NovelToon NovelToon
Ibu Susu Bayi Kembar Tuan Barra

Ibu Susu Bayi Kembar Tuan Barra

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Anak Kembar / Menikah Karena Anak
Popularitas:50.4k
Nilai: 5
Nama Author: Buna Seta

Aryani Faizah yang sedang hamil tua mengalami kecelakaan tertabrak mobil hingga bayi yang ia kandung tidak bisa diselamatkan.
Sang suami yang bernama Ahsan bukan menghibur justru menceraikan Aryani Faizah karena dianggap tidak bisa menjaga bayinya. Aryani ditinggalkan begitu saja padahal tidak mempunyai uang untuk membayar rumah sakit.

Datang pria kaya yang bernama Barra bersedia menanggung biaya rumah sakit, bahkan memberi gaji setiap bulan, asalkan Aryani bersedia menjadi ibu susu bagi kedua bayinya yang kembar.

Apakah Aryani akan menerima tawaran tuan Bara? Jika mau, bagaimana kisah selanjutnya? Kita ikuti yuk.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna Seta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

"Pejamkan mata" titah Barra di depan gazebo yang sudah berhadapan dengan Faiz. Ia tatap lekat wajah Faiz hingga sang pemilik salah tingkah.

"Untuk apa Tuan?" Faiz membalas tatapan Barra, banyak tanda tanya. Mau romantis romantisan? Tunggu dulu, karena ia dengan Barra tidak ada hubungan apa-apa.

"Pejamkan mata dulu makanya." Barra mengulangi.

Dengan perasaan tidak menentu, Faiz mundur lalu memejamkan mata. Jujur ia takut jika Barra berbuat yang tidak-tidak.

"Mana tangan kamu?"

Faiz merentangkan tangan kanan ke depan, tapi menurunkan kembali, karena Barra minta yang kiri.

Faiz semakin bingung apa yang dimaksud Barra, tetapi ia lebih baik menurut. Terasa salah satu jarinya dimasukan ke dalam benda, Faiz membuka mata.

"Tuan..." Faiz terkejut ketika menatap benda berwarna kuning keemasan sudah melingkar di jari manisnya. Faiz mengangkat kepala memandangi tuanya, minta penjelasan.

"Kamu harus menjadi Ibu Arrohman, dan Arrohim untuk selamanya Faiz." Barra mengutarakan maksudnya hendak meminang ibu susu putranya itu.

"Tapi Tuan..." Faiz merasa berat untuk menjawab, banyak hal yang ia pikirkan. Chana pasti akan terus mengganggunya jika Faiz menerima Barra. Belum lagi status sosial yang menjadi pertimbangan Faiz.

"Ayolah Faiz, aku menikahi kamu bukan hanya semata-mata si kembar, tapi aku mencintai kamu entah sejak kapan" jujur Barra.

"Tapi Nyonya Chana tidak akan menerima pernikahan ini Tuan" Faiz menjauh dari Barra, lalu duduk di gazebo.

"Jangan pikirkan Chana, memang siapa Dia?" Barra mengikuti Faiz lalu duduk di sebelahnya. Sebenarnya di saat momen seperti ini, Barra tidak mau mengingat manusia macam Chana yang pada akhirnya membuatnya kesal.

"Itu kan kata Tuan, tapi Chana punya pemikiran yang berbeda Tuan..." Faiz memandangi cincin emas yang baru terselip itu merasa senang, tapi juga sedih.

"Sekarang aku tanya dari hatimu yang paling dalam Faiz, bagaimana perasaanmu kepadaku?" Barra berdiri lalu membungkuk mencari jawaban di mata Faiz.

"Saya belum bisa memutuskan sekarang Tuan..." Faiz akan berpikir lebih dulu. Ia sudah pernah gagal membina rumah tangga bersama Ahsan. Ia tidak mau gagal untuk yang kedua kali.

