Dilarang Boom like !!!
Yuk hargai karya dari seorang penulis 🥰
Dia tidak menyangka kalau akan menjadi pemeran antagonis dalam kehidupan sahabatnya.
Viola Rinjani, seorang gadis muda berusia 23 tahun harus terpaksa menikah dengan seorang pria yang merupakan suami dari sahabatnya sendiri.
Awalnya, Viola menolak tawaran pernikahan itu. Namun, keadaan yang terus memburuk terasa mencekik leher Viola hingga membuatnya harus mengambil keputusan untuk menjadi istri kedua.
Biduk rumah tangga pun dimulai, akankah Viola berhasil melewatinya ?
Atau terpuruk dengan segala siksaan dan hinaan yang dilayangkan oleh semua orang ?
Yuk ikuti kisahnya hanya di Noveltoon !
Follow IG Author ayu.andila 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Andila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 8. Wanita Murahan
Setelah perdebatan yang berakhir dengan penuh cinta, Alea kembali masuk ke rumah sakit untuk melihat keadaan Viola dengan diikuti oleh Raja yang dipaksa untuk melihat kondisi gadis itu.
Ternyata Viola sudah sadar dan dipindahkan ke dalam ruang perawatan membuat Alea dan Raja segera menuju ke tempat di mana wanita itu berada.
"Viola! bagaimana keadaanmu?" tanya Alea begitu sampai di dalam ruangan Viola, dia mendekat ke ranjang temannya itu sembari menggenggam tangannya.
"aku baik Al," jawab Viola dengan pelan, dia melirik ke arah Raja yang memalingkan wajahnya ke arah samping.
"dasar laki-laki brengsek! awas saja kalau dia berani menyiksaku lagi," Viola merasa sangat marah atas apa yang telah laki-laki itu lakukan padanya.
"bagaimana keadaan Viola, Ma?" tanya Alea pada Mama Vivi yang duduk di samping ranjang Viola.
"kata Dokter semua baik-baik saja, Viola hanya harus banyak istirahat. Dan nanti sore dia juga sudah boleh keluar dari rumah sakit," jelas Mama Vivi tentang kondisi menantu keduanya.
Alea merasa lega saat mendengar kondisi Viola, sementara Raja merasa tidak peduli dan duduk di atas sofa yang ada diruangan itu.
"apa kau bisa menjaga Viola dirumah sakit Al? hari ini Mama ada acara yang tidak bisa dibatalkan," ucap Mama Vivi, hari ini dia akan bertemu dengan para pemilik saham diperusahaan suaminya.
"bisa-"
"tidak bisa! Alea akan menemaniku pergi ke acara kolega bisnisku hari ini," potong Raja, dia ingin membawa Alea untuk bertemu dengan rekan bisnisnya yang sangat penting.
"lebih baik aku menemani Viola saja, honey. Kamu kan bisa pergi bersama sekretarismu," tolak Alea, dia ingin menjaga dan menemani sahabatnya.
"ti-tidak perlu! aku bisa sendiri di rumah sakit," ucap Viola, dia tidak ingin terjadi keributan di anatara mereka.
"lihat! dia saja bisa sendiri," ketus Raja, dia lalu menarik tangan Alea agar meninggalkan tempat itu.
"Raja! biarkan Alea tinggal di sini, tidak mungkin Viola sendirian," seru Mama Vivi, dia ingin ada seseorang yang menemani Viola agar tidak merasa kesepian.
"tapi Ma-"
"pokoknya Alea tetap di sini! nanti sore Mama akan menjemput kalian," ucap Mama Vivi kemudian.
Raja yang masih ingin membantah menjadi tidak jadi saat Mama Vivi melihatnya dengan tajam, dia lalu beranjak untuk keluar dari ruangan itu dengan diikuti oleh Mama Vivi.
Sepeninggalan mereka, Alea mengambil buah-buahan untuk diberikan pada Viola. Namun, Viola menolaknya. Dia tidak ingin makan apapun saat ini.
"Vi, aku minta maaf atas apa yang telah dilakukan Raja padamu," lirih Alea sembari menggenggam tangan Viola, dia merasa sangat menyesal karna tidak bisa melindungi Viola dari Raja.
"tidak apa-apa Al," balas Viola, dia menarik sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman.
Kemudian mereka menghabiskan waktu untuk mengobrol, dan mengenang kisah masa lalu dalam persahabatan mereka.
Raja yang saat ini sudah berada di dalam mobilnya berdecak kesal, dia merasa sangat marah karna Alea lebih memilih bersama dengan Viola ketimbang bersamanya.
