NovelToon NovelToon
Suamiku Mencintai Adikku

Suamiku Mencintai Adikku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / CEO
Popularitas:19.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: IkeFrenhas

Hanna Mahira adalah seorang wanita berumur 27 tahun. Dia bekerja sebagai karyawan staff keuangan pada sebuah cabang dari perusahaan ternama. Anna panggilannya, menjadi tulang punggung keluarga. Setelah ayahnya meninggal dunia, semua kebutuhan hidup ada di pundaknya.
Dia memiliki adik perempuan yang sekolah dengan biaya yang di tanggungnya.

Anna mencintai atasannya secara diam-diam. Siapa sangka jika sang atasan mengajaknya menikah. Anna seperti mendapatkan keberuntungan, tentu saja dia langsung menerima lamaran sang bos tersebut.

Namun, di hari pertamanya menjadi seorang istri dari seorang David Arion Syahreza membawanya pada lubang kedukaan.
Sebab di hari pertamanya menjadi seorang istri terungkap fakta yang amat menyakitkan. Bahwa David sang suami yang sangat Anna cintai mengatakan bahwa pernikahan ini adalah kesalahan terbesar yang dia lakukan.

Ada apa sebenarnya?
Anna berusaha menyingkap tabir rahasia David dan berusaha tegar atas pernikahan tersebut.

Baca kisahnya dan temani Anna mengungkap rahasia besar David

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IkeFrenhas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 7. Diabaikan

Tak terbayangkan olehku, tinggal di rumah mewah seperti ini. Walaupun ada banyak asisten rumah tangga disini, tapi aku tetap ikut mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Setelah pagi tadi membuat sarapan, maka di siang hari akan memasak menu makan siang.

Awal yang baik, meskipun kami tidur terpisah dan bang David mengatakan jika pernikahan ini tidak diharapkan, setidaknya lelaki itu mau menyantap hidangan di meja. Siang ini, aku ingin mengantarkan makan siang ke kantornya. Apapun yang ia lakukan akan ku terima.

Memasak untuk suami dengan penuh semangat, sambal cumi kering, sayur tumis brokoli dan bakwan jagung menjadi menu siang ini. Ini sih makanan kampung, tak apa, yang penting sehat. Ku siapkan makanan dalam rantang tiga susun, setelah beres aku segera berangkat diantar sopir.

Gedung kantor pusat ternyata sangat tinggi, jauh seklai dengan kantor cabang tempatku bekerja. Ingin rasanya aku bekerja disini, bagaimanapun juga Alina butuh biaya yang banyak. Tak enak rasanya jika harus meminta pada bang David.

Sampai di lobi, aku segera menemui resepsionis. Sebelum bertanya, aku mengeja namanya pada name tag, “Putri.”

“Permisi, selamat siang.” Sapanya sopan, kedua tangan menangkup di depan dada.

“Siang, Mbak Putri. Saya ingin bertemu pak David. Di ruangan berapa ya?”

“Oh, boss David. Ada perlu apakah? Udah ada janji?”

“Be-belum. Saya hanya sebentar, mau mengantar kiriman makan siang.”

“Sebentar.” Putri melakukan panggilan. Kemudian melihat kearahku, “dengan siapa?”

“Anna.”

“Mbak Anna, kiriman makan siangnya bisa dititipkan pada saya. Boss David sedang tidak bisa diganggu.”

Dengan rasa kecewa, terpaksa menitipkan makan siangnya pada si Putri. Setelah mengucapkan terima kasih aku pamit. Entah mengapa, rasanya tak ingin pulang. Beberapa kali menghubungi ponsel bang David, tidak diangkat. Berapa kali pula mengirim pesan tidak berbalas sama sekali, hanya centang biru sebgai tanda pesan telah dibacanya.

Mungkin aku terlalu berharap banyak padanya, makan sarapan masakanku bukan berarti dia mau makan dengan makanan yang aku masak siang ini. Apaagi harus bertemu denganku.

Aku tidak langsung pulang, untuk beberapa saat duduk di halte bis. Melihat kendaraan dan berpikir apa yang harus aku lakukan.

