NovelToon NovelToon
Istri Kontrak Sang Posesif

Istri Kontrak Sang Posesif

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Pernikahan Kilat / Kehidupan di Kantor
Popularitas:10.4k
Nilai: 5
Nama Author: lala_syalala

Kirana Aulia, seorang asisten junior yang melarikan diri dari tekanan ibu tirinya yang kejam, tiba-tiba dihadapkan pada kenyataan pahit, ia hamil setelah insiden satu malam dengan CEO tempatnya bekerja, Arjuna Mahesa.

Sementara Kirana berjuang menghadapi kehamilan sendirian, Arjuna sedang didesak keras oleh orang tuanya untuk segera menikah. Untuk mengatasi masalahnya, Arjuna menawarkan Kirana pernikahan kontrak selama dua tahun.
Kirana awalnya menolak mentah-mentah demi melindungi dirinya dan bayinya dari sandiwara. Penolakannya memicu amarah Arjuna, yang kemudian memindahkannya ke kantor pusat sebagai Asisten Pribadi di bawah pengawasan ketat, sambil memberikan tekanan kerja yang luar biasa.
Bagaimana kelanjutannya yukkk Kepoin!!!
IG : @Lala_Syalala13
FB : @Lala Syalala13
FN : Lala_Syalala
JADWAL UPLOAD BAB:
• 06.00 wib
• 09.00 wib

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

IKSP BAB 10_Absensi yang Memicu Badai

Pagi itu seharusnya menjadi hari pertama Kirana Aulia bertugas di lantai eksekutif sebagai Asisten Pribadi CEO, sebuah posisi yang secara mendadak dan paksa diberikan oleh Arjuna Mahesa. Namun, Kirana tidak ada di kantor.

Pukul 08:30, Bayu memasuki ruang CEO dengan wajah sangat tegang.

"Pak Arjuna, saya minta maaf," kata Bayu, berdiri kaku di depan meja Arjuna.

Arjuna, yang sedang meninjau draf kontrak pernikahan baru yang lebih mengikat, mengangkat wajahnya, tatapannya langsung membeku.

"Mana Nona Aulia?" tanyanya, suaranya rendah dan penuh bahaya.

"Dia... dia mengajukan cuti mendadak pagi ini, Pak. Dia mengirim pesan bahwa dia ada urusan pribadi yang sangat penting dan tidak bisa ditinggalkan. Dia berjanji akan segera menyerahkan surat cuti resmi setelah kembali."

Arjuna membanting draf kontrak itu ke meja. Suara kertas tebal itu berdebam keras, membuat Bayu tersentak.

"Cuti?! Di hari pertama dia dipindahkan ke sini?! Di hari pertama aku menugaskannya untuk mengurus jadwalku?!" raung Arjuna, amarahnya meledak.

"Dia pikir dia siapa? Dia pikir dia bisa menantang otoritas CEO-nya? Setelah penolakan kemarin, dia sekarang berani menghilang?" seru Arjuna begitu marah.

Bayu mencoba menenangkan situasi. "Mungkin dia benar-benar ada urusan darurat, Pak. Dia bilang ini menyangkut kesehatan."

"Kesehatan?! Dia tampak sehat-sehat saja kemarin, kecuali dia mabuk dan pusing karena menolak tawaran uang miliaran!" bentak Arjuna. Emosinya kacau.

Penolakan Kirana telah merusak kontrol dirinya, dan kini ketidakhadirannya terasa seperti penghinaan pribadi.

"Batalkan semua cuti yang diajukan. Aku tidak peduli masalah apa yang dia miliki! Suruh dia datang ke kantor sekarang juga! Dan Bayu, cari tahu. Cari tahu kemana dia pergi sekarang! Aku ingin laporan itu ada di mejaku sebelum jam makan siang!" perintah Arjuna. Ia menekan pelipisnya.

Wanita itu benar-benar menjadi masalah terbesar yang pernah ia hadapi, jauh lebih rumit daripada masalah merger perusahaan.

Jauh dari gedung pencakar langit MJN, Kirana sedang duduk tegang di ruang tunggu sebuah klinik umum yang terletak di pinggiran kota. Ia memilih klinik yang jauh dari kantornya untuk menghindari pertemuan yang tidak diinginkan.

Ia tahu keputusannya untuk cuti hari ini sangat nekat dan akan memancing amarah Arjuna, tetapi ia tidak punya pilihan. Rasa mualnya semakin parah, dan ia butuh konfirmasi medis serta vitamin yang tepat untuk janinnya. Alat tes kehamilan kemarin sudah cukup, tetapi ia butuh kepastian dari dokter.

"Nona Kirana Aulia," panggil perawat.

Kirana masuk ke ruang dokter, jantungnya berdebar. Setelah pemeriksaan dan tes darah singkat, Dokter Tika tersenyum padanya.

"Selamat, Nona Kirana. Usia kehamilanmu memasuki minggu kelima. Semuanya baik, tapi kamu harus mulai mengonsumsi vitamin asam folat dan zat besi secara teratur, ya," jelas Dokter Tika dengan ramah.

