NovelToon NovelToon
Cooking With Love

Cooking With Love

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / CEO
Popularitas:740.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: Neen@

"Dasar maling rasakan ini..!" Bugs..Bugs..Brakkk.. Jenar memukul maling itu dengan membabi buta. Setelah dirasa tidak ada pergerakan dari maling itu Jenar membuka mata.
"Whaaattt..! kenapa malingnya pakai jas rapi begini, jangan.. jangan dia tamu di restoran lagi, aduh bagaimana ini, lebih baik aku kabur saja"

Mahesa Jenar seorang gadis yang enerjik, penuh semangat, kecil, mungil dan sederhana yang bekerja sebagai asisten chef di sebuah restoran milik keluarga Akihiko.

Adam Athan Akihiko seorang pengusaha muda sekaligus pewaris tunggal Akihiko corporation yang banyak disukai gadis - gadis muda. Patah hati karena ditinggal kekasihnya Jesica yang seorang designer muda.

Karena suatu insiden harus memaksa mereka untuk selalu bertemu dan membuat suatu perjanjian. Apakah Jenar sanggup menghadapi Adam yang pemilih dalam hal makanan...

Hai perkenalkan aku Neen@
Ini adalah novel pertamaku, mudah - mudahan kalian suka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neen@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ketahuan

Kamar mewah dengan ukuran 20 x 20 meter dan didominasi dengan warna - warna metal adalah tempat dimana Adam melepas lelah. Berlantai kayu sehingga terlihat lebih menyegarkan, dikelilingi kaca besar sehingga bisa menikmati pemandangan dengan lebih leluasa dan berkesan maskulin.

Dipojok kamar membelakangi kaca ada meja kerja yang senantiasa menemani Adam. Kehadiran walk in closet semakin menambah kesan mewah. Dua lukisan besar dengan background warna putih bergambar ranting bunga sakura memiliki kesan sang pemilik kamar adalah orang yang tegas tapi lembut.

Kamar ini menghadap taman yang dibuat seperti di Jepang. Ada rumah tradisional Jepang yang biasa digunakan Adam untuk berlatih Kendo dan tradisi minum teh bersama keluarga. Ada kolam ikan koi, beberapa tumbuhan merambat, bonsai, bebatuan alam dan pohon sakura berbunga pink dan putih melengkapi keasrian rumah keluarga Akihiko

Pagi ini Adam bangun, bersiap dan segera turun kebawah untuk sarapan.

"Pagi ma, pa." sapa Adam sambil menarik kursi dan duduk bergabung bersama mereka.

"Adam."

"Ya pa." jawab Adam.

"Bagaimana dengan restoran milik Wijaya yang kamu beli itu?" tanya papa.

"Bagus pa, restoran itu sudah cukup terkenal dibawah pimpinan chef Efendi. Mereka menghasilkan masakan yang luar biasa." lanjut Adam.

"Baguslah kalau begitu, apa rencanamu kedepan?"

"Ada sedikit renovasi di beberapa tempat, aku akan memberikan aksen jepang sedikit disini bernuansa klasik modern. Untuk menu nya aku tidak akan merubah justru malah akan menambahkan beberapa masakan."

"Kapan kamu mulai?"

"Secepatnya pa, Shawn sudah mengirimkan sketsa gambar yang aku inginkan, besok sudah mulai dikerjakan. Aku perkirakan bulan depan sudah selesai."

"Sudah..sudah yang seharusnya kita bahas disini itu bukan kerjaan tapi soal jodoh masa depannya Adam pa."sela mama.

"Tu kan mama mulai lagi." Adam menimpali dengan nada malas.

"Bener apa yang dikatakan mama kamu nak, papa sama mama berencana mengenalkan kamu dengan putrinya pak Wijaya."

"Pa, ma jangan paksa - paksa aku soal jodoh." jawab Adam dengan nada tinggi. Sambil menarik napas panjang dan bangkit dari tempat duduk Adam berkata "Kalau begitu aku tinggal kerja dulu, permisi pa, ma."