Sepertinya, aku harus menjalankan rencana. Bekerja di perusahaan ini. Aku memutuskan mencari rental komputer, mengetik surat lamaran dan mengeprint out berkas-berkas yang dibutuhkan. Untung saja semua berkas telah aku scane dan simpan dalam email. Memudahkan dalam proses pengumpulan berkas, tidak perlu pulang ke rumah. Hari ini juga aku mengirimkan berkas lamaran ke kantor tersebut.

Bagaimana tanggapan suamiku, bodo amat deh. Yang penting aku bekerja di sana, sekantor dengannya. Itu sudah cukup.

Setelah memasukkan berkas lamaran, bergegas aku pulang mengendarai bis kota. Rasa lega menyusup kalbu. Bahagia itu kadang sederhana. Senyumku terkembang di bibir.

Malam menjelang, pekerjaan di kantor membuat suamiku pulang larut. Walaupun aku tidak tahu pasti bagaimana kesibukannya, setidaknya aku berusaha berpikir positif padanya.

Menunggunya pulang, kantuk pun mendera. Tanpa bisa dicegah, aku tertidur di sofa. Sebenarnya beberapa kali bik Ani memintaku masuk kamar. Biar dia saja yang membukakan pintu, aku bersikeras agar aku yang membuka.

Aku terperanjat kaget saat mendengar bunyi klakson. Sontak berdiri, dengan tubuh sempoyongan berjalan membuka pintu. Sesekali tangan mengucek mata, agar ia terbuka sempurna. Memperbaiki rambut yang mungkin acak-acakan. Mulutku menguap mengeluarkan bunyi, bersamaan dengan terbukanya pintu.

“Heh, jorok.”

Mataku terbelalak, aku meringis menahan malu. “maaf.” Kuraih tas kerjany, tapi dia menolak. Aku heran, walapun telah larut, wajah suamiku tetap tampan. Dengan jarak sedekat ini, dapat tercium aroma tubuhnya. Maskulin.

Dia melewatiku, aku mengekor di belakangnya. Walaupun dia mengabaikanku, aku berusaha mengebalkan hati untuk tetap melayaninya.

“Aku siapkan air hangat untuk mandi, ya?”

“Gak usah sok perhatian.”

“Enggak kok, hanya berusaha membantu.”

“Enggak butuh bantuanmu. Sana minggir. Tidur sana! Oh iya, ngapain masukin lamaran ke kantorku?”

“Daripada aku kerja di kantor orang lain dan jadi rival mu. Mending aku kerja jadi bawahanmu, khan?" Sekuat tenaga aku mengatur emosi, agar bisa bicara enteng padanya.

Aku bertekad akan mencairkan kebekuan hatinya padaku. Selama kau menjadi istrimu, sejauh apapun kamu lari dariku, sejauh itpula aku mendekat padamu. Sepuluh langkah kamu menjauhiku, seratus langkah aku mendekat padamu.

“Jangan buat malu.”

“Lagian enggak ada yang tahu kan, Bang. Kalau kita suami istri. buktinya saat aku ke kantormu tadi karyawanmu gak ada yang kenal aku tuh. Jadi santai aja lah, Bang. Oke?”

“Terserah kamu saja. Apa peduliku, awas kamu jika memakai statusmu di rumah untuk melakukan apapun seenakmu di kantor. tak segan aku memecatmu.” Ancamnya.

Aku menghembuskan napas kasar, menetralisisr denyut sakit dalam hati.

“Tenang aja, biarkan karyawanmu menyeleksiku secara profesional. Aku tidak akan menggunakan statusku sebagai istrimu untuk pekerjaan di kantor kok.”

Gegas aku keluar dari kamarnya menuju meja makan, menyiapkan hidangan untuk nya. Tidak berselang lama, suami tampanku itu telah duudk di kursi meja makan. Aku senang, dia menikmati masakanku tanpa protes.

“Hmm, tadi makan siangnya dimakan gak?”

“Iya, bawel.”

“Besok aku buatkan lagi ya, aku antar ke kantor?” tanyaku antusias. Semangat empat lima mneggebu dalam dada.

“Gak usah.” Suamiku menjawab ketus. “Atau aku bawakan dari rumah aja?”

“Ya ampun Anna!” dia meletakkan sendok ke piring hingga menimbulkan suara ting.

“Walaupun gak kamu antar makanan juga, aku makan siang. Udahlah, gak usah.”

