Vivian Terpaksa menikah dengan tunangan sahabatnya untuk mengetahui kebenaran tentang kecelakaan yang di alami sahabatny
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fiah MSI probolinggo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 Penyatuan Tanpa Pemanasan
Adam melirik sekilas interaksi dua kekasih yang terpaksa ia pisahkan.
Ehemmmm ...
Adam berdehem agar keduanya tersadar, sudah banyak yang menatap mereka.
Daniel pun berlalu dari hadapan Vivian, Kini Vivian memasang wajah yang ceria kembali, Adam melihat perubahan itu, sudah tidak ada lagi kesedihan, kini berubah menjadi tatapan kebencian, amarah dan dendam.
Benar kah ... benarkah bukan dia yang membunuh Renata ... kenapa tidak ada rasa gembira sama sekali di wajahnya, apa aku salah faham ... ?
Adam merasa gundah dengan rasanya sendiri.
Namun ... lagi-lagi Ego menguasai nya.
Acara pernikahan itu pun telah usai, Vivian kini sudah ada di dalam kamar pengantin. Saat Adam ingin masuk kedalam kamarnya, ia melihat Asisten nya yang berjalan dengan langkah yang terburu-buru.
Adam menunggu karena ia tahu, itu pasti sangat lah penting.
"Apa ada hal yang buruk ... ?"tanya Adam.
Asisten itupun membisikkan sesuatu pada Adam, dengan segera ... Adam mengikuti langkah Asisten nya, bertemu dengan seseorang yang begitu lama ia nanti.
"Hallo Mario ... kapan kau datang ... ?"tanya Adam seraya memeluk sahabatnya.
"Aku baru mendengar tentang kecelakaan yang menimpa Renata, setelah mendengar itu, aku langsung terbang kesini "ucap Mario.
"Aku ingin menyelidiki sendiri kasus ini, apakah boleh ... ?"tanya Mario.
"Kau ingin turun tangan sendiri ... kenapa kau begitu tertarik dengan kasus ini ... ?"tanya heran Adam.
"Aku tahu ... kau tidak mencintai Renata, tapi aku tergila-gila padanya, jika aku tahu ... dia akan mengalami hal ini, tidak akan aku biarkan dia ada di sisi mu, jika bukan karena Renata yang mencintai mu, mana bisa aku menyerah"ucap Mario.
"Dia mencintai ku ... ?"tanya Adam
"Sangat Adam, tapi kau yang telah melukai nya dengan cara mengabaikan nya, bahkan kau masih berhubungan dengan kekasih murahan mu itu, sekarang ... kau malah menikahi sahabatnya, kau gila Adam"Ucap Mario
"Aku menikahi nya karena aku tahu, dialah pelaku pembunuhan Renata, jika bukan dia, siapa lagi yang bisa kita curigai"ucap kesal Adam.
"Ckkkk ... jangan sampai ego mu melukai dirimu sendiri"ucap Mario.
"Tapi, selamat ... semoga menjadi keluarga yang bahagia"lanjut Mario seraya menepuk pundak Adam.
"Aku akan ucap kan terimakasih kalau semua yang ku harapkan sudah terlaksana, mari kita minum sebentar"ajak Adam pada Mario.
Benar saja merekapun menikmati minuman mereka, tapi siapa yang menyangka kalau dalam minuman Adam ada obat yang sudah di campur, membuat Adam merasa gerah, dan tersiksa.
Adam menahan sekuat tenaga hasrat yang tiba-tiba saja datang tak bergelombang.
Melihat raut wajah Adam yang telah berubah, kakeknya Adam memanggil Mario agar tidak lagi mengganggu malam pertama sahabat nya itu.
Tentu Mario mengerti akan hal itu.
"Kembali lah ke kamar mu, istrimu sudah menunggu mu"ucap Mario Seraya meninggalkan Adam.
Merasa makin panas dan tersiksa, Adam perlahan berjalan menuju ke kamar nya, ia semakin yakin bahwa Vivian adalah dalang dari kecelakaan Renata, Adam sangat faham akan reaksi tubuhnya saat ini, ini adalah pengaruh dari obat perangsang.
Hati Adam merasa marah, ia tidak menyangka kalau Vivian akan menggunakan cara licik ini untuk mendapatkan tubuh Adam.
Namun ... dengan begini semua rencana Adam akan terlaksana, Adam Akan menggunakan Vivian hanya sebatas pemuas di ranjang, bukan sebagai istri yang Vivian harapkan.
Saat Adam sampai di depan kamarnya, ia membuka paksa kamar itu sehingga menimbulkan benturan antara pintu dan dinding nya, tentu Vivian terkejut dengan itu.
Saat itu Vivian baru selesai membersihkan diri, melihat itu Adam menyeringai menatap Vivian.
"Murahan ... kau benar-benar wanita murahan ... "ucap Adam seraya mendorong tubuh Vivian hingga terjerembab di atas kasur.
"Apa yang ingin kau lakukan ... ?"ucap Vivian saat Adam sudah berada di atas tubuh nya
"Jangan main tarik ulur dengan ku, bukan kah kau yang menginginkan ini ... akan ku kabulkan, kau akan merasa kan penyiksaan yang sebenarnya malam ini jal*ng" bentak Adam
Hati Vivian sakit akan semua kata murahan dan J*l*ng yang Adam lontarkan, namun ... apa yang bisa Vivian lakukan, saat Adam sudah membuka paksa kimono yang Vivian pakai.
bukan itu saja, Adam melakukan penyatuan tanpa adanya pemanasan, melakukan dengan secara kasar, bahkan sampai Vivian menjerit kesakitan.
