NovelToon NovelToon
Bukan Benih Suami

Bukan Benih Suami

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Cinta Terlarang / Anak Kembar / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:196.3k
Nilai: 5
Nama Author: Moena Elsa

Meyra Melati adalah istri dari Reynand, seorang manager perusahaan swasta yang besar.
Menjadi seorang manager mengharuskan dirinya untuk mengikuti segala kegiatan yang ada di kantor. setiap rapat internal tak ada yang boleh dilewatkan olehnya.
Hingga suatu hari, perusahaan tempat Meyra bekerja mengadakan pesta ulang tahun perusahaan. So pasti, Meyra pun ada ada di sana.
Tepat tengah malam Meyra merasakan pening yang luar biasa.
Saat sadar didapatinya, dirinya polos bertelanjang dada dan berada di ranjang yang sama dengan sang bos.
Apa yang terjadi? Bagaimana jika suamiku tahu? Saat pikiran sedang berkecamuk, sang bos terbangun.
Apa yang akan terjadi selanjutnya? No one knows.
Stay tune di sini...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moena Elsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertahan atau Lepaskan

"Sekarang, laporkan siapa bos dari pramusaji itu?" tanya Leo kembali serius.

"Kirain lupa? Ternyata masih ingat juga," Adnan ngedumel seperti biasanya.

Adnan meminum kopi yang barusan diantar oleh Linda, sekretaris Leo.

"Lin, thanks kopinya," seru Adnan.

"Sama-sama tuan Adnan," jawab Linda sopan.

Kalau biasanya sekretaris selalu nampak seksi dengan baju ketat, tidak dengan Linda.

Linda adalah sosok gadis yang dipilih oleh Adnan, karena dia yatim piatu. Selain itu budi pekertinya juga baik. Pakaiannya di kantor juga selalu sopan.

Adnan mengedipkan sebelah matanya.

"Isshhh kamu genit sekali," olok Leo. Sebal dengan polah asistennya itu.

"Nggak papalah tuan bos. Linda sudah seperti adik buat aku," seru Adnan beralasan.

"Linda, balik ke meja kamu!" suruh Leo.

"Issshhh, nggak suka apa lihat orang lain senang," gerutu Adnan.

"Fokus apa yang aku tanyakan tadi," bilang Leo.

"Kalau aku jawab belum tahu siapa bosnya, gimana?" celetuk Adnan.

Iseng banget si Adnan, menggoda sang bos.

"Rapat yang sempat tertunda kemarin gimana? Hari ini jadi dilanjut?" Adnan mengalihkan perhatian sang bos.

"Jawab dulu pertanyaan aku?" Leo semakin tak sabar.

"Aku belum tahu tuan bos. Pramusaji itu belum mau mengaku," bilang Adnan.

Leo hanya bisa mengusap tengkuknya.

Menunggu sedari tadi, ternyata hanya sampai disitu hasil penyelidikan Adnan.

"Sabar, ntar siang aku akan paksa orang itu supaya mengaku," lanjut Adnan.

"Melihat yang aku undang, tak mungkin kolega-kolega aku yang sengaja melakukannya," tebak Leo.

"Bisa saja," tukas Adnan.

"Makanya kira-kira kandidat utama untuk jadi tersangkanya siapa?" lanjut Leo.

"Makanya tuan bos musti sabar, tunggu hasil interogasi aku nanti siang," imbuh Adnan.

"Hadech...," keluh Leo.

Adnan kembali menyeruput kopi buatan Linda.

"Siapkan rapat terbatas, melanjutkan yang ketunda kemarin," suruh Leo mendadak membuat Adnan tersedak kopi yang diminumnya.

"Tuan bos kalau kasih mandat suka ngasal dech. Kalau mendadak mana bisa bos? Nyonya Meyra saja masih di rumah sakit," kata Adnan.

"Oh ya, gimana kondisi dia?" tanya Leo.

"Kepo," jawab singkat Adnan.

"Adnan!" bentak Leo.

"Siap tuan,"

"Jelaskan kondisinya!" suruh Leo.

