🙏 Novel ini dalam revisi
Follow Ig Author: cinta terindah217c
Melihat sang pacar berselingkuh dengan keponakannya, membuat Alice gadis berusia 20 tahun berniat mengambil surat mobil pemberiannya di rumah sang pacar.
Namun, siapa sangka dia di fitnah berbuat mesum bersama calon mertuanya yang membuat mereka harus menikah.
Siapakah yang memfitnah mereka? Kenapa mereka di fitnah? Yuk simak kisahnya!
Selamat membaca.
Jangan lupa untuk dukung Author.
Caranya Like,Vote,Favorit,Komen,dan beri hadiah sebanyaknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cinta Terindah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
08 > Siapa Wanita itu, sayang?
Waktu di Kota B menunjukkan pukul 12.00, Alice belum juga terbangun, saat ia mulai membuka mata, terlihat sekelilingnya sudah tidak ada lagi sang suami. Pergi ke mana pria itu pikir Alice.
Gadis itu bergegas masuk ke dalam kamar mandi, dan memulai ritual mandinya dengan perlahan.
15 menit Alice berada di dalam kamar mandi.
Kini dia ke luar hanya menggunakan handuk yang hanya menutup dada sampai pahanya.
Alice mengambil kaos kesukaannya yang bergambar anime dan celana pendek selutut, lalu dia mengenakannya di situ. Tanpa di sadari ada sepasang mata yang melihatnya tanpa berkedip sedikitpun.
"Aaahhh! Dasar Om mesum!" teriak Alice.
Gadis itu baru membalikan badannya, dan dia terkejut melihat Kenan sudah ada ditempat tidur dengan sangat santainya.
"Ada apa sayang? Mengapa, kamu berteriak seperti melihat hantu saja?" tanya Kenan.
Dengan sangat santai, ia bersikap seolah-olah tidak ada yang terjadi tadi.
"Sejak kapan, Om berada di sini?" tanya Alice balik dan ia mulai duduk di sofa.
"Sejak kamu mandi om sudah berada di sini, kenapa Alice?" tanya Kenan.
Pria itu bersikap seolah tidak mengetahui apa-apa. Padahal, di dalam hatinya meloncat-loncat mendapat pandangan yang sangatlah indah.
"Ha, jadi Om melihatnya?" tanya Alice dengan gugup.
Gadis itu sangatlah malu kalau Kenan melihatnya memakai busana tadi.
"Tidak, om tadi tutup mata seperti ini."
Kenan menutup matanya mengunakan tangannya, tetapi ada sela-sela jarinya yang terbuka, membuat Alice langsung mendatangi pria itu dan memukulnya menggunakan bantal.
"Dasar! Om mesum, mengambil kesempatan!" Alice tidak hentinya memukuli Kenan sehingga bantal hotel pecah.
"Hentikan! Alice, maaf om janji besok akan mengulanginya lagi!" teriak Kenan.
Alice tambah kesal pada Kenan, dia tidak peduli bantal hotel sudah pecah dan mengambil bantal satu lagi, yang bernasib sama dua bantal telah pecah dibuatnya.
"Alice sudah hentikan! Lihat, bantalnya sudah pecah dan kamar ini sangatlah berantakan, om minta maaf tidak akan mengulanginya lagi," ucap Kenan sambil menahan tangan Alice.
Alice menghentikannya lalu matanya melihat bantal pecah dan membuat kamar mereka sangatlah berantakan.
"Alice jangan marah lagi, ayolah makan ke restoran sekitar sini," ajak Kenan membujuk Alice yang masi kesal padanya.
"Euum," jawab singkat Alice.
"Euum, apa sayang mau atau tidak?" tanya Kenan, sambil menatap wajah masam Alice.
"Euum," jawabnya lagi.
"Sayang ... ayolah bicara kalau tidak mau juga ya sudahlah, om pergi sendiri saja, sambil berjalan-jalan di pantai depan yang sangat indah," ucap Kenan.
Pria itu mulai beranjak dari tempat tidur, dan tangannya ditarik oleh Alice.
"Baiklah Alice akan berganti baju," ucap Alice.
