NovelToon NovelToon
Balas Dendam Istri Yang Dikhianati

Balas Dendam Istri Yang Dikhianati

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas dendam pengganti
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Fazilla Shanum

Aira memergoki suaminya selingkuh dengan alasan yang membuat Aira sesak.
Irwan, suaminya selingkuh hanya karena bosan dan tidak mau mempunyai istri gendut sepertinya.

akankah Aira bertahan bersama Irwan atau bangkit dan membalas semuanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fazilla Shanum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Air Mata yang Menjadi Senjata

Air mata Aira tak hentinya turun selama ia mengemudikan mobilnya untuk menuju ke rumah sakit. Walaupun Aira sudah mencoba untuk melupakan Irwan, tetap saja hatinya merasa sakit.

Apalagi Irwan terang-terangan mengakui dirinya selingkuh dan segera akan menikah dengan wanita itu. Bahkan dengan teganya ingin meminta wanita itu tinggal serumah dengannya.

"Di mana hati nurani kamu, Mas! Aku benar-benar nggak nyangka kalau kamu akan berubah seperti ini. Padahal dulu kamu terlihat sangat mencintai aku! teriak Aira di dalam mobilnya. "Atau semua ini hanya kepalsuan aja agar kamu bisa menikmati semua hartaku?"

Aira mengusap air matanya dengan kasar. "Aku emang wanita paling bodoh! Harusnya aku nggak percaya gitu aja sama lelaki mokondo sepertimu."

Ia benar-benar merutuki dirinya sendiri yang selalu saja mengikuti apa yang Irwan katakan tanpa mempertimbangkannya terlebih dahulu.

Hinggak tak terasa akhirnya Aira sampai di rumah sakit, ia menenangkan dirinya lebih dulu sebelum turun dari mobil agar nanti Syifa tidak sedih saat melihatnya menangis seperti ini. Kondisi Aira saat ini benar-benar sangat kacau.

"Bunda janji akan tetap bertahan demi kamu, Syifa. Maafkan Bunda Sayang, atas kebodohan Bunda kamu harus merasakan kepedihan ini semua," gumam Aira sambil menangis.

Aira memutar cermin yang berada dimobilnya dan melihat wajahnya. "Ternyata aku benar-benar sangat buruk sekali, bahkan wajah cantikku dulu udah hilang. Huft, kenapa aku malah seperti monster gini ya? Tapi, kan nggak seharusnya Mas Irwan selingkuh gitu. Harusnya dia lebih perhatian sama aku, dan memberikan uang agar aku bisa merawat diri."

Aira pun akhirnya turun dari mobil, ia memutuskan untuk ke kamar mandi lebih dulu untuk mencuci wajahnya.

Setelah selesai dari kamar mandi, Aira segera ke kamar rawat anaknya karena takut membuat anaknya menunggu terlalu lama dan rewel. Ia tak enak hati pada Bu Melati yang sudah baik kepadanya.

Aira masuk ke dalam dan ternyata Syifa lagi tidur membuat hatinya lega. Bu melati langsung menoleh ke arah Aira. Ia juga di temani oleh Pak Dani.

"Apa semuanya baik-baik aja, Aira? tanya Bu Melati yang melihat mata Aira sembab.

"Ngga ada yang baik-baik aja, Bi. Aku ketemu sama Mas Irwan, dan dia mengakui kalau dia selingkuh dan akan segera menikahi selingkuhannya itu. Tapi untung aja aku udah berhasil mengamankan semua aset dan juga membawa baju serta mainan milik Syifa," jawab Aira.

Ia tidak bisa menyembunyikan apapun dari Bu Melati yang sudah seperti ibunya sendiri, apalagi matanya tidak bisa berbohong kalau tadi dia sempat menangis pasti kelihatan.

"Laki-laki itu emang kurang aja sekali, bibi ingin sekali memberikan pelajaran langsung padanya," geram Bu Melati.