"Adam! Adam! dengarkan papa dulu!" teriak papa tapi Adam tidak menghiraukannya dan berlalu menuju mobilnya.

"Ayo mang berangkat." perintah Adam. "Ke hotel ya."

"Baik tuan muda." mang Udin bergegas membuka pintu mobil untuk Adam.

"Mang Udin."

"Ya tuan." jawab mang Udin.

"Tetangganya mang Udin kirim sarapan buat mang Udin lagi tidak?" tanya Adam

"O.. iya tuan selalu.. nih saya taruh di jok depan." tunjuk mang Udin.

"Bisa aku minta, tadi tidak sempat sarapan."

"Oh.. boleh..boleh tuan, silahkan." mang Udin menyerahkan kotak makanannya. "Katanya itu isinya capjay sama ayam Ka Pop..pop atau apalah itu nggak tahu sebutannya."

Dengan tersenyum Adam segera membukanya. Oh isinya capjay sayuran dan ayam pop, sepertinya menggoda dari aromanya saja sudah membuat perutku keroncongan. Tak sabar Adam menyuapkan nasi itu kemulutnya.. Hmm.. bener - bener lezat..

Dengan cepat Adam menghabiskan tanpa sisa.

"Tuan muda kita sudah sampai." ucap mang Udin

"Kalau mang Udin dapat sarapan lagi dari tetangganya tolong berikan, nanti gajinya mang Udin aku naikkan sebagai gantinya." ucap Adam sebelum turun dari mobil.

"Waduh saya jadi tidak enak tuan, padahal saya ikhlas."

"Nggak apa - apa mang, aku permisi dulu." Adam bergegas menuju pintu utama Hotel Akihiko. Para karyawan memberi hormat menyambut kedatangan Adam sebagai pemilik hotel bintang lima keluarga Akihiko. Maka tak heran jika dia masuk dalam jajaran pengusaha muda sukses yang digandrungi para wanita karena ketampanannya.

Kantor Adam berada dilantai 20. Ruangan besar yang didominasi warna hitam dan dikelilingi oleh kaca besar agar dapat melihat pemandangan kota Jakarta dari atas. Sofa mewah menghiasi ruangan tengah. Ada juga sebuah kamar pribadi yang berisi perpustakaan kecil, sebuah bed berukuran king dan kamar mandi.

Sampai diruangannya dia disambut oleh Shawn sebagai asisten pribadinya. Shawn sudah menjadi asisten Adam selama lima tahun. Sebenarnya wajahnya cukup tampan tapi jarang tersenyum. Dengan warna kulit sawo matang menambah kesan macho. Dia tipe pria yang gila kerja dan setia terhadap keluarga Akihiko. Dia selalu siap jika Adam membutuhkan data dan tenaganya sewaktu - waktu.

"Selamat pagi pak Adam, ini Handphone yang bapak pesan kemarin." sambil meletakkan sebuah Handphone keluaran terbaru diatas meja kerja.

"Shawn." panggil Adam

"Ya pak." jawab Shawn

"Tolong kamu minta rekaman CCTV sekitar jam sembilan malam di 'Avec Amour' restoran."

"Baik pak."

"Satu lagi, suruh Denisha masuk ke ruangan." perintah Adam.

"Baik pak, saya permisi." pamit Shawn disambut dengan anggukan.

Tak berapa lama seorang wanita yang cantik, seksi memakai blazer warna biru muda berbelahan dada cukup rendah dengan rambut disanggul. Ditambah kulitnya yang putih bersih membuat siapa saja yang melihatnya akan terpana.

"Bapak memanggil saya?"

"Tolong kamu telepon pak Santoso bagian renovasi perhotelan untuk koordinasi dengan Shawn tentang renovasi restoran."

"Baik pak."

"Jadwalku hari ini apa?"

"Nanti jam sepuluh ada meeting dengan klien, Jam dua siang bapak ada janji dengan pihak bank terkait penyewaan tempat dihotel dan ada juga berkas - berkas yang harus ditanda tangani, semuanya sudah saya taruh dimeja bapak."

