Cooking With Love
Dimana ini kenapa tiba - tiba aku ada disini. Tempat ini begitu indah begitu damai. Rumput hijau terhampar luas dan bunga - bunga yang begitu indah. Ya aku tau bunga ini, ini bunga Cherry Blossom atau biasa disebut bunga Sakura. Aku suka bunga ini tapi mengapa bunga itu bisa ada disini. Aku terus berjalan menyusuri deretan bunga Sakura yang berjajar rapi. Dan hei siapa itu, seorang pria yang berdiri sangat gagah tapi kenapa aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Park Seo Jun ato Zayn Malik kah. Tidak.. tidak sepertinya tidak mungkin.
"Hey! Halo! Pak, Mas, Bang!"
Kenapa dia diam saja? Jangan - jangan setan,
hiii aku tergidik ngeri
Aku tetap berjalan mendekatinya, tiba - tiba langkahku terhenti karena dia berbalik berjalan ke arahku. Seorang pria yang gagah dan tinggi itu terus mendekat. Kenapa aku masih tidak bisa melihat wajahnya, siapa sebenarnya dia.
Pria itu perlahan mendekat ke arahku. Dekat, terus mendekat bahkan sangat dekat, dia lalu memegang daguku, aku menengadahkan kepalaku. Wajahnya terus mendekat, aku memejamkan mataku karena terlalu menyilaukan. Jangan - jangan dia mau menciumku, ya ini ciuman pertamaku!
Braaakkk...!!!
"Jeeenaaaarrrrrr..!!!! Ayo bangun ini hari pertama kamu kerja. Jangan sampai kamu terlambat!"
Jenar terbangun dengan sengatan di kepala yang luar biasa sakitnya, matanya mengerjap ketika merasakan sinar lampu yang menyerbu penglihatannya. Suara ibu membangunkan Jenar dari mimpi yang sangat aneh. Jenar mengusap bibirnya. "Apakah benar aku tadi hampir berciuman dengan pria itu." gumamnya.
"Eeehhh malah melamun disitu!" teriak ibu.
"Ayo cepet mandi nanti bisa terlambat, ingat ini pertama kali kamu kerja."
"Iya.. iya bu.. ini nyawanya Jenar juga masih setengah." jawab Jenar sambil berjalan menuju kamar mandi
Dengan malas Jenar segera membersihkan diri termasuk pikiran mesumnya yang sempat singgah dalam mimpinya tadi. Setelah selesai mandi Jenar segera berpakaian yang rapi. Celana panjang coklat dipadukan dengan blazer warna senada. Karena memang ini baju yang paling bagus buat kerja yang dia punya. Dipoles wajahnya dengan bedak dan lipstik. Ah make up nya tipis saja, toh nanti masukkan dapur juga pikir Jenar sambil tersenyum.
" Bu, aku langsung berangkat saja. Takut telat." ujar jenar sambil memakai sepatu sneakernya.
"Makanya kalo tidur jangan malem - malem. Anak perawan kok kalo bangun siang, mana ngorok pula." ucap ibu.
"Nih ibu siapkan bekal. Nanti kalo istirahat dimakan ya. Jangan sampai kamu sakit." ibu menyerahkan kotak makan yang sudah di isi dengan beberapa nasi dan lauk.
"Siap bosqu, pasti aku makan" Jenar berpamitan sambil tidak lupa mencium tangan ibu.
"Semalem aku tidak bisa tidur karena mikirin kerjaan bu. Terus terang aku belum ada gambaran nanti disana kerjanya apa."
Ibu mengelus pucuk kepala Jenar, mengusapnya dengan penuh kasih sayang
"Ya sudah sana berangkat nanti telat.. Ibu doakan kerjaannya lancar.."
"Terimakasih ibuku sayang, aku berangkat dulu."
Dengan semangat Jenar mengendarai Selisnya menerjang kemacetan dan kepadatan kota Jakarta. Memang hanya kendaraan ini yang ia punya.
Mahesa Jenar yang biasa dipanggil Jenar adalah sosok gadis sederhana yang ramah berperawakan kecil mungil berkulit putih bersih dan memiliki tinggi seratus lima puluh lima centimeter saja. Walaupun kecil dia memiliki semangat yang tinggi. Dia dilahirkan dari keluarga yang sederhana. Ibunya seorang janda yang tidak bekerja dan hanya mengandalkan pensiunan dari ayahnya. Ayah Jenar dulu seorang guru dan sudah meninggal ketika Jenar berumur lima belas tahun. Walaupun hidup dalam kesederhanaan dia sama sekali tidak pernah mengeluh dan selalu membantu ibunya. Anehnya, Jenar dari remaja sudah suka memasak, entah dia belajar dari siapa atau itu memang bakat terpendam tapi hasil masakannya selalu enak dan bervariasi. Maka dari itu dia bertekad dengan keahliannya suatu saat dia akan menjadi sukses dan membahagiakan ibunya.
