Jiwa seorang ilmuwan dunia modern terjebak pada tubuh pemuda miskin di dunia para Abadi. Ia berusaha mencapai puncak keabadian untuk kembali ke bumi. Akankah takdir mendukungnya untuk kembali ke bumi…. atau justru menaklukkan surgawi?
**
Mengisahkan perjalanan Chen Lian atau Xu Yin mencapai Puncak Keabadian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Almeira Seika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16—Upacara Peresmian
Beberapa hari setelah pengumuman yang diadakan oleh Tetua Qian. Xu Yin diajukan sebagai murid inti secara resmi di Sekte Tiangu. Sidang peresmian dan upacara itu akan segera diadakan.
Aula pertemuan utama di Sekte Tiangu dipenuhi oleh para Tetua dan Murid-murid terpilih. Langit sore memantul lembut di atas lantai giok putih yang bersinar. Di tengah aula, Xu Yin berdiri mengenakan jubah berwarna biru dengan lambang berwarna silver dibagian dada, lambang Murid Dalam.
Ia masih tidak percaya dengan semua ini. Setelah menderita beberapa tahun, akhirnya, ia mencapai tujuan ini. Jantungnya berdegub kencang, menunggu upacara dimulai.
Di hadapannya, Tetua Qian berdiri dengan jubah yang dihiasi ornamen emas. Di samping Tetua Qian duduk beberapa Tetua lain, termasuk Tetua Jiang Xiong, Tetua Xie Mei, Tetua Zhang Wei, dan Tetua Han Jun, basis kultivasi mereka semua berada pada Golden Core tahap akhir. Sorot mata mereka penuh keraguan, meski tak satupun berani membantah keputusan Qian.
Akhirnya, Tetua Jiang Xiong memberanikan diri untuk membuka suara.
"Xu Yin, sebelumnya, kau memang mencapai Qi Awekening 19 hanya dalam satu setengah tahun, bakat ini sangat langka."
Tetua Jiang Xiong melanjutkan, "Tapi, saat ini kultivasimu turun di tingkat awal Qi Awakening bahkan tanpa perubahan selama 3 tahun. Kau yakin bisa memikul beban sebagai murid inti?"
Tetua Qian tersenyum tipis, lalu mengangkat tangan untuk menyela.
"Aku sendiri yang akan membimbingnya. Jangan ragukan pilihanku. Xu Yin memiliki potensi yang tidak bisa kalian ukur hanya dengan mata."
Xu Yin hanya menunduk hormat, senyuman tipis terlihat di bibirnya. Rasa bangganya kepada Tetua Qian mencapai puncak.
Tetua Xie Mei menoleh, ia masih setengah ragu. "Kalau dia menjadi Murid langsung dari Senior Qian... maka kami tak bisa banyak bicara. Tapi kami tidak bertanggung jawab jika…”
"Jika dia gagal?" potong Tetua Qian. Sorot matanya tajam. "Aku akan mempertaruhkan jiwa 'Golden Soul' milikku, kau bisa memilikinya untuk meningkatkan ranahmu."
Seketika, suasana menjadi sedikit riuh. Tak satu pun dari Tetua lain membantah, tetapi bisikan-bisikan dari para Murid terpilih mulai menggema.
"Tetua Qian akan mengorbankan hidupnya untuk anak itu?"
"Bagaimana mungkin kita akan sederajat dengannya?"
"Kau harus melihat betapa buasnya dia menghabisi Yu Xinyi."
"Tetap saja, tidak sebanding dengan status kita!"
Sementara itu, Xu Yin mulai menempatkan Tetua Qian di dalam hatinya. Sejajar dengan kedua orang tua dan pamannya yang berada di dunia ini. Satu tingkat di bawah Lu Rei dan Fu Heng. Artinya... Xu Yin mulai menaruh kepercayaan dan menyayangi Tetua Qian seperti keluarganya sendiri.