"Ya, terima kasih kamu bisa kembali." Adam mengambil berkas - berkas dan membuka satu persatu. Tapi ada yang aneh kenapa Denisha masih bediri ditempatnya. Sambil mendongakkan kepala Adam berkata "Apa masih ada yang ingin kamu sampaikan?"

"Tidak ada pak, maaf bolpoint saya jatuh." jawab Denisha sambil berjongkok mengambil bolpoint. Terlihatlah paha dan belahan dada Denisha yang cukup menggoda. Tapi sayang tidak ada birahi dan ketertarikan Adam akan hal itu.

"Denisha."

"Ya pak." Denisha tersenyum penuh kemenangan dan menjawab dengan nada manja.

"Lain kali kenakan baju yang sopan, aku tidak mau kamu nantinya dilecehkan oleh para klien."

"Ba.. ba.. baik pak." jawab Denisha terbata - bata. "Maaf." lanjutnya sambil menundukkan kepala. Karena dia harus menelan pil pahit bahwa mahluk yang satu ini sulit tergoda. "Saya permisi."

Tanpa jawaban dari Adam hanya anggukan kepala saja karena dia kembali disibukkan dengan berkas di meja.

Denisha segera keluar dari ruangan dengan wajah marah "Sialan!"

"Kenapa? gagal merayu bos lagi." tanya Shawn

"Diam kamu..! urus urusanmu sendiri."

"Hahahahaha.." Shawn tertawa terbahak - bahak dan kemudian masuk kedalam ruangan.

"Permisi pak, ini rekaman CCTV direstoran sudah saya copy di flashdisk." Shawn menyerahkan hasil rekaman itu.

"Coba kamu buka."

"Baik pak." Shawn kemudian menyalakan laptop dan memperlihatkan hasil rekaman CCTV itu. Adam melihat dengan seksama tanpa melewatkan satu pun.

"Stop! perbesar gambar itu"

Shawn segera memperbesar gambar. Tampaklah gambar Jenar yang sedang keluar kamar mandi.

"Cukup, sekarang kamu screenshot."

Setelah Shawn mengerjakan perintahnya Adam melanjutkan kembali melihat rekaman itu. Tampak Jenar yang mengambil sapu dan berjalan mengendap - endap dan memukul Adam dari belakang. Kemudian tampak juga gambar Jenar yang berusaha membangunkannya dari pingsan dengan mengguyur air di wajahnya. Adam mengepalkan tangannya melihat hal itu. "Awas kamu!" ucap Adam dengan geram.

Sementara Shawn menahan senyum dan diam - diam kagum dengan keberanian gadis itu. Selama ini belum pernah ada orang yang berani memperlakukan Adam seperti itu.

Ketika sampai pada detik dimana Jenar melarikan diri terlihatlah dengan jelas wajahnya.

"Stop! Stop! perbesar dan screenshot, cepat kamu kirim pada pihak restoran siapa gadis itu. Kirimkan datanya segera." perintah Adam

"Baik, pak."

Aku tidak akan melepaskanmu dengan mudah, kamu telah berurusan dengan orang yang salah nona batin Adam dengan geram.

Tak lama kemudian datanglah Shawn lengkap dengan data gadis itu. Adam segera melihat foto dan data riwayat hidup jenar.

"Hmmm.. Namanya Mahesa Jenar, tunggu pembalasanku!" Adam tersenyum puas karena sudah mendapatkan semua data tentang orang yang sudah menyerangnya. "Shawn."

"Ya pak."

"Kamu telepon mang Udin, siapkan segera mobilnya aku akan mampir ke restoran sebelum meeting."

"Baik." jawab Shawn sambil menelepon mang Udin

Adam bergegas menuju restoran sambil merencanakan apa yang nanti akan dia lakukan ke gadis itu. Dalam hati Adam sempat geli karena ada gadis pendek bisa membuatnya pingsan dengan beberapa pukulan, kuat juga tenaganya. Mang Udin yang melihat dari kaca spion sempat keheranan tumben tuan muda senyam senyum sendiri.

