NovelToon NovelToon
KAU DI HATI KU

KAU DI HATI KU

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Berondong / CEO / Pengganti
Popularitas:1.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Reny Rizky Aryati, SE.

🏆 Novel Lomba Menulis Tahun 2022 🏆

Kisah seorang ratu yang bereinkarnasi ke masa depan menjadi gadis biasa yang lugu untuk menebus segala dosanya yang telah lalu akibat kegemarannya yang suka berperang dan membunuh ribuan orang dalam perang kerajaan yang di pimpinnya.

Bertemu seorang pria berondong yang bodoh yang tak sengaja ia temukan di depan toko roti tempatnya bekerja.

Ternyata pria tersebut seorang CEO Amnesia yang tidak diketahui identitas pribadinya sampai CEO Amnesia itu mendapatkan ingatannya kembali setelah jatuh dari toilet.

Tetapi CEO itu hanya mengingat wanita lain dan menganggap gadis itu sebagai pengganti wanita lain itu.

Bagaimana kisah kasih ideal mereka akankah keduanya bersama dan menikah ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 8 BEKERJA DI TOKO ROTI ITALIA

Batang Dewi yang telah memiliki hidup baru bekerja di sebuah Toko Roti Italia 1912 yang ada di Kota Milan.

"Pagi !", sapa Batang Dewi pada Jian yang tengah duduk di kursi meja makan.

Pria amnesia itu tidak menjawab sapaan dari gadis sederhana itu, seperti biasanya bersikap acuh serta dingin.

"Maaf, aku agak terlambat bangun untuk menyiapkan sarapan karena hari ini aku harus segera ke toko roti untuk bekerja", kata Batang Dewi.

Pria amnesia itu hanya diam tanpa menoleh ke arah Batang Dewi dengan tatapan mengarah ke meja makan, membaca buku pemberian Batang Dewi.

Batang Dewi menengok sekilas ke arah pria muda yang amnesia itu, pria yang dipanggilnya dengan Jian itu tengah serius membaca sebuah buku cerita.

Tanpa banyak bicara Batang Dewi segera memasak menu sarapan untuk Jian dan dirinya serta menyiapkan menu lainnya untuk makan siang buat Jian karena dia harus segera berangkat kerja hari ini.

Batang Dewi memasak menu telur mata sapi beserta roti panggang untuk menu sarapan sedangkan untuk makan siang dia hanya menyiapkan sup merah hangat, tidak perlu repot untuk menghidangkannya karena sup merah akan tersaji dengan roti Ciabatta.

Praktis dan mudah dinikmati karena alasan itulah Batang Dewi memilih menu makan siang sup merah menggunakan pasta dan kacang polong, sup kental merah itu bernama pasta e ceci.

Sup kental yang berwarna merah ini memadukan bawang soffrito, seledri dan kaldu dengan tambahan roti Ciabatta akan terasa lebih nikmat. Dan sup pasta e ceci ini sangat cocok untuk menghangatkan badan serta bagus buat orang yang tengah menjalani pemulihan kesehatan karena kandungannya yang lengkap akan nutrisi.

Batang Dewi memanaskan teko listrik untuk memasak air minuman, dan dia hendak membuat minuman terbuat dari kuning telur yang dikocok bersama air dan gula dan susu karena minuman ini sangat menghangatkan tubuh dan pilihan tepat untuk Jian yang memerlukan energi lebih agar tubuhnya menjadi kuat setelah terluka sangat parah.

Hampir sekitar tiga puluh menit Batang Dewi menghabiskan waktunya untuk menyiapkan menu makanan di pagi hari serta siang hari, yaitu menu sarapan dengan roti panggang dan telur mata sapi setengah matang beserta minuman racikan dari telur, air, gula dan susu. Dan menu makan siang dengan sup pasta e ceci serta roti Ciabatta yang telah dia siapkan bersama roti-roti yang lainnya.

Batang Dewi bergegas masuk ke ruang meja makan dan meletakkan piring pipih berisi menu sarapan lengkap serta segelas minuman racikan dari kuning telur dan susu yang dia tambahkan sedikit madu didalamnya.

Dia duduk dihadapan Jian seraya melahap sarapannya dengan nikmatnya tanpa memperhatikan pria amnesia itu.

"Ehem... !", pria amnesia yang masih muda itu terdengar berdehem saat dia melihat Batang Dewi telah duduk didepannya sambil melahap sarapan paginya.

