Forgive Me I Give Up

Hufff lelahnya, apa setiap hari aku harus kejar kejaran dengan waktu begini," gumam Cindy, "bahkan dia tega meninggalkanku sendirian di kantor, andai saja tidak ada penjaga yang memberitahuku mungkin aku akan pulang besok," lanjutnya lagi, Cindy menyandarkan tubuhnya di belakang kemudi taksi, waktu sudah menunjukkan jam 8 malam dan ternyata Ziko sudah pulang duluan tanpa mengajak sang istri.

"bagaimana?"

"Nona Cindy sudah pulang pak dan saya sudah memesankan taksi."

"hem" Zikopun memutuskan sambungan telfon setelah menelfon penjaga di kantornya, "kenapa kamu masih tetap tinggal, mengingat yang aku lakukan selama ini kepadamu" gumam Ziko sambil berjalan masuk kedalam kamarnya dan merebahkan tubuhnya di kasur king size miliknya.

"Nona bangun sudah sampai, Nona" supir taksi terus mencoba membangunkan Cindy yang tertidur di dalam taksi itu, terlihat sekali wajah lelahnya, terbiasa hidup enak, tiba tiba harus bekerja, tentu saja dia kelelahan. "bagaimana ini, sebaiknya aku mengetuk pintu rumahnya, siapa tahu ada orang didalam," supir taksi itupun berjalan menuju pintu utama rumah megah itu dan menekan bell.

"iya cari siapa pak.?"

"maaf tuan, di dalam taksi saya ada penghuni rumah ini yang tertidur, saya sudah coba mebangunkan tapi tidak bangun bangun tuan."

"oh coba saya lihat, mungkin dia adik saya, karena memang belum pulang, tapi dia biasa pakai motor." ujar Bima, mereka berduapun berjalan beriringan menuju mobil itu, "lho maaf pak, ini bukan anggota keluarga kami, anda salah alamat."

"tapi beliau tadi menyebutkan alamat Sini tuan, setelah itu beliau tidur."

"kenapa seperti tetangga sebelah ya, apa aku tidak salah, karena aku melihatnya hanya 1kali." batinnya. "ah iya pak, ini sepertinya tetangga saya, biar saya urus."

Bimapun membawa masuk Cindy kedalam rumahnya tanpa berniat mengantar ke rumah sebelah, dia takut salah orang bisa runyam urusannya, pikir Bima, Bima terus menggendong Cindy hingga sampai di kamar tamu, "tidurlah di sini Nona, besok akan saya tanyakan siapa anda, anda ini pingsan atau tidur, kenapa susah sekali bangun meski di gendong orang" gumamnya, Bimapun berjalan keluar dan menutup pintu dengan pelan, agar tidak membangunkan tamu tak di undangnya.

"siapa Bim?"

"is mamah ini, selalu saja mengejutkan ku, entahlah mah, supir taksi mengantar kesini, aku seperti melihatnya, dia seperti tetangga sebelah, tapi aku juga takut salah, jadi kubawa saja kemari, besok kita tanyakan setelah dia bangun."

"ow, ya sudah sekarang kamu tidur, besok katanya ada meting penting dengan klien, jangan sampai kesiangan ya."

"iya mah, mamah juga istirahat ya."

"iya sayang." mamah Bimapun berlalu dari sana.

Dreztt, "ada apa bik?"

"Maaf tuan mengganggu malam malam, apa nyonya muda masih lembur, karena saya menunggu sampai jam segini nyonya belum pulang tuan."

"Apa!! Tapi tadi penjaga sudah mencarikan taksi buat nyonya untuk pulang, apa belum sampai bik"

"Belum tuan, itu sebabnya saya menelfon tuan,"

"Bibik istirahatlah, biar aku yang mengurus ini."

"Baik tuan muda." Zikopun menutup telfonnya dan menghubungi orang kepercayaannya, "cari tahu di mana Nyonya muda."

"Baik tuan"

"Kemana dia, dia sudah pulang jam 8 tadi dan sampai sekarang belum sampai, mana mungkin" gumam Ziko, "ah membuat orang susah saja, tapi untuk apa aku peduli, ah sudahlan lebih baik aku tidur, dia tidak akan tersesat, toh sebelumnya dia tinggal di kota ini." Grutu Ziko.