"Aku tunggu Faiz, tapi jangan lama-lama" Barra menatap Faiz redup. Bukan hanya Barra yang takut kehilangan Faiz, tapi juga kedua putranya jika Faiz sampai menolak.

"Jika kita memang jodoh, tidak akan kemana Tuan... Saya permisi" Faiz meninggalkan Barra tanpa melepas cincin di jemarinya. Ia sudah meninggalkan kamar terlalu lama. Tentu Dilla sudah lapar karena belum makan siang.

"Kamu makan dulu Dilla, maaf ya, aku terlalu lama tadi" ujar Faiz, tidak enak hati.

"Tidak apa-apa, Kak" Dilla hendak ke luar, tetapi berhenti ketika menatap Faiz yang nampak memikirkan sesuatu. Pandangan Dilla beralih ke jari Faiz yang tengah menopang dagu. Sebuah cincin melingkar di sana.

Dilla tahu dari mana asal cincin tersebut tetapi kali ini tidak mau memberi komentar, kemudian melanjutkan ke luar kamar.

Sementara Faiz, sadar dari lamunan ketika mendengar pintu kamar ditutup oleh Dilla. Ia berdiri lalu berjalan mendekati box, memandangi kedua anak laki-laki yang masih tertidur pulas.

Faiz tentu tidak mau kehilangan dua anak yang sudah ia susui selama enam bulan itu. Baginya mereka bukan hanya sekedar anak yang ia beri asi. Lebih, seperti anak sendiri. Tetapi ketika ingin terus bersama mereka, harus ada syarat agar menikah dengan Barra, sungguh berat bagi Faizah untuk memutuskan.

Sementara itu di ruang kerja, Barra baru saja masuk lalu menarik kursi di sebelah Abdullah.

"Ada apa Bang" Abdullah mengangkat alis ketika menatap sepupunya yang sedang tidak baik-baik saja, duduk dengan lemas.

"Lamaran aku di tolak Faiz, Dul" jawabnya lirih.

"Ya Allah... sabar Bang, baru juga mencoba sekali kok sudah nyerah, usaha dong. Menikah itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Wajar, kalau Faiz harus berpikir dulu" Abdullah menasehati seperti orang tuanya saja.

"Tumben, otak kamu siang ini lurus Dul, biasanya gesrek" Barra yang sedang menopang pelipis melirik Abdullah.

"Kalau perut sudah kenyang, otak pun jadi encer, Bang." Abdullah tertawa.

Ruang kerja pun mendadak sepi, Abdullah lanjut kerja, sedangkan Barra masih berpikir bagaimana caranya agar Faiz mau menerimanya.

"Aku heran deh Bang, masa, Faiz memanggil aku Kakak" Abdullah geleng-geleng kepala. Padahal usianya terpaut lima tahun lebih tua Faiz. Faiz tiga puluh tahun, sementara Abdullah dua puluh lima tahun..

"Mukamu itu tua, Dul, pantas saja kalau Faiz memanggilmu seperti itu." pungkas Barra lalu meninggalkan kamar.

.

Tiada waktu yang terlewatkan bagi Faiz, setiap selesai shalat selalu berdoa. Jika Barra memang jodohnya, semoga dipermudah, dan langgeng. Tidak ada orang yang mengganggu, apa lagi memisahkan hingga maut menjemput, dan bisa berkumpul lagi di kehidupan akhir.

Bukan hanya itu saja, Faiz tidak ada kata malas untuk menjalankan shalat istikharah, minta petunjuk apakah Barra memang pria yang akan menjadi imam baginya.

Satu bulan kemudian di gazebo belakang rumah, Faiz sedang mengajak bermain si kembar di sana. Dia menggelar karpet di atas papan gazebo yang terbuat dari kayu.

Klak klak klak

 Si kembar tertawa gembira menatap Faiz yang mengajaknya bergurau.

"Aabii..." Faiz membantu mengucap kata panggilan orang-orang terdekat.

"Bibi..." ucap Rohman, yang sedang tengkurap.

"Iiibuu..."

