NovelToon NovelToon
Menikahi Wanita Tangguh

Menikahi Wanita Tangguh

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Fantasi / Tamat / Perjodohan / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Model / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:26.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Shan Syeera

Terpaksa.. demi memenuhi keinginan kakek nya, Devan Kanigara Elajar, menikahi seorang model yang penuh dengan skandal dan kontroversial. Pernikahan itu berlangsung di atas kesepakatan dan azas saling menguntungkan saja, tanpa melibatkan perasaan ataupun keinginan lebih.

Dalam perjalanan nya, kehidupan pernikahan mereka di warnai berbagai permasalahan hidup yang tidak mudah, sehingga membawa keduanya pada kedekatan serta rasa yang saling bergantung satu sama lain.. Mereka berdua ternyata memiliki
banyak kecocokan. Baik dalam segi sifat maupun karakter yang sama-sama keras di luar namun embut di dalam.

Bagaimanakah Devan dan Sherin melalui setiap masalah dengan kebersamaan dan kekompakan, Yuuk kita simak saja kisah selengkapnya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan Syeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

7. Sah

***

Kegilaan macam apa ini, Sherin masih belum

bisa mempercayai semua ini. Dia mendapat

tawaran menikah dari seorang cucu bangsawan

dan konglomerat yang sangat kesohor di negeri

ini. Keluarga ini merajai bisnis hampir di semua bidang. Mereka memiliki pengaruh yang sangat

besar dan sangatlah terhormat.

Sedang Devan sendiri..dia di kenal sebagai raja

media massa sekaligus pria paling di segani di

dunia hiburan. Semua orang yang terjun di bisnis entertainment, pasti mengenal betul siapa itu

Devan Kanigara Elajar..Pria itu adalah pria yang

paling di incar oleh wanita-wanita kelas kakap.

Karena, selain dia sempurna dalam hal fisik

dan materi, Devan juga sangat bersih dari isu

miring yang bersangkutan dengan wanita.

Hanya ada dua wanita yang pernah di gosipkan

dekat dengannya selama ini. Yakni super model

terkenal dan terbaik bernama Pamela Hillary Duff.

Dia adalah model nomor satu yang bernaung di

bawah agensi model paling bergengsi di negeri

ini yaitu Universal Models.. Agensi ini memiliki sertifikat internasional. Jadi, tidak sembarang

model bisa masuk dan bergabung ke dalam

agensi ini. Mereka harus melewati seleksi

yang sangat ketat terlebih dahulu.

Selain Pamela, Devan juga pernah di gosipkan

dekat dengan seorang gadis bangsawan satu

level dengan keluarga Kertaradjasa bernama

Indira Gandhi..

Sherin sudah mempelajari semua berkas nota kesepahaman yang di berikan oleh Devan. Pada dasarnya, mereka akan menjalani pernikahan

pada umumnya. Sah secara hukum dan agama. Namun pernikahan itu hanya akan berlangsung

sesuai dengan keinginan dan kebutuhan Devan

saja. Dia yang berhak menentukan segalanya.

Sebagai imbalannya, Devan akan memberikan

apapun yang di inginkan oleh Sherin.Termasuk

memberikan pelajaran pada orang-orang yang

pernah menyakiti ataupun mencoba untuk menghalangi jalannya ke depan.

"Bismillah..semoga keputusanku sudah tepat.

Aku yakin Tuhan sudah merancang semua ini

dengan sangat baik."

Gumam Sherin setelah dia memutuskan untuk

menerima tawaran itu dan menghubungi Roman

untuk mengatur janji temu dengan Devan.

Saat ini dia sudah ada di depan gerbang depan

Universal Media Group.. gedung perusahaan

milik Devan yang terkenal sangat megah dan

memukau. Perusahaan ini juga satu-satunya perusahan yang memberikan upah kerja sangat

besar pada para karyawannya. Tidak heran kalau

perusahaan ini merupakan perusahaan impian

yang sangat di dambakan oleh semua orang.