Dia lalu melajukan mobil itu untuk bersiap bertemu dengan rekan bisnisnya.
****
Setelah pulang dari urusannya, Mama Vivi kembali datang kerumah sakit untuk menjemput kedua menantunya. Terlihat Alea dan Viola sudah siap untuk pulang, hanya tinggal menunggu kedatangan mertua mereka.
Hari-hari telah berlalu, Viola selalu berada di rumah itu tanpa mengerjakan apa-apa. Dia merasa sangat bosan karna tidak diperbolehkan ke sana ke mari, karna masih harus banyak istirahat.
"Vi, aku mau ke restoran dulu ya," pamit Alea sembari menenteng tas mahalnya.
Viola hanya menganggukkan kepala untuk mengiyakan ucapan Alea, dia lalu beranjak bangkit dan berjalan ke kamar untuk menonton televisi.
Tiba-tiba, terdengar dering ponsel Viola membuatnya langsung mengambil benda pipih itu di atas ranjang.
"halo, Dokter," ucap Viola, dia senang saat Dokter Rangga menghubunginya.
"bagaimana kabarmu, Vi?" tanya Dokter Rangga disebrang telpon.
"baik Dokter, bagaimana keadaan Vedri?" tanya Viola kemudian.
Lalu Rangga menjelaskan tentang kondisi Vedri yang semakin stabil dan membaik membuat Viola merasa senang dengan helaan napas lega.
Kemudian Viola dan Rangga saling mengobrol dan bersenda gurau sembari melepas rindu karna sudah lama tidak bertemu.
Raja yang baru pulang dari perusahaan mendengar gelak tawa Viola membuat lelaki itu menghentikan langkah kakinya, dia kemudian membuka pintu kamar Viola dengan kuat membuat wanita itu terjingkat kaget di atas ranjang.
"dasar wanita tidak tau diri!" teriak Raja sembari melemparkan tas kerjanya ke arah Viola, tetapi wanita itu menghindar dan membuat tas itu terjatuh ke atas tanah.
Viola segera memutus panggilan telponnya dengan Rangga saat mendengar teriakan Raja, dia lalu beranjak bangun dan meletakkan ponselnya di atas ranjang.
"enak sekali kau ya, tidur-tidur dikamar seperti ini!" ucap Raja dengan penuh penekanan, rasa lelah yang sedang dia rasakan semakin membuatnya dibakar amarah.
Viola hanya diam mendengar ucapan Raja, dia sangat malas untuk berdebat dengan lelaki itu.
"Dasar j*lang tidak tau diri!" maki Raja kembali sembari menarik tangan Viola dan menghempaskannya ke atas lantai.
"kenapa kau selalu menyiksa dan memaki ku? sebenarnya apa salahku padamu?" teriak Viola, dia sudah tidak tahan mendengar cacian dan siksaan yang selalu dilayangkan oleh lelaki itu untuknya.
"salahmu adalah lahir ke dunia ini dan mengganggu hubunganku dengan istriku!" jawab Raja dengan tajam, dia mendekat ke arah Viola dan mencengkram wajah gadis itu sampai membuatnya mencakar tangan lelaki itu.
"wanita j*lang sepertimu jangan harap bisa mendapat tempat dirumah ini! apalagi bermimpi untuk mendapatkan cinta dan kasih sayangku, karna kau bahkan lebih rendah dari seorang p*e*l*a*c*ur, Wanita murahan!" Raja melepaskan tangannya dari wajah Viola dengan kasar, dia lalu membangun kan Viola dan mendorongnya sampai tubuh gadis itu menabrak dinding.
"kau bahkan tidak pantas untuk dipanggil seorang wanita, dasar binatang!" maki Raja lagi sebelum pergi dari kamar itu, dia kembali menutup pintu dengan kasar hingga membuat Viola terlonjak.
Viola hanya diam dengan menahan sakit dipunggung dan juga wajahnya, ingin rasanya dia menangis tetapi air mata tidak juga keluar dari kedua matanya.
"kau lihat saja Raja, suatu saat nanti aku pasti akan membalas semua perbuatanmu!" geram Viola, kemudian dia mengambil salep dan mengobati punggung dan kakinya yang terluka akibat perbuat Raja.
Sementara Raja, membanting semua barang-barang yang ada dikamarnya. Dia merasa sangat kesal karna semenjak kehadiran Viola, hubungannya dengan Alea menjadi renggang. Dia juga selalu merasa benci saat melihat wajah wanita itu dirumah ini.
"aku harus menbuatnya pergi dari rumah ini!"
•
•
•
TBC.
Terima kasih buat yang udah baca 😘