NovelToon NovelToon
Guru Dingin Itu Adalah Ayahku

Guru Dingin Itu Adalah Ayahku

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari dari Pernikahan / Konflik etika / Anak Kembar / Anak Yatim Piatu / Romansa / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:12.4k
Nilai: 5
Nama Author: Gywnee

"Untuk sementara waktu menyamarlah jadi guru disana, entah kenapa aku merasa orang itu juga berada di sekolah itu." Ucap seorang pria 35 tahun, dia bernama Leon, dia adalah ketua kepolisian.
"Tenang saja Axel, tidak ada yang mengenalimu aku akan mengganti identitasmu. Namamu akan aku ubah menjadi Gavin Alexander." Jelas Leon sambil menyentuh pundak Axel, lalu Axel menatap Leon dengan tatapan dinginnya.

"Tujuanku bersembunyi dari orang-orang, kenapa malah menyuruhku jadi guru disana?" Tanya Axel dengan kesal.
Leon menatap Axel dengan kesal, "Aku tidak mau membicarakan ini tapi putra dan putrimu sekolah disana, apa kau tidak takut jika terjadi sesutu dengan mereka?" Tanya Leon.
"Ini saatnya kau bekerja sebagai polisi sungguhan bukan polisi bayangan lagi Axel." Ucap Leon sambil tersenyum.

Axel hanya diam, dia sebenarnya lebih memikirkan tentang kedua anaknya daripada orang itu.

"Leon, apa kau tahu siapa nama anak-anakku?" Tanyaa Axel dengan raut wajahnya yang sedih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gywnee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 04

"Vyan kau dengar tidak daritadi orang-orang bahkan kakak kelas membicarkan mamamu, mereka memuji mama mu sangat cantik, tapi ya emang cantik beneran sih." Ucap Aldo sambil memakan snacknya.

Vyan tersenyum kecil, "Aku harus lebih menjaga mama."

"Kau ini dasar." Gumam Aldo.

"Halo pak Gavin..." Sapa Vyan ke guru olahraganya itu. Dan guru itu hanya diam melihat mereka.

"Kenapa makan sambil jalan begitu?" Tanya Gavin guru olahraga itu.

"Hehehe tadi enggak sabar mau makan pak," Jawab Aldo sambil tersenyum.

"Gimana pak Gavin ngajar disini, bapak baru seminggu kan disini?" Tanya Vyan dengan penasaran.

"Kau ini ya sama guru aja kayak sama temen," Gumam Aldo dengan heran.

"Eummm....banyak anak yang bapak hukum, jangan sampai kalian berdua bapak hukum juga ya." Ucap Gavin.

"Tenang saja pak, kita mah disiplin banget." Jawab Vyan dengan penuh percaya diri. Aldo menganggukkan kepalanya dengan setuju.

Gavin menganggukkan kepalanya dengan mengerti.

"Lanjutkan kegiatan kalian, saya ke sana dulu." Pamit Gavin lalu dia pergi meninggalkan mereka.

"Tuh bapak dingin banget ya, pantas saja pada takut sama dia." Ucap Aldo dengan heran.

Vyan tersenyum kecil, "Ayo ke ruang musik, tanganku gatel pengen gitaran." Ajak Vyan sambil merangkul pundak Aldo.

Gavin menoleh ke mereka berdua, dan dia memperhatikan Vyan dengan raut wajah sedihnya itu.

Vina, Falen, dan beberapa teman cewek sekelasnya sedang makan di kantin sambil bergosip tentang kakak kelas yang tampan-tampan, tapi Vina tidak tertarik dengan pembicaraan seperti itu, dia hanya fokus makan.

Gavin memperhatikan mereka dari kejauhan, dan dia tersenyum kecil melihat Vina.

"Kapan jam pulang sih," Gumam Vina dengan heran.

Kedai Via.

Keara duduk setelah selesai membersihkan kedainya, dia juga sudah melayani 2 pembeli itu.

"Kenapa diam begitu?" Tanya Ivan. Keara sontak terkejut karena melihat Ivan yang tiba-tiba datang bahkan dia tidak mendengar suara kedatangan Ivan.

"Sejak kapan kau disini?" Tanya Keara dengan heran.

"Baru. Kenapa kau diam begitu, apa mereka berdua terlibat masalah di sekolah?" Tanya Ivan dengan heran.

"Enggak kok, aku hanya sedikit lelah. Duduklah aku akan buatkan menu sepesial." Ucap Keara sambil tersenyum.

Ivan berdecih tersenyum, lalu dia duduk sambil menunggu menu spesial itu datang. Dan setelah beberapa menit makananya sudah siap, Ivan makan di temani oleh Keara.

"Kau tidak ke kantor tuan muda eh sekarang ganti pak CEO." Canda Keara.

"Paan sih," Jawab Ivan dengan kesal. Keara terkekeh.

"Ivan aku ketemu Eric, dia sekarang jadi direktur di sekolahan anak-anakku." Ucap Keara.

Ivan menoleh ke Keara, "Karena itu kau terlihat cemas?"

Keara menganggukkan kepalanya, "Aku takut dia bertemu Vyan atau Vina, dan dia membicarakan tentang masa laluku dan-"

"Keara, jangan terlalu overthingking begitu." Sahut Ivan dengan kesal.

"Aku hanya takut saja..." Jawab Keara dengan sedih.