Batang Dewi tetap bersikap tenang tanpa memperdulikan Jian. Memotong telur mata sapi setengah matangnya serta roti Ciabatta dengan pisau dan garpu makannya.

"Ehem ! Ehem ! Ehem !", Jian berdehem lagi.

Tetapi Batang Dewi tetap bersikap acuh tak acuh terhadap Jian yang tengah sibuk menarik perhatiannya.

Gadis polos itu semakin mempercepat gerakannya saat melahap sarapannya pagi itu tanpa melirik sedikitpun ke arah Jian.

Ini adalah salah satu sikap yang diterapkan oleh Batang Dewi yang diambilnya dari sebuah tips cara menghadapi pria arogan saat dia menanyakannya kepada sistem Rajawali.

Tips pada langkah kelima yaitu Maksimalkan Peran yang Dimiliki ketika menghadapi pria arogan.

Batang Dewi tidak merespon sikap Jian padanya dan tetap mempertahankan dirinya untuk fokus menerapkan tips cara menghadapi pria arogan yang amnesia, Jian. Dengan mengalihkan perhatiannya kepada sarapannya.

"Apakah seperti itu cara kamu bersikap kepada seseorang ? Tidakkah kamu menawarkan padaku sarapan itu dengan kata-kata manis penuh perhatian agar aku menikmati sarapanku pagi ini dengan hati senang ?", tanya Jian.

Batang Dewi tidak mengindahkan ucapan Jian dan tetap memfokuskan pandangannya kepada piring makanannnya yang berisi hampir seperempat bagian roti dan telur mata sapi setengah matang.

"Hai ! Apakah kamu membalasku karena tidak menjawab sapaanmu tadi ? Lihat aku !", kata Jian dengan meninggikan nada suaranya.

KLANG...

Batang Dewi langsung meletakkan pisau makannya beserta garpu di atas piringnya dengan asal. Lalu menyeka mulutnya dengan selembar kain bersih seraya beranjak cepat dari tempat duduknya di meja makan.

Dia kehilangan selera makannya dan menyisakan sarapannya saat Jian mulai bersikap arogan lagi kepadanya.

"Aku tidak akan menyentuh sarapan pagi ini dan aku tidak akan nemakannya !", ucap Jian ngambek.

Tanpa menolehkan kepalanya ke arah Jian, dan berdiri cepat, Batang Dewi berkata pada pria amnesia itu sembari membersihkan piring makannya serta menghabiskan minumannya.

"Jika kamu tidak ingin sarapan, terserah padamu ! Yang terpenting aku sudah menyiapkan makanan untukmu sarapan dan jika kamu tidak ingin memakannya, aku akan membuangnya", kata Batang Dewi.

Batang Dewi menjulurkan tangannya hendak meraih piring sarapan Jian dan bermaksud membawanya ke dapur tetapi Jian melarang Batang Dewi mengambil piring makannnya yang berisi menu sarapan pagi.

Jian buru-buru menyingkirkan piringnya dari tangan Batang Dewi dan menepis tangan gadis sederhana itu dengan pelan.

"Siapa yang menyuruhmu untuk membawa sarapanku dan membuangnya !? Aku akan memakannya setelah kamu pergi", kata Jian.

Batang Dewi terdiam sejenak lalu melanjutkan langkah kakinya menuju dapur rumah barunya.

Sebentuk senyuman menghias wajah Batang Dewi ketika melihat sikap Jian yang mulai menerima dirinya dalam hidupnya sekarang ini.

Batang Dewi berpesan pada Jian untuk tidak lupa menghangatkan sup kental pasta e ceci yang dimasaknya untuk menu makan siang ketika hendak memakannya.

Dia juga menaruh selembar catatan penting di atas meja makannya sebelum dia berangkat kerja ke toko roti Italia.

"Jangan lupa untuk memanaskan kembali sup kental pasta e ceci ketika hendak memakannya nanti siang dan aku telah siapkan roti Ciabatta di dalam lemari makan !", kata Batang Dewi pada Jian.

"Apakah kamu akan pergi kerja sekarang ?", tanya Jian dari sofa panjang yang ada di ruang tengah.

"Iya, aku akan kembali kerja karena ini giliranku menjaga toko hari ini", sahut Batang Dewi seraya bersiap-siap berkemas.

"A--aku akan ikut denganmu ke tempat kerja mu", ucap Jian.

