Area Dewasa
Sebagai putri kesayangan dari pengusaha kaya keluarga Alexander membuat hidup Sea Caroline Alexander menjadi begitu bebas dan liar. Tidak ada yang berani melarangnya untuk melakukan ini dan itu. Karena kebebasan itu membuat Sea menjadi wanita nakal dan mesum. Setiap hari pekerjaannya hanya ke kampus dan bersenang-senang bersama sahabat prianya, seperti balapan liar dan club malam.
Melihat kebebasan Sea, membuat Jhon berinisiatif untuk menikahkan putrinya dengan anak sahabat lamanya, Seorang presedir tampan namun sangat polos.
Sea menolak keras pernikahan itu. Dia tidak suka dengan pria polos. Walaupun begitu Jhon tetap melangsungkan pernikahan itu.
Bagaimana dengan nasib pernikahan Sea? Akankah Sea akan mencintai presedir polos itu? Atau maukah suaminya menerima keadaan Sea sebagai wanita nakal dan liar?
.
.
.
Akan banyak kata-kata vulgar serta beberapa adegan dewasa dalam cerita ini. Bijaklah dalam membaca!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EbieMai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perang Pengantin Baru
Baru saja bangun sudah membuat Sea pusing tujuh keliling. Bagaimana tidak pusing? Pria polos yang menjelma sebagai suaminya itu selalu saja melontarkan pertanyaan yang membuat mulut dan otak cerdasnya harus bekerja sama untuk menjelaskannya, tapi tetap saja pria polos itu tidak mengerti apa itu kond*m.
Kekesalan seorang Sea sudah mode on. Sea rasa sekarang mulutnya sudah berbui karena menjawab pertanyaan bodoh dari suaminya itu. Ralat, bukan pertanyaannya yang bodoh tapi suaminya yang bodoh.
"Tanya sana sama mbah google, agar lebih lengkap." Marah Sea. Karena sudah tidak tahan lagi, wanita itu melayangkan bantal ke wajah suaminya.
Brug...
Berhasil....!!! Bantal itu mendarat dengan mulus di wajah tampan Gava, hingga membuat lelaki itu tersungkur di atas lantai.
"Kamu jahat. Baru menikah kok sudah melakukan KDRT. Lihat saja Gava akan laporin ke mami, biar kamu di marahin." Aduhnya sembari menahan sakit. Pria itu berdiri dan mengelus bokongnya yang masih terasa sakit.
"Ngelaporin kok ke mami. Ke Tuhan dong, biar greget gitu."Ucap Sea dengan nada mengejek.
Sekarang giliran Gava yang kesal, lelaki itu menatap garang sang istri yang sedang mengejeknya. Berdiri tegap sambil meletakkan kedua tangannya di pinggang.
" Jadi pria jangan terlalu polos, bodoh'kan akhirnya." Sea kembali melanjutkan ejekkannya. Rasanya ia belum puas mengejek suaminya itu.
Kekesalan Gava semakin bertama, baru kali ini ada orang yang berani mengatain dirinya bodoh. Bahkan papi dan maminya tidak pernah mengatai dirinya bodoh. Gava mengertakan giginya, pria itu mengambil bantal dan melemparkan ke arah Sea.
Sepertinya hari ini nasib baik sedang berkunjung kepada Sea. Lemparan bantal yang di berikan suaminya meleset, tidak mengenainya. "Tidak kena, tidak kena wekk..."Sea mengelurkan lidah mengejek Gava.
Gava kembali melemparkan bantal dan lemparan kali ini juga tidak kena, Sea menghindar. Tidak putus asa, Gava terus melempari Sea dengan bantal.
Tidak terima, Sea juga membalas serangan dari suaminya itu. Dan terjadilah perang pengantin baru.
Selama Dua jam mereka saling menyerang, melempari bantal, saling cakar-mencakar, dan beradu mulut. Sampai pada akhirnya rasa lelah menghampiri dua sejoli itu.
Gava dan Sea meletakkan tubuhnya di atas ranjang sambil mengatur deruh nafas yang tidak beraturan. Keringat bercucuran membasahi tubuh mereka. Tanpa sengaja mata mereka saling bertemu. Terpancarlah aura permusuhan dalam diri masing-masing.
Selain rasa lelah, rasa lapar juga menghampiri mereka. Sepasang patsuri itu memutuskan untuk mandi terlebih dahulu sebelum makan siang untuk mengisi perut kosong dan menambah nutrisi tubuh.
