NovelToon NovelToon
Becoming A Poor Princess

Becoming A Poor Princess

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Paksa / Kutukan
Popularitas:2M
Nilai: 4.7
Nama Author: Itha Sulfiana

Diana Steel yang baru saja menemukan sang tunangan bersama sahabat baiknya tengah berselingkuh, kembali pulang ke rumah dengan perasaan yang hancur. Diperjalanan, seorang Nenek tua menawarinya membeli sebuah novel tua bersampul hijau yang terlihat aneh di mata Diana.

Karena desakan sang Nenek dan rasa kemanusiaan yang tinggi, akhirnya Diana pun membeli novel yang menurut Nenek adalah novel yang mampu merubah kehidupan Diana. Apakah Diana percaya? Tentu tidak. Namun, kenyataan lain menampar Diana selepas menuntaskan cerita novel itu dalam satu malam. Dipagi hari berikutnya, dia terbangun di tempat lain dengan identitas sebagai Putri Diana Emerald. Sosok gadis malang, yang terasing sejak kecil dan malah akan berakhir mati ditangan suaminya sendiri, yaitu Kaisar Ashlan.

Menyadari hidupnya diambang bahaya, Diana memutuskan untuk menciptakan alur yang baru untuk kisahnya sendiri. Dia akan membuat Kaisar Ashlan jatuh cinta terhadapnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Sulfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jaim

Bab 8

Setelah berganti gaun tidur dengan bantuan Mulanie, Diana mulai membaringkan tubuhnya diatas pembaringan. Hari ini ia benar-benar merasa lelah. Tubuhnya sakit semua karena perjalanan jauh yang ia tempuh dan juga acara memasak tadi siang. Belum lagi, ia masih harus menghabiskan waktu berjam-jam untuk menunggu Ashlan yang ternyata tidak pulang-pulang.

"Andai tahu kalau tenagaku hanya akan habis sia-sia, untuk apa aku melakukan hal seperti tadi? Ck...," sungut Diana yang masih saja kesal.

Mulanie tak menanggapi apa-apa. Gadis bangsawan tersebut tampak sibuk mematikan beberapa lilin didalam ruangan sebelum pamit undur diri.

"Selamat beristirahat, Yang Mulia!" pamit Mulanie.

"Kau juga, Mulanie. Terimakasih banyak untuk hari ini,"balas Diana dengan senyum tulus.

Mulanie mengangguk kikuk. Terus terang, ia tak pernah menyangka akan mendapatkan ucapan terima kasih yang dibarengi dengan senyum setulus itu dari Ratu kerajaannya. Perlahan, ia mulai berpikir bahwa keputusannya untuk menerima pekerjaan ini bukanlah hal yang terlalu buruk. Meski dijauhi oleh sesama putri bangsawan, namun Mulanie tidak merasa mengalami kerugian apapun. Toh, selama ini dia memang selalu diasingkan di lingkungan pergaulan hanya karena keluarganya mengalami kebangkrutan dan terpaksa harus pindah ke desa kecil dan bekerja sebagai petani.

*****

Ditempat lain, Ashlan yang baru saja menyelesaikan latihan memanahnya tampak duduk sambil berusaha menetralkan nafas yang masih terengah. Kuda yang ia tunggangi dalam sesi latihan memanah tadi sudah di bawa kembali ke dalam kandang oleh salah satu prajurit.

"Anda tidak ingin pulang?" tanya Ksatria Bennett kepada sang Kaisar sekaligus kakak sepupunya itu. Ya, sepupu. Alarick Kristoff Bennett merupakan putra dari adik kandung mendiang Ibu Kaisar Ashlan Arthur Mounthbetten .

"Untuk apa?" ujar Ashlan balik bertanya.

Ksatria Bennett nampak berpikir. Dipandanginya wajah sang Kaisar dengan tatapan lekat. Pria berusia 30 tahun itu tersenyum kecil. Aih! Sepupunya masih saja selalu berusaha menyembunyikan perasaan yang sebenarnya.

"Untuk membuktikan ucapan mata-mata tadi siang. Apa benar ada yang menyiapkan makanan untuk Yang Mulia atau tidak."