Sherin tampak ragu untuk masuk ke dalam

lingkungan perusahaan tersebut yang sudah

mampu membuat lututnya lemas itu. Namun

akhirnya dia melakukan verifikasi data secara

otomatis di gerbang depan yang langsung

terbuka setelah di ijinkan masuk. Sherin kembali

melajukan mobilnya menuju basement sesuai

dengan instruksi dari Roman.

"Selamat datang Nona Sherin.. ternyata anda

telah mengambil keputusan tepat. Anda tidak

menyia-nyiakan kesempatan rupanya."

Sambut Roman dengan nada sinis namun raut

wajahnya tampak datar tanpa ekspresi.

"Bukankah anda pernah mengatakan bahwa kesempatan ini tidak akan datang dua kali

Tuan Roman.?"

"Panggil saja saya Roman Nona..mari ikuti

saya. Tuan Muda sudah menunggu anda."

Roman mulai berjalan tenang menuju lift yang

ada di titik utama basement, di ikuti oleh Sherin.

Tidak ada pembicaraan diantara mereka hingga

pintu lift terbuka di lantai 40.

"Saya harap tidak ada lagi perubahan rencana

yang akan anda lakukan Nona. Tuan tidak suka

pada orang yang tidak memiliki prinsip."

Roman berkata saat mereka melangkah keluar

dari dalam lift kemudian berjalan menyusuri

koridor ruangan yang di desain sangat canggih

itu, seolah berada dalam ruangan 4 dimensi.

"Kalau kalian meragukan komitmen saya, ada

baiknya kalian mempertimbangkan kembali

tawaran ini, itu akan lebih baik bagi saya."

Tegas Sherin sambil mengenakan masker dan

kacamata hitamnya. Dia juga berjalan dengan

sangat anggun dan gemulai, mencerminkan

seorang model profesional berkarakter kuat.

Roman menyeringai tipis melihat aksi tegas

yang di perlihatkan oleh model bayaran itu.

Tiba di depan ruangan Presdir, beberapa orang

sekretaris tampak baru saja keluar membawa

troli makanan. Untuk sesaat mereka menatap

tajam keberadaan Sherin di sebelah Roman.

Ada ekspresi tidak suka yang tergambar jelas

di wajah para sekertaris cantik itu.

"Apa semuanya sudah kalian bawakan.?"

Roman bertanya dengan tatapan tajam penuh

interogasi pada para bawahannya itu.

"Sudah Tuan, apa yang anda pesankan sudah

kami bawakan ke dalam ruangan. "

"Ya sudah, kalian boleh istirahat sekarang.!"

Tegas Roman di sambut anggukan kepala

serempak dari para sekertaris. Roman masuk

ke dalam ruangan di ikuti oleh Sherin.

Tubuh Sherin berdiri kaku di depan sebuah meja

kerja berukuran besar dengan tampilan seluruh ruangan yang sangat mewah dan elegan dalam nuansa black silver yang tercium sangat wangi

dan membuai. Di kursi kebesaran, sosok Devan

terlihat sedang duduk dengan gagah nya di balik

meja dengan gaya yang sangat memukau. Pria

itu tampak bak dewa keindahan yang sangat

mempesona dan menyilaukan mata.

"Selamat siang Tuan Elajar.."

Sherin menyapa sembari menundukkan kepala

di hadapan Devan yang terlihat masih berkutat

dengan segala kesibukannya.

"Kau bisa memanggilku Dev, atau Devan saja.

Bukankah kau sudah memutuskan menerima

tawaran ku.?"

Devan berbicara masih dalam keadaan sibuk

menandatangani berkas-berkas yang terlihat

menggunung di hadapannya. Wajah Sherin

tampak bersemu merah, rasanya dia tidak

akan bisa selancang itu.

"Sepertinya tawaran anda cukup menarik. Ada

banyak luka yang kini membutakan mata hatiku.

