Forgive Me I Give Up

Forgive Me I Give Up

EPS-01

"bagaimana saksi sah?"

"sah," jawab serentak pada para tamu yang hadir di ballroom hotel itu.

Pak penghulu pun memimpin para saksi untuk memanjatkan doa. 

Tidak ada resepsi sama sekali, hanya sekedar ijab kobul, Karena mempelai pria tidak ingin seluruh rekan bisnis di kantornya tahu,  Setelah makan makan akhirnya para tamu pergi satu persatu, kini hanya tinggal kerabat dekat saja.

tuan Mahendra berjalan mendekati Ziko anderson, Suami sang putri, Cindy putra mahendra.

"nak Ziko, papah titip putri kami satu satunya, bahagiakan lah dia, Mungkin dia akan sedikit menyusahkan nak Ziko, Jika putri papah berbuat salah maafkanlah dia nak, Dan didiklah dia ke jalan yang lebih baik lagi" tuan Mahendra menepuk pundak menantunya tanda jika dia berharap banyak pada menantunya itu.

Ziko hanya mengangguk tanpa ada senyum di wajahnya, karena memang Ziko itu orang yang dingin dan tidak suka basa basi, Meskipun itu dengan yang lebih tua.

"tenang Mahen, putraku akan selalu menjaga putri mu dengan Baik," timpal tuan Angga anderson, ayah dari Ziko anderson, Ya ketika melihat sang Anak hanya diam saja, tuan Anderson turut menimpali karena merasa tidak enak dengan besanya sekaligus sahabatnya, atas sikap sang putra.

"Nis saya titip putri ku ya, sayangi dia seperti putrimu sendiri. Dia akan jauh dari kami, biasanya dia akan bermanja dengan kami jika di malam hari, tapi kini putri kami sudah menjadi menantu, Kami harap dia tidak akan mengecewakan keluarga kalian."

"tenanglah Nov kami akan menyayangi nak Cindy seperti putri kami sendiri" ujar nyonya Nisa, ibu Ziko.

Kini Cindy tengah berpelukan dengan kedua orang tuanya, karena Cindy akan langsung ikut sang suami ke kota S, "mamah Cindy ingin tinggal di sini saja, Cindy gak mau mah tinggal di kota J," bisik Cindy ketika berpelukan dengan mamahnya.

"tidak boleh begitu sayang. Kamu harus ikut suamimu" mamah novipun mengelus kepala putrinya dengan sayang.

"terus mamah bagaimana, siapa yang akan menjaga mamah sama papah?" ya Cindy takut meninggalkan kedua orang tuanya karena mereka anak tunggal.

"hey tenang sayang Genta akan tinggal sama kami, dan dia akan membantu papah di prusahaan. Kamu fokus saja sama suami kamu ya nak.?"

Cindy memandang sang mamah untuk beberapa saat, dan akhirnya mengangguk dengan mata yang berkaca kaca.

"Nov kita langsung ya, agar tidak terlalu malam sampai sana" pamit Nisa pada sahabatnya Novi, orang tua Cindy.

"terima kasih ya, karena sudah menyayangi putriku dan juga menerimanya" Novia memeluk sahabatnya sebelum mereka semua pergi.

"tentu saja, sekarang dia juga anakku, Kamu jangan khawatir."

Akhirnya keluarga anderson meninggalkan kediaman kelaurga Cindy, dengan membawa Cindy bersama mereka.

4jam berlalu, seluruh keluarga Anderson telah memasuki mansion megah kediaman keluarga besar Anderson, Cindy terdiam di depan mansion milik suaminya.

"Aku akan memulai kehidupan yang baru disini, semoga aku bisa menjalani semua ini," gumam Cindy sambil mengikuti semua orang yang sudah masuk kedalam mansionnya.

"Sayang kamu langsung istirahat ya, biar bibik yang mengantarmu ke kamar Ziko."

"Iya mah, Terima kasih" Cindy pun berlalu dari sana bersama ART mansion Anderson.

"Kamarnya sangat luas, bahkan ini dua kali lipat dari kamarku," gumam Cindy sambil melihat lihat kamar Ziko.

Ya setelah Cindy sampai ke kamar Ziko dia langsung terpana dengan desain kamar Ziko.

Tidak lama Cindy pun berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, Kini Cindy tengah berada di kucuran sower. Dia memikirkan segalanya yang seperti mimpi baginya.