Hatinya ikut merasa sakit mendengar cerita dari Aira. Perempuan mana yang tidak sakit melihat suami yang terang-terangan mengakui kalau dia selingkuh dan akan menikah lagi, bahkan akan membawanya tinggal serumah dengannya.

"Ma udah, jangan buat Aira makin terpuruk. Kita harus bisa menyemangati kalau Irwan bukanlah pria yang patut untuk ditangisi," ucap Pak Dani yang sebenarnya ikut geram dengan kelakuan Irwan.

"Huft, Papa benar juga. Tapi, sebaiknya kita langsung pulang yuk, Syifa rawat inap aja di rumah," ajak Bu Melati.

"Kenapa gitu, Bi? tanya Aira heran.

"Bibi memiliki perasaan nggak baik, kalau Irwan udah terang-terangan mengatakan kalau dia ingin menikahi selingkuhannya itu, pasti nggak lama lagi dia juga akan menggunakan Syifa sebagai senjata untuk menekan kamu," ucap Bu Melati mengutarakan firasatnya.

"Apa yang bibimu katakan ada benarnya juga, Aira. Sekalian aja kamu dan juga Syifa nggak lagi menampakan diri di depan Irwan," ucap Pak Dani yang setuju dengan yang dikatakan oleh istrinya.

"Kalau itu yang menurut paman dan bibi yang terbaik, aku akan ikut aja. Aku benar-benar nggak tau harus bagaimana melangkah kedepannya," jawab Aira yang sudah putus asa.

"Jangan bicara gitu, bibi sangat yakin kamu akan sangat sukses nantinya," jawab Bu Melati.

"Biar paman yang akan bicara dengan dokternya, karena kita nggak bisa membuang waktu lagi," ucap Pak Dani.

"Iya, Paman."

"Oh iya, sebenarnya bibi juga punya rencana gimana kalau nanti udah seminggu kita sewa orang aja dan buat surat kuasa palsu kalau rumah itu udah kamu jual pada orang lain. Jadi kan si Irwan sama selingkuhannya itu nggak akan jadi tinggal dirumahmu," ucap Bu Melati mengutarakan idenya.

"Aku setuju dengan ide bibi, sampai mati pun aku nggak sudi untuk memberikan tumpangan rumah itu pada Mas Irwan dan juga selingkuhannya," jawab Aira dengan geram.

"Baiklah kalau gitu, nanti biar paman kamu juga yang akan mengurusnya," kata Bu Melati sambil tersenyum.

"Sekali lagi terimakasih ya, Bi. Bibi dan paman benar-benar orang yang berhati malaikat yang udah Allah kirimkan buat aku," ucap Aira dengan mata berkaca-kaca.

Ia pasti akan hancur dan mungkin saja bunuh diri karena tidak ada support dari keluarga. Namun, beruntungnya ia tiba-tiba Ingan pada paman Dani.

"Iya sama-sama Aira. Kamu jangan sungkan-sungkan sama bibi, anggap aja bibi ini orang tua kamu. Kamu bebas mengatakan apapun pada bibi."

Pak Dani segera keluar dari ruang rawat Syifa untuk menuju ke ruang dokter dan menanyakan bagaimana kondisi Syifa apakah memungkinkan untuk di bawa pulang atau tidak.

"Apa boleh setelah kita pulang, aku tinggal di tempat yang berbeda, Bi? Maksudku, aku nggak enak pada bibi. Tapi sebisa mungkin aku akan sering-sering menjenguk Syifa ke sana," ucap Aira.

"Lakukan apapun yang kamu inginkan, Aira. Kamu sangat berhak bahagia sayang, dan mulai besok Bibi udah daftarkan kamu ketempat Gym," jawab Bu Melati.

Ia tak ingin terus mengulur waktu agar Aira bisa segera kembali ke perusahaannya dan membuat pelajaran kepada Irwan, selingkuhannya, dan juga mertuanya. Ia sudah sangat geram sekali melihat kelakuan mereka yang tidak tau diri.

"Iya Bi, aku janji akan selalu olahraga dengan sungguh-sungguh dan mulai memperbaiki diriku. Aku akan membalas semua dendam ini pada Mas Irwan dan juga selingkuhannya itu. Aku akan buat mereka menderita."

