Oh My Boss

"Emang kita belum lama kenal?" tanya Shaka.

"Nggak usah banyak alasan. Pokoknya mulai sekarang kita suami istri!" imbuh Shaka. Dia agak memaksa.

"Idih maksa..."

"Biarin. Siapa suruh kamu menggoda." Aiko memutar bola matanya mendengar jawaban Shaka.

"Istriku sayank, sekarang kita balik ke kantor, aku harus kerja biar bisa kasih kamu makan." kata Shaka. Ia kembali menarik tangan Aiko.

Sementara Aiko berusaha menahan tawanya mendengar perkataan Shaka. Mereka bergandengan tangan menuju ruangan kantor. Pemandangan itu tentunya kembali membuat karyawan Shaka menggosipkan mereka. Bahkan beberapa merasa kesal dengan Aiko karena bisa memacari bos mereka. Dan menganggap Aiko sebagai wanita penggoda.

"Nggak usah dengerin mereka!" kata Shaka pelan. Ia sama sekali tidak terganggu dengan gosip antara dirinya dan Aiko. Ia bahkan sangat percaya diri menggandeng tangan Aiko. Walau banyak orang yang melihat.

Setelah melawan Santi tadi pagi. Aiko sudah menyiapkan diri untuk menerima kritik dan gosip yang tidak-tidak. Jadi dia juga sama percaya dirinya seperti Shaka.

Tepat di depan ruangannya, Shaka menghentikan langkahnya. Dia berbalik berhadapan dengan Aiko. "Istriku sayank, bikinin aku kopi seperti biasa!" katanya dengan penuh kelembutan.

Namun, perkataan Shaka tersebut membuat Aiko merasa geli. Dia bergidik mendengar panggilan Shaka kepadanya. Istri. Hah, kata-kata yang begitu asing.

Akan tetapi Aiko pergi juga. Ia bergegas menuju dapur karyawan. Seperti kena sihir Shaka, apa yang Shaka katakan Aiko seolah tidak bisa menolak permintaan Shaka. Mungkin juga karena itu adalah pekerjaannya.

Aiko berjalan dengan cukup percaya diri. Meskipun banyak rekan-rekan kerjanya yang menatap tak suka. Namun Aiko bersikap bodo amat.

"Wah hebat ya yang bisa deketin pak bos?" sindir salah satu teman yang juga sedang berada di dapur karyawan.

"Ajarin dong, Ai!" imbuhnya.

"Heh, kamu mau jadi penggoda seperti dia? Kalau aku sih ogah, malu kalik.." sahut yang lainnya. Kebetulan di dapur karyawan itu ada tiga orang termasuk Aiko.

"Sssst.. Diem aja! Kalian nggak masuk level sebagai penggoda." kata Aiko sambil mengedipkan matanya dengan genit. Ia kemudian melangkah meninggalkan dapur karyawan tersebut karena ia telah selesai membuat kopi.

"Sombong amat!" kedua temannya tadi justru yang marah. Padahal mereka ingin membuat Aiko marah. Tapi mereka sendiri yang terbawa emosi. Namun Aiko berlalu sembari tersenyum sinis.

*******

"Yah, kita harus lihat Rey!" kata ibunya Aiko. Ia terlihat buru-buru. Entah apa yang terjadi dengan putra sulung mereka.

Ayah Aiko yang baru pulang bekerja sempat kaget juga. Setelah berganti pakaian, mereka pergi menuju tempat dimana Reynald di rawat. Ibu Aiko baru saja mendapat telepon dari pihak rumah sakit, jika Reynald mulai mau bicara. Tentu saja itu kabar yang membahagiakan bagi orang tua Aiko. Mengingat sudah 10 tahun Reynald sama sekali tidak mau bicara. Ia hanya bisa berteriak setiap kali merasa takut. Tapi entah apa yang dia takutkan.

"Cepat yah!" pinta Melati, ibu Aiko.

"Iya buk.." ayah Aiko mempercepat laju mobilnya. Dia juga tak sabar ingin menemui anaknya.

Mereka berdua kemudian bergegas menuju kamar Reynald. Mereka masuk dan melihat Reynald yang tersenyum kepada mereka. "Rey?" Melati mendekati anak sulungnya dengan penuh bahagia. Dia memeluk Reynald dengan penuh bahagia.

"Nak.." Doni tak kalah bahagia.

Namun, Reynald hanya bisa tersenyum. Dia masih enggan bicara kepada kedua orang tuanya. "Kenapa dia nggak mau bicara dok?" tanya Doni.

