NovelToon NovelToon
Ibu Susu Bayi Kembar Tuan Barra

Ibu Susu Bayi Kembar Tuan Barra

Status: tamat
Genre:Duda / Anak Kembar / Menikah Karena Anak / Ibu susu / Tamat
Popularitas:2.5M
Nilai: 5
Nama Author: Buna Seta

Aryani Faizah yang sedang hamil tua mengalami kecelakaan tertabrak mobil hingga bayi yang ia kandung tidak bisa diselamatkan.
Sang suami yang bernama Ahsan bukan menghibur justru menceraikan Aryani Faizah karena dianggap tidak bisa menjaga bayinya. Aryani ditinggalkan begitu saja padahal tidak mempunyai uang untuk membayar rumah sakit.

Datang pria kaya yang bernama Barra bersedia menanggung biaya rumah sakit, bahkan memberi gaji setiap bulan, asalkan Aryani bersedia menjadi ibu susu bagi kedua bayinya yang kembar.

Apakah Aryani akan menerima tawaran tuan Bara? Jika mau, bagaimana kisah selanjutnya? Kita ikuti yuk.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna Seta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32

"Assalamualaikum..." ucap Faiz ketika hendak masuk rumah, tatapan mantannya tertuju kepada pria kira-kira 60 tahun tengah duduk di kursi sofa.

"Waalaikum sallam..." Pria yang masih gagah diusia tersebut, seketika berdiri menatap Faiz lekat.

Faiz merasa aneh dengan tatapan pria itu, lalu melanjutkan perjalanan ke kamar diikuti Dilla.

Si pria pun membiarkan Faiz berlalu, karena tatapan matanya pindah ke arah Barra yang berjalan di belakang Faiz, tentu saja sosok Barra lah yang sebenarnya pria itu cari.

"Tuan Abbas?" Barra terkejut ternyata yang datang adalah rekan bisnisnya yang berasal dari timur tengah. Barra lupa jika pagi tadi ada janji dengan Abbas.

"Maaf, saya terpaksa datang ke rumah kamu Barra" Abbas mengatakan jika menunggu Barra di kantor sejak pagi, tapi tidak datang. Hanya bertemu Abdullah yang mewakili Barra, tapi Abbas rupanya tidak puas. Telepon Barra pun tidak diangkat, padahal besok pagi Abbas akan pulang ke timur tengah.

"Saya yang seharusnya minta maaf Tuan..." Barra menceritakan bahwa akhir-akhir ini sibuk dengan urusan pribadi hingga lupa jika ada janji dengan Abbas.

"Ya, ya. Kita saling memaafkan" Abbas pun tertawa.

"Kenapa kita ngobrol sambil berdiri, mari duduk Tuan" Barra menyilakan pria yang masih tampan di usianya itu. Seperti kebanyakan orang yang berasal dari negara timur tengah.

"Wanita tadi siapa Barra?" Tanya Abbas ketika sudah duduk, menoleh ke belakang tapi sudah tidak ada Faiz.

"Yang mama Tuan?" Barra tentu tidak tahu yang Abbas maksud, karena ada tiga wanita. Bibi, Faiz, dan Dilla.

"Yang di depan kamu tadi Barra"

"Oh, itu calon istri saya" Barra menjawab, menekan kata 'calon istri saya. Ekpresi wajah Barra pun berubah. Untuk apa pula Abbas menanyakan tentang Faiz. Namun, Barra tetap profesional ketika obrolan beralih tentang bisnis.

Hingga waktu berganti siang, Barra mengajak tamunya makan siang di rumahnya.

"Saya jadi merepotkan kamu, Barra." kata Abbas setelah pindah ke meja makan.

"Tidak ada yang repot Tuan Abbas" tulus Barra.

Tidak lama kemudian, muncul Faiz yang juga hendak makan siang. Beberapa menit yang lalu, bibi memanggil atas perintah Barra agar menemani makan.

 Faiz masih dibuat bingung maksud tatapan pria asing itu kepadanya, tetapi ia menanggapi dengan senyuman saja, lantas menarik kursi.

