Ye Chen, sang "Kaisar Pedang Langit", pernah berdiri di puncak dunia kultivasi. Pedangnya ditakuti oleh Iblis dan Dewa di Sembilan Langit. Namun, di saat ia mencoba menembus ranah terakhir menuju keabadian, ia dikhianati dan dibunuh oleh saudara angkat serta kekasihnya sendiri demi merebut Kitab Pedang Samsara.
Namun, takdir belum berakhir baginya.
Ye Chen tersentak bangun dan mendapati dirinya kembali ke masa lalu. Ia kembali ke tubuhnya saat masih berusia 16 tahun—masa di mana ia dikenal sebagai murid sampah yang tidak berguna di Sekte Pedang Patah.
Sekte Pedang Patah hanyalah sekte kelas tiga yang sedang di ambang kehancuran. Pusaka mereka hilang, teknik mereka tidak lengkap, dan murid-muridnya sering menjadi bulan-bulanan sekte lain.
Tapi kali ini, ada yang berbeda. Di dalam tubuh pemuda 16 tahun itu, bersemayam jiwa seorang Kaisar yang telah hidup ribuan tahun.
Dengan ingatan tentang teknik kultivasi tingkat Dewa yang hilang, lokasi harta karun yang belum ditemukan...........
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rikistory33, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bayangan Darah di Atas Arena
Jeda istirahat satu jam terasa sangat singkat dan mencekam.
Di tenda medis Sekte Harimau Hitam dan Awan Ungu, suasananya seperti rumah duka. Jeritan kesakitan terdengar tanpa henti saat tabib berusaha menyambung tulang-tulang yang dipatahkan Ye Chen. Zhao Feng dan Nangong Yun sudah sadar, namun tatapan mereka kosong, jiwa mereka hancur total.
Di sisi lain, di tenda Sekte Pedang Patah, suasananya hening namun penuh kewaspadaan.
"Ye Chen," Master Sekte Lin Feng berbicara dengan nada rendah. "Lei Ba tidak akan membiarkan ini berakhir begitu saja. Aku melihat dia berbicara dengan seseorang berjubah hitam di belakang tenda mereka tadi. Hati-hati, babak kedua mungkin bukan lagi kompetisi, tapi eksekusi."
Ye Chen sedang duduk memejamkan mata, memulihkan sedikit Qi-nya. Dia membuka mata perlahan.
"Biarkan mereka datang. Semakin keras mereka meronta, semakin cepat mereka mati."
DONG! DONG!
Gong berbunyi menandakan dimulainya Babak Kedua yaitu Duel Arena Tunggal.
Wasit Agung kembali ke tengah panggung. Wajahnya sedikit masam melihat kondisi peserta yang "cacat".
"Karena mayoritas peserta dari Sekte Harimau Hitam dan Awan Ungu mengalami cedera berat..." Wasit Agung melirik sinis ke arah Ye Chen, "...Maka format turnamen diubah. Setiap sekte hanya boleh mengirimkan satu perwakilan untuk pertarungan Sudden Death. Pemenang mengambil gelar Juara Umum."
Semua mata tertuju pada Ye Chen. Tentu saja dia yang akan maju.
"Sekte Pedang Patah, siapa perwakilan kalian?"
Ye Chen berdiri dan melompat ringan ke atas panggung batu. Dia berdiri tegak, jubah ungunya berkibar.
"Sekte Awan Ungu?" panggil Wasit.
Master Sekte Nangong Yi mengertakkan gigi. Dia melihat putranya yang lumpuh. "Sekte Awan Ungu... Mengundurkan diri!"
Sorakan cemooh terdengar. Sekte Awan Ungu menyerah tanpa bertanding. Mental mereka sudah dihancurkan oleh Ye Chen di babak pertama.
"Sekte Harimau Hitam?"
Master Sekte Lei Ba berdiri. Senyum mengerikan terukir di wajah brewoknya.
