“Barang siapa melancarkan rezeki orang lain, rezekinya juga akan dilancarkan. Dan barang siapa menghambat rezeki orang lain, rezekinya pun juga akan dihambat sampai tujuh turunan.”
***
Rahayu Tejo, mandor proyek perempuan telah menandatangani kontrak kerja untuk tugas melanjutkan suatu proyek perumahan yang telah mangkrak selama bertahun tahun.
Rahayu Tejo tidak tahu jika ternyata proyek perumahan itu telah memakan banyak korban pekerja proyek. Maka akhirnya proyek itu mangkrak karena orang orang tidak mau bekerja di proyek itu.
Ada misteri apa di proyek itu, hingga telah memakan banyak korban? Apa karena ada satu pohon yang konon ceritanya sangat angker di lokasi proyek itu atau ada hal lain?
Apa Rahayu Tejo mampu melanjutkan proyek yang telah memakan banyak korban dan banyak dihuni hantu itu? Atau dia justru menjadi korban?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 32.
Yayuk menganggukkan kepalanya. Dan Tarno pun langsung digandeng oleh petugas lapas keluar dari ruang itu lewat pintu belakang.
Yayuk dan Respati melanjutkan langkah kaki nya keluar dari ruang itu. Keduanya tampak diam saja tidak bicara. Karena ada beberapa petugas lapas berada di dekat pintu itu.
Setelah mengambil hand phone yang dititipkan. Yayuk dan Respati segera menuju ke tempat parkir motornya.
“Waktu kunjungan hanya sebentar ya Bu. Belum puas kita bicara dengan Tarno. Kita baru dapat informasi sedikit saja.” Ucap lirih Respati saat sudah berada di dekat motor nya.
“Iya Pak. Selain waktu terbatas juga tidak bebas. Masih diawasi oleh petugas. Tetapi kita jadi tahu memang Waspo itu biang keroknya. Dan ngapain juga istrinya masih memaksa Tarno untuk tanda tangan surat kuasa.” Ucap Yayuk lirih pula.
Tangan Yayuk tampak kini sedang mengaktifkan hand phone milik nya.
“Surat kuasa apa ya Bu? Tarno belum jawab malah waktu sudah habis.” Gumam Respati sambil mengambil kunci motor dari saku celananya.
“Entahlah Pak. Kita sekarang langsung menemui adiknya Tarno saja Pak. Coba aku hubungi dia.” Ucap Yayuk dan jari jarinya kini mengusap usap layar hand phone nya.
“Aku tadi sudah pesan pada Somad, hari ini buat penyangga pohon duwet dan membersihkan dan membetulkan kavling kavling.” Ucap Yayuk lagi sambil sibuk dengan hand phone nya.
Kontak nama Tarno pun kini sudah diedit menjadi Utami Sukesi. Yayuk melakukan panggilan suara.
Sudah tiga kali mencoba menghubungi akan tetapi hanya mendengar nada sambung dan tidak diterima oleh Tami.
“Kok tidak diterima ya Pak.” Gumam Yayuk.
“Mungkin sedang kerja atau sedang apa. Apa dia masih sekolah kita juga tidak tahu Bu.” ucap Respati sambil menatap Sang istri.
Yayuk pun lalu membatalkan panggilan suaranya dan selanjutnya jari jari Yayuk tampak mengetik ngetik pesan chat..
“Selamat siang Mbak Tami, saya Rahayu Tejo baru saja menemui Mas Tarno. Saya diminta Mas Tarno untuk menemui Mbak Tami di rumah dusun Argo Sari. Ini saya mau otw ke sana dari lapas. Terima kasih.”
TING
Yayuk mengirim pesan chat itu pada Tami. Terkirim dan langsung centang dua.
Terlihat pesan chat Yayuk sudah dibaca juga akan tetapi hanya dibaca saja. Tidak ada jawaban dan juga tidak ada telepon balik.
“Bagaimana Bu?” tanya Respati yang sudah duduk di jok depan dan memasang kunci motor.
“Kita langsung ke sana saja, kalau dia masih sekolah ya kita temui orang tuanya dulu.” Ucap Yayuk dan segera naik di jok belakang.
“Iya Bu, kalau kita banyak kegiatan di luar. Waktu akan terasa cepat berjalan dan puasa tidak terasa he.. he...he..” ucap Respati sambil tertawa kecil lalu menyalakan mesin motornya.
“Bu, kamu yang cari alamat desa Argo Sari di aplikasi ya..” ucap Respati lagi sambil menjalankan motornya pelan pelan keluar dari lokasi parkir.
Motor pun terus melaju membelah jalan raya yang padat di siang hari. Teriknya sinar mentari tidak dirasakan oleh Yayuk dan Respati, demi mengungkap suatu misteri tersembunyi meninggalnya Yatmi.
Setelah keluar dari jakan raya dalam kota . Kini motor sudah memasuki jalan raya nasional, Respati melajukan motornya dengan kencang.
Beberapa menit kemudian motor pun sudah belok kiri, meninggalkan jalan nasional. Memasuki jalan desa yang lenggang, jalan tidak lebar namun sudah beraspal. Di kanan kiri jalan terbentang hamparan sawah. Respati mengurangi laju kecepatan motor nya.
“Benar jalan ini lurus terus ya Bu?” tanya Respati sambil terus melajukan motornya.