Aula pertemuan utama Sekte Tiangu seketika dihantam oleh energi yang sangat kuat ketika seorang pria paruh baya melangkah masuk. Suasana berubah berat, seperti langit senja yang mendadak diselimuti awan pekat. Jubah panjang berwarna hitam membungkus tubuhnya yang tegap, dan di bagian punggungnya terdapat simbol khusus, lambang eksklusif Ketua Sekte.
Rambut panjangnya yang hitam diikat longgar ke belakang, namun auranya menyebar liar ke segala arah. Cahaya di ruangan seolah menolak bersinar terlalu terang saat ia lewat. Mata Ketua Sun Long tampak datar namun tajam, seolah bisa menusuk mata orang lain dengan satu pandangan.
Saat Ketua Sun Long dua langkah memasuki aula, seluruh murid langsung menangkupkan tangan dan menunduk dalam-dalam memberi penghormatan.
Bahkan para Tetua, juga berdiri dan menangkupkan tangannya ke depan, menunjukkan rasa hormat yang lebih besar, segera menunduk dalam-dalam dan berseru serempak.
"Hormat kami kepada Ketua Sekte Sun Long!"
Suara mereka menggema, menciptakan tekanan spiritual yang hampir menyerupai mantra kehormatan.
Tingkat kultivasi Golden Soul tahap tengah milik Sun Long menjadikannya pilar kekuatan mutlak di Sekte Tiangu, setara dengan Tetua Qian, namun dengan otoritas yang jauh lebih tinggi.
Sun Long berhenti tepat di depan Xu Yin yang masih menunduk dengan khidmat. Jantung Xu Yin berdetak lebih cepat dari biasanya, keringat dingin membasahi dahi dan punggungnya menjadi dingin. Untuk pertama kalinya dalam hidup, ia merasakan aura dominasi yang kuat, bahkan mampu membuatnya takut.
"Jadi anak ini yang menggemparkan seluruh Sekte di Negara Xuan setelah menang melawan Yu Xinyi."
"Namun, tingkat kultivasinya turun ke tahap satu Qi Awakening, sangat rendah. Tidak masuk kualifikasi sebagai murid inti."
Ekspresi Tetua Qian menjadi buruk dan ia memotong. "Tapi Ketua Sun....."
"Apakah... ini murid pilihanmu, saudara dao Qian?"
Suara Sun Long dalam dan datar, namun mengandung tekanan spiritual. Beberapa tetua saling pandang. Tetua Qian menunduk menatap lantai, seperti sedang memikirkan sesuatu. Tapi, beberapa saat kemudian, ia melangkah ke depan dengan percaya diri.
"Benar, Ketua Sun. Namun, murid ini memiliki Meridian Ganda dan Void Primordial. Sebuah kombinasi yang langka... bahkan di antara jutaan generasi." Tetua Qian ragu untuk mengungkapkan ini, tetapi, jika ia tidak memberitahu Ketua Sekte Sun, maka Xu Yin tidak akan pernah di terima menjadi Murid Inti.
Sorot mata Sun Long sedikit menyipit. "Meridian ganda? Void Primordial? Jarang sekali seseorang lahir dengan bakat ini."
"Namun... banyak dari mereka yang memiliki bakat ini justru tidak mampu bertahan." Lanjut Ketua Sun Long.
Tetua Qian memotong, "Anak ini bukan hanya bisa bertahan, Ketua Sun. Tetapi, anak ini mampu meningkatkan kultivasinya sendirian, tanpa bimbingan. Sekarang, saya akan melatihnya. Dengan waktu dan metode yang tepat, anak ini bisa menjadi aset Sekte Tiangu yang tak ternilai."
Desas-desus di kalangan para praktisi tua, mengenai Void Primordial sangatlah beragam dan misterius. Ada yang menganggapnya sebagai berkah, karena langka. Namun banyak pula yang percaya bahwa itu adalah energi kehampaan mutlak, kekosongan yang dapat menelan eksistensi. Dalam catatan zaman kuno, mereka yang memilikinya berakhir gila... atau lenyap tanpa jejak.