"Bagus, justru itu yang Bibi harapkan dari kamu. Jangan lagi tanamkan rasa kasihan di hati kamu untuk kedua orang itu," ucap Bu Melati.

"Iya, Bi."

Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya Pak Dani kembali ke ruang rawat Syifa bersama dengan Dokter untuk memeriksa keadaan Syifa dan memastikan keadaannya aman untuk dibawa pulang.

"Jadi bagaimana, Dok? Apa bisa cuci saya ini pulang sekarang juga?" tanya Bu Melati pada Dokter.

"Tentu saja bisa, Bu. Nanti biar bawahan saya yang mengecek ke sana untuk mengontrol kondisi Syifa. Kalau saya lihat hari ini perkembangannya sudah lebih baik, insyaallah panasnya tidak akan kembali tinggi lagi dan sebaiknya juga jangan terlalu kelelahan dan melakukan permainan yang sedikit ekstrim," jelas Dokter.

"Baik Dok, saya pasti akan menjaga cucu saya dengan sangat baik!" jawab Bu Melati.

Dokter pun langsung membuka selang infus Syifa. "Kalau begitu saya permisi dulu ya Pak, Bu!"

"Iya Dok, sekali lagi terimakasih banyak," jawab Bu Melati.

Dokter pun langsung berjalan keluar dari kamar Syifa.

"Untuk malam ini kamu ikut aja ya kerumah Bibi, soalnya Bibi agak kepikiran kalau kamu sampai cari kost-kostan malam-malam gini," kata Bu Melati dengan nada khawatir.

"Emangnya kenapa harus cari kost-kostan, Aira? Kenapa nggak tinggal aja di rumah Paman? Lagipula dirumah cuma ada Paman dan Bibi kok, anak Paman masih ada diluar negeri," jawab Pak Dani heran karena mendengar Aira akan mencari kos-kosan.

"Tadi juga Mama udah nawarin gitu sama Aira, Pak. Tapi Aira menolak," ucap Bu Melati.

"Apa yang dikatakan Bibi benar, Paman. Aku ngerasa nggak enak aja kalau terus nyusahin kalian, cukup Syifa aja yang tinggal sama Paman dan Bibi. Tapi, untuk malam ini aku rasa saran Bibi ada benarnya, aku akan nginep di rumah Bibi lebih dulu sampai besok," jawab Aira.

"Kalau emang itu udah jadi keputusan kamu, Paman juga nggak bisa ngelarang kamu," ucap Pak Dani.

Semua orang bersiap-siap untuk pulang. Setelah semuanya siap, mereka pergi keluar dari ruang rawat. Syifa berada digendongan Aira, hingga akhirnya mereka sampai di parkiran.

"Sini biar Syifa sama Bibi aja, Aira. Pasti kamu akan kesulitan bawa mobilnya kalau Syifa sama kamu," kata Bu Melati menawarkan diri.

Aira pun memberikan Syifa pada Bu Melati, mereka langsung pergi dari rumah sakit itu untuk kerumah Bu Melati dan Pak Dani.

1
🍌 ᷢ ͩ 👏Mojito🏚️²²¹º
Luar biasa
🍌 ᷢ ͩ 👏Mojito🏚️²²¹º
semangat aiiraaaa🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️
🍌 ᷢ ͩ 👏Mojito🏚️²²¹º
setaaannn 😤😤😤
🍌 ᷢ ͩ 👏Mojito🏚️²²¹º
garasi thor.. bukan bagasi🤦🏻‍♀️
🍌 ᷢ ͩ 👏Mojito🏚️²²¹º
laki2 gila, ga tau diri.. bajiguurrr😒
DARU YOGA PRADANA
Karakternya juara banget. 🏆
[mini share] Andrea Duarte ouo
Bravo thor, teruslah berkarya sampai sukses!
Raptor gamer
Aku suka banget sama cerita ini, jangan berhenti menulis author!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!