Gimana perasaan kalian disaat ada seorang wanita, sedang berjuang mencari nafkah keluarga di negeri orang, harus menelan pil pahit mendengar kabar sang anak terlantar, sedangkan sang suami memilih menikah lagi dengan kekasih lama nya .
Penderitaan tak selesai begitu saja, ketika sang mantan suami memilih mengabaikan anak kandungnya, dan mencurahkan seluruh kasih sayang kepada sang anak tiri, Dia berusaha kuat dan bertahan demi sang buah hati, Di tengah gempuran rasa cemburu yang masih ada di hatinya, melihat kemesraan sang mantan yang dia lihat setiap hari.
Hingga kesedihan berangsur terobati dengan kehadiran sosok dokter, yang menangani sang anak saat itu, Kedekatan Dokter Nino dengan Devan bagikan ayah dan anak, membuat sang ayah kandung cemburu dan menaruh rasa iri dengan kehidupan sang mantan istri.
Next langsung baca bab bab selanjutnya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ꧁ঔৣ☬Rmls☬ঔৣ꧂, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rama vs mama Dito
Di kediaman rumah Risa, acara doa bersama sebagai rasa syukur atas mobil baru Risa telah selesai, tibalah waktu untuk para tetangga menikmati hidangan yang telah ibu ibu masak sedari pagi.
"Divan sedikit lagi yaa, bentar lagi habis hayo ak ak"Ucap Nino membujuk Divan membuka mulutnya.
Pemandangan ini tak lepas dari pantauan Rama, pria itu dengan cepat mengabadikan Moments langka itu di handphone miliknya, agar dia bisa memperlihatkan kebahagiaan sang kakak ke mama.
"Emm, apa kalian berpacaran?" Tanya Rama kepada Risa setelah menyimpan kembali handphone miliknya.
Risa yang sedang makan terkejut hingga tersedak dan terbatuk-batuk, Rama pun dengan cepat mengambil air putih dan memberikan kepada Risa.
"Hati hati kalo makan, gak ada yang minta juga kan" Cibir Rama dengan perasaaan tanpa bersalah, langsung mendapat tatapan tajam dari Risa.
"Dih kenapa Mata Lo?" Tanya Rama dengan heran membuat Risa tambah kesal dan memilih untuk melanjutkan kegiatan mengisi perut nya.
Mereka semua menikmati malam ini dengan sangat bahagia, Rama yang tipe orang cerewet dan aktif nampak langsung Akrab dan mengobrol dengan tetangga yang lain.
Sedangkan Nino, seperti biasanya pria itu sibuk dengan bocah kecil yang sedang main laptop di pangkuan nya, bocah itu nampak bahagia bisa menonton film bersama teman teman nya, entahlah hati Nino menghangat melihat kebahagiaan kecil Divan.
Bocah yang harus merasakan pahitnya kehidupan setelah perceraian kedua orangtuanya, Nino juga kagum dengan sosok wanita seperti Risa, wanita yang tangguh dan mandiri, seorang super women untuk Divan.
Tak terasa hari menunjukan pukul 19.00, para warga sudah pulang ke rumah masing-masing, meninggalkan sang tuan rumah dan dua pria ada disana.
"Papa ayo alan" Pinta Divan mengingat rencana awalnya tadi pagi.
"Boleh, ajak mama sama nenek dulu" jawab Nino membuat Divan girang, segera menghampiri sang mama yang sedang duduk di ruang makan.
"Mama ayo alan, sama papa sama Oma" Ajak Divan merengek-rengek kepada sang mama.
"Lah gue gak diajak kids?" Tanya Rama baru saja keluar dari kamar mandi.
"Uncle mau Icut uga?" Tanya Divan dengan wajah imutnya, membuat Rama gemas .
"Iya lah, nanti uncle beliin mainan yang banyak " Jawab Divan membuat mata Divan berbinar binar.
"Yeaaaa Oce Oce, Ivan mau beyi sepeda Boyeh?" Tanya Divan dengan wajah imutnya.
"Jangan kan sepeda mobil aja uncle beliin, ayo berangkat" Ajak Rama keluar terlebih dahulu.
"Oce uncle let's go" Jawab Divan berlari mengikuti langkah Rama.
Melihat Divan dan Rama pergi di rumah sisa Nino dan Risa, sedangkan bude sudah pamit tidur sedari tadi karena kelelahan dari pagi memasak.
"Ayo" Ucap Risa dengan senyum dibalas anggukan okeh Nino.
Nino pun mengikuti langkah Risa dari belakang, menuju mobil telah duduk rapi Rama dan Divan di jok bagian belakang, sebenarnya Nino canggung namun dia mau tak mau duduk di kursi kemudi, bersebelahan dengan Risa yang duduk di kursi bagian kiri.
"Mau kemana ?" Tanya Nino mulai menghidupkan mobil baru itu.
"Ke mall aja lah kita ke time zone" Usul Rama segera mendapat dukungan dari Divan, bocah itu langsung mengangguk-angguk kan kepala mendengar kata time zone.
"Tidak kita lihat bazar aja, kebetulan di kecamatan ada bazar besar besaran, sekalian berbelanja" bantah Risa membuat dua pria yang berada di jok belakang cemberut.