Namun, Abbas justru menatap Faiz lebih lama, tapi Faiz tidak menghiraukan lagi. Ia lebih baik melayani Barra. Bahkan Abbas melihat pergerakan tangan Faiz yang tengah ambil piring di depan Barra, mengisi dengan nasi, dan pelengkap lainnya.

Semua itu tidak luput dari perhatian Barra, tapi Barra tetap bersikap biasa saja. Walaupun bagaimana, Abbas adalah tamu yang harus diperlakukan dengan semestinya.

"Mari Tuan, kita segera makan" Barra mengingatkan.

"Oh, terima kasih" Abbas terkejut segera menyendok nasi.

Faiz pun menyendok nasi untuk dirinya sendiri. Semua lantas makan dalam diam, sesekali Abbas melempar tatapan ke wajah Faiz. Barra yang memperhatikan gerak gerik Abbas hanya geleng-geleng kepala.

Makan pun selesai, Barra bersama Abbas berbincang-bincang santai di ruang tamu. Tapi bukan membicarakan soal bisnis lagi.

"Kapan kamu akan menikah Barra?" Tanya Abbas.

"Masih bulan depan Tuan, doakan lancar"

"Aamiin..."

Abbas pun akhirnya pulang, Barra mengantar sampai depan pagar. Kemudian mencari Faiz sudah tidak sabar ingin bertanya sesuatu.

Barra melihat Dilla sedang makan di meja dapur bersama bibi, sudah bisa dipastikan jika Faiz berada di kamar.

Terdengar sholawat dari dalam kamar, Barra masuk begitu saja.

Ya Hanana Athyabunna sikholqon.

Faiz lah yang tengah sholawat di depan Rohman dan Rohim. Kedua anak itu mengikuti sepenggal kata, walaupun belum jelas.

Barra yang masih berdiri di depan pintu tersenyum. Namun, ia segera ingat tujuannya mencari Faiz. Dia pun segera bergabung ke karpet yang digelar di lantai.

Begitulah, Faiz memilih mengajak bermain si kembar di karpet. Tujuannya agar leluasa bergerak, dan juga tidak beresiko jatuh. Kecuali sedang bobo, anak-anak Faiz angkat ke dalam box.

"Biii... Biii..." Rohman dan Rohim bergerak dengan lincah ketika Abi nya datang, mereka segera merangkak ke pangkuannya.

Barra terkekeh mengusap kepala putranya bergantian. Tetapi tidak berlangsung lama si kembar pun pindah ke pangkuan Faiz.

"Kamu kenal Abbas, Faiz?" Barra beralih menatap Faiz.

"Tidak Tuan, kenapa memang?" Faiz menatap Barra yang nampak serius.

"Dia itu melihat kamu matanya sampai juling. Kalau kamu tidak mengenalnya, berarti dia suka sama kamu." Barra posesif.

"Tuan ini ada-ada saja" Faiz pun sebenarnya aneh ketika memergoki Abbas tengah menatapnya, tapi ia tidak percaya jika tatapan pria tadi karena menyukainya.

"Mem... Mem... " Si kembar nampaknya sudah mengantuk, lalu minta minum asi. Bersamaan dengan Dilla yang sudah masuk ke kamar.

Barra pun akhirnya meninggalkan kamar, walaupun masih tidak puas dengan jawaban Faiz. Ia akan mencari tahu sendiri.

Sore harinya, Abdullah sudah pulang, lalu melaporkan jika pagi tadi tuan Abbas mencarinya.

"Datang ke sini, Dia" Barra menceritakan pertemuanya dengan Abbas, tidak terkecuali tatapan Abbas kepada Faiz yang tidak biasa.

"Alah, alaaah... Abang ini cemburu buta. Aku tidak percaya jika pria setua Tuan Abbas masih tertarik dengan wanita" bantah Abdullah.

"Jangan salah kamu, usia bukan penghalang bagi pria untuk jatuh cinta" Barra mengatakan bahwa hubungan lansia lebih berkualitas daripada yang lebih muda.

"Pantas ada lagunya ya, Bang. Tua-tua keladi, makin tua makin jadi. Hahaha..." Abdullah tertawa. Namun, tidak untuk Barra.