Bagaikan disambar petir di pagi hari, Batang Dewi tersentak kaget saat mendengar ucapan Jian padanya yang menginginkan ikut bersamanya ke toko roti Italia tempatnya bekerja.

"Hah !? Apa !?", ucap Batang Dewi melongo bingung.

"Yeah, aku akan ikut bersamamu hari ini, memastikan apakah kamu benar-benar bekerja di toko roti Italia itu di jalan Via Cenisio, Milan, 0,9 km dari Monumental Cemetery, Italia", sahut Jian dengan mantapnya.

"Apa !?", kata Batang Dewi semakin kebingungan.

"Apa yang sedang dipikirkan pria amnesia itu sekarang !? Ikut bersamaku bekerja ke toko roti Italia 1912 itu !? Apa dia salah menelan obat, tapi itu juga tidak mungkin karena aku yang setiap hari menyiapkan obat-obat untuknya setiap hari !?"

Gadis polos itu tidak mengerti yang tengah diucapkan oleh Jian padanya pagi itu.

Batang Dewi bergegas pergi cepat dan setengah berlari kecil ke arah keluar rumah tanpa memperdulikan Jian lagi, berlari turun tanpa memperhatikan lagi langkah kakinya dan hampir jatuh tersandung menuju ke arah vespanya dan langsung menancap gas vespa merah mudanya terburu-buru meninggalkan rumahnya.

Toko Roti Italia 1912, di Jalan Via Cenisio, Milan, 0,9 km dari Monumental Cemetery, Italia.

Batang Dewi masuk ke dalam toko roti lewat pintu belakang seperti pertama kalinya dia datang ke toko roti itu.

"Selamat pagi !", sapa Batang Dewi saat memasuki ruangan belakang toko yang merupakan ruangan yang terhubung langsung dengan dapur toko roti.

"Selamat pagi ! Kamu yang bernama Batang Dewi, ya !?", sapa pria muda bertubuh atletis itu ramah.

"Ya, bagaimana kamu bisa tahu namaku ?", tanya Batang Dewi terkejut kaget.

"Bukankah kamu mengirimkan lembaran surat lamaran kerja pada toko roti ini ? Aku membaca semua keterangan tentangmu ketika bos memberikannya kepadaku", sahut pria muda itu seraya tersenyum.

"Oh...", sahut Batang Dewi dengan bingungnya.

Batang Dewi hanya dapat bertanya pada dirinya sendiri tanpa berani menanyakannya langsung.

"Kapan aku mengirim surat lamaran kerja ? Apakah itu sudah ada dan telah diatur oleh hakim akherat yang mengirimku ke masa depan untuk menjalani reinkarnasiku dan perobatanku !?", ucap Batang Dewi dalam hatinya.

"Oh iya, perkenalkan namaku Gamya dan aku adalah rekan kerjamu sekarang dan merupakan penanggung jawab di toko roti Italia 1912 ini", kata pria muda bernama Gamya.

Mereka berdua saling berjabat tangan serta tersenyum menandakan awal terjalinnya kerjasama antara keduanya sebagai rekan kerja di toko roti itu.

"Lalu siapa pria yang ada disampingmu itu !?", tanya Gamya sembari menunjuk ke arah Jian yang berdiri didekat Batang Dewi sambil melipat kedua tangannya di depan dadanya.

Memandang dingin ke arah Gamya tanpa ekspresi wajah yang menunjukkan persahabatan.

"Dia tetanggaku yang ingin melihat tempatku bekerja di Kota Milan ini karena dia mencemaskan keberadaanku yang masih baru di kota ini", sahut Batang Dewi mengarang cerita.

"Mmm..., tapi bagaimana menjelaskannya kepada bos nanti mengenai kehadirannya disini ?", tanya Gamya gamang.

"Tolong, bisakah untuk hari ini saja kamu mengizinkannya di toko roti ini dan biarkan dia menunggu di dapur saja, aku mohon", ucap Batang Dewi memelas.

"Mmmm, baiklah, aku akan meminta izin pada bos nanti jika dia datang", kata Gamya.