Flasback.

"Sayang apa kamu bisa membantu papah?"

"Membantu apa pah, tentu Cindy akan membantu papah jika memang Cindy bisa" Sungguh pertanyaan yang konyol pikir Cindy, mana mungkin dia tidak membantu orang tuanya jika bisa.

"Kamu tahu sayang, prusahaan kita di ambang kebangkrutan, dan ada yang bersedia membantu kita, tapi dengan satu sarat" Tuan Mahendra terlihat ragu untuk meneruskannya, karena dia tidak ingin putrinya terluka.

"Katakan pah, Cindy janji akan membantu papah sebisa Cindy pah" Ya Cindy bisa melihat keraguan di kedua mata papahnya.

"Dia ingin kamu menikah dengan putranya sayang, dan bersedia tinggal dengan mereka di kota J."

Cindy langsung terdiam mendengar perjodohan, dia masih merasa takut, mengingat dia pernah di jodohkan dan tidak jadi, Kini dia kembali di jodohkan bahkan dengan orang yang tidak iya kenal.

Tapi jika Cindy menolak, kasihan papahnya, "Jika anak teman papah mau, maka Cindy bersedia pah."

Pada akhirnya Cindy bersedia, Mungkin ini satu satunya cara agar Cindy bisa membantu kedua orang tuanya, selama ini dia hanya bisanya menyusahkan orang tuanya.

Cindy bahkan bertekat untuk berubah menjadi lebih baik, Dia ingin meninggalkan kehidupan nya yang menurutnya merugikan selama ini.

Flasback off.

Hufff Cindy menarik nafasnya panjang dan merebahkan tubuhnya di tempat tidur suaminya, dia bahkan belum mengeringkan rambutnya, karena kelelahan Cindy pun akhirnya langsung terlelap.

Tidak lama Ziko masuk dan langsung melihat Cindy yang sudah terlelap di tempat tidurnya.

"Dia bahkan tidak meminta ijin padaku dulu untuk tidur di sini" Gumam Ziko sambil berjalan menuju kamar mandi.

Pagi menjelang, "Selamat pagi sayang."

"Pagi mah, maaf Cindy kesiangan," Cindy merasa tidak enak, hari petama jadi menantu malah bangun kesingan, seperti kebiasaanya ketika tinggal bersama kedua orang tuanya

"Tidak masalah sayang, kamu pasti kelelahan" Cindy yang mendengar itu hanya tersenyum, Dia bingung ingin menjawab apa.

"Kamu mau kemana Zik?" Tuan Anderson bertanya ketika melihat anaknya yang sudah rapi dengan baju kerjanya.

"Papah pikir Ziko akan kemana dengan baju seperti ini."

"Yang sopan jika di tanya orang tua!" Bentak tuan Anderson. Sang istri yang mendengar suaminya mulai emosi, mencoba mengelus punggung tangannya agar tidak emosi, mengingat sang suami yang punya riwayat darah tinggi.

Ziko yang dibentak pun acuh tak acuh, dia beranjak pergi dari sana untuk bekerja, Sedangkan tuan Anderson yang melihat sang anak bersikap seperti itu meras geram, Entah kenapa sampai sekarang sikap sang anak masih saja dingin.

"maafkan Ziko ya nak Cindy, Dia memang seperti itu sikapnya."

"tidak papa mah, mungkin kak Ziko memang lagi banyak pekerjaan."

sedangkan Ziko yang berada di dalam Mobil menatap jalanan dengan nyalang, entah kenapa dia selalu marah jika mengingat perjodohan yang dilakukan papahnya, yang mana membuat Ziko ingin sekali mengakhiri tapi tidak bisa.

"aku tunggu sekarang di kantor" Ziko langsung memasukan ponselnya setelah menghubungi Jay, tangan kanannya.

dia terus berjalan menuju ruangannya dengan wajah khasnya yang dingin, "aku harus bisa membuatnya pergi dari hidupku" gumam Ziko yang kini sedang duduk di kursi kebesarannya.

Terpopuler

Comments

Agung Antarini

Agung Antarini

nyimak Thor....
lanjut semangat 🙏💪

2024-02-24

0

Ira

Ira

keren

2024-02-10

0

Dian Novita Sari

Dian Novita Sari

b y6.

2024-02-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!