Setelah sampai di restoran Adam segera masuk dan disambut oleh bu Erina.

"Bu Erina bisa ke ruangan ku sebentar?"

"Baik tuan." jawan bu Erina.

Ruang kerja yang ada direstoran berbeda jauh dengan yang berada di hotel. Kira - kira ruangan ini separuhnya. Didominasi dengan warna coklat pastel dan banyak mengandung unsur kayu.

Tok..tok.. tok..tok bu Erina mengetuk pintu

"Masuk."

Bu Erina segera membuka pintu.

"Silahkan duduk bu Erina."

"Baik tuan." bu Erina segera duduk sambil menggenggam tangannya untuk menetralisir rasa takut.

"Begini bu Erina, ibu kenal dengan karyawan ini?" tanya Adam sambil menunjukkan foto dan data diri Jenar.

Bu Erina menerima berkas itu. "Saya kenal tuan ini Mahesa Jenar, kami memanggilnya Jenar, dia karyawan baru disini."

"Dibagian apa dia?" Adam melanjutkan pertanyaannya.

"Dia Asisten dua chef Efendi, dia yang menggantikan Mariska karena resign." jawab bu Erina. Terlihat Adam hanya mengangguk - angguk

"Sudah berapa lama dia bekerja."

"Emmm hampir tiga minggu tuan, tapi kemampuannya luar biasa."

"O ya." jawab Adam tak percaya

"Bukankah sudah dua kali tuan Adam merasakan masakannya. Bahkan anda juga memberinya pujian." terang bu Erina

"Kapan?" Adam mengernyitkan dahinya.

"Jenar ini yang membuat Daifuku, French Vanilla Tea dan juga Savarin."

"Benarkah?! Adam berteriak tidak percaya.

O..o.. jadi ini gadis bisa membuat aku teringat terus akan rasa Daifuku yang lembut dan Savarin yang menggoda. Sepertinya aku harus mempertimbangkan lagi keputusanku untuk memenjarakannya.

"Baik bu Erina terima kasih informasinya. Anda bisa kembali bekerja."

"Sama - sama tuan saya permisi dulu."

Sambil bersandar di kursi kerjanya Adam merenung dan berpikir keras. Tentang apa yang akan dilakukannya. Ia ingin Jenar merasakan akibat dari perbuatannya tapi disisi lain Adam merasa kasihan melihat data diri Jenar yang hanya anak seorang janda. Tiba - tiba handphone nya berdering.

"Ya Denish."

"Maaf pak klien sudah menelepon mengatakan kalau bapak belum datang ke tempat yang telah ditentukan, saya hanya mengingatkan saja."

"Baik, aku perjalanan menuju kesana."

Pembicaaan terputus dan Adam bergegas menuju tempat ia meeting dengan klien.

Setelah disibukkan dengan berbagai kegiatan hingga tanpa terasa malam sudah menjelang. Adam memutuskan untuk pulang karena memang luka di kepala belum sembuh terkadang masih merasa pusing. Bila sakit kepalanya kambuh dia langsung teringat dengan Jenar, membuat perasaannya campur aduk jengkel, emosi tapi kasihan.

"Mang Udin ayo pulang."

"Baik tuan."

Mang Udin segera melajukan mobil membelah malam dan beradu dengan kemacetan kota Jakarta. Sesekali mang Udin melihat Adam memijit - mijit kepalanya.

"Tuan muda sakit?" tanya mang Udin

"Pusing sedikit."

"Mungkin tuan belum makan."

"Memang belum, apa tetangganya mang Udin mengirimkan masakan lagi malam ini"

"Wah nggak tuan" jawab mang Udin. "Kalau malam jarang sekali dapat kiriman, kalau pagi pasti. Sepertinya tuan Adam sudah kecanduan dengan masakan mbak Jenar."

Adam yang mendengar nama Jenar terlihat kaget bahkan menanyakan ulang ke mang Udin siapa tahu dia salah dengar.

"Masakan siapa tadi mang?"