"Maaf, aku terpaksa membawanya bersamaku karena dia baru sembuh dari sakitnya akibat kecelakaan parah dan saran dokter aku harus selalu mengawasinya selama 24 jam nonstop", kata Batang Dewi kembali mengarang cerita. "Aku benar-benar meminta maaf padamu, Gamya, tetapi sebelumnya aku ucapkan terimakasih padamu telah mengizinkan Jian disini"

"Apakah dia dapat membuat roti ?", tanya Gamya. "Kalau dia dapat membuat roti alangkah baiknya buat dia untuk turut membantu di toko roti ini dan bekerja bersama denganmu, bagaimana ?"

"Aku tidak tahu, Gamya, tapi aku akan menanyakannya sendiri padanya", jawab Batang Dewi.

Beberapa menit kemudian, Batang Dewi mulai terlihat sibuk di toko roti Italia 1912 itu sedangkan Jian yang ikut bersama dengannya hanya duduk di pojok dapur sembari memperhatikan mereka berdua bekerja giatnya.

Batang Dewi mulai menikmati pekerjaannya sebagai pembuat roti serta penjual roti di toko roti Italia 1912 itu.

Dia memiliki teman kerja bernama Gamya, seorang pria muda yang bertubuh atletis, dengan tinggi badan 191 cm adalah pria yang sangat ulet serta pintar sekali membuat roti Italia dalam berbagai jenis serta varian.

"Selamat pagi semuanya !", sapa seseorang dari arah pintu masuk belakang toko roti. "Belum buka, ya !?"

Seorang pria tampan serta ramah masuk ke dalam ruangan dapur seraya menyalami mereka berdua dengan senyum ceria dan ramah.

"Masih dua jam lagi, bos, toko buka", sahut Gamya.

"Apakah kamu pegawai baru yang bernama Batang Dewi, ya ?", tanya pria itu ramah.

"Benar, saya yang bernama Batang Dewi, dan salam kenal dari saya, serta mohon bimbingannya selama bekerja di toko roti ini", kata Batang Dewi sambil menganggukkan kepalanya.

"Pasti...! Pasti ! Aku akan dengan senang hati membimbingmu dan aku senang berkenalan denganmu, salam kenal dariku, namaku Baldovino Elio, aku adalah pemilik toko roti Italia 1912 ini, senang berkenalan dengamu", kata Baldovino Elio ramah dengan senyum cerah.

Baldovino Elio lalu berjalan ke arah pojok dapur dan hendak menyalami Jian yang duduk disana tetapi pada saat berada di depan Jian, tidak ada sambutan hangat dari pria amnesia itu.

"Siapa pria ini !?", tanya Baldovino Elio.

"Maaf, dia temanku, bos, namanya Jian", sahut Batang Dewi.

"Bos ! Kesini sebentar...", ucap Gamya.

Gamya buru-buru menarik pria tampan itu dan memberitahukan kepada bosnya dengan berbisik pelan mengenai keadaan Jian yang sakit itu. Dan tampaknya pria tampan yang baru datang itu mengerti serta menerima dengan kondisi serta sikap Jian yang menurutnya aneh itu dan terkesan angkuh dan dingin.

Pukul sepuluh pagi...

Batang Dewi akhirnya membuka toko roti Italia 1912 tepat jam sepuluh pagi dengan membuka folding gate yang terkunci secara otomatis dari dalam dengan menekan tombol yang berada di dekat pintu masuk toko roti itu.

Dia bekerja bersama Gamya di toko roti Italia 1912 mulai hari ini.

Mereka bekerja pada bos bernama Baldovino Elio, pria Italia yang sangat tampan dan ramah, pria yang mudah tersenyum dengan pembawaan ceria itu memiliki tinggi badan sekitar 187 cm.

Bos dari Batang Dewi itu sangat kalem dalam bersikap, pria itu seumuran dengan Batang Dewi yaitu 29 tahun sedangkan rekan kerja gadis itu yang bernama Gamya lebih tua setahun dari Batang Dewi yaitu sekitar 30 tahun.

1
Kintamani Wee
luar biasa
Anonymous
kenapa gak dilanjut thor
Yama Nana
luar biasa...
kalea rizuky
kasian barang dewi keknya cm di jadiin cadangan doank pergi aja lah barang dewi
Reny Rizky Aryati, SE.: benar, cadangan serep ☺️👍
total 1 replies
LoL öz
❤️❤️❤️❤️❤️
stumble guy
🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯
Manno Riky
🎂🎂🎂🎂🎂🎂
Reny Rizky Aryati, SE.
🎂🎂🎂🎂🎂💝
Reny Rizky Aryati, SE.
/Scowl/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!