Lindsey harus menjalankan sebuah misi tetapi dia malah tidur dengan target misinya!
—————————————————————————————————
Lindsey bergabung ke dalam sebuah “geng”
kelompok kejahatan yang bekerja memenuhi keinginan kliennya. Karena keahliannya dalam berakting, dia bertugas sebagai pemeran utama dalam kelompoknya dan terjun langsung menghadapi targetnya.
Suatu hari, Lindsey dan kelompoknya mendapat sebuah misi yang dimana targetnya adalah Jarvis, sang Mafia kaya bergelimang harta namun kejam dan berdarah dingin. Saat Lindsey sedang dalam penyamarannya, dia terjebak ke dalam hubungan cinta terlarang dan malah tidur dengan Jarvis yang merupakan target misinya sendiri!
Akankah Lindsey sebagai pemeran utama berhasil menyelesaikan misinya? Ataukah kekuatan cinta malah menggagalkan misinya? Penuh ketegangan, saksikan perjalanan cinta Lindsey dan Jarvis di novel ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elvina Stephanie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jarvis Yang Sebenarnya
Lindsey mengeringkan rambut beserta pakaiannya yang basah. Setelah dirasa cukup kering, Lindsey kembali menaruh pengering rambut tersebut di tempat asalnya.
“Apa kamu masih mengira aku mabuk?” tanya Jarvis.
“Baiklah, kita lakukan hubungan itu. Tapi dengan syarat: tidak mencampuri kehidupan pribadi pasangan.” jawab Lindsey.
“Tambah satu lagi, tidak melakukannya juga dengan orang lain.” kata Jarvis.
“Tidak menginginkan hubungan yang lebih dari ini.” tambah Lindsey.
“Hubungan akan berakhir ketika salah satu pihak sudah tidak menginginkannya lagi.” tambah Jarvis.
“Setuju.”
Ide gila Lindsey menjadi nyata. Meskipun dia sendiri ragu dengan ide gilanya sendiri. Yang ada di pikirannya hanyalah bagaimana cara menaklukan Jarvis. Dan rupanya Jarvis mengiyakan ide gila tersebut.
Mereka resmi menjadi partner bercinta. Dan malam itu juga mereka saling memenuhi kebutuhan s*ksual sesuai dengan judul hubungan mereka sekarang. Friends with benefits; hubungan secara fisik dan seksual, tetapi tidak ada ikatan resmi atau komitmen untuk menjalani hubungan layaknya sepasang kekasih.
Setelah berkali-kali mencapai puncak kenikmatan tertinggi, mereka terbaring lemas di atas ranjang. Merasakan kebahagiaan seakan terbang ke langit ketujuh, membuat Jarvis dan Lindsey tidak menyesal atas kesepakatan yang mereka buat tadi.
Perlahan Lindsey memejamkan matanya karena tidak kuat menahan kantuk. Tubuhnya pun sudah dibuat tidak berdaya oleh Jarvis. Lindsey tidur menghadap ke samping kanan, membelakangi Jarvis. Sementara, Jarvis mendekat hingga tidak menyisakan jarak di antara mereka. Kaki Jarvis mengunci kedua kaki Lindsey, dan satu tangannya mengunci tubuh Lindsey dengan menyentuh sisi ranjang. Seolah Jarvis sudah candu akan tubuh Lindsey. Sulit dilepas olehnya, apalagi berjauhan.
Di tengah tidurnya, Lindsey terbangun meski setengah sadar sesaat ketika Jarvis melepas tubuhnya lalu menarik selimut dan menutupi seluruh tubuh Lindsey hingga merasa kehangatan dari selimut itu. Ranjang terasa goyang ketika Jarvis beranjak turun. Jam menunjukkan pukul setengah empat dini hari. Jarvis bergerak menuju meja dan mengambil sesuatu di sana yang disangka Lindsey adalah ponselnya. Namun Lindsey bersikap acuh dan kembali tidur.
Tidak sampai 2 menit, Lindsey kembali merasakan ranjang yang bergoyang dan sebuah tangan kembali mengunci tubuhnya. Ya, Jarvis sudah kembali ke ranjang dan tidur memeluk Lindsey.
Hingga di pagi hari, posisi Jarvis kembali memeluk Lindsey dan membenamkan wajahnya di pundak Jarvis. Lindsey pun merasa di posisi yang serba salah. Jika dia bergerak sedikit, Jarvis pasti akan terbangun. Namun Lindsey harus bangun untuk mengambil pakaiannya yang berserakan di lantai.
