Bukan Kamu Yang Aku Inginkan

"Zil mau yang mana nak"

"terserah aja Bun"

"loh ko terserah, kan kamu yang mau makan sayang , entar ga di makan gimana"

"Zila pengen cumi goreng Bun"

"itu aja atau mau yang lain"

"itu aja dulu Bun"

Sudah hampir 1 bulan__zila tinggal di Bandung, jujur zila merindukan Daffa__walaupun Daffa memang tidak pernah ada untuknya, tapi zila sangat merindukan pria itu, Apa mungkin bawaan hamil, entahlah zila juga tidak tau , yang pasti zila ingin makan cumi goreng sama seperti terakhir kali Daffa Belikan untuknya.

Nafsu makannya menurun, memang selama satu bulan, zila tidak pernah lagi bertengkar atau sekedar marah karena sikap Daffa, tapi zila merasa ada sesuatu yang Hilang dari dirinya.

Farah yang baru selesai memesan menu ikut duduk di samping zila sambil menunggu pesanan mereka.

"Jangan melamun, ga baik"

"iyaa Bun, zila ga ngelamun"

"mikirin apa sih nak"

"Bun"

"Hem, kenapa"

"Ga jadi Bun"

"sayang, jangan di pendam sendiri, ayo cerita sama bunda, Bunda sama ayah tau kalo kalian ada masalah , bunda memang ga pernah menanyakan apapun sama kamu nak, karena bunda tau kalian bisa menyelesaikan masalah rumah tangga kalian sendiri, Tapi kalo kamu selalu menghindari Daffa gimana masalah nya mau selesai"

"Daffa sering nelpon kamu kan"

Zila mengangguk

"Terus kenapa ga pernah di angkat sayang "

"Zila ragu Bun"

"bunda ga tau sebesar apa masalah yang terjadi di antara kalian, kamu ga pernah cerita ke bunda, bunda juga ga akan nanya, tapi nak, masalah itu ga akan selesai kalo kamu selalu menghindar kaya gini"

"Sekarang jujur sama bunda, kamu kangen Daffa"

"Iya Bun, zila kangen mas Daffa "

"Perasaan emang ga bisa di bohongi sayang, Pulang lah nak, selesai kan masalah kamu sama Daffa , bunda sama ayah ga akan ikut campur selama kalian bisa menyelesaikannya sendiri"

"Jangan sampai ada penyesalan nantinya, atau pernikahan kalian berakhir dengan perceraian, jangan nak, hal itu di murkai oleh Allah "

"Kalian bicarakan berdua ,bunda yakin kalian bisa, Kalian sudah dewasa , kalian tau apa yang harus kalian lakukan untuk rumah tangga kalian"

"Dan bunda akan selalu mendukung keputusan kalian"

Zila tidak mengatakan apapun , zila memperhatikan ucapan ibunya, dan obrolan mereka terhenti karena pesanan Farah sudah siap

Selesai membayar pesanan, mereka kembali kerumah, sebenarnya Farah masih ingin masuk ke dalam pasar, tapi zila sudah mengeluh kelelahan.

.....

"Assalamualaikum Han"

"Waalaikumsallam Zil__Lo kapan balik sih,betah banget di Bandung , heran gw

"Kenapa__Lo kangen ya ama gw"

"Idihhh, GeEr Lo"

"jujur aja Kali Han, ga usah malu-malu gitu"

"Terserah Lo deh"

Zila terkekeh

"Kenapa, kerjaan Lo numpuk yaa"

"Hemm, Pekerja sementara yang gantiin posisi Lo di pecat pak Raka"

"loh, kenapa Han" ada keterkejutan saat Hana mengatakan Raka memecat karyawan nya, setau zila, Raka tidak akan memecat seseorang kalo kesalahan yang dia lakukan biasa aja , pasti karyawan itu sudah melakukan kesalahan besar sampai Raka memecat nya "

"Ga tau juga Zil, tiba tiba dapat kabar kalo Ica di pecat gitu doang"

"Pasti Lo harus yang harus beresin semuanya ya"

"Iyaa, makanya cepat__ Lo pulang" Suara Hana dibuat mendayu-dayu

"Iya, iyaa gw bakal pulang"

"Serius Lo"

"Hemm iya"

"Tapi tadi gw cuman bercanda Lo Zil , masalah pekerjaan, gw malah suka Lo istirahat aja, Lo sekarang hamil 5 bulan kan"