"Masakannya mbak Jenar tuan, itu tetangga saya. Dia itu kan kerjanya direstoran cuman saya tidak tahu restoran apa."

"Tunggu..tunggu.." ucap Adam sambil mengeluarkan handphone nya dan mempelihatkan sebuah foto. "Ini orangnya?"

Mang Udin menoleh ke belakang karena kebetulan jalanan masih macet. "Lah betul tuan, itu mbak Jenar yang sewa rumah disebelah saya. Tuan muda dari mana dapat foto mbak Jenar?" tanya mang Udin.

"Dia kerja direstoran Avec Amour."

"O..o.. jadi mbak Jenar karyawan tuan" ucap mang Udin sambil manggut - manggut. "Kalau karyawannya tuan muda kenapa tuan muda tidak minta dimasakkan mbak Jenar tiap hari? kan lidah tuan muda cocok dengan masakannya mbak Jenar."

Hmmm.. bener juga dengan apa yang dikatakan mang Udin batin Adam.

"Jadi Jenar ini yang sewa rumah adiknya bik Ijah?" tanya Adam.

"Ya, betul tuan. Mbak Jenar itu ramah, rajin, pinter masak lagi, saya yang beruntung jadi tetangganya." ucap mang Udin bangga.

Adam hanya mendengarkan saja perkataan mang Udin sementara pikirannya melayang - layang. Terlintas sebuah rencana manis dikepalanya. Sekarang dia tahu apa yang harus dia perbuat terhadap Jenar. Adam tersenyum licik penuh kemenangan. Tunggu saja Jenar 'gotcha' kena kau.

Sementara itu disepanjang perjalanan Jenar bersin - bersin. Wah jangan - jangan ada yang membicarakan aku dibelakang nih batin Jenar. Heh biarkan saja aku tidak peduli masih banyak hal penting yang perlu aku pikirkan yaitu membahagiakan ibu. Jenar melajukan sepeda listrik kesayangannya menuju rumah untuk segera beristirahat. Menyongsong esok hari yang lebih baik.

🍁🍁🍁🍁

1
Mattea Bee
Luar Biasa!!!
Terus semangat berkarya thor /Determined//Determined//Determined/
Diana Puji Astuti
baguusss...ini yg ke 3 aku baca ceritamu Thor... tengkyu yaa...sangat menghibur
Mattea Bee
Adam oh..Adam.../Drool/
Diana Puji Astuti
jenar ogeb
Diana Puji Astuti
kocak ceritanya
Diana Puji Astuti
mampir...novel ke 3 mu yg sdh aku baca
Ririn Nursisminingsih
kok sebel yas a sama jenar di bilangi ngeyelae...mna manggil suaminya adam2 ae
Ririn Nursisminingsih
si jenar panggil suami kok ndak sopan...sama bagas aja panggil mas....sama suami manggilnya sak karepe dwe...
Ririn Nursisminingsih
halah kesuwen bilang aja sudah cinta..kok mbuletae
Ririn Nursisminingsih
hadeh kelamaan belah durennya sama2 gengsi..
Ririn Nursisminingsih
adam2 gengsi dibesarin
Ririn Nursisminingsih
jenar kok boding percaya aja sama dirga...si adam juga gitu gengsian amat jdi gregeten
ovi Putriminang
novel.....kedua dr mu yg q baca thor..
nina widanarti: mksh sdh mau membaca novel2ku..🥰
total 1 replies
Eni Etiningsih
I LOVE YOU MAMA..😘😘😘🥰🥰
Komang Diani
Luar biasa
Rose 19
Jenar hebat wlopun Adam amnesia masih bisa di buat jatuh cinta
Rose 19
hayo gimana tu Dam, Jenar minta di batalin pernikahannya.
Rose 19
saking nyamannya di gendongan Adam sampai gak bisa lepas ya Je.
Rose 19
kasian Jenar terikat kontrak yang merugikan
Rose 19
mulai meng cleam kepemilikan. gak tau dia klo Jenar mau di jodohin.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!