Ashlan mendesah samar. Ekspresinya terlihat begitu malas menanggapi. Namun, tidak tahu dengan hatinya. Lelaki yang lebih tua 2 tahun dari Ksatria Bennett itu adalah ahlinya dalam menyembunyikan isi hati semenjak Ibu kandungnya meninggal. Tapi, tidak pada sepupunya sendiri.

"Yang Mulia?" panggil Ksatria Bennett.

"Hmm?" jawabnya malas.

"Mau pulang atau tidak?"

Memilih tak menjawab, Kaisar Ashlan segera berdiri dan berjalan ke arah istana. Ksatria Bennett yang melihat itu sigap ikut berdiri. Dengan cepat, ia sudah menyetarakan langkah.

Tiba di bagian istana yang sedikit sepi dan minim penjagaan manusia, Kaisar Ashlan bergegas menuju ke ruang makan. Ksatria Bennett masih setia mengekor dibelakang tanpa bersuara sedikitpun.

"Jadi, perempuan Timur itu yang memasak

semuanya?" tanya Kaisar Ashlan saat melihat makanan diatas meja yang sudah dingin dan tampak tak pernah tersentuh.

"Benar, Yang Mulia. Yang Mulia Ratu yang sengaja memasak semua makanan ini untuk Anda. Kata Mulanie, ini adalah bentuk bakti Yang Mulia Ratu sebagai seorang istri." Ksatria Bennett memberi penjelasan. Mulutnya berusaha ia bungkam agar tak tersenyum.

Kaisar Ashlan berdecih. "Bagaimana jika dia sebenarnya sengaja ingin meracuniku?"

Ksatria Bennett mengendikkan bahu. " Anda sedari kecil sudah terlatih untuk melawan racun yang memasuki tubuh Anda. Kekebalan Anda terhadap racun hanya akan luntur jika...,"

Kaisar Ashlan mengangkat sebelah tangannya untuk menghentikan ucapan Ksatria Bennett. Tatapan tajam lelaki itu mengarah pada adik sepupunya yang sontak langsung membungkam mulut dan menundukkan kepala. Hampir, dia mengungkap kelemahan sang Kaisar yang beresiko bisa saja ada yang menguping.

"Maafkan Saya!" tutur Ksatria Bennett.

Tak ada tanggapan dari lelaki bernetra abu-abu dan bersurai perak itu. Ia tak terlalu mempermasalahkan ucapan Ksatria Bennett sama sekali. Hanya saja, andai bisa dicegah, maka akan dilakukan.

Fokusnya hanya berpusat pada makanan yang masih tersedia diatas meja. Meski sudah dingin, namun aromanya masih menggugah selera makan dan memaksa cacing-cacing didalam perut Ashlan berdemo untuk meminta bagian. Mau tak mau, ia pun duduk disalah satu kursi dan menarik sepiring steik kemudian dipandanginya dengan lekat.

"Ini tidak basi 'kan?" tanyanya pada Ksatria Bennett. Ia sibuk mengendus bau makanan itu untuk memastikan. Jangan sampai dia memakan makanan basi atau dia akan sakit perut keesokan harinya.

"Mau saya coba terlebih dulu?" Ksatria Bennett menawarkan diri.

"Tidak usah," cegah Ashlan sembari mengamankan makanannya dari jangkauan Ksatria Bennett yang hendak menarik piring berisi steik tersebut.

"Awas saja jika makanan ini benar ada racunnya," imbuhnya lagi seraya memasukkan suapan pertama ke dalam mulut.

Mata Ksatria Bennett membulat sempurna saat melihat bagaimana lahapnya Ashlan memakan makanan tersebut. Katanya tadi takut keracunan, tapi ini malah satu piring sudah bersih tak bersisa. Kemana kekhawatiran dan prasangkanya tadi? Apa kalah dengan rasa makanan buatan sang Ratu?

"Rick, makanan ini aman." Ia mendorong piring kosong agak ke tengah meja. "Apa mungkin, racunnya disini?" imbuhnya sambil menarik sepiring pasta yang tak kalah menggiurkan.