Setidaknya untuk beberapa waktu ke depan, aku

tidak akan sendiri dalam menghadapi segala

kesulitan !"

Devan langsung menghentikan aktivitasnya.

Matanya kini beradu tatap dengan mata cantik

Sherin yang di penuhi keyakinan. Devan sudah

berhasil menelusuri seluk beluk kehidupan gadis

ini, jadi dia sudah cukup tahu apa yang telah di

alami olehnya selama ini.

"Aku tidak akan pernah mengingkari janjiku.

Apa yang kau inginkan, akan aku berikan.!"

Tegas Devan sambil melonggarkan dasi dan

membuka jas yang di pakainya. Sherin tampak

memalingkan pandangannya ke sembarang

arah menyadari tatapan Devan tidak lepas

dari dirinya.

"Pada point lain tertulis dengan jelas, bahwa

pernikahan ini hanya akan di ketahui oleh pihak

yang terlibat saja. Aku yakin kau faham betul

apa yang aku maksudkan."

Tegas Devan sambil kemudian beranjak dari

kursi kebesarannya lalu melangkah tenang

menuju ruangan sebelah. Di sana telah tersedia

hidangan makan siang yang sangat lengkap.

"Saya sudah memahami semuanya. Anda

memilki hak untuk mengatur semuanya.!"

Sherin menyahut sambil mengikuti langkah

Devan yang kini sudah duduk di sofa. Dengan

taktis dan cekatan Roman segera melayani

Tuan Muda nya itu.

"Duduklah..Kita makan siang dulu. Setelah itu

kau baru boleh pergi. Roman akan mengurus

semua keperluan. Kau tidak perlu pusing lagi."

Ujar Devan sambil mulai meneguk air putih.

Sherin tampak sedikit ragu untuk ikut duduk.

"Apalagi yang kau tunggu.? Apa kau punya

janji makan siang dengan klien mu.? Atau

kau ada janji dengan mantan kekasih mu itu ?"

Wajah Devan berubah sedikit keras dan dingin

dengan tatapan yang terlihat tajam menusuk.

Sherin tampak terkejut sesaat tapi kemudian

dia terlihat datar.

"Setelah ini saya ada pekerjaan yang harus di

selesaikan. Baru nanti malam ada waktu luang."

Sahut Sherin. Mau tidak mau akhirnya dia duduk

di hadapan Devan dengan raut wajah yang terlihat

tidak nyaman. Roman bergerak melayani Sherin.

"Terimakasih Roman.."

Sherin melirik ke arah Roman yang kini berdiri,

kembali menegakkan badannya di belakang

sang majikan dengan sikap siap siaga. Mereka

berdua mulai menikmati makan siangnya.

"Kau tidak harus mengurusi apapun. Siapkan

saja dirimu untuk pelaksanaan proses akad

nikah besok, tepat pukul 10 pagi."

"Tuan.. anda tentu tahu, hubungan ku dengan

keluargaku tidaklah baik. Apa anda yakin ini

akan berjalan lancar.?"

Devan terdiam, menatap lurus kearah Sherin

yang terlihat ikut terdiam, canggung. Keduanya

kini saling pandang.

"Itu akan menjadi urusanku.! Setelah menikah,

kau bebas melakukan apapun yang kau suka.

Tapi ingat, kau harus selalu siap kapanpun

kakek ingin bertemu dan memerlukan mu.!"

Tegas Devan sambil kembali pada makanannya.

Sherin yang sedang meminum jus langsung saja

tersedak dan terbatuk parah. Dengan reflek Dev

beranjak dari duduknya, kemudian menghampiri

Sherin dan mengulurkan gelas air putih miliknya

yang langsung di terima oleh Sherin, kemudian

meminumnya di bantu oleh Devan.

Mata mereka saling menatap kuat. Jarak wajah

mereka begitu dekat hingga keduanya bisa

dengan jelas melihat setiap detail keindahan

yang tercipta di wajah masing-masing. Sedang

Roman tampak tercengang melihat apa yang di lakukan oleh Tuan Muda nya itu. Ini adalah

sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Te-terimakasih..maaf sudah merepotkan mu."

