TIERS

TIERS

Chapter 1

AYUNAN pedang dan tombak saling beradu. Ribuan anak panah melesat dengan kecepatan tinggi, menghantam ratusan iblis di luasnya Tanah Merah.

Tiga hari sudah berlalu. Namun, tak ada di antara kawanan iblis, maupun manusia yang mau berdamai. Sampai akhirnya, secarik kertas datang dari cengkeraman kaki burung elang, memberikan kabar duka bagi kawanan iblis dan manusia.

"Raja Iblis telah ... tewas."

"Dewa kita telah ... tewas."

Kawanan iblis dan manusia berteriak lantang, mengira Dewa manusia tewas karena perbuatan Raja Iblis, dan begitu pula sebaliknya. Namun, pertikaian tidak berlangsung lama, saat sosok wanita datang bersama seekor naga besar di atas tunggangan.

Kawanan iblis maupun manusia nyaris terjerembab saat sayap besar naga mengepak, membentuk pusaran angin begitu besar, hingga dua kaki besarnya menapak Tanah Merah.

Rambut pirangnya yang panjang dan bergelombang saling meliuk, saat dia melompat turun dari atas tubuh si naga besar, menapakkan kakinya di atas bebatuan besar. Sementara mata merahnya menyorot tajam ke hadapan dua kubu di bawah.

"Saya iblis, tapi juga manusia."

Iblis dan manusia saling beradu pandang, cukup terkejut akan pengakuan itu. Terlebih, tubuh wanita itu memang seluruhnya manusia, kecuali dua tanduk di atas kepalanya.

"Saya datang ke sini atas perintah dari dua pimpinan kubu. Kalian mungkin mengira, jika Dewa Arthory tewas karena ulah Raja Iblis, begitu juga sebaliknya."

"Namun, dugaan kalian salah besar!"

Kawanan iblis dan manusia terdiam, antara tidak percaya tapi juga ada yang sedikit percaya.

"Pimpinan kalian sengaja membunuh diri mereka sendiri demi kalian! Demi kalian iblis dan manusia berdamai!"

Wanita itu menarik napas panjang. "Dan saya sebagai manusia dan juga iblis, akan menghukum kalian, atas perintah Dewa Arthory dan Raja Iblis."

Sekali lagi, wanita itu menarik napas sebelum mengeluarkan sebuah buku merah dengan ukiran pedang dan tanduk iblis di sampulnya.

"Di buku ini takdir akan membawa kalian, iblis dan manusia di dunia yang berbeda. Kalian, akan terkurung, untuk selama-selamanya! Dewa Arthory dan Raja Iblis tewas, karena ingin membersihkan dunia ini agar menjadi peradaban yang makmur."

Lingkaran besar keluar dari buku yang wanita itu buka, membentuk lubang kegelapan di atas merahnya langit dan awan. Wanita itu menarik napas pelan, kemudian mendongak untuk menatap kawanan iblis dan manusia seksama.

"PIMPINAN KALIAN MEMBERIKAN PENGORBANAN BESAR! DENGAN MEREKA TEWAS, MAKA DUNIA BARU AKAN LAHIR, BEGITU JUGA DENGAN KALIAN MANUSIA DAN IBLIS!"

Bersamaan dengan kawanan iblis dan manusia yang mulai terhisap ke atas, suara lantang wanita itu tetap tidak menghilang.

"SEBAGAI BENTUK DUNIA BARU, KALIAN MANUSIA DAN IBLIS AKAN TINGGAL DALAM DIMENSI YANG BERBEDA! DALAM KEHIDUPAN DAN LINGKUNGAN YANG BERBEDA!"

Tepat suara wanita itu berhenti, lubang hitam kembali masuk ke tiap lembaran buku, yang kemudian wanita itu tutup rapat setelah menyegelnya dengan kekuatan besar.

"Dengan ini, semoga pengorbanan kalian tidak akan sia-sia."

...¤...

"Humans and Demons?"

Finn mengerutkan kening setelah membaca buku aneh yang ia temukan di perpustakaan. Tiap lembar sangat tebal, dan mungkin akan membutuhkan waktu seharian penuh untuk menyelesaikannya.

"Lo nggak ngerti 'kan, soal buku itu?"

Frey datang dan langsung menahan tangan Finn yang hendak mengembalikan buku ke rak. Untuk sesaat, kening Finn mengkerut, tepat saat tangan Frey merebut buku itu dari tangannya.

"Gue udah baca nih buku. Lo tahu nggak, berapa lama gue habisin waktu buat baca nih buku?" Frey menatap lekat mata biru kristal Finn sambil sesekali menarik kecamatanya yang merosot.