"Mudah - mudahan aku nggak terlambat nih. Gara - gara mimpi aneh sih tadi malam kan jadi terlambat bangunnya, mana masih ngantuk lagi." mulutnya komat kamit sendiri, sambil beberaoa kali menguap. Ia melajukan Selis nya dengan kecepatan tinggi. Dan ketika akan berbelok masuk ke halaman restoran tempat dia bekerja tiba - tiba ada sebuah mobil mewah yang juga akan masuk dalam restoran. Mobil jenis Rolls-Royce keluaran terbaru berwarna hitam.
Ciiittt..!!! Jenar menekan remnya kuat - kuat dan
Gubrak.. !!!
Apa daya ia tidak bisa menguasai Selisnya hingga membuatnya terjungkal ke jalan. Beruntung Jenar mengenakan helm.
"Woy!" teriaknya emosi. "Kalo nyupir pake mata dong jangan pake dengkul! Jadi nabrak kan?!" dengan napas yang masih tersengal - sengal karena kaget ia meluapkan emosinya. "Hati -hati jangan mempermainkan nyawa orang ya. Mana saya belum pernah punya pacar, sudah terluka - luka begini." gerutu Jenar sambil berusaha berdiri.
Dari dalam mobil mewah itu turunlah seorang pria yang sudah berumur. Wajahnya masih tegang dan ketakutan.
"Aduh maaf, neng nggak apa - apa?" pria itu yang mungkin sebagai sopir, membantu Jenar berdiri.
Perasaan emosi itu tiba - tiba lenyap. Kasian juga melihat raut wajahnya yang sudah tampak letih. Kalo di lihat - lihat lagi mungkin kalo ayahnya masih hidup kira - kira seusia beliau.
"Nggak apa apa pak. Saya kan masih muda. Tenaganya juga kayak kuda. Jatuh sedikit mah tidak terasa. Cuman lecet - lecet saja." jawab Jenar sambil meringis menahan sakit di sikunya
"Syukurlah kalau neng tidak apa - apa. Maaf tadi bapak tidak sengaja." tampak kelegaan di raut wajahnya.
Tiba - tiba dari dalam mobil seorang pria berteriak dengan tegas khas suara bariton nya.
"Sudah biarkan saja pak. Kan dia bilang tidak apa - apa, lagi pula yang salah juga bukan kita."
"Tttaa.. tapi den." jawab bapak tadi dengan terbata - bata.
"Ayo jalan, aku sudah terlambat. Jangan buang - buang waktu." perintah pria tadi dengan ketus.
" Baik tuan" jawab bapak tadi dan berbalik ke arah Jenar lagi. "Maaf ya neng bapak tinggal dulu."
What? Bukan salah dia! Kurang ajar jelas ini orang tidak ada sopan santunnya. Pingin aku jitak itu kepalanya biar sadar kalau orang itu harus punya etika pikirnya. Jenar menatap pria dalam mobil itu dengan geram.
Mobil itu melaju melewati jenar dan memasuki gerbang halaman restoran. Tampak samar - samar seorang pria di bangku belakang dengan perawakan tubuh yang tinggi, gagah mengenakan jas navy keluar dari dalam mobil dan masuk kedalam restoran.
"Awas kalo ketemu lagi!"ujar Jenar dengan geram. Kesadaran Jenar segera kembali karena dia juga harus segera masuk kerja sebelum terlambat. Dituntunnya Selis itu dengan cepat. Untung tidak ada yang rusak parah karena itu satu - satunya kendaraan yang ia punya.
"Ayo Jenar Semangat!" teriaknya sambil mengepalkan kedua tangannya memberi semangat untuk dirinya sendiri.
Memulai hari ini dengan bekerja demi membahagiakan ibu nantinya. Karena saat ini Jenar hanya punya seorang ibu.
Dipakirkan Selisnya berjajar dengan kendaraan karyawan restoran yang lain. Jenar diterima di restoran "Avec Amour". Restoran ini termasuk dalam restoran bintang lima. Untuk makan saja mereka harus reservasi terlebih dahulu. restoran ini tidak hanya menyajikan masakan dari Perancis saja tapi juga ada masakan Indonesia, Jepang, Turki.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
sakura
...
2024-08-13
0
Erni Fitriana
cusss mlipir
2024-08-11
0
Eldiffa OL-shop
sama..saya juga novel ke 3 ... terimakasih sudah buat cerita yang bagus🥰🥰
2024-07-26
0