Lirih Sherin sambil menundukkan kepalanya

sembari meraih sapu tangan dari tasnya. Dia

benar-benar malu, menyadari telah minum dari

gelas yang sama dengan Devan. Sementara

Dev tampak kembali duduk dengan tenang dan

elegan serta ekspresi wajah yang terlihat datar

dan santai.

"Tidak perlu terlalu tegang. Bukankah sudah

biasa bagimu menghadapi klien yang punya

karakter berbeda-beda.?"

Ujar Devan sambil kembali melanjutkan makan siangnya. Sherin menatap sekilas kearah Devan.

"Tentu saja Tuan, jangan khawatir untuk itu."

Sahut Sherin. Mereka kembali menikmati makan

siang nya. Makan siang yang pertama untuk keduanya. Dan pertama kalinya juga bagi Dev

makan bersama dengan seorang wanita.

***

Pagi ini semuanya terasa berbeda bagi Sherin.

Dia terlihat banyak merenung dan terdiam. Dia

benar-benar bingung, apakah semuanya akan

berjalan lancar, mengingat hubungan dirinya

dengan keluarganya selama ini tidak harmonis.

Kemarin sore dia sudah mengunjungi makam

mendiang ayahnya untuk meminta doa restu.

Lalu, akankah kakeknya sudi untuk menjadi

wali nikahnya ? Mengingat selama ini beliau

sudah sangat kecewa pada dirinya, karena

lebih memilih jadi model daripada jadi dokter..!

Sherin mematut dirinya di depan cermin. Dia juga

memoles ringan wajahnya sesuai dengan kebaya

putih elegan yang di pakainya. Kebaya ini tadi

pagi di bawakan oleh kurir suruhan Devan. Sherin tersenyum pahit, ini adalah hari pernikahannya.

Tapi tidak ada satu orang pun yang mendampingi

dirinya saat ini. Benar-benar menyedihkan.!

"Bismillah.. restui hamba Mu ini ya Allah.."

Lirih Sherin pelan sambil memejamkan mata

dan menarik nafas panjang mencoba untuk

meyakinkan dirinya.

Akhirnya, sekitar jam 9 dia keluar dari rumah.

Menyetir sendiri mobilnya menuju KUA yang

sudah di tentukan. Dia tidak memberitahu

Vincent ataupun Margaret, karena ini adalah

salah satu peraturan yang di berikan oleh Dev.

Tidak lama dia sudah tiba di tempat tujuan.

Langsung di sambut oleh Roman serta dua

orang pria tinggi besar berpakaian hitam.

"Nona Sherin.. mari ikuti saya. Tuan Muda

sudah ada di dalam."

Tanpa banyak kata, Sherin melangkah tenang

masuk ke dalam bangunan. Namun saat tiba di

dalam ruangan, dia tampak mematung dengan

wajah yang berubah pucat. Matanya kini bertemu dengan sepasang mata tajam seorang pria tua

yang masih terlihat kuat dan sehat.

"Kakek.. kau..kau datang.?"

Bibir Sherin bergetar, dia melangkah cepat ke

arah pria tua itu yang terlihat mundur. Tubuh

Sherin kembali mematung saat pria tua itu mengangkat tangannya, menolak Sherin yang

ingin memeluk dirinya. Mata Sherin mengerjap,

sekuat tenaga dia menahan laju air mata yang

kini mendesak ingin keluar. Hatinya benar-benar

sakit bukan main. Kakeknya itu masih bereaksi

sama seperti sebelumnya.

Devan yang berdiri sedikit jauh dari pria tua itu

tampak terdiam sambil melipat kedua tangannya.

Dia memperhatikan interaksi dingin antara kakek

dan cucu itu dengan tampang datar. Matanya

menatap seksama penampilan Sherin. Gadis

itu terlihat sangat anggun dan mempesona

dalam balutan kebaya modern yang membalut

ketat tubuh indahnya.