"Masih terpasang infus dan masih dirawat di rumah sakit. Itu yang saya tahu," jelas Adnan.

"Itu aku juga tahu," jawab Leo.

"Ya sudah, siapkan rapat minus Meyra," Leo kembali menyuruh Adnan.

.

Di rumah sakit, Dona mendapat telepon dari Linda. Sekretaris sang bos, memberitahukan akan ada rapat mendadak. Melanjutkan pembahasan rapat kemarin yang sempat tertunda.

"Ada apa Dona?" tanya Meyra.

"Panggilan dari kantor direksi kak, ada rapat. Melanjutkan yang kemarin," bilang Dona.

"Tapi aku tak bisa hadir," jawab Meyra dengan nada menyesal.

"Heeiiii...jangan lemas gitu dong. Lagian tuan Leo juga tak mewajibkan kakak untuk hadir. Tapi aku yang disuruh mewakili untuk menyiapkan berkasnya saja," lanjut Dona.

"Maafkan aku ya Don, merepotkan kamu," tukas Meyra.

"Nggak papa kak. Saatnya aku balas kebaikan kakak selama ini," ujar Dona.

"Jangan sedih lagi ya kak," imbuh Dona.

"Pasti ada jalan dalam setiap masalah. Aku yakin kakak bisa melewati semuanya," hibur Dona. Meski Dona belum tahu apa yang menjadi inti masalah bos cantiknya itu.

Dona tak ingin memaksa Meyra bercerita, meski tahu jika masalah sang bos pasti sangatlah berat.

Selama menjadi asisten Meyra, tak pernah sekalipun Dona melihat sang bos menangis seperti tadi.

.

Meyra kini diperbolehkan pulang setelah kondisi mual muntahnya membaik.

Tak ada jemputan Reynand seperti yang diharapkan.

Karena setelah hari itu, Reynand tak muncul batang hidungnya sama sekali.

Beberapa kali Meyra coba hubungi nomor Reynand, tapi berujung ditolak oleh operator cantik yang memberitahu jika nomor tidak aktif.

"Kemana kamu Rey?" gumam Meyra.

Dengan diantar perawat ruangan, Meyra keluar rumah sakit untuk menunggu jemputan di lobi.

"Makasih sus," ucap Meyra.

"Beneran nyonya sendirian? Tak ada yang jemput?" seru suster dan Meyra pun mengangguk.

"Kalau suster repot, aku nggak papa kok sendirian di sini," ucap Meyra.

Awalnya suster itu menolak, kasihan dengan Meyra yang sendirian.

"Nggak papa sus, silahkan balik aja. Taksi online yang aku pesan sudah deket kok," kata Meyra.

"Baiklah nyonya, hati-hati di jalan," kata sang suster.

"Makasih," balas Meyra.

.

Meyra pulang dengan diantar taksi online.

Sampai rumah, rumah dalam keadaan sepi. Bahkan lampu teras pun masih menyala.

"Apa Reynand nggak pulang?" gumam Meyra.

Tapi melihat kondisi rumah sekarang, Meyra yakin jika Reynand tak pulang sehabis dari rumah sakit saat itu.

Meyra menghela nafas panjang.

Kehamilan yang dinanti setelah melewati lima tahun pernikahan nyatanya tak menjamin kebahagiaan.

Meyra duduk di ruang tamu. Dan menyandarkan kepalanya di kursi. Malas memikirkan hari esok.

Ingin rasanya semua masalah yang dihadapi menguap begitu saja.

Meyra mengelus perutnya yang masih rata.

"Apa memang aku harus menghilangkan kalian demi menyelamatkan pernikahan?" gumam Meyra.

Meyra masih menghadapi dilema yang sama seperti beberapa hari yang lalu.

Meyra beranjak ke kamar.

Mungkin dengan berpasrah pada sang Khalik, berkeluh kesah padaNya dapat mengurangi beban yang dirasa.

Setelah melakukan kewajibannya, Meyra merasa bebannya sedikit berkurang.

Dan kebetulan ponselnya berdering setelahnya.

