Jodoh Lewat Wasiat

Jasmine dan Junior berjalan keluar dari lift dengan kedua tangan yang saling bertaut. Semua mata tertuju pada pasangan suami istri yang melenggangkan kakinya melewati mereka semua. Termasuk Deasy dan Julian yang masih tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Mereka lalu menatap Vano yang baru saja datang sambil membawa kopi.

"Pal Vano, apa maksud ini semua? Jasmine dekat dengan Pak Vano, tapi mesranya sama Pak Bos?" Deasy masih tidak paham dengan alur kisah cinta mereka.

"Mereka ternyata suami istri, saya juga baru tahu semalam" jawab Vano mencoba tersenyum meskipun hatinya teriris.

"Aduh, potek dong Pak!" timpal Deasy asal ceplos.

Julian menepuk lengan Deasy yang terlalu jujur, Deasy hanya tersenyum lebar karena mulutnya ini sulit sekali di rem.

"Enggak apa-apa, Pak! Stok cewek di luar sana banyak, asal jangan yang kayak si Deasy ini kang gibah, kang kompor kang segalanya deh!" cerocos Julian sangat antusias mengejek Deasy.

Vano terkekeh mendengar celotehan Julian yang mengejek Deasy.

"Kalian sering bertengkar jangan-jangan jodoh," Vano mencoba mengubah topik pembicaraan mereka.

Ia malas terus-menerus membahas dua insan yang baru saja mempublikasikan hubungan mereka pada semua orang. Caitlyn pun sangat geram ketika melihat mereka menunjukkan kemesraan mereka pada orang banyak.

Banyak wanita yang iri dengan Jasmine yang memiliki suami setampan Junior. Bukan hanya tampan, tapi kaya raya.

"Saya mengumpulkan kalian semua karena saya tidak ingin bermain kucing-kucingan lagi dengan istri saya. Karena kemarin ada yang menyangka apabila saya dan istri saya pasangan selingkuh. Wanita disamping saya ini adalah istri saya, Jasmine Smith. Ia menyembunyikan identitasnya karena ia tidak mau diperlakukan istimewa. Itu sebabnya bersikaplah seperti biasanya kepada istri saya." Jelas Junior menegaskan pada seluruh karyawannya.

Junior kembali membubarkan setelah memberi tahu semua orang, Caitlyn semakin membenci Jasmine yang sudah benar-benar menjungkirbalikkan dunia Junior. Sahabat yang ia cintai itu sekarang banyak berubah, Caitlyn tersenyum menyeringai ketika ia berhasil menemukan cara yang bagus untuk memisahkan mereka.

Jasmine baru saja duduk di meja kerjanya, Deasy menggeser kursinya mendekati Jasmine.

"Bu Bos, jangan pecat aku karena sempat menjodohkanmu dengan Pak Vano, ya!" bisik Deasy lalu terkikik.

Ia tidak menyangka rekan kerjanya ini sekarang menjadi istri pemilik perusahaan. Itu berarti selama ini ia memang berteman dengan putri keluarga William.

"Apaan sih kamu, enggak usah lebay." Jasmine belas berbisik sembari melirik kearah Vano yang sejak tadi hanya diam.

Tidak ada lagi senyum atau sapaan dari pria itu, ia kembali dingin seperti saat pertama mereka bertemu. Pria itu benar-benar menjauhinya, Jasmine merasa kehilangan salah satu sahabatnya. Bukan hanya sahabat, Vano seperti kakak baginya.

"Pantesan, suasana kantor sekarang ini terasa sejuk banget karena ada aroma-aroma cinta sedang bersemi. Kulkas dua pintu sudah mencair karena kehangatan yang diberikan sang istri." Benar apa yang Julian katakan Deasy memang kang kompor.

"Mulai deh dia kalau udah ngoceh enggak bisa berhenti" timpal Julian menoyor kepala Deasy.

"Gue berkata sesuai fakta yang ada, CEO kita yang dingin dan kaku sudah mau tersenyum sekarang. Pantas saja saat makan malam Pak Bos...," belum sempat melanjutkan ucapannya Deasy kembali teringat ketika Junior mematahkan sumpit karena ucapannya yang memojokkan Jasmine dan Vano.