Finn mengetuk dagu dengan jemari. "Satu hari, maybe?"

Frey sontak tertawa. "Salah, bego! Lebih tepatnya, satu Minggu penuh!"

Finn geleng-geleng kepala, tapi juga tidak akan terlalu heran jika ini Frey. "Jangan bilang lo sampe tidur jam tiga malem cuman buat tuh buku jelek?"

Finn melongo sambil berdecak saat Frey memberikan anggukan. Nampak tidak ada kebohongan di mata coklatnya. Sangat Frey sekali.

"Sebenernya, kalau cuman baca sih, satu hari juga bisa. Asal gue sampe ketiduran. Ini harus dipahami tiap kata yang gue baca. Jadi yah ... gitu."

Dipahami? Finn berkaca pinggang sambil geleng-geleng kepala. Sementara Frey menyengir, menampakkan deretan giginya yang bersih sambil garuk-garuk kepala.

Finn mengangkat bahu sambil memasukkan kedua tangan ke saku celana. Dia kemudian menyenderkan punggung ke dinding. Burung-burung bertengger di atas dahan pohon, begitu kaca jendela dia buka.

Frey mendekat. "Buku itu tentang sejarah dunia ini ribuan tahun lalu."

Frey mengerucutkan bibir saat Finn sama sekali tidak menanggapi. Tapi dia tetap antusias dan semakin mendekat, ikut menyenderkan punggung berhadapan dengan Finn.

"Ribuan tahun lalu, iblis dan manusia tinggal di lingkungan yang sama. Bahkan, iblis udah kayak teman aja bagi manusia. Tapi kemudian, ada yang buat mereka saling berseteru dan menyebabkan adanya perang dunia."

Finn menguap lebar dengan mata terbuka tutup berulang kali. Dia ingin pergi, tapi Frey memegang pergelangan tangannya, tanpa mau melepas barang sedetik. Sementara mata coklat anak itu masih mengamati beberapa ekor burung yang beterbangan.

"Mungkin, kalau nggak karena Dewa yang memimpin manusia, dan Raja Iblis yang memimpin iblis yang membunuh diri mereka sendiri untuk berkorban. Kita nggak akan bisa lahir. Dan sampai sekarang, hanya akan ada perang dan perang."

Finn memutar bola mata, kemudian menyentak lepas tangannya. Setelah itu berlari pergi dengan tangan masuk saku celana. Tidak memperhatikan jalan, dan tanpa sadar menabrak seseorang yang juga berlari ke arah berlawanan.

"Maaf, maaf. Gue nggak— Bu Linda? Kenapa?"

Bu Linda susah payah berusaha berdiri dan lanjut berlari tanpa mempedulikan Finn. Tepat ketika Finn hendak melanjutkan langkah, bunyi sirine darurat sekolah berbunyi, bersama ledakan yang terjadi, menghancurkan sebagian gedung sekolah.

Finn spontan mundur, saat atap gedung runtuh, nyaris menghantam kepalanya. Dia bernapas lega dan spontan berbalik dan berteriak cukup kencang.

"FREY WOI! LO DI MANA? KELUAR CEPET!"

Atap gedung lagi-lagi runtuh, tepat saat Finn hendak kembali ke perpustakaan. Mata Finn membola saat ledakan kembali terjadi, dan kali ini menghancurkan bagian perpustakaan sekolah.

"FREY!"

Finn hendak berlari ke bagian perpustakaan, tapi bajunya lebih dulu tertarik ke belakang. Beberapa kali memberontak, tarikan di bahunya kian kencang, hingga tiba di halaman luas depan gedung sekolah.

"LO APA-APAAN SIH! Temen gue di dalem! Gue harus ke sana!"

"JANGAN BEGO! Lo bakal ma*i kalau ke sana!"

Deon memegang kedua bahu Finn, menatap mata biru kristal itu tegas. "Jangan, ke sana!"

Finn kalang kabut dan tanpa sadar melayangkan tinju, mengenai pipi Deon hingga dia terjatuh ke tanah. Sementara Finn menggeram dengan tangan terkepal kuat.

"DIA TEMEN GUE SATU-SATUNYA! LO TAHU APA, HA? Lo cuman tukang bully nggak punya etika!"

Deon bergerak cepat dan langsung menahan tangan Finn yang lagi-lagi hendak pergi. Dia sampai tidak sadar, akan mata Finn yang berubah ungu kemerahan menyala dengan bola mata seperti binatang buas.

"FREY!"

Terpopuler

Comments

Agis

Agis

aku mampir kakak semangat.

2024-03-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!