"Itu makanan apa, Yang Mulia?" tanya Ksatria Bennett sambil memperhatikan makanan yang ada didepan Ashlan.

"Tidak tahu," jawab Ashlan yang juga pertama kali menemui jenis masakan tersebut. Namun, meski tak tahu apa nama makanannya, ia tetap lahap memasukkan suap demi suap ke dalam mulutnya hingga piring kedua kembali bersih seketika.

Wajar jika keduanya tak tahu apa itu pasta. Makanan ini pertama kali muncul di abad ke-5 Masehi. Sedangkan, masa di mana mereka hidup sekarang berdasarkan novel adalah tahun 85 SM.

"Habis, Yang Mulia?" goda Ksatria Bennett yang sengaja ingin membuat kakak sepupunya jadi salah tingkah.

Gerakan tangan Ashlan yang hendak meraih piring ketiga menjadi urung. Pertanyaan bernada menyindir dari sang sepupu membuatnya kembali menarik tangan dan malah menyambar air minum yang tersedia.

"Aku bukannya suka, hanya saja, sayang jika harus dibuang begitu saja," ujar Kaisar Ashlan memberi pembelaan pada tindakannya barusan.

Setelah itu, dia pun berdiri. Hendak berjalan menuju ke kamar untuk beristirahat.

"Yang itu tidak dihabiskan, Yang Mulia?"

Ashlan menghentikan langkahnya. Ia pun berbalik pada sang sepupu dan memberinya pukulan kecil di mulut lelaki berambut pirang tersebut.

"Makan saja jika kau ingin."

Ksatria Bennett tertawa lebar selepas kepergian saudaranya. Ia segera mengambil posisi duduk dimeja makan usai memastikan Ashlan benar-benar berjalan menuju ke kamar tidur.

Sisi bagian istana yang mereka huni memang hampir tak memiliki penjaga. Hanya ada beberapa maid yang menginap disana dan akan terbangun jika Ashlan membutuhkan sesuatu. Istana itu sudah dilindungi dengan sihir pelindung agar penyusup atau seseorang yang berniat jahat tak akan mampu menembus tameng tak terlihat itu. Semuanya merupakan keputusan Ashlan. Lelaki 32 tahun tersebut memang tak terlalu suka keramaian. Ia juga tak mau banyak orang yang melanggar privasinya termasuk melihat wajahnya.

1
Ratna Madonita
mantaapp dan bagus cerita nya, thank youu author utk best ending crt ini 💖💖💖💖
Fhany Fhania
makanya jd orang hrus tau malu dan tahu Terima kasih 🤬🤬🤬
Fhany Fhania
Luar biasa
RieNda EvZie
/Good//Good//Good//Good//Good/
Putra Meja
Buruk
Nailott
terima kasih kkk, novelnya.bagus
Nailott
duhh ,,,keren banget novelnya, bikin hati pembacanya marah ,nangis deg deg an. bahagia ,ikut bahagia kala diana dn ashlan bagahia thorr
Nailott
ada hikmahnya juga buku novel yg diberi nenek anneth
Nailott
dari nenek anneth
kali ya,
Nailott
sah kan dulu pernikahan mu diana ,dn ashlan,
Nailott
apa..ashlan, meninggall?
Nailott
oh di,,kok mau2nya diajak ashlan tidur bersama, ,sebelum nikah beneran di dunia nyata.
Nailott
ayo jawab di,,gigit dibibir
Nailott
berjuang di, berjuang, terus,!
Nailott
semoga kesedihanmu ,berbalas dg bahagia ratu diana.
Nailott
ihh y""yg mulia ratu diana bukan wanita murahan,,.
Nailott
keren., dong ceritanya, vannya itu .mumgkin merulakan sepupu diana yg jahat,
Nailott
panggil sayang di, kangen ashlan, kan?
Nailott
pasti nenek anneth yg datang lagi,
Nailott
wow,,, ternyata diana dn ashlan saat sama2 koma ,bermimpi bertemu dn mungkin sempat menika
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!