Gadis itu mengambil bajunya, dan masuk ke dalam kamar mandi untuk berganti baju. Sedangkan Kenan, menelfon resepsionis hotel untuk membersikan kamarnya.
Kini Alice sudah selesai mengenakan baju santai dan celana panjang, membuat dia sangatlah natural dan cantik, juga mengenakan topi pantai.
"Ayo Om, ini Alice sudah siap!" ucap Alice dan Kenan terpukau melihat Alice begitu manis dimatanya.
"Ayo sayang kita pergi sekarang, kita akan makan di pinggir pantai saja bagaimana?" tanya Kenan dan mereka berjalan ke luar.
"Baiklah Om, Alice mau," jawab Alice.
Mereka berjalan kaki, karena jarak hotel dan pantai sangatlah dekat, hanya perlu berjalan beberapa menit sudah sampai di pantai.
Mata Alice sangat kagum melihat pantai yang sangat indah, dia pun berlari-lari sambil membuka sandal dan memberikan kepada Kenan.
"Om ini pegang sandal Alice," ucap Alice.
Gadis itu memberikan sandalnya kepada Kenan dan sang suami hanya tersenyum melihat Alice.
"Alice ayo kita duduk di pondok itu, dan kita makan di sana," ucap Kenan sambil menunjuk salah satu pondok di sana.
"Ayo Om, Alice tidak sabar ingin bermain air di sana," sahut Alice sambil menunjuk ombak yang berada di hadapan mereka.
"Iya sayang. Tapi, kita makan dulu ya?" ucap Kenan.
Pria itu menarik tangan Alice, dan kini mereka sudah sampai di pondok tersebut kemudian ada pelayan datang.
"Mau pesan apa, Pak?" tanya pelayan memberi buku menu pada Kenan.
"Saya mau pesan Kepiting Asam manis Mbak, dan teh dingin air kelapa muda juga," jawab Kenan sambil menunjuk buku menu.
"Oh iya Pak. Kalau anak Bapak pesan apa ya?" tanya pelayan tersebut, dan Alice langsung menatap wajah Kenan.
"Mbak saya istrinya bukan anaknya," sambung Alice yang menatap Kenan yang hanya diam saja.
"Maaf dek, saya kira anaknya tadi," ucap pelayan tersebut.
"Iya mbak gapapa kok, pesanannya disamakan saja mba," sahut Alice dan pelayan tersebut pergi lalu Alice menatap tajam ke arah Kenan.
"Kenapa Om tadi hanya diam saja, apa karena malu udah punya istri atau--" belum selesai Alice bicara Kenan memotong ucapannya.
"Om takut Alice malu punya suami yang udah tua seperti om ini," ucap lirih Kenan, dan Alice tersenyum manis kepada Kenan.
"Ya enggak lah Om, 'kan Alice sudah bilang kita akan menjalani hubungan ini dulu," sambung Alice, lalu mereka saling pandang hingga beberapa menit.
"Alice, apa kamu masi mencintai Bastian?" tanya Kenan.
Alice terkejut mengapa Kenan bertanya seperti itu pikirnya, lalu ia berpikir harus berkata jujur jika dirinya sudah tidak mencintai Bastian lagi.
"Dulu Om, sekarang sudah tidak sejak Alice melihat dia selingkuh, di saat itu pula hati ini melupakan dia eh, tapi mala sekarangn menjadi ibu tirinya," kekeh Alice kecil dan Kenan terkekeh mendengarnya.
"Kamu ini ya lucu. Oh iya, kalau soal temen kamu itu bener yang dia bilang waktu kalian video call?" tanya Kenan, yang mengingat kembali saat Alice dan temannya membicarakan tentang dirinya.
Alice malu ingin rasanya saat ini juga dia pergi dari sana karena malu, dan menundukkan kepalanya dan mulai menjawab.
"Euum, lupakan saja Om! Riska itu emang orangnya agak sedikit bocor," ucap dusta Alice, dan Kenan tersenyum melihat tingkah sang istri.
Pelayan tiba membawa pesanan mereka.
"ini silakan di nikmati makanannya, kami harap Bapak dan istrinya suka," ucap pelayan tersebut setelah meletakkannya dan berlalu pergi.