Setelah selesai membersihkan diri, Gava dan Sea turun kebawah tempat meja makan berada. Di sana telah tersaji dengan rapi berbagai jenis makanan.
Dengan semangat empat lima, Sea duduk dan mulai mengambil makanan untuk dirinya.
Tunggu dulu, sepertinya Sea melupakan sesuatu. Dia menatap ke samping tempat suaminya sedang duduk. Sea menepuk jidatnya, seakan lupa dengan statusnya yang sekarang.
Kenapa gue jadi pikun gini sih. Ingat Sea, lu sekarang udah menikah. Sudah punya suami, jadi lu harus ngejalanin tugas lu sebagai istri yang baik.
Sea memberhentikan gerakan tangan Gava di saat pria itu akan menyendokkan nasi kedalam piringnya. Sea menggeleng dan mengambil alih piring Gava dan wanita itu mengambilkan makanan untuk sang suami.
Sebelum makan mereka berdoa terlebih dahulu, sebagai rasa sujud syukur karena Tuhan masih memberi mereka kesehatan serta rezeki. Sepasang patsuri itu makan dengan hening, hanya suara dentingan sendok dan piring yang terdengar.
Setelah selesai makan siang. Gava memutuskan untuk pulang ke rumah utama keluarga Dominic.Sea terkejut mendengar ucapan suaminya. Sea pikir rumah yang menjadi tempat pernikahannya selamam adalah rumah utama tapi ternyata hanya salah satu rumah koleksi keluarga Dominic.
Jika rumah koleksi sebesar ini, lalu bagaimana lagi besarnya rumah utama? Begitulah yang terlintas di benak Sea.
***
Sepanjang perjalanan Gava dan Sea hanya diam, tidak ada yang membuka percakapan. Sea sibuk melihat-lihat gedung-gedung tinggi yang berjejer di kota Jakarta, sedangkan Gava hanya fokus pada kemudinya. Melihat jalan depan, sekali-kali matanya mencuri padang pada gadis di sampingnya itu.
Mobil Ferrari merah berhenti tepat di depan gerbang yang menjulang tinggi. Sea menatap kagum rumah Gava yang besarnya tujuh kali lipat dari rumahnya sendiri. Walaupun keluarga Sea termasuk keluarga terkaya Se-Asia, namun tetap saja ayahnya, John tidak akan pernah mau membangun rumah sebesar rumah Gava. Kalau kata ayah Jhon "Untuk apa bangun rumah besar-besar, toh rumah juga akan di tinggal. Lebih baik uangnya ayah tabung untuk pensiun besok supaya bisa menikmati bulan madu di usia tua bersama bunda."
Cih, dasar ayah mesum tahu cuma ena-ena doang. Eh tunggu, dia ayah ku. Persis lagi seperti diriku, MESUM. Huaah...
Satpam membuka gerbang, mobil ferrari merah itu masuk dan terparkir dengan cantik di dalam garasi. Gava dan Sea turun dan berjalan masuk ke dalam rumah yang menyerupai seperti istana.
Pelayan membuka pintu, "Selamat datang Tuan muda dan nona muda" Ucapnya sambil membungkuk setengah badan.
Aura Istana terasa sekali ketika pelayan membukakan pintu, hampir semua barang-barang yang berada di rumah itu berwarna emas, dimana salah satu barangnya kalau di bandrol harganya bisa mencapai ratusan juta.
Gua nikah sama anak sultan, cuy....
"Bi Avi, Papi sama mami ada di rumah kan?" Tanya Gava kepada pelayan itu yang di ketahui namanya Bi Avi.
"Iyah Tuan muda. Tuan dan Nyonya sedang berada di ruang keluarga bersama Tuan besar dan Nyonya besar." Tuan besar dan Nyonya besar yang di maksud oleh Bi Avi yaitu kakek dan neneknya Gava.
"Grand Pa dan Grand Ma sudah pulang?" Ucap Gava untuk memastikan kembali.
"Iyah Tuan muda."
Setelah mendengarkan itu, Gava langsung berlari ke ruang keluarga dengan hati riang. Bahkan ia sampai melupakan Sea yang menatap kepergiannya dengan raut wajah kesal.
Pria sialan. Bisa-bisanya dia ninggalan gue sendirian di sini. Dia pikir gue udah paham isi rumah ini apa, rumahnya segede istana lagi. Kalau gue nyasar gimana? Huaa ayah bunda help me...😭
Mau tidak mau Sea terpaksa mengikuti kemana suaminya pergi setelah ia perpamitan permisi kepada Bi Avi.