"Sekte Harimau Hitam tidak akan pernah mundur!" teriak Lei Ba. "Zhao Feng memang tidak berguna. Tapi untungnya, aku masih memiliki satu murid yang baru saja menyelesaikan latihan tertutup."
Lei Ba menepuk tangannya dua kali.
"Keluar, Gui Sha."
Dari bayang-bayang di belakang tribun Sekte Harimau Hitam, sesosok tubuh berjalan keluar.
Suhu udara di lembah itu mendadak turun.
Sosok itu mengenakan jubah hitam longgar yang menutupi seluruh tubuhnya. Dia berjalan lambat, menyeret sebuah sabit besar berkarat di tanah, menciptakan suara gesekan yang ngilu. Sreeet... Sreeet...
Saat dia naik ke panggung dan membuka tudung kepalanya, penonton menahan napas.
Wajahnya pucat seperti mayat yang direndam air berhari-hari. Matanya tidak memiliki bagian putih, hitam seluruhnya. Dan yang paling mengerikan, di lehernya terdapat tato Kelabang Merah yang seolah bergerak hidup.
"Gui Sha?" Lin Feng mengerutkan kening. "Aku tidak pernah mendengar nama murid ini di daftar Sekte Harimau Hitam."
Ye Chen menatap lawan barunya. Hidungnya kembang kempis sedikit.
Bau ini... batin Ye Chen. Bau darah segar yang dibusukkan. Teknik Mayat Hidup?
"Mulailah!" teriak Wasit Agung, lalu segera mundur menjauh karena merasa tidak nyaman dengan aura Gui Sha.
Gui Sha tidak bicara. Dia hanya menatap Ye Chen dengan mata hitamnya yang kosong, lalu menjilat bibirnya dengan lidah yang bercabang.
"Dagingmu... wangi..." suara Gui Sha terdengar seperti gesekan kertas pasir.
WUSSH!
Tanpa aba-aba, Gui Sha menghilang.
Kecepatannya dua kali lipat lebih cepat dari Zhao Feng saat menggunakan pil terlarang!
Detik berikutnya, sabit besar itu sudah berada di leher Ye Chen.
Ye Chen bereaksi cepat. Dia mengangkat gagang pedangnya, memunculkan bilah energi pendek untuk menangkis.
TRANG!
Ye Chen terdorong mundur tiga langkah. Tangannya terasa sedikit kebas.
"Kuat," komentar Ye Chen datar. "Kekuatan fisik murni setara Pembentukan Pondasi Tahap Menengah. Kau bukan manusia, kan?"
Gui Sha tidak menjawab. Dia menerjang lagi, sabitnya berputar seperti baling-baling maut. Serangannya liar, tidak memiliki pola, seperti binatang buas yang mengamuk.
Ye Chen terus bertahan. Setiap kali sabit dan pedang beradu, percikan api hitam muncrat.
Penonton tegang. Ini pertama kalinya mereka melihat Ye Chen terdesak mundur!
"Hahaha! Habisi dia, Gui Sha! Robek jantungnya!" Lei Ba bersorak kegirangan dari tribun.
Ye Chen melompat mundur untuk menjaga jarak. Namun, Gui Sha tiba-tiba membuka mulutnya lebar-lebar.
CUIH!
Semburan kabut hijau beracun melesat dari mulutnya.
Ye Chen menyipitkan mata. Dia menahan napas dan mengaktifkan Qi Pelindung Emas-nya.
Fwoosh!
Kabut racun itu mengenai perisai Qi Ye Chen dan mendesis, mencoba melarutkannya. Lantai batu di bawah kaki Ye Chen meleleh menjadi cairan hitam.
"Racun Mayat Seribu Tahun," gumam Ye Chen. "Teknik khas Sekte Iblis Darah cabang Nekromansi."
Ye Chen menatap Lei Ba di tribun. "Sekte Harimau Hitam... kalian benar-benar jatuh rendah. Menggunakan mayat hidup yang dikendalikan teknik iblis sebagai murid?"
Lei Ba tersentak. "Tutup mulutmu! Itu teknik rahasia sekte kami! Jangan menuduh sembarangan!"