"Om, ini kali pertama Alice makan kepiting, bagaimana cara memakannya?" tanya Alice melihat cangkang kepiting yang begitu keras dan tebal.
"Ha, jadi kamu tidak pernah makan ini. Apa ayahmu tidak pernah mengajak mu makan seperti ini?" Kenan terkekeh.
Kota A sangatlah mudah menemukan kepiting, karena di Kota A adalah penghasil terbesar kepiting, lucu saja kalau Alice tidak pernah memakannya.
"Iya Om, ayah tidak pernah memesan makan seperti ini, apa rasanya enak dan bagaimana kita memakannya, Om ini sangatlah keras bukan?" tanya Alicenbertubi-tubi.
Gadis itu mencoba menggigit capit kepitingm. Namum, malah merasa giginya yang akan copot.
Kenan tak hentinya tertawa dan ia mengambil palu kecil yang ada disampingnya, dan memecahkan cangkang kepiting hingga dagingnya terlihat.
"Seperti ini sayang caranya, ini makanlah Om sudah membukanya untuk mu," ucap Kenan sambil menyuapi Alice.
"Euum, rasanya sangat enak Om. Alice mau lagi," pinta Alice.
Kenan langsung memecahkan semua cangkang kepiting, lalu menyuapi Alice hingga habis tak bersisa karena sang istri sangat menyukainya.
Mereka sudah selesai makan, kini Kenan pergi ke kasir dan membayar makanan tadi. Alice pergi sendiri ia berlari-lari menikmati angin yang berhembus kencang dan segar di pantai.
Saat ia berlari dia tidak sengaja menabrak Wanita paru baya, yang sedang berjalan bersama anak gadisnya yang seumuran dengannya.
"Aww! Maaf Bu, saya tidak sengaja menabrak Ibu, apa Ibu baik-baik saja Bu?" tanya Alice.
Gadis itu membantu wanita paru baya tersebut berdiri sedangkan anak gadis itu memarahi Alice.
"Kamu itu kalau jalan tolong! Melihat-lihat, Ibu aku jadi jatuh gara-gara kamu," ucap ketus anak tersebut.
"Sudah Nak, tidak apa-apa," sambung wanita paru paya tersebut.
Walaupun sudah berusia tua ibu itu terlihat sangat cantik dan masih sangat muda.
"Maafkan saya Bu," ucap lirih Alice.
Ibu paru baya itu melihat wajah Alice. Seketika ia mengeluarkan air mata.
Kenapa wajah gadis ini mirip sekali mas Azi, aku jadi teringat dirinya. Batin wanita tersebut.
Kenan datang dan memanggil Alice.
"Alice!" teriak Kenan dan Ibu paru baya itu melihat Kenan.
"Ke-Kenan, dan Alice?" seketika Ibu itu berlari bersama anak gadisnya menjauh hingga Kenan tidak sempat melihatnya.
"Siapa wanita itu, sayang?" tanya Kenan yang menghampiri Alice.
"Tidak tau Om, tadi Alice menabraknya, saat dia melihat Om dan berlari bersama anaknya," jawab Alice.
Mereka menuju ombak karena Alice yang sangat ingin bermain di sana.
Apa aku saja yang salah melihat, tapi kalau dilihat dari belakang seperti tidak asing? Batin Kenan.
Mereka bermain air bersama sampai Alice tidak ingin pulang, hari pun sudah semakin sore Kenan membujuk Alice untuk kembali ke hotel.
"Sayang, ayolah kembali ke kamar kita ini sudah sore," ucap Kenan.
Pria itu beranjak dan mengambilkan handuk kimono memakaikan ke tubuh Alice, agar gadis itu tidak kedinginan.
"Baiklah Om, ayo kita kembali," sahut Alice dan kini mereka berjalan menuju hotel.
.
.
.
...****************...
Bersambung.
Hay, teman-teman jangan lupa untuk Like Vote Favorit Komentar jika ada saran dan kritikan komen saja.
Author sangat berterimakasih atas dukungan dari kalian semu.
Salam manis untuk kalian semua.😘