Syakira Aurelia Devi seorang wanita yang berhubungan dengan pria beristri, tak tahu jika kekasihnya memiliki seorang istri. Membuatnya harus berurusan dengan seorang pria kejam dan dingin yang sangat menyayangi adik perempuannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AngelKiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TPG : Bab 28
Hizam berjalan santai dengan seorang wanita cantik di sampingnya, wanita itu terus melihat cermin serta membenarkan penampilannya agar tetap terlihat cantik dan menggoda. Wanita itu bahkan dengan sengaja menggunakan pakaian yang terbuka, karena malam ini ia di minta untuk melayani Adrian. Semua orang tahu siapa itu Adrian, sosok yang sangat di idam-idamkan. Dan melayani pria itu adalah suatu kehormatan baginya.
Hizam lalu berhenti berjalan, ia melihat ke arah wanita penghibur di sampingnya. "Siapa nama mu?" Tanya Hizam seraya mengeluarkan sebuah buku kecil.
"Veronica." Jelasnya dengan senyuman bangga, Hizam lalu mencatat nama wanita itu.
"Layani tuan Adrian sampai dia puas, jangan membuatnya kecewa." Jelas Hizam dengan tatapan serius.
Mendengar hal itu Veronica tersenyum mengejek, "Tidak perlu mengajari ku, aku pasti akan membuat Pak Adrian puas hingga tidak bisa melupakan malam panas ini." Jelasnya dengan bangga.
Hizam hanya diam, ia lalu membukakan pintu ruangan. Veronica dengan senyuman bangga langsung masuk ke dalam, ia melihat sosok Adrian tengah duduk seraya menyalakan sebatang rokok.
"Selamat malam Pak Adrian." Sapa Veronica dengan senyuman manis dan menggoda, panggilan Veronica langsung membuat Adrian mengalihkan perhatiannya.
Ia melihat Veronica dari atas sampai bawah, wanita itu menggunakan pakaian dan berdandan sama persis seperti Syakira saat sebelum dia melarikan diri dari Adrian.
Adrian lalu mematikan rokok miliknya, ia bangkit dan berjalan ke arah Veronica yang sudah tersenyum senang dengan wajah yang merona.
"Kau cantik.." Bisik Adrian telat di telinga Veronica, seketika Veronica tersenyum senang. Namun kedua matanya langsung membulat sempurna saat sebuah tangan kekar mencekik lehernya, hingga ia hampir tidak bisa bernafas.
Mata Veronica berkaca-kaca, ia melihat tatapan dingin Adrian dengan tangan yang mencengkram erat lehernya.
"Harusnya dari awal aku merantai mu.." Bisik Adrian, tepat di telinga Veronica.
Veronica menggelengkan kepalanya dengan pelan, "Lepas... Aku... Tidak.. Bisa... Khuk.. Khuk.." Adrian lalu melepaskan cengkraman tangannya pada leher Veronica.
Veronica terduduk di lantai dengan nafas yang hampir hilang, tubuhnya terasa lemas. Adrian hanya diam dan melihat Veronica dengan tatapan dingin.
"Kau gila!" Teriak Veronica.
Mendengar hal itu Adrian tersenyum, ia langsung menarik rambut Veronica hingga ke pojok ruangan. Adrian langsung merantai kaki Veronica dengan senyuman puas, Veronica jelas menjerit dan memaki Adrian.
"Inilah akibatnya jika kau kabur dari ku.." Bisik Adrian, Veronica sama sekali tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Adrian. Seakan pria itu tengah berbicara dengan orang lain bukan dengannya.
Hizam yang berada di luar ruangan bisa mendengar suara jeritan Veronica, ini bukan kali pertama Adrian menyiksa seorang wanita. Setiap pria itu menghabiskan malam dengan seorang wanita, Adrian sama sekali tidak pernah meniduri mereka. Namun ia malah menghukum setiap wanita itu, sampai Adrian puas.
Hizam merasakan handphone nya bergetar, ia lalu mengambil handphone miliknya yang ada di saku celana. Senyuman Hizam nampak terukir jelas saat menerima pesan dari seseorang.
"Apa kau merindukanku?" Gumam Hizam saat membaca isi pesan tersebut, ia langsung membalasnya.
"Jadi kapan kita bisa bertemu lagi?" Hizam kembali tersenyum saat membaca isi pesan tersebut, ia membalas dengan singkat. Lalu segera menyimpan kembali handphone nya.
Cukup lama menunggu, pintu ruangan pun akhirnya terbuka. Adrian keluar dengan senyuman puas, ia melirik ke arah Hizam yang dari tadi menunggu nya di luar.
"Kau urus wanita itu." Jelas Adrian yang langsung melenggang pergi.
Hizam berbalik masuk ke dalam ruangan, ia terdiam saat melihat ruangan yang sudah berantakan. Hizam lalu melihat ke pojok ruangan sosok Veronica terbaring seraya menangis dengan kaki yang di rantai.
Melihat Hizam datang Veronica langsung bangkit dan memohon, Hizam bisa melihat darah yang mengalir di surut bibir Veronica serta punggung dan juga bagian tubuh yang lainnya.
"Tolong lepaskan aku.. Dia gila! Dia menyiksa ku seperti seekor binatang." Ucap Veronica dengan kedua mata yang berkaca-kaca, ia tidak ingin lagi bertemu dengan Adrian.
"Kau ingin ku bebaskan?" Tanya Hizam kembali memastikan, Veronica langsung menganggukkan kepalanya dengan cepat.
Hizam lalu mengeluarkan segepok uang senilai 20 juta kepada Veronica, "Ini bayaranmu! Dan ingat, kejadian ini jangan sampai orang lain tahu. Jika sampai hal ini bocor, maka kau akan tahu akibatnya sendiri." Jelas Hizam dengan tatapan mata yang serius.
Veronica bergidik ngeri melihat tatapan Hizam yang sama-sama menakutkan seperti Adrian, Veronica langsung berjanji tak akan mengatakan hal ini kepada siapapun juga.
"Bagus jika kau mengerti." Jelas Hizam, pria itu lalu langsung melepaskan rantai di kaki Veronica.
Hizam meminta seseorang membawa Veronica ke ruangan sebelah untuk di obati oleh Dokter yang sudah di siapkan sebelumnya.