat Dian yang satu lagi, yang tadi suaranya yang paling keras bu". Ucap Umar sambil merangkul Risa yang tersenyum manis menatap bu Ida.

"Risa cantik sekali nak, Ibu tunggu kalian ya cantik". Ucap bu Ida tersenyum.

"Terimakasih bu". Jawab Risa.

"Ibu kenalkan ini namanya Lisa, dia kekasih Khalil bu, yang akan jadi ibu dari anak anak Khalil nantinya". Ucap Khalil bangga.

Lisa yang di perkenalkan seperti itu tersenyum malu kepada bu Ida.

"Cantik sekali kamu nak, kenapa Lisa tidak datang lebih awal bersama calon istrinya Umar saja Lil". Ucap bu Ida.

"Maaf bu, Lisa masih harus kerja, tidak enak jika mengambil cuti terlalu lama". Jawab Lisa dengan sopan.

"Tidak papa nak, ibu mengerti". Ucap bu Ida.

"Lisa itu seorang mahasisiwi bu, dia kuliah sambil bekerja". Ucap Irul yang tidak terlihat wajahnya.

"Pantas ibu lihat Lisa seperti lebih muda di banding kalian, kok kamu mau sama anak ibu yang sudah tua itu nak". Ucap bu Ida yang menggoda Khalil.

Ucapan bu Ida membuat semua tertawa kecuali Lisa yang menunduk malu.

"Ibu kok tega banget sama anak bujangmu yang tampan ini". Ucap Khalil.

"Idih, geli gue liat lu". Ucap Umar.

Bu Ida hanya bisa geleng kepala melihat Umar dan Khalil, bukan hal baru bagi bu Ida melihat keduanya berdebat, memang seperti itu persahabat anak lelakinya.

Obrolan via video call berjalan lumayan lama, hingga menjelang maghrib barulah Dian memutuskan panggilannya.

"Dian izin ke kamar dulu ya bu, Dian mau mandi dulu". Ucap Dian kepada bu Ida.

"Iya sayang, ibu juga mau mandi dulu, nanti kita sholat berjamaah aja yah". Ucap bu Ida.

Di rumah Irul terdapat satu ruangan yang di design menjadi mushola.

Ibu Ida sudah masuk ke kamarnya lebih dulu.

"Mas udah mandi kan". Tanya Dian.

"Udah sayang, mas tinggal ganti baju aja terus ke mesjid". Jawab Irul.

"Kalo gitu aku tinggal ke kamar dulu ya mas, aku mau mandi dulu, mas Irul kalo udah selesai langsung berangkat ke mesjid aja ya mas". Ucap Dian.

"Iya sayang". Jawab Irul.

Dian masuk ke kamarnya, di rumah itu Dian tetap menempati kamar pribadi Irul, sedangkan Irul tidur di kamar tamu.

Tiba waktunya makan malam, bi Nining sedang menyiapkan makan malam ke meja makan dengan di bantu oleh Dian. Tinggal menunggu Irul yang masih belum kembali dari mesjid, seperti pria pada umumnya, mereka akan mengobrol di mesjid setelah sholat dengan bapak bapak yang lain, begitu juga dengan Irul.

"Assalamu'alaikum". Ucap Irul yang baru pulang dari mesjid.

"Wa'alaikumussalam, kok baru pulang nak". Tanya bu Ida.

"Biasa bu, bapak bapak ngajak ngobrol, mereka nanyain acara pernikahan Irul. Oia, Dian mana bu". Jawab Irul.

"Aku disini mas". Ucap Dian yang tersenyum sambil berjalan mendekati Irul dan bu Ida.

Saat mendengar suara Irul, Dian segera menyelesaikan menyiapkan makanan lalu keluar menyambut Irul.

"Makan malamnya udah siap bu, mas Irul ganti baju dulu gih abis itu nyusul kami ke meja makan ya mas". Ucap Dian.

"Duh bu liat kan calon menantu ibu ini, Irul ngerasa udah jadi suaminya Dian ini bu". Ucap Irul.

Bu Ida hanya tersenyum sembari geleng kepala melihat tingkah anak semata wayangnya ini, Dian sendiri terkekeh geli mendengar penuturan calon suaminya itu.

"Udah udah, cepet kamu ganti baju nak, kita makan malam". Ucap bu Ida.

