Janda Tapi Perawan Tulen
\*\*\*
"Saya terima nikah dan kawinnya Raisa Cendana putri dari Bapak Roni dengan maskawin tersebut di bayar tunai!."
"Sah??."
"Sah...."
Terdengar suara tepukan dan ucapan selamat pada dua insan yang kini sudah sah menjadi suami istri.
Kini terlihat dalam ruangan itu penuh dengan kegembiraan dan kebahagiaan saat Raisa Cendana dan Rio Gunawan mengikat janji suci pernikahan mereka. Suasana pernikahan yang haru dan penuh kebahagiaan menyelimuti dua keluarga yang kini sudah menjadi besan.
"Roni, akhirnya sekarang kita sudah menjadi besan," seru Gunawan yang tak lain ayah dari pengantin pria.
"Benar Pak Gunawan, dan aku berharap... Aku akan segera menimbang cucu sebelum aku mati," Jawab Roni.
"Ayo lah Roni... Kamu ini masih muda, jangan berkecil hati seperti itu... Lagipula anak-anak kita baru saja menikah, apa kamu tega meninggalkan mereka? Ha ha ha...."
Roni dan Gunawan memang sudah lama kenal bahkan sudah akrab. Selain tinggal di satu desa, mereka juga dulunya teman satu sekolah saat SMP dan kedekatan mereka kini terjalin lebih dekat karena pernikahan putra dan putri mereka.
Raisa, seorang gadis berparas cantik dan berhati lembut, telah lama menjadi primadona di desa. Hidupnya yang sederhana bersama ayahnya seolah-olah berubah menjadi dongeng saat ia bertemu dengan Rio, seorang pria tampan dengan sifat baik dan penuh kasih.
Pernikahan mereka menjadi sorotan dan momen yang dinanti-nantikan oleh keluarga dan teman-teman mereka. Ketika sesi ijab kobul berlangsung dengan lancar, riuhnya suara ucapan selamat dari orang-orang yang hadir menggema di ruangan itu.
Suara-suara riuh ini menciptakan atmosfer yang mempesona, memancarkan kehangatan dan kegembiraan yang memenuhi hati setiap orang yang menyaksikan momen bersejarah ini.
"Selamat ya Ica... Kamu terlihat sangat cantik, Rio beruntung mendapatkan kamu he he...," seru Nina yang sudah menjadi sahabat Raisa sejak kecil. "Makasih ya Nina... Pokoknya aku gak mau tau, kamu juga harus cepet nyusul, ok!," jawab Raisa yang lebih akrab di panggil Ica oleh sahabatnya itu.
Setelah sesi ijab kobul selesai. Suasana penuh kegembiraan dan haru masih terasa saat para tamu undangan hadir dan menikmati hidangan yang telah dipersiapkan dengan sempurna.
Di samping Raisa, terlihat ibu mertuanya yang memancarkan kebahagiaan dan kebanggaan. Ia melihat Raisa sebagai menantu yang sangat diidamkan, seseorang yang memiliki segala kualitas yang diharapkan dalam seorang menantu.
Raisa adalah seorang wanita yang cantik, lembut, dan berhati baik. Dia memiliki sikap yang ramah dan rendah hati, serta mampu menjaga hubungan baik dengan semua orang di sekitarnya. Ibu mertua Raisa melihat kelembutan dan kebaikan hati tersebut sebagai karunia yang langka, dan merasa sangat beruntung memiliki Raisa sebagai menantunya.
"Rio, kamu harus jaga baik-baik istrimu kalau gak mau di lirik orang mengerti!," ucap ibu Rio pada anak bungsunya dari dua bersaudara itu.
"Siap 86 Mah... Tapi Mah, kalau di saat Rio gak ada, Mamah harus menjaga istri Rio yang cantik ini, ya?," jawab Rio sambil merangkul Raisa tanpa malu-malu meskipun di atas pelaminan yang di saksikan banyak orang.
"Anak ini... Memangnya kamu mau kemana? Hah...?." Ibu dan anak itu tertawa bahagia begitu juga dengan Raisa yang turut senang.
Malam pun tiba dengan suasana yang penuh kegembiraan. Setelah perjalanan yang tidak terlalu panjang, Rio dan Raisa akhirnya tiba di rumah keluarga Rio. Rumah itu terletak di pinggiran kota, dikelilingi oleh pepohonan yang indah dan pemandangan yang menakjubkan.
Keluarga Rio menyambut mereka dengan hangat dan penuh sukacita. Ayah Rio, Pak Gunawan, telah memberikan izin kepada Rio untuk membawa Raisa ke rumah mereka setelah pernikahan.
Ayah Raisa, Pak Roni, juga telah menyetujui rencana ini dengan senang hati, karena dia yakin bahwa keluarga Rio akan merawat Raisa dengan baik.
