Istrinya dalam keadaan mati suri setelah melahirkan. Untuk membangunkannya, Zhou Fan harus mencari sepuluh kristal beast. Namun tidak semua kristal beast dapat ia gunakan, minimal harus tingkat ke delapan, dan itu semua berbasis es.
Selain itu, Zhou Fan akan mencari gurunya yang tiba tiba hilang tanpa kabar.
Dari sini petualang Zhou Fan di negeri seberang dimulai. Akankah dia berhasil menuntaskan tujuannya?
Cover by Google
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayap perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter... 6 : Pembunuh yang Terbunuh
"Pangeran, jika tidak salah Kota He merupakan wilayah pangeran kedelapan. Mungkin dia telah merencanakan penyerangan sejak jauh hari, mengingat kabar ulang tahun Yang Mulia sudah beredar."
Kasim Di tahu lambang di pakaian pembunuh, dan lagi mereka berada di wilayah pangeran kedelapan, yang semakin menguatkan dugaannya.
"Dia sudah berani menyerangku, ambisinya ternyata jauh lebih besar dari yang aku pikirkan." Shao Mingrui kemudian membalikkan badan, berjalan sambil mengeluarkan sebuah surat perintah.
"Kasim Di, aku membutuhkanmu untuk menemui seseorang. Dia merupakan saudara angkat ku, sampaikan surat ini dan dia pasti akan tahu." Kasim Di menerima sambil menekuk lututnya, berjongkok satu kaki di hadapan Shao Mingrui.
"Tapi pangeran -- "
"Jangan khawatir, bukankah masih ada dia? Kau tidak berpikir dia payah, bukan?" Shao Mingrui menunjuk Zhou Fan.
Kasim Di berdiri, membungkuk lalu pergi melaksanakan perintah yang diberikan.
"Sebaiknya kita melanjutkan perjalanan, karena pangeran kedelapan telah mengetahui keberadaan kita." Shao Mingrui melompat turun, meninggalkan Zhou Fan di sana terdiam membawa mayat di tangannya.
Sebelumnya pembunuh ini hanya pingsan, tapi dengan kejam Shao Mingrui membunuhnya.
...
Shao Mingrui duduk di atas kuda, menunggu Zhou Fan dengan santai. Dan tak lama setelah itu, Zhou Fan datang dengan kudanya.
Tanpa banyak berkata, Shao Mingrui melajukan kuda. Zhou Fan pun mengikuti tepat di belakangnya.
Di tengah perjalanan, Zhou Fan tiba tiba merasakan beberapa orang mendekat. Dia lantas memberitahu Shao Mingrui, tapi pangeran itu juga telah merasakan kehadiran mereka.
"Bagaimana menurutmu?" Shao Mingrui berkata tanpa memalingkan wajahnya ke samping, dia hanya menatap lurus ke depan.
"Lebih baik terus berjalan dan berpura pura tidak menyadari keberadaan mereka." Zhou Fan pun berkata tanpa menolehkan wajahnya, itu dia lakukan agar tidak terlihat mencurigakan.
Mendengar perkataan Zhou Fan, Shao Mingrui menghentakkan kakinya pada perut kuda, membuat kuda yang dia tunggangi memekik dan bergerak semakin cepat.
Tak mau ketinggalan, Zhou Fan memecut tali kekang, menyusul laju kuda Shao Mingrui.
"Mereka semakin mempercepat laju kuda, apakah mereka tahu bahwa kita sedang mengikuti?" Satu dari enam orang berpakaian hitam berkata dengan nada ragu.
Namun salah satu dari mereka langsung menyangkal pemikiran temannya. "Tidak mungkin, dia hanya petarung kaisar bintang satu, sedang pengawalnya itu, jangan kau hiraukan keberadaannya."
"Jangan hiraukan? Teman kita bahkan tertangkap karena pengawal itu dan kau berkata tak perlu menghiraukannya?!" Mereka berdebat sambil terus berlari mengejar kuda yang melangkah cepat.
"Itu karena saat itu kita terlalu panik, dan salahkan saja dia terlalu lemah dan tertangkap." Orang berpakaian hitam dengan tubuh gempal berkata dengan nada datar, membuat teman lain seketika diam.
Eh...
"Di mana mereka?" Para pembunuh itu menarik laju mereka, dua incaran yang telah ditargetkan tiba tiba tidak bisa dirasakan keberadaannya.
"Ini semua karena kalian yang terlalu berisik! Mereka berdua jadi bisa melarikan diri, tidak gampang untuk memisahkan pangeran ketiga dari pengawalan kasim tua itu." Pria bertubuh gempal berkata dengan nada menyesal sekaligus kesal.
Tidak ada yang berani membalas ucapan pria bertubuh gempal, kekuatan diantara mereka, pria bertubuh gempal lah yang paling kuat.
"Lupakan! Mari kita kembali dan melaporkan kejadian ini kepada pangeran kedelapan." Pria bertubuh gempal membalikkan tubuhnya dengan dongkol.