Masa bodoh jika Jarvis terbangun ketika Lindsey melihat jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Dia harus segera sampai di rumah karena anak gengnya pasti akan heboh. Lindsey mengambil pakaiannya dan memakainya. Jarvis masih tertidur. Wajah polosnya yang tidak terlihat seperti mafia itu hampir mengelabui pikiran Lindsey.
Ingat misimu, Lindsey. 285 juta dolar Amerika! batin Lindsey.
“Engghh...” Jarvis mulai terbangun dan membuka matanya perlahan. Dengan matanya yang masih sipit merem melek, Jarvis melihat Lindsey sudah berpakaian dan siap pergi.
“Tidurmu nyenyak sekali ya, tuan Jarvis.” goda Lindsey seraya memberikan celana panjang milik Jarvis kepada pemiliknya.
Jarvis tersenyum sembari menerima celana panjangnya.
Lindsey bergerak ke meja rias untuk bercermin lalu mendapati kartu nama milik Jarvis. Lindsey bersandar di meja sambil membacs kartu nama tersebut.
“JM Buildings? Jarvis Mafia? Hahaha..” Lindsey asal menebak meskipun sengaja karena ingin melihat reaksi Jarvis.
Jarvis berjalan menghampiri Lindsey. Jarinya menunjuk nama belakangnya ‘Morris’.
“Kamu harus membaca ini, Sayang.” ucap Jarvis.
”Oh. ‘Morris’.” balas Lindsey.
“Bagaimana kalau aku seorang mafia? Apa kamu tidak takut tidur dengan mafia?” tanya Jarvis.
Ahahaha! Memang kamu seorang mafia, Jarvis. Aku tahu. batin Lindsey.
Lindsey meletakkan kartu nama milik Jarvis di tempat asalnya. “Asalkan bisa memuaskan nafsuku, aku tidak masalah jika harus tidur dengan seorang mafia setiap hari.” jawab Lindsey dengan liciknya.
Jarvis tersenyum kecil. “Tapi belum tentu kamu dapat memuaskan nafsu seorang mafia.” bisik Jarvis di telinga Lindsey.
“Kamu mempunyai kenalan seorang mafia? Pertemukan aku dengannya. Akan aku buktikan di depan matamu.” balas Lindsey lalu melengos pergi keluar dari kamar.
Jarvis mengambil kartu nama miliknya dan mengikuti langkah kaki Lindsey yang keluar dari kamar. “Kamu lupa syarat kesepakatan kita?” tanyanya.
“Kamu menantangku.” jawab Lindsey.
“Tetap saja tidak boleh.” balas Jarvis.
“Aku pergi dulu.” ucap Lindsey.
“Lindsey.” panggil Jarvis.
“Apa lagi?”
“Tidak boleh melakukan hubungan intim dengan orang lain. Syarat kesepakatan kita.” kata Jarvis.
“Iya, tuan Jarvis. Aku mengerti. Sampai jumpa.” ucap Lindsey.
“Hey, bawa ini.” kata Jarvis seraya memberi kartu nama miliknya.
“Hubungi aku ke nomor ini. Bagaimana kita bisa terhubung jika tidak mengetahui nomor masing-masing?” tambah Jarvis.
“Baiklah. Aku pergi.” Lindsey mengambil kartu nama Jarvis.
“Mau aku antar?” tanya Jarvis.
“Tidak. Terima kasih.”
“Baiklah. Hati-hati di jalan.”
Lindsey keluar dari kamar hotel. Laki-laki macam apa yang bertanya perlu diantar? Jika dia memang laki-laki, seharusnya dia langsung mengantarku. batin Lindsey.
Lindsey menekan tombol lift untuk turun dan menunggunya sejenak. Kemudian pintu lift terbuka. Di hadapan Lindsey sekarang terdapat laki-laki yang sedang berdiri tegak, memakai setelan berwarna biru dongker. Carlos!
Pupil mata Lindsey membesar ketika melihat Carlos di hadapannya. Begitu juga dengan Carlos. Lama-lama aku bisa gila! Saat bersama Jarvis, aku malah bertemu Carlos! batin Lindsey.
“Katie?” panggil Carlos. Carlos keluar dari lift.
Namun bakat akting Lindsey keluar dengan sendirinya. “Hm.. kita pernah bertemu, kan, ya?” tanya Lindsey.