"Rahasia?" Ye Chen tertawa dingin. Dia tiba-tiba berhenti mundur.
Aura di sekitar Ye Chen berubah. Jika tadi dia seperti pedang yang tajam, kini dia seperti matahari yang membakar.
"Kalian ingin bermain dengan mayat? Baiklah, aku akan mengirimnya kembali ke kuburan dengan cara yang pantas."
Ye Chen memegang pedangnya dengan dua tangan. Api Inti Bumi di dalam tubuhnya bergejolak, disalurkan sepenuhnya ke bilah pedang.
Bilah energi yang tadinya merah darah, kini berubah menjadi Putih Menyilaukan. Panas yang dipancarkan begitu hebat hingga udara di sekitar Ye Chen berdistorsi.
"Teknik Pedang Nirwana, Matahari Jatuh!"
Gui Sha, yang merupakan makhluk Yin (dingin/mayat), secara insting menjerit ketakutan merasakan aura Yang (panas/murni) yang ekstrem itu. Dia mencoba untuk lari.
"Tapi SudahTerlambat."
Ye Chen menebas dari jarak jauh.
Bukan bilah pedang yang keluar, melainkan gelombang api putih berbentuk bulan sabit raksasa.
Gelombang api itu menelan Gui Sha sepenuhnya.
"GRAAAAAH!"
Jeritan Gui Sha bukan suara manusia, melainkan suara kumpulan roh jahat yang terbakar. Tubuhnya yang sekeras baja meleleh seperti lilin. Tato kelabang di lehernya meledak.
Dalam hitungan detik, tidak ada lagi Gui Sha. Hanya ada tumpukan abu hitam di atas panggung.
Bahkan sabit besarnya pun meleleh menjadi cairan logam.
Hening.
Lagi-lagi, kemenangan mutlak. Tapi kali ini, Ye Chen tidak menyarungkan pedangnya.
Dia berdiri di tengah panggung, pedangnya yang masih menyala putih diarahkan lurus ke wajah Lei Ba di tribun.
"Lei Ba!" suara Ye Chen menggelegar, diperkuat dengan Qi. "Muridmu tadi adalah Puppet Mayat dari Sekte Iblis Darah, Kau bersekongkol dengan aliran sesat!"
Wajah Lei Ba pucat pasi, lalu berubah merah karena panik. Wasit Agung menatap tumpukan abu itu dengan curiga. Bau busuk mayat yang terbakar memang sangat menyengat, ciri khas teknik iblis.
"Omong kosong! Kau membunuhnya sampai jadi abu untuk menghilangkan bukti!" elak Lei Ba. "Kau yang iblis!"
Ye Chen tersenyum sinis. "Bukti? Abunya mungkin hilang, tapi..."
Ye Chen menunjuk ke arah tribun Sekte Pedang Patah, tepatnya ke arah Tetua Guo Huai.
Guo Huai tersentak kaget. Kenapa dia menunjukku?!
"Tetua Guo," panggil Ye Chen ramah. "Bukankah Anda yang mengatur pertemuan antara Master Sekte Lei Ba dengan utusan Sekte Iblis Darah tiga hari lalu?"
"APA?! Aku tidak..." Guo Huai panik.
"Jangan menyangkal," potong Ye Chen. "Aku menemukan token komunikasi di mayat pembunuh yang menyerangku di Ngarai Ratapan Hantu. Di dalamnya ada sisa pesan suaramu."
Ye Chen berbohong. Token itu tidak bisa merekam suara. Tapi Guo Huai yang sedang panik dan merasa bersalah tidak bisa berpikir jernih.
"Itu bohong! Aku sudah menghancurkan token itu setelah..." Guo Huai keceplosan. Dia menutup mulutnya dengan tangan, matanya terbelalak horor.
Satu lembah terdiam.
Lin Feng perlahan menoleh ke arah Guo Huai yang berdiri di sampingnya, Tatapan Lin Feng sedingin kutub utara.
"Kau... menghancurkannya setelah apa, Guo Huai?" tanya Lin Feng pelan.
