Qing Shuang berjuang untuk menjadikan suaminya Han Feng, dari seorang pangeran terbuang hingga berkahir sebagai putra mahkota.
Berguru pada Guru Negara yang bahkan harus di hormati oleh kaisar, selama tiga tahun.
Mengatur strategi melawan semua pangeran yang memiliki kekuasaan lebih besar.
Tapi.
Bukannya rasa cinta yang didapatkan olehnya. Dirinya diceraikan pada malam pernikahan. Han Feng ternyata hanya memanfaatkannya, untuk mendapatkan kekuasaan. Sedangkan yang dicintai Han Feng adalah adik Qing Shuang, bernama Zhu-Zhu.
Dirinya dituduh berselingkuh, ibu asuhnya dibunuh. Ayah kandungnya bahkan seluruh keluarganya malah mendukung sepupunya.
Qing Shuang dibuang dalam keadaan sekarat ke makam masal. Di luar dugaan, wanita itu berusaha bangkit. Meraih uluran tangan guru negara.
Pria berambut panjang putih yang telah menjadi gurunya selama 3 tahun itu berucap."Ingin membunuhnya sekarang? Atau perlahan..."
"Perlahan..."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Strategi
Han Feng masih berlutut mengetahui segalanya. Zhu-Zhu memang tengah mengandung buah cinta mereka.
Tabib istana yang baru datang segera memeriksa nadi Shen Zhu-Zhu. Guna memastikan kebenaran dari perkataan Qing Shuang.
"Selamat yang mulia putri mahkota tengah mengandung. Janin benar-benar kuat, kemungkinan laki-laki." Ucap sang tabib kekaisaran menunduk memberi hormat. Kemudian melangkah mundur, guna undur diri.
Shen Zhu-Zhu baru menikah tapi sudah mengandung? Ini membuktikan kebenaran ucapan Shen Qing Shuang.
Qing Shuang masih menunduk menitikkan air matanya. Tanpa isakan sama sekali, bagaikan menyembunyikan rasa sakitnya. Kaisar menatap keadaan tubuhnya, benar-benar terlihat mengenaskan. Wajah yang rusak akibat luka bakar dari besi panas. Ditambah dengan pipi yang memerah akibat tamparan. Darah mengotori pakaiannya mungkin akibat cambukan.
"A...aku...hrmph!" Kaisar menunjuk ke arah putra mahkota menahan amarahnya.
Sedangkan Shen Qing Shuang, perlahan dilepaskan oleh pengawal. Melangkah pergi penuh senyuman, mengikuti kaisar, meraba wajahnya pelan. Bagaikan mengejek.
Kaisar tidak akan mengatakan keputusannya sekarang. Tapi sudah pasti akan membuat dekrit untuk mereka bertiga. Satu hal yang pasti, dirinya sudah bebas berkeliaran. Bebas bergerak untuk membunuh mereka pelan-pelan.
***
Dayang istana membantunya untuk membersihkan diri. Tubuhnya telah diobati walaupun luka di pipinya masih terlihat.
Wajahnya tersenyum kala seorang pemuda berpakaian kasim memasuki ruangan.
"Kalian keluar!" Perintah Qing pada dayang yang memang ditugaskan kaisar untuk membantunya.
Para dayang terlihat undur diri. Kecuali seorang pemuda berpakaian kasim.
"Pakaian yang sungguh indah. Saat menemui keluargamu nanti, gunakan pakaian berwarna merah." Ucap Ming Yuan, menyisir rambut Qing Shuang pelan.
"Kenapa?" Tanya Qing Shuang.
"Karena wanita akan terlihat cantik ketika menangis menggunakan pakaian merah." Sang guru yang mulai memakaikan hiasan rambut berbentuk bunga sakura pada Qing Shuang.
"Benar! Akan terlihat cantik, sekaligus menyedihkan..." Gumamnya tersenyum."Guru, aku menggunakan identitas sebagai muridmu untuk mendapatkan dukungan kaisar. Apa guru marah?"
"Sama sekali tidak. Itulah kenyataannya, 5 hari lagi kamu dapat mulai belajar beladiri. Mungkin harus belajar secara bertahap. Setelah balas dendam selesai harus segera kembali ke kuil kembali memasak dan menyeduh teh. Mengerti?" Tanya Ming Yuan.
"Mengerti...tapi untuk balas dendam, aku tetap memerlukan bantuan guru." Qing Shuang tersenyum picik, memegang jemari tangan gurunya tiba-tiba.
"Memerlukan bantuanku? Jika membunuh secara langsung akan lebih...." Kalimat Ming Yuan disela.
"Aku ingin guru muncul sebagai---" Qing Shuang berbisik, membuat Ming Yuan membulatkan matanya.
"Murid kurang ajar..." Gumamnya berusaha keras untuk tersenyum.
"Ini namanya mengajari untuk balas dendam. Guruku orang terkaya di kekaisaran. Tentu saja dapat membantuku melakukan apa saja." Qing tersenyum tanpa dosa."Tapi apa guru pernah bertemu yang mulia kaisar?"
Ming Yuan menyipitkan matanya sedikit berpikir."Mungkin pernah saat bocah itu baru lahir. Kaisar sebelumnya berlutut selama beberapa hari di depan pintu kuil, untuk kesehatan putranya yang sakit-sakitan. Benar-benar menggangu..."
"Jadi apa yang mulia kaisar mengetahui wajah guru?" Tanya Qing penasaran setengah mati.
"Jika dia bisa mengingat ingatannya saat berusia 6 bulan. Berarti dia mengingat wajahku." Jawaban masa bodoh dari sang guru. Itu artinya gurunya sudah lebih dari 50 tahun tidak turun gunung. Benar-benar pria yang lepas dari ikatan duniawi.
