NovelToon NovelToon
Menjahit Luka Dengan Benang Khianat

Menjahit Luka Dengan Benang Khianat

Status: sedang berlangsung
Genre:Cerai / Selingkuh
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Mbak Ainun

Penasaran dengan cerita nya lansung aja yuk kita baca

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mbak Ainun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 7: Retakan di Balik Bingkai

Hari yang dinanti tiba. Adrian masuk ke kantor Arini dengan sebuah tas jinjing kulit berwarna cokelat tua. Wajahnya tampak sedikit lebih cerah, kemungkinan besar karena ia membayangkan dana dua miliar rupiah yang akan segera masuk ke rekeningnya. Ia meletakkan tas itu di atas meja kerja Arini yang terbuat dari kayu jati solid, menciptakan bunyi berdebum pelan yang bagi Arini terdengar seperti lonceng kematian sebuah hubungan.

"Ini semua dokumen asli lahan di Bogor, Arini. Lengkap dengan sertifikat dan izin prinsipnya," kata Adrian sembari mengulas senyum lebarnya. "Sekarang, bisakah kita memproses pencairan deposito itu? Pihak makelar sudah menagih sejak pagi tadi."

Arini mengambil map di dalam tas tersebut, membukanya, dan memeriksa setiap lembar kertas dengan ketelitian seorang kurator seni. Ia tahu kertas-kertas ini adalah sampah hukum yang sudah diatur oleh Rendra, namun ia berpura-pura terkesima.

"Kerja bagus, Ian," puji Arini tanpa menatap suaminya. "Aku akan meminta asisten pribadiku memproses transfernya sore ini. Tapi, aku ingin kamu dan Maya datang ke acara syukuran kecil di butik nanti malam. Kita perlu merayakan kemajuan proyek ini bersama staf inti."

Adrian tampak ragu sejenak. "Apakah harus malam ini? Aku agak lelah, Sayang."

"Tentu saja harus," Arini mendongak, matanya menatap Adrian dengan intensitas yang tidak biasa. "Maya sudah bekerja sangat keras. Aku ingin memberinya kejutan kecil sebagai apresiasi. Kamu tidak keberatan memberikan sedikit waktu untuk 'adik' kesayanganku itu, kan?"

Kalimat terakhir Arini mengandung penekanan yang membuat Adrian bergidik. Namun, karena tidak ingin merusak suasana sebelum uang diterima, ia pun mengangguk setuju.

Malam harinya, butik L’Atelier Arini disulap menjadi ruang jamuan yang sangat elegan. Lampu gantung kristal memantulkan cahaya ke arah deretan gaun-gaun mewah yang dipajang di manekin. Arini sengaja mengundang hanya beberapa staf terpercaya, Adrian, dan tentu saja, Maya.

Maya datang dengan gaun merah menyala yang sangat kontras dengan suasana butik yang bernuansa pastel dan emas. Ia tampak ingin menonjolkan diri, seolah ingin menunjukkan bahwa ia bukan lagi sekadar asisten, melainkan calon nyonya di kehidupan Adrian.

"Mbak Arini, terima kasih atas undangannya," ujar Maya sembari mendekat. Ia tampak sangat percaya diri setelah menerima banyak janji manis dari Adrian semalam.

Arini berdiri di tengah ruangan, memegang gelas sampanye. "Malam ini bukan hanya tentang proyek baru, tapi tentang kebenaran," ujar Arini lantang, menarik perhatian semua orang yang hadir.

Ia berjalan mendekati sebuah manekin yang tertutup kain hitam di sudut ruangan. "Aku baru saja menyelesaikan sebuah karya rahasia. Sebuah gaun yang kubuat khusus untuk seseorang yang sangat dekat denganku. Seseorang yang telah mengajariku banyak hal tentang arti kesetiaan... dan pengkhianatan."

Arini menarik kain hitam itu dengan satu sentakan kuat. Semua orang terkesiap. Di balik kain itu terdapat sebuah gaun pengantin yang rusak. Kain sutranya penuh dengan robekan yang dijahit secara kasar dengan benang berwarna hitam pekat yang kontras. Polanya berantakan, sengaja dibuat untuk terlihat menyakitkan bagi siapa pun yang melihatnya.

Wajah Maya mendadak pucat pasi. Adrian, yang berdiri di sampingnya, nyaris menjatuhkan gelasnya.

"Nama gaun ini adalah 'Benang Khianat'," Arini melanjutkan suaranya tetap tenang namun bergema di ruangan yang sunyi itu. "Indah dari jauh, tapi jika kau melihat lebih dekat, kau akan melihat betapa banyak luka yang dipaksakan untuk menyatu. Bagaimana menurutmu, Maya? Apakah gaun ini cocok untukmu?"

Maya terbata-bata, "M-mbak... saya tidak mengerti maksudnya."

Arini mendekat ke arah Maya, membisikkan sesuatu yang hanya bisa didengar oleh wanita itu. "Uang dua miliar itu tidak akan pernah cair, Maya. Dan apartemen rahasiamu? Pemilik aslinya adalah perusahaanku. Besok pagi, semua barangmu akan berada di jalanan."

Arini kemudian berbalik ke arah Adrian yang masih terpaku. "Dan untukmu, suamiku tersayang... selamat datang di awal kehancuranmu. Dokumen yang kau berikan tadi pagi? Itu sudah cukup untuk membuktikan niat penipuanmu di depan hakim nanti."

Arini meminum sampanyenya sampai habis, lalu menjatuhkan gelas kristal itu ke lantai hingga hancur berkeping-keping. "Acara selesai. Silakan pergi dari butikku sebelum aku memanggil keamanan."

Malam itu, untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Arini merasakan napasnya kembali lega. Ia telah memberikan sayatan pertama pada pola kehancuran mereka. Menjahit luka ternyata tidak selalu berarti memaafkan; terkadang, itu berarti mengunci sang pengkhianat di dalam rasa sakit yang mereka ciptakan sendiri.

1
Yulitajasper
Cerita yang 👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!