Air mata Kirana menetes. Antara rasa haru dan ketakutan. Ia resmi menjadi seorang calon Ibu.

"Terima kasih, Dokter. Tapi, tolong, saya mohon, jangan sampai ada catatan yang bocor. Saya... saya belum siap memberitahu siapa pun," pinta Kirana.

"Tentu saja, Nona. Kerahasiaan pasien adalah prioritas kami," janji Dokter Tika.

Saat Kirana keluar dari ruang praktik dengan resep di tangan, ia merasa sedikit lega. Ia memiliki tanggung jawab baru yang memberinya kekuatan baru. Ia harus berjuang lebih keras, demi janin ini.

Saat Kirana berjalan menuju pintu keluar klinik, matanya tak sengaja menangkap sosok seorang wanita paruh baya yang tampak sangat elegan, sedang duduk di sofa ruang tunggu. Wanita itu mengenakan gaun sutra yang rapi dan membawa tas Hermes. Ia tampak tidak cocok berada di klinik sederhana itu.

Saat Kirana mendekat, wanita itu mendongak dan tersenyum ramah.

"Nak, maaf. Bisakah kamu bantu saya sebentar? Saya harus mengambil resep saya, tapi lutut saya sedang sakit sekali hari ini," pinta wanita itu dengan suara lembut.

Kirana, yang tidak pernah bisa menolak permintaan tolong, langsung mengangguk. "Tentu, Bu. Apa yang bisa saya bantu?"

"Terima kasih, nak. Namaku Laksmi," kata wanita itu.

Laksmi. Kirana merasa nama itu familiar, tapi ia tidak bisa mengingatnya. Ia segera menuju loket obat, mengambil resep Laksmi.

Saat mereka berjalan keluar bersama menuju mobil Laksmi yang mewah, Laksmi mengamati Kirana. Wajah Kirana tampak sedikit pucat, tapi matanya memancarkan ketekunan yang membuat Laksmi teringat pada dirinya sendiri saat muda.

"Kamu sakit apa, Nak? Wajahmu agak pucat," tanya Laksmi dan Kirana langsung gugup.

"Oh, tidak, Bu. Hanya... kelelahan saja. Saya sedang pindah kos dan banyak pekerjaan." Ia berusaha menyembunyikan fakta bahwa ia baru saja keluar dari dokter kandungan.

"Anak muda memang harus bekerja keras. Tapi jangan lupakan kesehatan. Kamu tampak seperti gadis yang sangat baik dan pekerja keras," puji Laksmi tulus.

Pujian itu membuat hati Kirana menghangat. Ia jarang menerima kebaikan tulus seperti ini.

"Terima kasih, Bu Laksmi."

Laksmi tiba-tiba berhenti di samping mobilnya.

"Nak, kamu tahu? Aku punya seorang putra. Dia CEO yang sangat dingin dan gila kerja. Aku ingin dia menemukan wanita yang hangat dan baik sepertimu. Seseorang yang bisa membuatnya berhenti memikirkan angka-angka," Laksmi bercerita dengan nada melankolis.

"Saya yakin putra Ibu akan menemukan wanita yang tepat," balas Kirana sopan.

"Semoga saja. Oh, ngomong-ngomong, ini kartu namaku. Jika kamu ada waktu, mampirlah ke rumahku. Aku ingin mentraktirmu kopi sebagai balasan bantuanmu," kata Laksmi, memberikan selembar kartu nama.

Kirana menerima kartu nama itu. Kartu nama yang terbuat dari kertas tebal dan elegan. Di sana tertulis:

Laksmi Mahesa, istri Pendiri PT. Mahardika Jaya Nusantara

Jantung Kirana serasa berhenti. Ia menatap kartu nama itu, lalu menatap Laksmi, yang kini tersenyum ramah.

Laksmi Mahesa, ibu dari Arjuna Mahesa.

Kirana baru saja menghabiskan waktu dengan Ibu dari CEO yang meninggalkannya dengan dua garis merah, seorang wanita yang sedang berusaha menjodohkan putranya.

"Baik, Bu Laksmi. Suatu saat nanti pasti akan saya hubungi," kata Kirana, dengan suara yang dipaksakan. Ia harus segera pergi sebelum identitasnya terbongkar. Ia membungkuk, mengucapkan terima kasih, dan bergegas pergi.

Sore harinya, Kirana tiba di kantor dengan perasaan campur aduk. Ia telah menjadi pasien resmi Dokter Tika, ia resmi menjadi calon ibu, dan ia baru saja bertemu dengan calon mertua tanpa sengaja.

Begitu ia masuk ke lantai eksekutif, Bayu menyambutnya dengan wajah pucat.

"Kirana, kamu gila! Pak Arjuna sangat marah. Dia menunggumu di ruangannya!" bisik Bayu.

"Apa yang kamu lakukan hari ini?!"

Kirana menghela napas, mengencangkan genggamannya pada tasnya yang berisi resep.