"iyaa, Senin Depan sudah masuk 5 bulan"

"Lama juga Lo ya di Bandung"

"Lumayan hampir 1 bulan"

"Ga takut Lo"

"Takut apa"

"Takut laki Lo di goda wanita lain"

"yaak sembarangan Lo kalo ngomong"

"Lah benar Zil, Lo ninggalin dia selama 1 bulan sendiri di Jakarta, laki Lo cakep idaman banget, siyapa yang ga suka coba"

"iisss, jangan ngomong gitu ahh, Lo bikin gw merinding"

"Lah kenapa jadi merinding harus nya Lo Kawatir Zil, merinding, uji nyali kali ah"

"Terserah gw lah"

"Tapi beneran ya Han, kalo cowok di tinggal sendiri bisa main cewe lain"

"Tergantung" Hana tertawa terbahak bahak di sebrang sana

"Lo ko malah ketawa"

"sekarang gw bisa bayangin seberapa panik Lo Sekarang, gw bercanda kali, masa iya seorang Daffa Saputri tega menduakan sahabat gw"

"Awas aja Lo , kalo gw dah balik ,. tunggu pembalasan gw, Lo bikin gw merinding tau"

"Merinding" Lagi lagi hana tertawa mendengar penuturan Sahabat nya

"Rahang Lo ga sakit Han, ketawa terus'

"Lumayan, elo sih lucu banget"

"Dah ah gw tutup telpon nya gw mau tidur "

"ok, maafin gw ya, gw bercanda"

"Hem"

"Assalamualaikum"

"waalaikumsallam"

Zila rasanya ingin menendang sahabatnya itu ke planet mars, karena ucapannya__ zila jadi susah tidur, Perkataan Hana di telpon tadi terus berputar di kepalanya

Bukan tidak mungkin kan Daffa menduakan nya, secara hubungan mereka bisa di bilang tidak normal.

di tambah zila pergi meninggalkan nya selama 1 bulan, mana tau apa yang di lakukan Daffa selama kepergian zila.

Zila sungguh ingin mengasingkan Hana sekarang juga.

"Kalo itu benar juga ga masalah, toh dari awal aku sadar posisiku di hati dia" Gumam zila seorang diri

"aku ga akan maksa mas buat bertahan bareng aku"

"aku bakalan pulang, biar urusan kita cepat menemukan titik terang, walaupun akhirnya kita berakhir dengan perpisahan, kamu akan selalu menjadi kenangan terindah di hidupku mas"

"cinta pertama ku __Daffa Saputra"

zila menuangkan segala keluh kesahnya di buku diary nya, zila perlu seseorang untuk mendengarkan keluhan nya, tapi zila tidak akan mengumbar masalahnya walaupun dengan orangtuanya sendiri.

"Sayang sudah kangen papah ya"

"Kita pulang besok ya, mamah juga kangen papah"

"Kangen bentakan papah"

Zila tersenyum sendiri berbicara dengan calon anaknya

.....

Dreet

dreet

dreet

ponsel di atas nakas membuat zila terbangun dari tidur siang nya padahal baru aja zila terlelap setelah menunaikan sholat zhuhur.

Zila melihat Nama Daffa di layar ponselnya, ya zila menyimpan nomor Daffa , karena Daffa yang lebih dulu menelpon nya dan zila menyimpan nya dengan nama panjang Daffa, sebagai nama kontaknya.

zila hanya memandangi ponsel nya yang terus berdering hingga panggilan nya terputus sendiri

Zila menarik nafas kasar dan meletakkan kembali ponsel di tempatnya semula, tapi baru juga ingin tidur kembali, ponselnya kembali berdering.

Panggilan dari Daffa lagi , zila mengusap tombol hijau di layar ponselnya.

"Assalamualaikum" suara Daffa terdengar lembut di telinga zila

"waalaikumsallam" jawab zila singkat, andai ada orang lain yang duduk disebelah nya mungkin orang tersebut bisa merasakan debaran jantung zila yang menggila

"Kamu apa kabar"

"Alhamdulillah saya baik"

"syukurlah"

Hening sesaat, keduanya sama-sama diam

"Kamu sudah makan"

"iya sudah "

"Kalo gitu saya tutup dulu telpon nya"

"iya, assalamualaikum"

"waalaikumsallam" jawab zila