Guo Huai gemetar. Dia tahu dia sudah tamat. Topengnya terbuka.
"Bukan... bukan begitu..." Guo Huai mundur selangkah.
Tiba-tiba, ekspresi Guo Huai berubah menjadi gila.
"Persetan!" teriak Guo Huai. "Ya! Memangnya kenapa?! Sekte Pedang Patah adalah kapal karam! Aku hanya mencari jalan selamat! Tuan Besar dari Sekte Iblis Darah menjanjikanku posisi Tetua Agung jika aku menyerahkan kepala Ye Chen!"
Guo Huai tiba-tiba mengeluarkan belati dan menerjang ke arah Lin Feng dari jarak dekat. "Mati kau!"
Namun, Lin Feng tidak bergerak.
Whuss!
Sebuah pedang cahaya putih melesat dari panggung arena, menempuh jarak ratusan meter dalam sekejap mata.
JLEB!
Pedang energi Ye Chen menembus dada Guo Huai, memaku tubuh tua itu ke sandaran kursi batu di belakangnya.
"Uhuk..." Guo Huai memuntahkan darah hitam. Tangannya menggapai-gapai udara, sebelum akhirnya terkulai lemas. Mati.
Ye Chen menurunkan tangannya di panggung. "Membersihkan sampah sekte... selesai."
Kekacauan pecah di Lembah Awan Terbelah.
"Sekte Iblis Darah! Ada penyusup Sekte Iblis Darah!" "Pengkhianat!"
Wasit Agung berdiri, wajahnya sangat serius. Keterlibatan Sekte Iblis Darah adalah masalah tingkat nasional, bukan lagi sekadar perselisihan antar sekte kecil.
"Sekte Harimau Hitam!" Wasit Agung menunjuk Lei Ba. "Kalian akan diperiksa oleh Aliansi! Jika terbukti bekerja sama dengan aliran sesat, sekte kalian akan dimusnahkan!"
Lei Ba tahu dia sudah kalah segalanya. Reputasi hancur, murid andalan mati, rencana terbongkar.
Mata Lei Ba menjadi merah gelap. Dia menatap Ye Chen, sumber dari segala kehancurannya.
"Semua ini gara-gara kau... bocah sialan!"
Lei Ba mengambil sebuah gulungan hitam dari balik bajunya dan merobeknya.
"Jika aku hancur... kalian semua ikut hancur bersamaku! Formasi Pemanggilan Darah Agung: Aktif!"
Tanah di seluruh lembah bergetar hebat. Langit tiba-tiba menjadi gelap gulita. Pilar-pilar cahaya merah muncul dari empat penjuru lembah, membentuk kubah raksasa yang mengurung semua orang di dalamnya.
Dari tanah, tangan-tangan tulang mulai bermunculan.
"Dia mengaktifkan Formasi Pengorbanan!" teriak Wasit Agung panik. "Dia ingin mengorbankan ribuan nyawa penonton untuk memanggil Iblis Sejati!"
Lei Ba tertawa gila. "Hahaha! Makanlah! Makanlah darah mereka semua, Tuan Iblis!"
Kepanikan massal terjadi. Penonton berlarian tapi terhalang dinding energi merah.
Ye Chen berdiri tenang di tengah kekacauan itu. Dia menatap langit yang memerah.
"Memanggil Iblis?"
Bibir Ye Chen melengkung membentuk senyum yang membuat Lei Ba berhenti tertawa.
Ye Chen mengangkat pedang patahnya tinggi-tinggi.
"Lei Ba, kau membuat satu kesalahan fatal."
"Kau mencoba memanggil iblis..."
Aura hitam pekat jauh lebih gelap dan murni daripada aura Sekte Iblis Darah meledak dari tubuh Ye Chen, membentuk bayangan raksasa setinggi lima puluh meter di belakang punggungnya. Bayangan seorang Raja Iblis yang memegang pedang pembelah surga.
"...Di hadapan Raja Iblis yang sesungguhnya."