"Halo kak, sudah pulang ya? Aku di rumah sakit nih, kata suster kakak sudah diijinkan pulang," kata Dona menyapa Meyra.

"Aku sama teman-teman satu divisi nih mau jengukin kakak. Boleh nggak nih?" ijin Dona.

Meyra tak tahu musti jawab apa, karena saat ibu rumahnya lumayan berantakan. Sementara untuk membersihkannya sendiri, Meyra masih belum sanggup.

"Bukannya aku menolak, tapi besok aku sudah mulai kerja Dona. Nggak enak lama-lama ijin libur," seru Meyra.

"Kepalang tanggung kak, nih teman-teman otewe ke rumah kakak," beritahu Dona.

Meyra menyambut kedatangan teman-teman satu divisi dengan wajah sedikit pucat.

"Kak Rey mana?" tanya Dona yang memang belum mendapati keberadaan suami Meyra.

"Barusan keluar, mau belikan sesuatu tadi," ucap Meyra bohong.

"Owh, kirain masih marahan?" bisik Dona membuat Meyra tersenyum kecut.

Meyra tak menyangka, di antara teman-teman satu divisinya ternyata ada big bos dan asistennya yang turut menjenguk.

Adnan mendorong Leo agar segera masuk rumah sederhana itu.

"Issshhh bukannya tuan bos yang memaksa ikut tadi," gerutu Adnan terdengar oleh Meyra.

Tingkah kedua pria itu bagai bocah yang saling berebut untuk masuk ke kediaman Meyra.

Leo pun mendekat dan hampir menubruk Meyra karena dorongan Adnan.

"Apaan sih Adnan," Leo menengok ke arah sang asisten.

"Maaf tuan Leo, malah ikutan desak-desakan sama yang lain. Rumah Meyra sempit," kata Meyra kikuk. Tak menyangka sang bos ikutan datang ke rumah.

"Apa kabar? Sudah baikan?" Leo menyalami Meyra.

Tapi apa yang terjadi, bukannya menyambut uluran tangan itu tapi Meyra malah berlari ke belakang.

"Kenapa bos?" celetuk Adnan yang berada di belakang sang bos. Jadi tak bisa melihat semuanya. Sementara yang lain diam, takut akan tatapan tajam Leo.

Hoek.... Hoek....,

Terdengar oleh semua yang ada di sana.

"Muntah lagi?????" kata Leo bengong.

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

To be continued

1
Shifa Burhan
saat novel rak bermoral, ini lah hasilnya
guntur 1609
itulah kebodohan leo. sdh jelas2 alea buron. sdh tahu otg ya dmna masih saja me yepelekanya
guntur 1609
ohh brti dirga sama rey ada kelainan. meyra hanya dijafikan kedok agar gak ada yg tahu tentang kelainan mereka
guntur 1609
pa penghiantanya adnan ya. karna dia berteman sm rey
guntur 1609
kau ja yg bodoh leo
guntur 1609
kau ngajak meyra hidup bersama. tapi kau belum juga cepat memyelesaikan masalahmu sm alea. dasar bos begok
guntur 1609
dasar bodat juga kau leo. laki2 plin plan..sdh tahu anaknya tubanak dia. tapi masih gak mau bertanggung jawab. karakter leo dsni kok begok amat ya
guntur 1609
mamous lah kalian dapat barang bekas
Titin Sri
sama kak. ulet bulu y terlalu pandai. apa ceo y yg bloon
Salsa 1933
jengg..jjeeengggg...
Dwi Estuning
ceritanya asik Thor
Ratna Sari
terlalu berputar putar aku jadi greget thor
Dlaaa FM
Lanjutannnnnnn
Romi Wasini
selamatkan bayinya thor,kasihan Leo sama Meyra
Dlaaa FM
Lanjutannnnnnn
Romi Wasini
dan akhirnya meyra sembuh dr amnesia
Dlaaa FM
Lanjutannnnnnn
mitra kreasindo
kelamaannnn...
Dlaaa FM
Lanjutannnnnnn
Tania
lanjutkan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!