“Tapi kan, makanan dari tumah lebih sehat. Lagi pula, aku memasaknya dengan penuh semangat lho. Membayangkan suamiku memakannya dengan penuh natusias, menghabiskan makanannya. Kan bahagia, Bang.” Aku masih berusaha membujuknya, entah pergi kemana harga diriku saat ini.

“Berpahala lho Bang membahagiakan istri. Lagian, aku seneng kok bisa masakin suami. “

“Terserah kamu aja.” Suaranya seperti terpaksa, tap tak masalah buatku. Yang penting dia tetap bisa makan masakanku, baik di rumah maupun di kantor.

“Besok mau dimasakin apa?”

“Jangan mulai, apa aja asal kamu seneng.”

Aku gemas melihat ekspresi wajahnya. Aku memang harus agresif menghadapinya, dengan tampang muka tembok dan hati sekebal baja. Aku yakin bisa mencairkan gunung es dalam hatinya.

“Aku bahagia, Bang David mau makan masakanku dan enggak protes appaun yang aku masak. Walaupun Abang belum bisa menerimaku, tapi aku bahagia kok. Makasih, Bang.” Wajahku tertunduk tak lagi brani menatapnya. Hening. Tak ada lagi percakapan diantara kami, kami sibuk dengan pikiran masing-masing.

Kemudian kami pun berpisah di kamar masing-masing. Aku masih terjaga, pikiranku melayang membayangkan siapa yang ada di hati lelaki itu? Sanggupkah aku bertahan. Sampai kapan aku mampu? Aku berharap pernikahan ini akan baik-baik saja sampai akhirnya keputusan appaun yang akan diambil ke depan.

bersambung ...

1
Dewi Nurani
segala hormon jadi alasan , dicerita ini orang² nya pada lemah semua , gak punya pendirian gampang kerayu
sungguh menyebalkan
Dewi Nurani
anna terlalu manjain s alina makanya jadi kurang ajar , adik itu dididik bukan dibiarkan semaunya , itu baru namanya sayang
Dewi Nurani
si anna nya cengeng tingkat tinggi sungguh menyebalkan , gak ada tangguh²nya jadi perempuan gak ada jaga harga dirinya takut banget ditinggalin , jaga gengsi dong
Dewi Nurani
si anna cengeng dikit² nangis , tegas dong sama adiknya
terus adiknya juga kenapa gak sopan gitu , rasanya gak mungkin ada yg gitu amat , gak ada segen² nya sama kaka sendiri
Rini Haryati
bagus
Firgi Septia
buat apa menyayangi adik pelakor macam gitu Alina gimana nasibmu begitu kalau kamu jadi orang yg bodoh /Frown//Frown/
Firgi Septia
bodoh Anna buat apa minta maaf aduh /Frown//Frown/
Wiwit
ga jelas ceritanya
Rose 19
David mau jadi duri di antara anda sama adrian
Rose 19
selsaikan hubunganmu sama David, trus pergi yang jauh sama sampai luka di hatimu sembuh.fdan buktikan pda mereka klo kmu wanita yg kuat dan hebat.
Rose 19
sakit ya an, klo di bohongin org yang kita sayang.
Fitrian Delli
dasar anaknya saja bodoh, mau d bohongi
Fitrian Delli
minta cerai saja bodoh
Elin Handoko
bnr membosankan
Ike Frenhas: 😁😁😁

terima kasih udah mau mampir baca yaa
total 1 replies
Fazira Fauziah
ceritanya bagian ini keren kak
semangat
Ike Frenhas: terima kasih sudah mampir baca ya, Kak
total 1 replies
Fazira Fauziah
ka ceritanya bagus tapi terlalu muter muter yah ka gitu lagi gitu lagi kelakuannya
Lienda nasution
Adrian ini apa tidak punya kelg thor
Lienda nasution
kok aq berharap ana meninggalkan Adrian walau cuma sebentar sebagai hukuman karena bersikap terlalu lunak sama Alina sang perempuan jalang itu biar tau rasa itu Adrian
Lienda nasution
ceritanya bagus 👍👍👍👍🤭
Elis Rosyidah
lanjut ka
Ike Frenhas: sudah tamat. baca cerita yang lain yaa. banyak yang udah tamat. hehe
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!