Setelah memasuki rumah, Raisa terpesona dengan kehangatan dan keindahan rumah keluarga Rio. Ia segera merasa seperti di rumah sendiri. Keluarga Rio memperkenalkan Raisa pada semua anggota keluarga yang hadir dan saudara-saudara Rio yang ceria.
"Hallo... Selamat datang di rumah kami adik iparku... Maaf ya tadi kami gak ikut menyaksikan pernikahan kalian, karena Bram kami baru pulang dari luar kota urusan bisnis," kata Dina, yakni kakak ipar Rio istri dari kakak satu-satunya Rio, yaitu Dion.
"Gak papa Kak... Kami ngerti kok," jawab Raisa sambil membalas pelukan kakak iparnya tersebut.
"Rio, lepasin bentar kenapa sih?," ucap Dina lagi saat melihat Rio terus memegangi tangan Raisa dengan erat. Rio pun terkekeh dan tidak berniat melepaskannya tapi malah merangkul Raisa di hadapan semua orang.
"Dina... Maklum lah namanya juga pengantin baru... Dulu kamu sama Dion juga begitu kan? He he he...," seru ibu Rio.
"Ayo! Lebih baik kita makan dulu... Kalian tidak cape bercanda terus ha ha ha ha....," seru Gunawan yang sudah duduk dan siap di meja makan. Akhirnya keluarga itu mulai makan bersama dan menikmati hidangan.
Saat sedang asyik menyuapkan makanan, nampak Raisa merasa tidak nyaman saat sesuatu di bawah meja telah menggerayangi kakinya. Lalu Raisa mencoba mendekatkan wajahnya pada Rio dan berbisik,
"Mas, kamu jangan seperti ini... Nanti ada yang lihat, kan malu...." Merasa tertantang Rio malah semakin mendekat dan mengikis jarak antara mereka. "Kenapa? Memangnya apa yang aku lakukan?," jawab Rio sambil tersenyum.
"Mas!," Raisa mencubit tangan Rio saat melakukan hal yang lebih nakal lagi. "Aw!," pekik Rio. Suara Rio nyatanya membuat semua orang tertarik dan kini melihat ke arah mereka. Raisa pun hanya menunduk karena malu, tapi Rio malah cengengesan karena merasa senang sudah berhasil menggoda istrinya itu.
"Ayolah Dek... Kalau mau mesra-mesraan bawa ke kamar aja, ini bukan tempatnya, mencemari mataku saja," ucap Dion meledek, dan gelak tawa pun riuh terdengar menghiasi rumah yang sedang di penuhi kebahagiaan itu.
~
Di dalam kamar yang sudah di penuhi hiasan dan taburan bunga mawar merah, terlihat Rio sedang mondar-mandir menunggu kedatangan Raisa yang masih di bawah menerima wejangan dari ibu mertuanya.
"Raisa mana sih...? Kenapa dia lama sekali," kata Rio sambil sesekali melihat jam yang melingkar di tangannya. Kemudian dia keluar kamar dan mencoba mengintip keberadaan Raisa di bawah.
Sesaat kemudian Rio langsung berlari tergesa-gesa masuk ke kamar lagi karena kini Raisa sedang berjalan menaiki tangga menuju kamar pengantin. "Kenapa jantungku jadi berdebar-debar begini ya? Wuh...! Relax... Rio... Kamu harus Relax... Ok... Kamu harus jantan! Ok!."
Ceklek!
Suara pintu kamar pun terbuka, namun lampu di kamar tersebut terlihat gelap. "Mas...? Mas Rio?." Raisa mulai melangkahkan kakinya dan hendak menyalakan lampu, tapi kep... Tanpa aba-aba Rio langsung memeluknya hingga membuat Raisa terkejut.
"Mas!."
"Stttt... Aku sudah lama menunggu momen ini, dan aku tidak akan melepasakanmu begitu saja...," kata Rio dengan suaranya yang mulai serak.
Rio membalikkan badan Raisa dan memeluknya erat. "Aku sangat mencintaimu... Aku bahagia karena bisa menikahimu."
"Aku juga sangat mencintaimu, Mas... Tapi apa sebaiknya kita nyalakan lampunya dulu? Gelap tau, aku gak bisa melihat wajah kamu, Mas...."
"Bukankah dengan lampu remang-remang seperti ini akan lebih romantis?."
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Tidid! Tidid!....
Bersambung...
Nanti kita lanjut ya... Tapi sebelum itu kasih dukungannya ya... Agar author tambah semangat 😍🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 174 Episodes
Comments
Allenn
Raisa
2024-09-19
1
Fawaz Al ashy
pengatin baru lagi manis manisnya 😍😍
2024-05-17
1
Diana Subar
masih mulai meresapi ceritanya thor...
2024-05-14
2