"Sekarang kita memang sudah menikah, tapi bukan berarti kamu berhak atas diriku! Semua ini aku lakukan atas kemauan kakek dan Putri ku. Karena bagiku kau tetaplah baby sitter putri ku! Camkan itu!" ucap Revan dingin.
Deg
Sakit itulah yang di rasakan oleh Anin, mendengar ucapan mantan majikannya barusan yang sekarang sudah menjadi suaminya itu. Kalau memang tidak suka dengan perjodohan ini kenapa lelaki itu harus menerimanya.
"Saya tahu tuan, saya sadar diri siapa saya." balas Anin.
Bagaimana dengan kisah mereka berdua? jangan lupa mampir ya ke novel baru Author.. hanya di Novel Toon 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Ziah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 08
Sementara di ruang tv kakek Ray dan Revan sedang berbicara perihal sikap Yuna tadi.
"Revan, kakek sama dengan Yuna tidak menyukai Gladies." ucap Kakek Ray.
"Tapi apa kek yang membuat kalian itu tidak menyukainya?!" tanya Revan gak habis pikir.
"Dia tidak baik untuk kamu Revan.. Sudah berapa kali kakek katakan padamu. Wanita itu tidak sebaik yang kamu pikirkan!" ucap sang kakek.
"Itu karena kalian belum mengenalnya! Pokoknya Revan akan tetap menikahi Gladies." Keke Revan yang tetap mau menikahi Gladies.
"Meskipun Yuna tidak menyukai wanita itu?!" Revan menganggukkan kepalanya. "Kamu egois Revan!" sentak Kakek.
"Egois! Revan egois?! Bukannya kakek yang egois tidak mau menerima Gladies sama sekali tanpa mau memberikannya kesempatan untuk mengenal kalian, padahal dia kebahagiaan Revan." jelas Revan.
Kakek Ray menghela nafasnya, "Ya! kamu sangat egois Revan. Kamu lebih mementingkan kebahagiaan kamu dari pada kebahagiaan Yuna, putri mu sendiri. Apa bedanya kamu dengan mantan istri kamu, hah?! yang rela meninggalkan buah hatinya demi karir yang gak seberapa itu. Kalian ternyata sama-sama egois! rela mengabaikan kebahagiaan putri kalian sendiri." ucap Kakek yang sudah amat kesal pada cucunya itu.
"Setidaknya Revan tidak pernah meninggalkan Yuna kek. Tapi apa salah kalau Revan mencari kebahagiaan Revan kek?!" tanya Revan.
"Tidak salah, tapi disini kamu sudah memiliki anak. Dan seharusnya orang tua lebih mementingkan kebahagiaan anaknya terlebih dahulu. Apakah sekali saja kamu pernah bertanya pada Yuna apa keinginannya? Jangan hanya karena dia tertawa, senang dan bahagia jika kamu kasih mainan menurut kamu dia sudah bahagia..! Itu belum tentu Revan." ujar kakek Ray lagi menjelaskan ke cucunya.
"Tapi seiring berjalan waktu, Yuna pasti bisa menerima Gladies sebagai ibu sambungnya kek.." ucap Revan yang masih Kekeh.
"Sebenarnya kakek sudah memiliki calon untuk kamu Revan, yang lebih baik dari pacar kamu itu."
"Hah, apa?! Kakek mau jodohin Revan, gitu! Oh Revan tahu sekarang kenapa kakek tidak mau menerima Gladies, ternyata kakek sudah punya pilihan dan kakek tidak bicarakan ini dulu pada Revan..! Tapi maaf kek sebanyak apapun kakek mau menjodohkan Revan dengan pilihan kakek, Revan tidak akan setuju dan tidak akan mau. Pilihan Revan tetap Gladies." tolak Revan langsung.
"Baiklah kalau kamu masih tetap ingin menikah dengan wanita itu, biar kakek pergi dari rumah ini membawa Yuna. Buat apa tinggal sama kamu dan wanita itu jika membuat cicit kakek tidak bahagia. Malang sekali gadis kecil itu memiliki orang tuan yang sama-sama egois." ancam kakek yang langsung menjalankan kursi rodanya meninggalkan Revan di ruang tv. Sementara Revan diam terpaku mendengar ancaman kakeknya barusan.
***
Sudah tiga hari Yuna mendiamkan Revan, gadis kecil itu masih marah pada papanya. Yuna bahkan menolak ketika Revan ingin mengantarkannya ke sekolah. Makan pun Yuna tidak mau satu meja dengan papanya. Yuna lebih memilih makan di kamarnya atau gak di kamar kakeknya. Revan juga sudah meminta tolong pada Anin agar anaknya mau bicara padanya, tapi sayang putrinya masih tidak mau berbicara padanya sampai membuat ia kesal sendiri.
Setelah pulang sekolah di jemput oleh Anin, kini Yuna berbaring sambil memeluk boneka kesayangan nya.
"Princess ini papa, buka dong pintu nya sayang.. Papa mau bicara loh sama princess papa.." bujuk Revan.
Hari ini Revan memilih untuk libur, karena dirinya ingin membujuk putrinya yang masih mendiamkannya.
"Apa princess udah gak sayang lagi sama papa.." ucap Revan sedih. "Sayang buka dong pintunya.. Papa kangen banget sama princess." ucap Revan lagi.
"Papa pergi aja sana tempat Tante penyihir! Yuna gak mau ngomong sama papa." teriak Yuna dari dalam.
"Sayang maafin papa please.. Papa akan turutin apapun kemauan Yuna, assal pintunya di buka dan Yuna gak diamin papa lagi." ucap Revan yang masih terus berusaha membujuk Yuna.
"papa bohong..!"
"Enggak sayang.. Papa gak akan bohong, papa janjii akan turuti semua keinginan princess." sahut Revan. "Sayang please buka pintunya.." bujuknya lagi.
Tak berapa lama terdengar suara pintu terbuka, dan terlihat wajah cemberut Yuna sembari menatap Revan dengan tajam. Sementara Revan sangat lega akhirnya putrinya mau membuka pintunya.