Dua kali dia gagal melakukan tugasnya, jika sampai pangeran kedelapan mengetahui, pasti akan mendapatkan masalah yang tidak biasa.
Namun belum sempat mereka melangkah, wajah para pembunuh berubah terkejut saat menjumpai dua sosok di hadapan mereka.
"Jadi kalian datang karena pangeran kedelapan?"
Pria bertubuh gempal yang semula nampak lesu berubah semangat, dia tertawa lantang sambil berjalan mendekat. "Kalian berhasil kabur tapi malah kembali, entah bodoh atau apa, yang jelas aku tidak tahu sebutan untuk kalian."
Heh...
Shao Mingrui mendengus dingin, membuat keenam pembunuh meradang hebat.
"Mati kau!"
Pria bertubuh gempal menyerang dengan belati di tangannya. Namun sebelum belati mengenai tubuh Shao Mingrui, dari samping seorang pria tua melesat dan langsung menyerang dengan brutal.
Trang... Trank...
Pedang di tangan pria tua itu terus bergerak dan menyasar ke arah pinggang bahkan leher. Namun dengan sekuat tenaga pria bertubuh gempal menghalau serangannya.
"Bajingan! Menyerang dari belakang!" Pria bertubuh gempal menebaskan belati.
Setelah berhasil menjauhkan serangan, dia melompat beberapa langkah ke belakang. Wajahnya seketika pucat saat mengetahui siapa pria tua yang menyerangnya.
"Pak tua, bagaimana kau -- "
"Banyak omong!" Dia adalah Kasim Di, pria tua itu menyerang dan terus menggempur pertahanan pria bertubuh gempal.
Shao Mingrui tak hanya diam menyaksikan, dia melompat dan menyerang beberapa orang berpakaian hitam yang masih berdiri sambil memegang senjata.
Dengan kultivasi petarung kaisar bintang lima, menghadapi petarung kaisar bintang tiga bukan suatu yang sulit. Dia menggunakan pedang nya, melawan lawan dengan gerakan yang mematikan.
Zhou Fan tanpa mengeluarkan senjata melawan seorang pria berpakaian hitam. Zhou Fan tak tanggung tanggung, dia langsung memberikan serangan berturut-turut tanpa membiarkan lawannya mengambil nafas.
Tapak kosong itu terus dilesatkan, menghantam tubuh lawan yang tak bisa menghindar.
Kasim Di yang berhadapan dengan pemimpin kelompok pembunuh masih bertarung dengan sengit, mereka berada pada tingkat yang sama, masing masing petarung kaisar bintang empat. Tidak mudah mengalahkan lawannya.
Berbeda dengan Zhou Fan yang sudah ******* bagiannya, membuat nya terkulai tak berdaya. Pemuda itu tidak mau menunjukkan kekuatannya terlalu besar. Jika tidak, mungkin dia akan mendapatkan masalah yang tidak bisa dibayangkan.
Arg...
Pria bertubuh gempal berteriak dan dari tubuhnya terpancar aura yang kuat. "Akan kubunuh kau tua bangka sialan!"
Kasim Di yang melihat lawannya melesat sontak membentangkan pedang di depan. Namun siapa sangka jika tenaga yang dia kerahkan tidak mampu menahan serangan pria bertubuh gempal.
Trank...
Belati dapat di tahan, tapi kaki masih bergerak liar.
Kasim Di membulatkan mata, dia tidak bisa mengelak, terlalu cepat!
Bang!
Tubuh pria tua itu terpelanting jauh, dan tak bisa langsung bangun.
Pria bertubuh gempal menyeringai, dia kemudian melesat hendak mengakhiri hidup Kasim Di.
Namun sebuah pedang menghalangi serangan itu.
Melihat Shao Mingrui berdiri dengan sebuah pedang di tangannya, pria bertubuh gempal menarik sudut bibirnya agak ke atas.
Ketika Shao Mingrui melancarkan tebasan, dengan percaya diri pria bertubuh gempal mengayunkan belati, menghalangi jurus yang diarahkan ke arahnya.
Namun yang tidak dia ketahui, kekuatan Shao Mingrui tidak seperti yang dia perkirakan. Kekuatan pangeran ketiga itu telah berada pada tingkatan petarung kaisar bintang lima, satu tingkat di atasnya.
Karena meremehkan lawan, pria bertubuh gempal harus menerima kenyataan pahit, dia terbang dan menghantam batang pohon. Tubuhnya lemas karena jurus pedang itu benar benar kuat.
Hok... Huok...
"Bagaimana bisa, kau hanya petarung kaisar bintang satu..." Pria bertubuh gempal menunjuk Shao Mingrui dengan wajah tak percaya.
Shao Mingrui malah tertawa. Dia telah menyembunyikan kekuatan, dan tak pernah menyebarluaskan semua tantangnya. Semua itu dia lakukan untuk melindungi diri dari ancaman para saudara lainnya.
"Karena kau tahu, maka kematianmu sudah datang."