"Siap kanjeng ratu". Jawab Irul lalu tertawa menuju kamarnya.

Dian dan bu Ida ikut tertawa. Dian menuntun bu Ida menuju meja makan. Menarik kursi untuk calon mertuanya, bu Ida begitu bahagia mendapat perlakuan itu dari calon menantu cantiknya. Bu Ida sangat bersyukur anaknya mendapatkan wanita sebaik Dian. Tidak hanya wajahnya yang cantik, tapi hatinya juga cantik. Dia berharap Dian dan Irul akan selalu berjodoh hingga jannah.

"Ibu mau makan nasi pake apa bu". Tanya Dian sebelum mengisi piring bu Ida.

"Ibu mau sayur asemnya deh nak, sama ikan gorengnya, ibu minta tempenya juga, sambelnya dikit aja takutnya ibu kepedesan". Jawab bu Ida.

Dian pun mengambilkan semua yang di inginkan bu Ida lalu memberikan piring yang sudah dia isi kepada bu Ida. Saat sedang mengisi piringnya, Irul datang dan duduk di kursi tepat di samping Dian.

"Mas mau makan apa mas". Tanya Dian setelah mengisi piringnya.

"Mas mau sayur sop sama ayam gorengnya sayang, tahu kayaknya enak juga, sambelnya banyakin ya sayang". Jawab Irul.

Setelah semua piring terisi nasi dan lauk pauk kesukaan mereka, mereka langsung makan dengan tenang, Dian menikmati masakan bi Nining, Dian memang suka dengan masakan bi Nining.

Setelah selesai makan, Dian membereskan bekas makan mereka, Dian meminta bu Ida dan Irul untuk keluar lebih dulu, dia akan membantu bi Nining dengan membawa semua piring kotor ke tempat cucian piring. Dian tidak di izinkan untuk mencuci piringnya oleh Irul, jadi dia hanya membawakan piring kotor, setidaknya telah meringankan pekerjaan bi Nining.

Bu Ida berkumpul di ruang keluarga dengan anak dan calon menantunya. Dian tadi membawakan susu hangat untuknya dan kopi untuk Irul.

Mereka mengobrol membicarakan acara pernikahan Irul dan Dian nanti, semua persiapan tinggal 8%, Irul membayar mahal sebuah WO terkenal di kotanya.

Untuk baju pengantin Irul dan Dian, Aini sendiri yang akan membawanya.

Bu Ida sudah melihat baju pengantin keduanya, dia sangat suka dengan rancangan sahabat Dian.

"Sahabat kamu yang bernama Aini itu apa belum memiliki kekasih nak". Tanya bu Ida kepada Dian.

"Dia sudah tunangan bu, calon suaminya Aini kakak kandung Risa, namanya bang Farel, insyaAllah bang Farel juga akan hadir di pernikahan kami". Jawab Dian.

"MasyaAllah, ibu senang kalian semua sudah menemukan pasangan masing masing, semoga sahabat sahabat kalian segera menyusul kalian ya nak". Ucap bu Ida.

"Aamiin, doakan kami bu". Ucap Dian.

"Pasti nak, sahabat kalian ibu anggap anak semua, apalagi selama ini orangtua kedua sahabat kamu juga sangat menyayangi calon menantu ibu". Ucap bu Ida sambil memeluk Dian.

Irul sangat bahagia melihat kedekatan kedua wanita yang sangat berarti di hidupnya.

1
Yani
Cepat halallin Rul
Yani
Ternyata Aini sama Farel
Yani
Dian cemburu
Yani
Aku kira Dian pake ternyata engga ya?
Yani
Mas apa abang 😊
Yani
Layanya sama ada hati ni
Yani
Jangan dingin" bang
Yani
Apakah jodohnya Dian?
Yani
Seru kauanya
Mrs.Ozora: selamat membaca kak
total 1 replies
Yani
Mampir ah...
Mrs.Ozora: boleh dong kak
total 1 replies
nis_ma
semangat berkarya, kak 🔥
Mrs.Ozora: terimakasih kak🙏
total 1 replies
Joanita Missella
salam kenal dari malaysia..suka baca cerita ini../Smile/
Joanita Missella: dari sarawak
nis_ma: dari negeri mane KK?
total 3 replies
Maito
Bukan main bagusnya.
Mrs.Ozora: Alhamdulillah, terimakasih kak dukungannya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!