Teng tong teng tong.

Bel di luar berbunyi, menghentikan perdebatan dua orang yang ngobrol di ruang keluarga itu. Keduanya menoleh ke arah pintu, ketika Abdullah hendak beranjak membuka, bibi sudah berjalan ke arah sana.

Pintu pun terbuka, seorang wanita menerobos masuk hingga menabrak tubuh bibi. Bibi yang lebih tua dari wanita itu tidak bisa menjaga keseimbangan tubuhnya yang sempoyongan hingga akhirnya terjatuh. Bibi sebenarnya ingin mencegah, karena sudah dipesan Barra untuk tidak menerima tamu orang itu. Tetapi bibi tidak bisa berbuat apa-apa karena si wanita berjalan cepat menuju ruang keluarga.

Barra dan Abdullah yang masih duduk di sana pun terkejut.

"Tante Chana apa kabar?" Abdullah bertanya basa basi.

"Kabar saya sedang tidak baik" jawabnya pendek, tetapi terdengar nada kesal.

Sementara Barra menatap Chana tajam, padahal sudah tidak boleh datang ke rumah ini, tapi masih juga melanggar.

"Saya dengar, kamu mau menikahi Faiz kan Barra?" Tanya Chana pada intinya.

"Kalau iya, kenapa memang?!" Barra mendelik gusar.

"Kamu tidak boleh terburu-buru ambil keputusan Barra, si kembar itu membutuhkan Faiz hanya karena butuh asi. Apa kamu tidak pernah berpikir? Darah lebih kental dari air?"

...~Bersambung~...

1
Vera Wilda
Alhamdulillah sudah tamat , terima kasih Thor 👍👍
Vera Wilda
Jodoh Chana datang 😁
Vera Wilda
Nah kan , kamu bodoh Alesha percuma jauh2 udah tinggal d luar negeri tp pikiran masih primitif 😁😁
Vera Wilda
Yah Thor jangan sampai Faiz keguguran Thor …
Vera Wilda
Syukur d bilangin masih juga keras kepala, makan tuh tipuan 😁😁😁, bukannya berdamai aja dg Barra tinggal buat kesepakatan
Vera Wilda
Masih juga keras kepala kamu Alesha , hancur hidup kamu sehancur2 nya
Vera Wilda
Bodoh kau Alesha mending kau gunakan uang nya buat usaha dr pada bayar pengacara
Vera Wilda
Masih belum sadar Alesha 😁😁
mooociii
lah gmn si thor yg pecah jadinya apa nya? jd dia itu msuk icu gra² pembulu drah pecah apa kepala nya yg pecah?
mooociii
thor jangan ngadi² masa pembuluh drah pecah karrna infus masuk ICU 🤣
mooociii
ini pasti di holywod cm jd artis figuran🤣, masa iya bisa sampek g py apa² kl emg bneran artis
Vera Wilda
Bodoh kamu Alesha bukannya memperbaiki diri malah cari masalah ….
Vera Wilda
GR kamu Chana 😁😁😁 kasihan banget
Vera Wilda
Waduh panggilan hubby lagi, ckckck
Ada aja gangguan Faiz 😡😡😡😡
Vera Wilda
Tanya aja sama bibi Faiz , mungkin bibi tau atau tanya k Abdullah , lebih baik sich tanya langsung k. Barra nya biar tidak ada dusta d antara kalian 😁😁
Vera Wilda
Jangan2 Alesya ibu s kembar ……
Kenapa sich Thor ada aja masalah 🙁
mooociii
bukanya di awal kayak nya 50 ya thor
Buna Seta: Chana memang 40 hanya beda 5 tahun sama Barra.
total 1 replies
Vera Wilda
Giliran udah kaya aja mata elu jelalatan lis , Lilis …. Lilis …. Matre elu, harus nya elu berjuang sama2 dg suami mu …. Kecuali suami mu kdrt baru kau tinggalkan
Vera Wilda
Nah loh , lagian elu sich lis main kabur aja ….
Sekarang mantan suami udah kaya raya tuh 😁
Vera Wilda
Syukurin kamu Chana 😁😁😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!