Ia bergegas menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

"Jadi saat itu kalian sudah menikah?" tanya Deasy penasaran.

Jasmine menganggukkan kepalanya, ia jadi takut apabila Junior mengingat hal itu ia akan dipecat olehnya.

"Mampus gue!"

"Masih untung enggak di pecat lo, makanya kalau ngomong itu dipikir dulu" tukas Julian.

Beberapa menit kemudian, Regan datang bersama dengan Romeo. Keduanya menghampiri Jasmine, membuat Deasy semakin tercengang melihat dua pria tampan yang saat ini berada dalam radius sedekat ini dengannya.

"Junior ada enggak?" tanya Romeo kepada saudara iparnya.

"Ada di dalam."

Regan memberikan paper bag yang ia bawa untuk Jasmine.

"Oleh-oleh buat kamu, kamu pasti suka" ucap Regan seraya memberikan paper bag tersebut kepada Jasmine.

"Makasih, Re. Soal kemarin maaf ya, kemarin kita mau menemui kamu cuma ada beberapa hal penting jadi enggak jadi deh!" balas Jasmine seraya mengulas senyum.

"Enggak, apa-apa santai aja!" jawab Regan dengan senyum yang selalu menghiasi wajahnya.

Sumpah demi apa saat ini jantung Deasy sudah cenat-cenut menatap pria tampan seperti mereka. Jasmine pun mengajak Romeo dan Regan ke dalam ruangan suaminya.

"Mereka cakep-cakep banget, yang satu lagi kayaknya mantan Jasmine ya" celetuk Deasy mulai bergibah.

"Iya, tenang aja mereka enggak mau sama lo!" ketus Julian seperti biasa selalu menyindir Deasy.

"Jasmine beruntung banget ya, udah ditaksir sama Pak Vano yang ganteng, dinikahi Pak Junior yang gantengnya kebangetan sekarang ada dua pria tampan juga yang care banget sama dia."

"Rezeki orang baik begitu" tukas Julian.

"Kalian berisik banget sih! Niat kerja atau gibah sih?" protes Caitlyn yang tidak suka mendengar obrolan mereka.

"Yey, ulet keket sewot! Iri bilang bos, enggak bisa ya kayak Jasmine yang dikelilingi pria tampan. Kamu sih kayak benalu jadi enggak ada yang suka, kasihan!" ejek Deasy lalu terkekeh.

Vano hanya menggelengkan kepalanya, ia lebih memilih untuk melanjutkan pekerjaannya.

Saat jam istirahat, Jasmine mengantarkan makan siang untuk suaminya. Ia duduk santai di sofa karena ia sudah makan terlebih dahulu bersama Deasy.

"Kamu enggak makan?" tanya Junior sambil membuka kotak makan yang dibawa istrinya.

"Enggak, aku tadi makan sedikit sama Deasy dibawah sambil nungguin makanan buat kamu." Jawab Jasmine santai.

Jasmine lalu membuka kotak coklat yang tadi diberikan oleh Regan kepadanya.

"Terus kenapa makan sedikit?" tanya Junior selidik.

"Aku mau makan coklat ini," balas Jasmine antusias.

Ia lalu memasukkan potongan cokelat itu ke dalam mulutnya. Coklat yang diberikan oleh Regan sangat enak, membuat Jasmine menginginkannya lagi dan lagi.

"Coklat dari siapa sih?" tanya Junior penasaran.

"Dari Regan " jawab Jasmine santai.

Manik mata Junior membelalak, baru saja satu saingannya punah kini bertambah lagi. Cinta pertama istrinya itu terus menempel kepada sang istri membuat Junior merasa cemburu.

Junior mendekati istrinya yang asyik menikmati cokelat, ia hendak mengambil namun Jasmine melarangnya.

"Jangan! Ini coklat kesukaan aku." protes Jasmine sembari mengerucutkan bibirnya.

"Nanti aku beliin pabriknya sekalian asal kamu jangan makan coklat itu." Junior tetap melarang istrinya memakan cokelat pemberian Regan.

"Emang kalau dari Regan kenapa sih?" sewot Jasmine merasa kesal.

Akhir-akhir ini Junior sangat posesif sekali padanya.

"Nanti kalau dia pelet kamu gimana?" tanya Junior beralasan.

"Hah? Mana mungkin?"