"Itu lebih baik" Jawab Nino tersenyum melihat ekspresi Rama dan Divan dari spion.
Di sepanjang perjalanan Divan nampak asik dengan laptop baru nya, begitu pun dengan Rama pria itu juga sibuk melihat laporan dari anak buahnya lewat tablet.
Hal ini sangat tidak menguntungkan bagi Risa dan Nino, mereka merasakan canggung yang luar biasa, dingin nya AC mobil tak Mampu mendinginkan suhu tubuh Nino, membuat pria itu meneneteskan keringat.
"Belom kiri Nin" Ucap Risa mengarahkan.
Nino pun membelokkan mobilnya di tengah tengah keramaian orang, kehadiran mereka langsung menarik perhatian semua orang, harap maklum di desa ini hanya beberapa yang memiliki mobil, apalagi mobil seperti punya Risa yang selalu mereka Artikan sebagai mobil pejabat.
Rama dan Divan segera turun terlebih dahulu, sedangkan Risa turun setelah Nino membukakan pintu untuknya, kehadiran mereka langsung membuat semua orang tercengang, dan membuat semua orang memuji mereka.
Hal itu membuat kuping sepasang orang paruh baya memanas, sang wanita pun dengan cepat menghampiri rombongan Risa, diikuti pria dengan pakaian dinas.
"Wow hebat yaa, pantas saja anak saya memilih ayu, ternyata selama kamu berselingkuh dengan pria ini" Ucap mamah Dito dengan keras menunjuk Nino yang ada di samping Risa.
"Maksud anda ada?"Tanya Nino dengan tatapan tajam, dia hafal betul siapa wanita di depannya itu.
"Halah jangan mengelak kamu" Jawab mama Dito dengan tatapan tajam.
"Diam!!!, Lo kira Lo siapa berani bentak bentak kita hahh, mau gua robek mulut mu" Bentak Rama membuat semua orang kaget termasuk Nino dan Risa, mama Dito langsung mundur beberapa langkah mendengar ucapan kasar, dari seorang pria yang lebih pantas dia panggil cucu itu.
"Ram jaga ucapan mu" Nino memperingatkan sang adik bagaimana pun mama Dito orang tua, tak sepatutnya Rama berbicara kasar seperti itu.
"Jaga bicara mu bocah" Bentak seorang pria tua yang diketahui sebagai ayah dari Dito, pria tua itu menjabat sebagai kepala desa, membuat semua orang segan dengan keluarga Dito.
"Apa Lo, berani Lo yaaa" Tatang Rama hendak mendorong tubuh pria itu.
Namun sayang Nino lebih dulu meraih tubuh sang adik dan membawanya menjauh, sedangkan kedua orangtua itu hanya diam tak berniat mengejar, apalagi mama Dito perempuan itu nampak shock dengan ucapan pria muda itu.
"Jaga ucapan mu dia itu orang tau ram, apalagi ini tempat umum kendalikan emosi kamu" Ucap Nino memarahi sikap Rama yang sering lepas kontrol.
"Lo takut ?" Tanya Rama dengan senyum meremehkan.
"No, bukan soal takut atau enggak, dia itu orang tua ram gak seharusnya kamu bersikap kaya gitu" Ucap Nino semakin marah dengan sikap adiknya itu, sedangkan sang tersangka hanya tersenyum tanpa sedikit bersalah.
"Aku tau kamu punya power, tapi sopan santun itu perlu, bagaimana kalau itu mamah Maria apa kamu terima hah" Ucap Nino berhasil membuat Rama bereaksi.
"Ingat gue akan sopan jika orang itu sopan dengan gue, gue gak peduli mau dia muda atau tua, kalau dia tak punya sopan santun tetep gue bantai, satu lagi jangan bandingkan mamah dengan orang kampung nan kere seperti dia" Jawab Rama tepat di depan muka Nino, membuat Nino langsung merinding melihat aura kekejaman dari sang sepupu.
"Divan ayok beli mainan, uncle traktir" Ajak Rama berubah menjadi girang.
"Oce uncle let's go" Jawab Divan merentangkan kedua tangannya meminta gendong uncle nya itu, Rama pun dengan senang hati meraih tubuh kecil itu, berjalan meninggalkan dua pasang manusia yang tengah terdiam.
"Apa dia semenyeram kan itu?"Tanya Risa dengan bergidik Ngeri.
"Yaa dia dididik seperti itu, kamu tenang saja dia bisa menjadi senjata buat orang yang dia lindungi, dia juga bisa menjadi petaka buat para musuh musuhnya" Jawab Nino menambah ketakutan Risa, dia tak tau sebegitu menyeramkan taun muda Wijaya itu.
"Aku atas nama Rama meminta maaf untuk kejadian tadi" Ucap Nino dengan rasa bersalah.
"Gak papa aku malah senang ada orang yang berani melawan mereka, meskipun itu sangat menyakitkan sih" Jawab Risa dengan senyum membuat Nino menepuk jidat untuk beberapa kali.
Bersambung
Jangan lupa like coment and faforit yaa, and thanks sudah membaca karya saya.