"Bajing*n kau Adam, sudah hentikan aw ... sakit ... " tangis Vivian tidak Adam hiraukan
Bahkan Adam menarik rambut Vivian kebelakang sebagai pegangan saat ia ingin mencapai puncak kenikmatan nya.
"Rasakan ini, bukankah ini yang kau mau ... aku sudah mengabulkan mya untukmu, terimalah ini j*lang" Adam terus memompa dengan trimer yang begitu cepat dan kasar.
Air mata Vivian sudah membasahi seluruh wajah Vivian, ia merasa hancur sehancur-hancurnya.
Haruskah ia berkorban sedalam ini hanya untuk balas dendam pada pembunuh sahabatnya.
"Tahan Vi .. kau bisa ... kau kuat, balas lah .. balas lah semua ini nanti" ucap Vivian dalam hati.
Vivian menghapus air matanya, ia merasakan Adam semakin cepat memompa permainannya.
Sehingga akhirnya teriakannya terdengar di telinga nya.
Aaaa ...
Deru nafas Adam terlihat begitu puas.
"Ternyata kau nikmat j*lang"ucap Adam dengan tersengal-sengal
"Anda menikmatinya Tuan, wanita yang kau anggap mur*han ini, masih menjaga kehormatan nya, bukankah aku sangat baik padamu ... "ucap Vivian dengan tatapan sengitnya.
Vivian langsung bangun dengan tubuh yang begitu sakit, begitupun dengan area sensitif nya.
Tidak ada pemanasan, main kasar ... begitu sangat membuat area sensitif Vivian sakit. mungkin lecet.
Vivian menggigit bibir bawah nya sebagai tanda betapa perihnya saat ia membuang air kecil.
Vivian menangis di bawah guyuran shower.
'Adam ... aku juga akan membalas mu suatu saat nanti, sakit ini ... akan ku balas seribu kali lipat Adam, setelah semuanya selesai ... aku akan merasakan sakit yang aku rasakan, itu janji ku'
Itulah sumpah Vivian dalam isak tangisnya menahan sakit.
Sedangkan Adam sudah terlelap dalam mimpi indahnya, setelah mencapai kepuasan.
Setelah keluar dari kamar mandi, Vivian mendapati bantal dan selimut yang terlempar di lantai.
Tentu Vivian mengerti, itu tandanya Adam tidak ingin Vivian tidur satu ranjang dengannya.
Dengan senang hati Vivin mengambil bantal dan selimut itu dan menuju ke sofa.
Langkah nya tertatih, nyeri yang ia rasakan, lebih nyeri luka hatinya.
Vivian membaringkan tubuhnya di atas sofa.
di genggaman nya ada foto sahabat nya.
Salah satu alasan ia bertahan dengan lukanya.
'Tiga minggu ... tiga minggu aku ingin mengungkap semuanya, dan kau akan tenang di sana, tapi ... aku masih berharap kalau kau masih hidup, Ren ... '
Vivian menatap foto itu lalu memejamkan matanya.
*****
"Adam pasti akan termakan dengan omongan kita, dia tidak akan membuat anak sialan itu hidup nyaman di rumahnya, percayalah ... suatu saat Adam akan melihat kalau kaulah wanita yang terbaik untuk nya, kau tambahkan saja porsi sabar mu" ucap mama tiri Renata pada Alexa.
"Apakah mama yakin ... ?" Alexa menatap sang mama penuh harap
"Yakin sayang ... kau fokuslah pada karir mu, buatlah Adam bertekuk lutut di bawah kakimu nanti" Mamanya dengan sangat yakin mengatakan hal itu.
Apakah benar Renata sudah meninggal ... ?
Lalu dimana mayatnya ... ?
Kalau belum meninggal apakah Renata akan segera muncul ... ?
Dukung selalu ya teman-teman .
banyak sekali novel kayak gini, author tegas pada kesalahan sang suami ini adil tapi author apa yang dilakukan sang istri tidak dianggap salah
kita bongkar
*adam sang suami, pasti udah tau kesalahannya dan dia dapat balasan setimpal, kan ini adil
*vivian sang istri ini yang jadi masalah, istri pergi tinggalkan suaminya dan lari dari masalah itu udah suatu kesalahan tapi kita masih bisa maklumi lah dengan berbagai alasan seperti vivian pergi kita masih bisa mengerti alasan vivian pergi tapi yang jadi msalah besar dan fatal vivian pergi dengan lelaki lain, ini sudah tidak bisa dibenarkan dengan alasan apapun yang jadi mirisnya lagi author menganggap vivian pergi dengan lelaki lain bukan kesalahan yang perlu diluruskan
saran untuk para author dalm berkarya bukan hanya prestasi kalian bisa buat novel bagus tapi alangkah indahnya novel kalian (author wanita) jika kalian membuang jauh sifat keegoisan wanita, berlaku adil pada pelakor dan pebinor, berlaku adil pada suami buat salah dan istri buat salah, jika suami buat salah kalian laknat, begitu juga kalau istri buat salah kalian juga laknat,
author dalam berkarya jangan posisikan diri kalian sebagai wanita tapi posisikan lah diri kalian ditempat netral, maka kalian akan bisa membuat novel yang luar biasa novel bagus dari sisi karya, adil, tidak egois, dan bermoral
kalau bisa crazy up donggg
senenggg