"Aku tidak punya banyak waktu Tuan Elajar,

jadi sebaiknya di mulai saja acaranya.!"

Ucap pria tua itu yang tiada lain adalah Tuan

Amran Natakusumah, kakeknya Sherin.

"Tentu saja, kita semua punya kesibukan Tuan

Natakusumah. Mari, kita selesaikan semuanya."

Devan menyahut dengan tenang sambil melirik

ke arah Sherin yang terlihat menyedihkan. Wajah

gadis itu tampak lesu dan hancur. Tanpa di duga,

Devan menarik tangan Sherin di bawa berjalan

masuk ke dalam ruangan khusus.

Beberapa waktu kemudian..

"Selamat Tuan Muda Kertaradjasa.. selamat

Nona Muda Natakusumah.. sekarang, kalian

berdua sudah sah menjadi suami istri."

Pak penghulu berucap tegas sambil menjabat

tangan Dev dan Sherin bergantian. Tuan Amran

menundukkan kepalanya dalam diam. Setetes

cairan bening kini menitik di sudut matanya.

"Silahkan Tuan..anda sudah boleh menyentuh

istrinya. Dia sudah jadi milik anda sekarang."

Dev melirik kearah Sherin yang masih terdiam

dalam kebisuan. Saat ini dia sedang mencoba

menguatkan dirinya untuk tidak menangis. Ini

adalah sesuatu yang terjadi di luar bayangan.

Dan rasanya begitu menyakitkan. Di sini dia

bersama dengan kakeknya, tapi anehnya dia

merasa sendirian.

Dev meraih wajah Sherin yang mau tidak mau

kini mengangkat wajahnya. Keduanya saling

pandang lekat. Mata Sherin tampak berair. Dev

tahu, wanita ini sedang berusaha tegar, namun

sorot matanya jelas terlihat, begitu hancur.

"Cukup kali ini kau menangis. Setelah ini, tidak

boleh lagi ada air mata yang menetes di wajah

mu ini Sherinda Maheswari Kertaradjasa."

Jatuh sudah air mata Sherin..dia tidak sanggup

lagi menahan gejolak perasaan nya. Perlahan

Devan mencium lembut kening Sherin yang kini

memejamkan matanya, menangis dalam diam.

Kini..mereka sudah sah menjadi suami istri..

***

Bersambung...

1
zena
nama ku itu thor😅
Dewi Shandra
😆😆😆😆
✨rielz✨
baca lagi..🤩
Nunnamin_shaqi
Bisa dibayangkan 😭🥰🥰
anninayah karim karim
devan kerjaan nya ikutin Sherin 😂😂
Amang Firmansyah
love u 2 othor kesayangankuuu...ditunggu karya2 berikutnya
Dewi Shandra
baca lagi setelah khatam berpuluh-puluh kali 😂
Amang Firmansyah
Lumayan
Tri Arrum
Luar biasa
Rohayani Faisal
udh baca ke 3x nya...ngga bosen bosen

d tunggu karya selanjutnya author kesayanganku😍😍😍
Irma herfiana
kak kapan up lagi hampir 4thn ini nunggu
Rohayani Faisal
kaka ...ditunggu karyamu selanjutnya
Hetty Marawemay
Pamela jahat bangat
Annsyi
Kak, hadirlah dengan karya barumuuu..... Kutunggu ceritamu selanjutnya.....

ceritamu luat biasa semuaaaaa 🥹🥹🥹👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻
Muh Asrul
Author aku tunggu karya barumu.
Muh Asrul
entah sudah berapa kali membaca novel ini, author kemana engkau berada aku menunggu karya barumu suda 4 tahun tidak ad kabar
PJ92
Kecantikan sherin kyanya melebihi maharaya sma mayra deh
PJ92
Cusss thor bikin novel kisah little queen
Nurhawathy
/Good/
Fisca vis vis
baguuusss bngeettt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!