"Iya kenapa dok? Tadi katanya dia udah mau bicara?" Melati juga tak sabar.

"Mungkin dia masih belum ingin bicara lagi. Tadi dia cuma bicara satu kata 'Aiko'. Apakah itu saudara atau temannya?" tanya dokter yang merawat Reynald selama ini.

"Oh, itu adiknya. Mungkin Rey kangen sama adiknya." kata Melati lagi.

"Ibuk mau hubungi Aiko dulu yah, biar Aiko kesini." Melati semakin semangat.

"Jangan sekarang buk. Aiko kan bekerja disana, nanti kita malah ganggu pekerjaannya. Kita kasih tahu aja dulu, dan biarin dia kesini akhir pekan." kata Doni. Dia sangat memahami kesibukan anak perempuan dan tak mau mengganggu pekerjaan anaknya.

"Iya juga sih yah.. Oke kalau gitu, ibu cuma mau kasih tahu aja."

"Adik kamu kerja, dia akan jenguk kamu nanti akhir pekan. Sabar ya nak!" kata Melati sembari mengelus pundak Reynald. Kini emosi Reynald tidak seburuk sebelumnya.

"Aiko.." gumam Reynald lagi.

"Iya Rey.. Aiko akan kesini nanti akhir pekan." Melati sangat bahagia dia kemudian memeluk Reynald. Karena selama 10 tahun terakhir, Melati tidak bisa memeluk putra sulungnya tersebut.

Melati segera menelepon Aiko untuk memberitahu kondisi kakaknya. "Ai, kakak kamu... Kakak kamu, Ai..." kata Melati terbata-bata.

"Kakak kenapa buk?" Aiko kaget menerima telepon dari ibunya.

"Kakak kamu mau bicara... Dia panggil nama kamu, Ai.." kata Melati sembari tersenyum bahagia.

"Kakak mau bicara? Dia panggil aku?" Aiko bangkit dari posisi awalnya. Ia yang sedang rebahan di ranjang langsung berdiri.

"Aku pulang sekarang.." kata Aiko dengan bahagia.

"Eh... Jangan sekarang Ai! Akhir pekan aja! Kamu kan harus kerja. Ibu cuma kasih kabar bahagia ini. Kamu pulang akhir pekan aja agar tidak mengganggu pekerjaan kamu!" sahut Melati. Sama seperti suaminya, ia tidak ingin mengganggu pekerjaan anaknya.

"Iya buk.." meskipun sebenarnya Aiko ingin segera pulang menemui kakaknya. Tapi dia juga harus bertanggung jawab atas pekerjaannya.

.....

Pukul 19.00 malam, Shaka menjemput Aiko di rumahnya. Mereka akan pergi makan malam. Aiko terkejut karena Shaka mengajak David bersamanya. "Maaf ya, nih cecunguk ikut kita." kata Shaka dengan wajah masam.

"Nggak apa-apa kan Ai? Aku kesepian di hotel." kata David dengan wajah memelas.

Aiko melihatnya menjadi kasihan. Ia menggelengkan kepalanya. "Mau kemana sih kalian?" tanya David lagi.

"Dinner lah. Kamu sih ganggu aja." Shaka sewot karenanya. Malam ini malam pertama dia dan Aiko makan malam romantis, tapi David malah mengganggu mereka.

"Aiko aja nggak apa-apa.." sahut David.

"Om Shaka..." Chika keluar dari kamar. Dia segera berlari menyongsong Shaka yang duduk di ruang tamu.

"Hallo cantik.."

"Om Shaka mau pergi sama tante Aiko?" Shaka menganggukan kepalanya.

"Mau kemana? Aku ikut!" rengek Chika. Dia berpikir jika Shaka dan Aiko akan pergi ke mall lagi seperti tempo hari.

"Chika jangan ganggu om Shaka sama tante!" Lala segera menarik tangan Chika.

"Aku mau ikut om Shaka sama tante Aiko.." kata Chika lagi. Ia kembali mendekati Shaka.

"Chika!!"

"Nggak apa-apa, kamu ikut sekalian aja!" kata Shaka. Ia sengaja mengajak Lala karena acara dinner-nya sama Aiko juga gagal karena David. Jadi Shaka mengajak mereka sekalian biar ramai.

"Aku ikut juga ya pak!" Nayla berlari keluar dari kamarnya. Ia tak mau ditinggal sendiri di rumah.

Shaka menganggukan kepalanya. "Dinner romantisnya lain kali ya? Maaf..." Shaka berbisik di telinga Aiko.

Aiko hanya tersenyum dan menganggukan kepalanya.