"Lalu apa jaminanmu, saudara dao Qian? Jika kelak dia membuang bakatnya, atau... menjadi ancaman?" tanya Sun Long.
Seketika udara menjadi berat. Tapi Tetua Qian menatap langsung mata ketua sekte, suaranya tenang namun tegas.
"Jika dia gagal, saya sendiri yang akan menanggung akibatnya." Jawab Tetua Qian dengan nada yang meyakinkan.
Sun Long terdiam sejenak, lalu menoleh pada Xu Yin. "Angkat wajahmu, anak kecil."
Xu Yin perlahan mengangkat kepalanya, menatap langsung mata sang Ketua Sekte. Ia bisa merasakan jantungnya berdebar semakin kencang dari yang tadi, tapi wajahnya tetap menunjukkan ketenangan.
Walaupun ia merasa gugup saat menatap mata Ketua Sun, ada keteguhan dalam sorot matanya, tekad yang dibentuk oleh penderitaan panjang. Dalam pikirannya kini, ia ingin meraih puncak di sekte ini, dan menunjukkan pada orang-orang yang pernah menganiayanya.
Sun Long berbicara dengan nada yang sangat rendah, "Aku menyukai sorot mata itu."
Ia lalu membalikkan badan, suara terakhirnya menggema di seluruh aula.
"Mulai hari ini, Xu Yin resmi menjadi murid inti Sekte Tiangu."
Gong besar di sisi kiri aula berdentang tiga kali.
Suara dentangan menggema hingga puncak pegunungan, menjadi tanda dimulainya Ritual Pengangkatan Murid Inti, sebuah tradisi yang hanya dilakukan oleh Sekte Tiangu.
Empat murid berpakaian serba putih berjalan dari sisi aula, membawa benda-benda simbolik:
Sebuah jubah dalam warna biru muda dengan benang perak berbentuk lingkaran tak terputus, melambangkan siklus dao yang terus berputar, hanya dapat dikenakan oleh Murid Inti.
Sebuah giok bundar kehijauan yang diukir lambang Sekte Tiangu, melambangkan identitas sejati, yang akan bereaksi terhadap Qi pemiliknya.
Sebuah giok persegi panjang seputih salju dengan mantra emas, berisi Kepustakaan Dasar Murid Inti, kumpulan teknik dan tempat kultivasi rahasia tingkat menengah.
Segelas ramuan merah tua dalam cawan perak, Darah Ikatan Sekte, ramuan langka yang akan menyatu dengan tubuh dan jiwa murid inti untuk menandai sumpah kesetiaan.
Tetua Qian maju selangkah, mengambil jubah biru muda dan menyampirkannya ke bahu Xu Yin.
"Dengan jubah ini, kau bukan lagi hanya sekadar murid, melainkan fondasi masa depan kami," ungkapnya, seperti sebuah pidato singkat.
Lalu Tetua Xie Mei menyerahkan giok lambang sekte, dan saat Xu Yin menyentuhnya, giok bundar itu bersinar samar, mengeluarkan aura dingin tapi murni.
Sorot mata para tetua berubah menjadi berbinar, antara tidak percaya dan juga kekaguman. "Qi-nya... memang belum kuat," bisik Tetua Han Jun, "tapi bersih... sangat bersih..."
Setelah menerima giok bulat sebagai lambang sejati, Xu Yian memasukkan giok itu ke dalam tas spiritual yang diberikan oleh Xu Liang beberapa tahun yang lalu.
Selanjutnya...
Xu Yin menerima giok yang berisi datar kepustakaan murid, kumpulan teknik, dan tempat kultivasi rahasia. Ia membaca sebentar isinya dan memasukkan ke dalam tas. Lalu, ia membungkuk dengan khidmat, kemudian mengambil cawan terakhir.
Tetua Qian mengangguk. "Minumlah."
pedang biasa bisa apa nggak? tergantung ilmu seseorang atau tergantung pedangnya?
mungkin padanan sapu terbang penyihir atau karpet terbang aladin. cerita2 benda terbang yg jadi kendaraan yang lebih kuno.
ibunya jadi hangat.