“Iya Pak, terus. Nanti kanan jalan ada Sekolah Dasar dan setelahnya belok kanan.” Ucap Yayuk yang terus memantau route lewat aplikasi.
Sesaat di hand phone Yayuk masuk pesan chat dari nama kontak Utami Suksesi. Dengan cepat jari jari Yayuk membuka pesan chat itu.
“Baik Bu Rahayu, saya tunggu di depan Sekolah Dasar Negeri 3 Sido Rejo. Biar Bu Rahayu tidak bertanya tanya pada orang orang di mana rumah kami.”
Yayuk pun cepat cepat memberi balasan, kalau tidak lama lagi sudah sampai Sekolah Dasar Negeri 3 Sido Rejo. Sekolah Dasar itu memang berada di lokasi dusun Argo Sari.
“Pak, kita nanti berhenti di SD 3 Sido Rejo. Tami menjemput di situ.”
“Siap.” Ucap Respati dengan mantap.
Tidak lama kemudian motor yang dikemudikan oleh Respati sudah mendekati bangunan Sekolah Dasar Negeri. Mata Respati dan Yayuk melihat seorang gadis cantik muda belia, berkulit kuning langsat. Dilihat dari wajahnya tampak gadis itu lebih muda dari Yatmi.
Gadis cantik muda belia itu duduk di atas sepeda motor yang berhenti di depan Sekolah Dasar Negeri 3 Sido Rejo. Di tangan gadis itu memegang hand phone.
Respati menjalan kan motor sangat pelan pelan.
Yayuk pun segera melakukan panggilan suara pada Tami. Tampak hand phone di tangan gadis itu berdering. Gadis itu pun menerima panggilan suara..
“Mbak Tami, ini saya dan suami sudah di depan Mbak Tami.” Suara Yayuk di balik hand phone yang dipegang oleh gadis itu.
“Oo baik Bu, kalau begitu ikuti saya ya..” ucap gadis itu. Dan setelah mengakhiri panggilan suara. Gadis itu menjalankan motornya menuju ke rumah nya. Respati dan Yayuk mengikuti dari belakang.
Kedua motor itu pun akhirnya memasuki halaman rumah sederhana. Dinding rumah itu sudah tembok batu bata, namun belum dilapisi semen yang istilah Jawa nya dilepo. Masih terlihat susunan batu bata merahnya.
“Mari Bu, Pak. Tadi Mas Tarno sudah menghubungi saya pinjam hand phone Petugas Lapas.” Ucap Tami setelah turun dari motor dan saling mengenalkan.
Mereka bertiga melangkah menuju ke pintu rumah.
“Ada hal penting apa ya Bu?” tanya Tami sambil membukakan pintu rumah dan mempersilakan Yayuk dan Respati masuk ke dalam rumah.
“Saya mendapat teror dan ancaman, kemungkinan pelakunya sama dengan yang mengancam Mas Tarno. Dan kami meragukan kalau Mas Tarno yang membunuh Yatmi. Maka kami akan membantu mengungkap kasus itu.” Ucap Yayuk saat melangkah masuk ke dalam rumah.
Tami mempersilahkan Yayuk dan Respati duduk di kursi tamu.
Sesaat dari dalam rumah muncul seorang laki laki setengah baya. Memakai kemeja lengan pendek dan sarung.
“Berat itu Bu, orang orangnya punya kuasa.” Ucap laki laki itu yang tidak lain adalah Bapaknya Tarno.
“Biar saja Tarno dipenjara yang penting Tami aman.” Ucap Bapaknya Tarno sambil melangkah menuju ke kursi tamu.
“Pak, kami berusaha untuk membuat Tami aman dan Tarno bisa bebas jika memang dia tidak membunuh Yatmi.” Ucap Respati yang sudah duduk di kursi tamu di dekat Sang istri.
Bapaknya Tarno memberi salam pada Respati dan Yayuk, lalu duduk di kursi.
“Susah Pak, Bu. Tarno sudah mengatakan yang sejujurnya tapi dia malah dituduh bohong. Dan antemi agar mau mengakui kalau dia yang membunuh Yatmi.” Ucap Bapaknya Tarno kemudian.
Ekspresi wajah Bapaknya Tarno tampak sedih namun juga kesal dan kecewa pada keadaan dan sistem. Namun dia tidak bisa berbuat apa apa.
“Kalau menurut pengakuan Tarno bagaimana cerita Pak?” tanya Yayuk sambil menatap wajah Bapaknya Tarno.
“Iya Pak, orang orang kan tahunya Yatmi terakhir kali dengan Tarno ke rumah sakit.” Sambung Respati .
“Kalau menurut pengakuan Tarno. Saat mau pulang dari rumah sakit. Tarno ditelepon oleh Pak Mandor, disuruh ke proyek untuk mengecek material yang baru datang. Ya Tarno dari rumah sakit masih membawa Yatmi datang ke proyek.” Ucap Bapaknya Tarno.
“Terus?” ucap Respati kepo.
dan om wowo berkalborai ya biar pada kapok itu org yAaa
btw kok mlh pak kadus ya yg menghamili si yatmi
apa g ngereog itu bu kadus klo tau. wahh urusan nya makin panjang aja/Left Bah!//Right Bah!//Left Bah!//Right Bah!//Left Bah!//Right Bah!//Left Bah!//Right Bah!//Left Bah!//Right Bah!//Left Bah!/