Pagi menjelang, Cindy mengerjab ngerjabkan kedua kelopak matanya, tidak lama dia membuka mata dengan sempurna, "uh badanku rasanya remuk semua, ah sebaiknya aku mandi dan bersiap untuk bekerja, apa dia sudah bangun, jam berapa ini" Cindypun mencari ponselnya, "dimana ponselku, tunggu dimana aku, sepertinya ini bukan kamarku," Cindy melihat keseluruh ruangan kamar itu dan dia langsung melompat dari tempat tidur setelah menyadari jika ini bukan kamarnya. "Dimana ini."

Tidak lama terdengar pintu terbuka dan terlihat disana mamah Bima masuk kedalam kamar yang di tempatin Cindy, "sudah bangun rupanya, ayo mandi dan bersiap sarapan." Ujar mamah Bima.

"Maaf tante, saya dimana ya, dan kenapa saya bisa disini," Cindy merasa bingung karena dia tidak ingat apapun, Yang dia ingat dia pulang kerja itu saja.

"Ah siapa namamu, semalam supir taksi mengantarmu kemari dan dia tidak tahu dimana alamatmu, karena kamu menunjuk disini katanya, ketika di bangunkan kamu susah untuk bangun"

"Benarkah" Cindy melongo mendengar penjelasan tante pemilik rumah ini, kenapa dirinya bisa berbuat hal memalukan seperti ini, Pikir Cindy.

"Tentu, anak tante mambawamu masuk kesini, ayo mandi dan segera turun untuk sarapan, ah iya siapa namamu nak?"

"Cindy tante, ini daerah mana ya tante.?"

"Disini prumahan Vaylery"

"Astaga saya juga tinggal di prumahan vaylery tante" Cindy segera melihat ke arah jendela, ternyata benar jika ini jalan kearah rumahnya, "tante saya langsung pamit saja ya, rumah saya tidak jauh dari sini tan."

"Sarapan dulu nak, baru kamu bisa pulang, ayo."

Akhirnya mau tidak mau Cindypun ikut sarapan dirumah tetangganya itu, Cindy tidak enak jika menolak karena keluarga ini sudah menolongnya, "apa tante sarapan sendiri.?"

"Tidak, ada anak tante sebentar lagi mereka akan turun"

"Makanlah setelah itu baru pulang."

"Baik tan, terima kasih."

"Pagi mah," terlihat Bima memasuki ruangan makan sambil memperbaiki jasnya.

"Pagi, lihat siapa di depan mamah," Bima menoleh dan melihat Cindy yang tersenyum sambil membungkuk padanya.

"Sudah bangun, dimana rumahmu, sepertinya kamu tetangga sebelah."

"Ah iya kak, maafkan aku sudah merepotkan."

"Tidak masalah, lain kali jangan tidur di taksi sampai begitu, takut ketemu orang jahat"

"Iya kak, sekali lagi terima kasih."

"Kamu tinggal sama siapa di sebelah nak, sepertinya kemaren aku melihat ada ibu ibu di sana, apa itu ibumu.?"

"Ah itu tan aku tinggal sa-"

"Pagi semuaaa."

"Clara"

"Cindy" ujar adik Bima dan Cindy bersamaan.

"Cla, ayo makan suka sekali teriak teriak kamu ini."

"Mah kenapa dia bisa di sini" ujar Clara melihat Cindy dengan wajah malasnya.

"Hey apa kalian sudah saling kenal, kenapa kamu tidak sopan begitu."

"Tidak mah, mana mungkin aku kenal wanita sepertinya."

"Maafkan aku Cla" Cindy tidak menyangka mereka akan bertemu dengan temannya di rumah ini, dan lebih parahnya ternyata Clara tetangganya sekarang.

"ternyata benar kalian sudah saling kenal," sedangkan Clara langsung membuang wajahnya dan Cindy menunduk, karena merasa tidak enak dengan sahabatnya itu.

"tante, aku permisi pulang ya, hari sudah semakin siang, aku harus bekerja tan."

"hey sarapan dulu," ujar mamah Bima.

"Cla suruh temanmu sarapan dulu, atau kakak."

"jangan mengancamku kak," ujar Clara sambil mendelik.

"ya sudah kalau begitu."