Pintu lift tertutup. Padahal Lindsey sangat ingin masuk ke sana.
“Ini aku, Carlos. Kamu tidak ingat aku?” tanya Carlos. Sebanyak itukah laki-laki yang kamu temui, Katie? Sampai kamu melupakan aku begitu saja. batin Carlos.
“Oh, iya! Carlos Scott, agen sales, kan?” balas Lindsey.
“Iya.. benar. Kamu sedang apa di sini?” tanya Carlos.
“Hem? Aku? Aku tinggal di sini selama beberapa hari.” jawab Lindsey.
“Benarkah? Aku juga. Kamarku nomor 3205. Apa itu berarti kita bertetangga?” balas Carlos.
“Kamarmu?” Cih. Itu kamar Jarvis. Aku bahkan sudah 2 kali tidur di sana. batin Lindsey.
“Iya, benar. Kalau begitu, aku pergi dulu ya.” ucap Lindsey lalu masuk ke dalam lift.
“Oh iya.. Hati-hati.” balas Carlos dengan super ramah.
“Bicara dengan siapa?” tanya Jarvis yang tiba-tiba muncul dari belakang.
“Pasangan kencan butaku waktu itu. Ternyata kita bertetangga. Padahal semalam aku berdoa, meminta dipertemukan dengannya satu kali lagi saja. Dan kini kita dibuat bertetangga.” jawab Carlos.
“Bertetangga apanya. 3205 itu adalah kamarku.” balas Jarvis kemudian masuk ke dalam lift.
“Hey, bisakah aku juga tinggal di sana? Hanya beberapa hari saja, sampai dia check out.” Carlos mengikuti Jarvis.
Tinggal di kamarku? Bagaimana jika Lindsey mau datang? batin Jarvis.
“Tidak bisa.” ucap Jarvis.
“Aku akan membayar hotelnya full. Lagi pula kenapa kamu kembali ke hotel ini? Bukankah kamu sudah check in di hotel lain?” tanya Carlos.
“Aku suka pelayanan di hotel ini, pemandangannya, fasilitasnya, aku suka semuanya.” jawab Jarvis.
“Bukankah semua hotel berbintang 5 itu sama saja?” tanya Carlos.
“Semuanya memang sama. Kecuali hotel ini. Hotel ini berbeda.” jawab Jarvis.
"Tapi bukankah kamu tidak akan menetap di hotel yang sama selama 3 hari?” tanya Carlos.
Benar juga. Tapi Lindsey akan bingung kalau aku selalu berpindah hotel setiap 3 hari. batin Jarvis.
“Mulai hari ini, urusan dimana aku tidur menjadi urusanku. Lagi pula kamu kan bisa memesan kamar lain di lantai ini? Kenapa harus kamarku? Dasar laki-laki tidak bermodal.” balas Jarvis.
“Kalau bisa menumpang, kenapa harus memesan dan mengeluarkan uang?” balas Carlos.
“Aku benar-benar ingin membunuhmu. Bagaimana dengan Lexis?” tanya Jarvis.
“Anak buah kita sudah memastikan dia tidak akan membuka mulutnya.” jawab Carlos.
“Sudah mati?” tanya Jarvis.
“Sudah.”
...****************...
Lindsey sampai di rumah markasnya. Dirinya sudah siap diserbu oleh beribu pertanyaan dari anak geng. Namun suasana di rumah sangat hening tak bersuara. Padahal Kapten, Piter, dan Katie sedang berkumpul di ruang tengah. Lindsey mendekati mereka.
“Ada apa?” tanya Lindsey.
“Ketua geng Linex, Lexis meninggal dunia.” ucap Katie.
“Aku tidak menyangka. Aku masih ingat betapa baiknya dia yang pernah membantu kita yang hampir ketahuan polisi 2 tahun yang lalu.” ucap Piter.
“Dia juga yang menghadiahi kita mobil van yang menjadi teman perjalanan kita.” tambah Katie.
Bersambung...
Halo. Terima kasih sudah membaca novel ini. Jangan lupa berikan dukunganmu kepada Author dengan memberikan: like, tips, komentar, dan hadiah vote. Tambahkan novel ini ke favorite kamu agar mengetahui up episode terbaru. Episode terbaru akan segera diupdate hari ini.
Bantu novel ini masuk ke ranking dengan memberikan like dan komentar agar novel ini semakin dikenal banyak orang🤗❤️ Terima Kasih