Ivan menghela nafas dengan kesal, "Aku dekat denganmu dan Axel, bahkan aku sejak kecil berteman dengan Axel jadi aku tahu sifatnya. Aku yakin mereka berdua bisa menangani masalah itu jika memang benar Eric mengatakan hal tentang dulu ke mereka." Jelas Ivan.

"Ivan, meskipun mereka anak-anakku dengan Axel tapi mereka juga punya pemikiran sendiri-sendiri." Jawab Keara dengan cemas.

"Mereka tidak sebodoh itu bisa dipengaruhi oleh orang lain, sifat mereka itu sama sepertimu dan Axel." Jawab Ivan.

Keara menghela nafas dengan sedih.

"Vyan punya sifat yang peka dan pengertian seperti mu, sedangkan Vina punya sifat yang cuek dengan ucapan orang lain jika tidak ada fakta seperti Axel." Ucap Ivan.

Keara hanya diam, dia tetap cemas dengan mereka berdua.

"Cepat atau lambat mereka memang harus tahu Keara, yang perlu kau siapkan hanyalah bahu untuk mereka." Jelas Ivan.

"Kau benar. Aku hanya takut jika mereka merasa menjadi beban untukku." Jawab Keara dengan sedih.

"Mereka akan mengerti aku yakin." Jawab Ivan.

Keara tersenyum kecil.

"Tapi kalau aku perhatikan sekarang, wajah Vyan sangat mirip dengan Axel dulu ya, tapi sifatnya mirip denganmu. Sedangkan Vina mirip denganmu dulu tapi sifatnya cuek kayak Axel. Ah aku jadi kangen mereka, nanti mau jemput mereka ah..." Ucap Ivan.

Keara tersenyum kecil, memang sejak kecil Ivanlah yang sering mengajak main mereka saat Keara kerja. Sebenarnya Keara tidak enak dengan Ivan tapi Ivan tetap memaksa Keara karena dia juga tidak terlalu sibuk dulu. Makanya mereka berdua dekat juga dengan Ivan seperti orang tua mereka sendiri.

"Kau tidak ke kantor apa?" Tanya Keara dengan heran.

"Aku ingin cari udara segar hari ini," Jawab Ivan.

"Dasar ..." Gumam Keara dengan heran.

Sepulang sekolah.

Ivan menjemput mereka berdua tapi hanya Vani yang ikut dengan Ivan karena Vyan sibuk dengan kegiatannya. Dan pada akhirnya mereka berdua yang pergi, Ivan mengajak Vani ke toko buku karena dia tahu dimana tempat favorit Vani.

"Wahh paman the best..." Ucap Vani sambil mengacungkan kedua jempolnya. Ivan tersenyum dengan sombong. Vani memang terlihat cuek dengan semua orang tapi beda jika dia sedang dengan Ivan.

Lalu mereka berdua memilih buku bersama.

"Semakin dewasa kamu benar-benar mirip dengan papamu Vania," Ucap Ivan sambil tersenyum.

Vani menoleh ke Ivan dengan tatapan heran.

"Ada apa?" Tanya Ivan dengan heran.

"Tumben paman menyebut papaku, dari dulu tidak pernah persaaan." Jawab Vani dengan heran. Ivan terkekeh lalu dia mengusap rambut Vani.

"Karena aku juga merindukan dia, setiap aku melihatmu aku teringat dengannya." Jawab Ivan sambil tersenyum.

Vani hanya diam dan memperhatikan Ivan.

"Paman, jika aku ingin tahu tentang papaku apa paman akan jawab, karena mama tidak pernah cerita soal papa sejak dulu bahkan wajahnya pun aku tidak tahu." Tanya Vani dengan nada sedih.

Ivan sudah yakin jika anak-anak Keara pasti mulai penasaran dengan papa mereka, mungkin mereka berdua terlihat diam tapi mereka juga pasti menyimpan sejuta pertanyaan untuk papa mereka.

"Baiklah, kita pilih buku dulu habis itu ke beli ice cream ya," Ajak Ivan sambil tersenyum.

"Paman, aku bukan anak kecil lagi kenapa selalu memberiku ice cream." Ucap Vani dengan kesal.

"Memangnya ice cream di buat untuk anak kecil aja apa," Jawab Ivan.

Vani mendengus kesal, dia tidak memperdulikan Ivan lagi dia fokus memilih bukunya.

Gavin melihat anak-anak yang sedang mengikuti ekstrakurikuler taekwondo itu, dia memperhatikan Vyan dari kejauhan. Gavin tersenyum kecil karena Vyan terlihat cepat berbaur dengan banyak orang, bahkan kakak kelas juga akrab dengannya. Setelah itu Gavin segera pergi.

Gavin pergi ke ruang guru, dan dia melihat Dion, guru seni baru itu yang sedang siap-siap untuk pulang.

"Anda tidak pulang pak Gavin?" Tanya Dion sambil terseyum.

"Iya ini mau siap-siap." Jawab Gavin sambil tersenyum, dia menatap Dion dengan tatapan tajamnya itu.

Aku menemukanmu. (Batin Axel).

1
hitijahubessyjeane 01
keren
Mbak Thia
cerita nya bagus tapi tolong di tetap kan namannya Vina apa vani
Gywnee: namanya vina, kadang salah ketik ☺🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!