"Saya harus cek kesehatan. Itu saja."

Ia berjalan lurus menuju ruang CEO. Pintu dibuka, dan ia melihat Arjuna berdiri di samping jendela, memunggungi pintu.

"Jadi, kamu akhirnya datang, Nona Aulia," kata Arjuna, suaranya pelan, dingin, dan mematikan.

"Maaf, Pak. Saya ada urusan kesehatan yang mendadak," jawab Kirana, berdiri tegak, Arjuna berbalik, matanya menatap Kirana dari ujung kepala hingga kaki.

"Kesehatan? Atau sengaja menghindariku karena kamu takut dengan tawaran pernikahan yang baru?"

"Saya tidak takut, Pak. Dan saya sudah bilang, saya tidak mau menikah kontrak." dengan Arjuna maju selangkah.

"Baik. Kalau begitu, mari kita lihat seberapa lama kamu bisa bertahan," katanya, menyeringai dingin.

"Aku tidak menerima penolakan. Dan aku sudah memutuskan: Kamu akan menikah denganku, Kirana. Aku akan membuat hidupmu di kantor ini begitu sulit, sampai kamu memohon untuk menandatangani kontrak itu, hanya demi mendapatkan kedamaian."

"Bapak tidak bisa melakukan itu!"

"Oh, ya, aku bisa," potong Arjuna, suaranya penuh kekuasaan.

"Mulai sekarang, kamu adalah Asisten Pribadiku. Tugas pertamamu? Bereskan meja itu. Lalu, aku ingin semua laporan keuanganku untuk tiga tahun terakhir sudah kamu ringkas dan siap di meja saya besok pagi. Dan jangan harap bisa pulang cepat."

Ancaman itu nyata. Kirana tahu ia tidak punya pilihan selain tunduk, setidaknya sampai ia menemukan pekerjaan lain. Ia harus melindungi bayinya.

Ia hanya mengangguk kaku.

Arjuna menatapnya dengan pandangan dingin yang penuh kemenangan. Ia tidak tahu, ia baru saja mengikat wanita yang mengandung darah dagingnya sendiri.

Sementara Kirana berbalik untuk menuju meja barunya, kartu nama Laksmi Mahesa di tasnya terasa panas. Ia menyadari, takdirnya kini tidak hanya terikat pada CEO dingin ini, tetapi juga pada Ibu yang hangat dan baik, yang sama sekali tidak tahu bahwa ia baru saja bertemu dengan menantu kontrak putranya.

.

.

Cerita Belum Selesai.....

1
susilawatiAce
lama amat bucinya si Arjuna
Bunda Abi
semoga Arjuna mulai bucin yah Thor
partini
baby ga sayangg mommy nya ,,kasih pelajaran Dong ayahmu itu Weh Weh
Ariany Sudjana
Kirana kamu harus tegas, kamu itu bukan prioritas Arjuna, dia hanya peduli pada pekerjaan, nama baiknya
Ariany Sudjana
kalau Arjuna care sama Kirana, pasti Kirana ga akan dibiarkan sendiri dibully sama Amara cs, sayangnya posisi kirana lemah, apalagi status hanya menikah kontrak
partini
masa kejadian di perusahaan Juna ga tau ,,dihhh CEO ga pakai bodyguard bayangna
اختی وحی
bukannya arjuna sdh tlfn mamanya klw pernikahan mereka hanya kontrak 2 thn
trs knp di bab berikutnya seolah² mama ny gk tau klw pernikahan kontrak sehingga arjuna hrs sandiwara.
Rohmi Yatun
cerita yang luar biasa🌹🌹🌹🌹 👍
Lala_Syalala: terima kasih kak, semoga suka ya sama ceritanya🙏🙏😁😁
total 1 replies
partini
apakabar Juna yg di sana
partini
ini ujungnya bisa berbagi peluh 🤣
tapi ya ga dosa jg sih kan halal
partini
betul jaga hatimu
Bunda Abi
jujur ajah juna
dyah EkaPratiwi
😭😭 Kirana mulai jatuh cinta please bikin Arjuna juga ada rasa sama karina
partini
hemmmm mulai rasa hati muncul
@pry😛
bsen ny aq jun"
partini
sering bersentuhan makin lama tegangan Volta makin tinggi ini apa lagi tekdung secara alami pasti ingin di sentuh pasang Weh Weh
partini
wadah busehhhh ,,2 th masih panjang segala kemungkinan bisa terjadi
@pry😛
kok smbg x ya... gk da sor" ny aq liat lki yak gn..... kesmistrik ny gk dpt...
@pry😛
dgr oon.... klo aq jd kau... bgs gk krj... stlh di umum kn... dm kewarasn dan byi ny..
partini
dari yang beda rumah jadi satu rumah menyusul beda kamar jadi satu kamar naik lagi menjadi satu Rajang wah step by step 👍👍👍👍
lope lope Rin hatimu lura biasa seperti itu terus biar ga tersakiti
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!