"Bayi 6 bulan mana bisa mengingat wajah seseorang. Aku mulai merasa guru hanya kakek-kakek tua renta." Keluh Qing menatap gurunya dari atas sampai bawah.
"Memang ada kakek tua sepertiku? Aku ini bukan kakek tua biasa, aku lebih dari itu. Aku sesepuh..." Tegasnya.
"Ya... kalau dipikir-pikir tidak ada kakek tua setampan guruku. Jadi boleh aku panggil ayah..." Qing Shuang mengedipkan sebelah matanya.
"Kamu sudah jadi anak angkat kaisar. Belum puas juga!?" Tanya Ming Yuan.
"Belum, karena diatas keluarga kerajaan masih ada guru dan keluargamu." Benar-benar murid yang usil berusaha memprovokasi gurunya sendiri."Boleh ya, jadi anak angkatmu. Nanti aku buatkan teh bunga matahari."
"Aku tidak tertarik untuk memiliki ikatan bernama keluarga." Jawaban dari sang guru, kembali memakaikan hiasan rambut berbentuk kupu-kupu pada rambut Qing.
Tapi.
Seseorang terlihat, lebih tepatnya kedua orang ini mengetahui ada dayang yang mengintip dan berusaha mendengarkan percakapan mereka. Sudah pasti mata-mata yang dikirim oleh Zhu-Zhu.
Karena itu, permainan akan dimulai.
"Jangan nakal." Ucap Ming Yuan, kala Qing Shuang mengalungkan tangan pada lehernya.
Sang dayang mengintip, menutup mulutnya terkejut dengan hal yang dilihatnya.
"Aku tidak nakal. Aku begitu merindukanmu. Kamu bahkan lebih tampan dari Han Feng." Ucap Qing Shuang.
Adegan menjadi semakin panas, kala Ming Yuan mendekat. Lebih tepatnya mendekatkan wajah mereka. Hanya berjarak beberapa centimeter, dari jauh mungkin terlihat kedua orang ini berciuman.
Ekspresi wajah Ming Yuan biasa-biasa saja. Tapi Qing Shuang? Jangan ditanyakan lagi, wajahnya semerah tomat. Kenapa dirinya dapat seperti ini berada di dekat guru laknatnya?
Tapi pandangan mata Ming Yuan tidak tertuju padanya. Pemuda itu sedikit tersenyum melirik ke arah sang dayang.
"Apa kurang meyakinkan?" Mungkin itulah yang ada dalam benak Ming Yuan.
Pemuda yang mengangkat tubuh Qing ala bridal style. Kemudian meletakkannya di atas tempat tidur.
Sumpah demi apapun! Dirinya akan dilecehkan gurunya sendiri? Tapi gurunya memang memiliki wajah tertampan di kekaisaran. Bentuk tubuhnya sudah pasti dapat membuat wanita menelan ludahnya.
Tirai tali tipis di tempat tidur dilepaskan oleh Ming Yuan, hingga hanya mereka berdua yang berada di ranjang kini. Pemuda itu berada di atas tubuh Qing Shuang. Kemudian tertunduk mendekati lehernya.
"Jangan membuat suara, tapi sedikit bergerak erotis." Bisik Ming Yuan.
Hal yang membuat Qing mengangkat sebelah alisnya. Dirinya sampai lupa, jika ada mata-mata suruhan Zhu-Zhu yang mengawasi. Seorang dayang yang mengintip mereka.
Seperti perintah Ming Yuan, mereka tidak melakukan apapun. Tapi bayangan di balik tirai terlihat bagaikan bercinta.
Sang dayang membulatkan matanya. Kemudian berlalu pergi dengan cepat guna melaporkan semuanya pada putri mahkota.
***
"Jadi...Qing Shuang memiliki pria simpanan?" Gumam Zhu-Zhu menikmati tehnya.
"Benar! Hamba melihatnya sendiri mereka tengah bercinta. Seorang pemuda berpakaian Kasim." Sang dayang masih saja berlutut.
"Semuanya semakin menarik, hanya untuk membunuh kecoa busuk seperti... kakakku tersayang..." Gumam Shen Zhu-Zhu menyeringai. Dirinya bangkit dengan cepat, melangkah diikuti dayangnya.
Tujuannya? Tentu saja ruangan tempat Qing Shuang beristirahat. Tempat dimana sang kakak tengah bercinta dengan seorang kasim?
Pedang kaisar akan mengarah padanya kini.
"Yang mulia putri mahkota, nona Shen tengah beristirahat jadi mohon tidak menggangunya." Ucap salah seorang dayang.
"Dia sedang berzina dengan seorang kasim. Minggir! Aku akan menunjukkan betapa kotornya dia!" Shen Zhu-Zhu mendorong seorang dayang yang berjaga di depan ruangan tempat Qing beristirahat. Hingga tersungkur di lantai.
Dengan cepat Shen Zhu-Zhu membuka pintu di hadapannya. Rasa penasaran selalu ada seorang kasim seharusnya sudah di kebiri. Tapi masih dapat bercinta?
Kala membuka pintu dengan cepat maka segalanya terlihat jelas. Seorang wanita dengan mahkota Phoenix menatap nyalang padanya.
"Yang mulia ibu suri!?"
🤣🤣🤣🤣
Semoga inginmu segera menjadi nyata
sebenarnya othor kyknya punya masalah pribadi nih sama Ming yuan😜
gawat ini
itu calon istri gurunya
bisa pulang ga pada ada nyawanya ntar🤣🤣
semoga semua yang kamu cita cita kan terkabul semua nya 🤲
Dan ini terjadi pada Ming Yuan menunggu pengantinnya utk mencabut kutukan,klo dia lama pergi dri kuil semakin dekat dengan mautnya,
semoga tebakanku bener ya Thor 😁