"Bubu..." Ucap Rohim.

"Pintar..." Faiz tersenyum melihat pertumbuhan si kembar seseuai umur. Mereka pun merangkak ke sana kemari, hingga membuat Faiz kwalahan, jika tidak hati-hati menjaga bisa berbahaya.

"Mem... mem." Kedua bocah itu merangkak mendekati Faiz. Jika sudah begitu mereka merasa lelah bermain lalu minta minum asi.

"Sini, sini, Sayang..." Faiz menatap keduanya gemas, ia segera menyambut keduanya yang masing-masing hendak naik ke pangkuan Faiz.

Faiz pun memberi asi hingga keduanya bobo. Tidak lama kemudian, Dilla yang baru selesai strika pakaian anak-anak pun tiba, lantas membantu Faiz menggendong si kembar ke kamar.

Setelah mandi, Faiz ambil lap top membawanya ke gazebo. Ia melanjutkan menulis di tempat itu sambil menikmati semilir angin sore.

"Sedang apa kamu?" Tanya Barra yang sudah pulang kerja melongok laptop Faiz.

"Lagi menulis" Faiz segera mematikan lap top, padahal baru 10 menit ia aktifkan.

"Kenapa dimatikan? Kamu pasti menulis tentang cinta kamu." Barra lantas duduk bersila di tengah-tengah gazebo.

"Kurang lebih begitu" Faiz tentu tidak mau jujur, jika Barra tahu bahwa Faiz menulis tentang rumitnya kehidupan keluarga ini, khawatir tidak terima.

"Faiz, sudah sebulan aku menunggu, tapi kenapa kamu belum memberi jawaban?" Barra bertanya serius.

"Jawaban tentang apa Tuan?" Faiz mungkin saja lupa.

"Jawaban tentang lamaran aku, masa kamu lupa?"

...~Bersambung~...

1
Maizuki Bintang
bgs
Sunaryati
Kok lupa Faiz nenek saja nggak lupa, Lho
🙃 ketik nama 💝🎀🌈🌴
tenyta di lamar tohhh ...
ayooo trima faiz, jngan lama lama kalau mikir....


lanjut...
semangat...
🌷💚SITI.R💚🌷
udh faiz terima aja krn yakin hati jecil kamu jg ada rasa sm barra,selain kamu sayang s si kembar,masalah chane biarin aja toh barra ada di pihak kamu dan benar kt barra dia bln siapa² cuma sebatas ibu tiri
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
Dewi kunti
pura2 amnesia🤭🤭🤭🤭
zh4insu
Kan, akhirnya di ajak nikah, meski gak romantis,,, 😁😁
Rina
Jawab yess aja Faiz 🫢🫢🫢
Amy
ayo faizz jangan ragu2

terima ajaaa
LISA: Ya Faiz terima donk..
total 1 replies
Abil Dafiza
dilamar ky ny haha
Dinda Putri
mungkin kah barra mau ngakak nikah faiz😁😁
Dewi kunti
kontrak kerja pa kontrak hidup nich
Dwi ratna
asyik mau langsung dilamar inih
Dartihuti
Di ajak nikah Faiz
Rina
Apakah Bara mau melamar Faiz 🫢🫢🫢
🌷💚SITI.R💚🌷
asyiiiik mau di lamar terima ya faiz
meita
kontraknya d perpanjang seumur hidup
🙃 ketik nama 💝🎀🌈🌴
dag dig dug...
mau dkasih hadiah kah.?? atau perpnjang kontrak... 🤭
lanjut kak
🍁ᴍɪᴍɪ❣️💋🅉🅄🄽🄸🄰👻ᴸᴷ: Iya bener tuh biar nyadar diri dia🤣🤣
LISA: Hahaaa..mau dilamar nih 🤭😁
total 6 replies
zh4insu
Mau dilamar kah? Atau,,,?? Aku pinisirin...
Bu Kus
duh bikin nyesek kasihan mama bara pantas bara benci sama chana
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!