Rio seorang master chef yang menyukai seorang wanita penyuka sesama jenis
bagaimana perjuangan Rio akankah berhasil mengejar wanita yang Rio cintai
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayunda nadhifa akmal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 22
POV ALANA
aku melihat Rey dan rio saling menggenggam tangan, mereka tampak seperti keluarga,saat pertanyaan itu keluar dari bibirku,aku melihat kepanikan Rey saat itu juga.
"kami berdua sudah menikah,aku pamit pulang,aku takut Rey dan anak kami kelelahan"ujar Rio meninggalkanku sendirian di bangku taman.
Rey begitu beruntung mendapatkan Rio,Rey dulu gadis tomboy sekarang benar benar berubah menjelma menjadi gadis yang cantik dan feminim,beda dengan diriku yang kini di tinggalkan oleh semua orang.
Ya, semenjak penyakit itu hinggap di tubuhku,banyak orang yang menjauh,om om yang dulu menopang kehidupanku,kini membuangku seperti sampah,entah siapa yang menularkan penyakit kotor ini padaku.
Dulu, aku tak pernah membayangkan Rey akan hidup seperti itu.
Ia yang keras, ceroboh, dan tertawa tanpa beban—kini berada di tempat yang bahkan tak pernah berani aku impikan.
Kini Rey menjadi seorang istri,dan sebentar lagi akan menjadi seorang ibu,aku tertawa miris saat dulu aku hamil,dan di paksa untuk mengugurkan kandunganku oleh om Rudi.
hatiku begitu sakit,andai saja aku masih mengandungnya,mungkin anak itu sedang lucu-lucunya.
Aku bergegas meninggalkan taman,dan berjalan menuju kontrakan yang tak jauh dari sana.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
POV RIO
aku mengemudi mobil,aku melihat Rey sedang memandang ke arah luar jendela mobil,entah apa yang sedang ia pikirkan saat ini.
"Rey,apa yang sedang kamu pikirkan"ujarku seketika,ia menolehkan wajahnya padaku,ia menggelengkan kepalanya.
"lusa kita USG,aku ingat sekali jadwalnya"ujarku sambil tersenyum melihat Rey yang tampak menarik nafas dalam-dalam.
"Rio,kamu begitu perhatian terhadapku, padahal anak ini bukan anakmu"ujar Rey,air mata tampak menggenang di pelupuk matanya,aku segera menepikan mobil dan memeluknya erat.
Aku memandangi wajahnya ku usap lembut rambutnya yang tergerai.
"dengarkan Rey,saat bayi ini tinggal di rahimmu hingga aku mendengar suara tangisnya suatu saat nanti,bayi ini tetap anakku,entah siapapun ayah biologisnya"
"tapi Rio"
"aku akan menikahi mu setelah bayi ini lahir,atau kalau kamu mau aku akan menyiapkan pernikahan kita sesegera mungkin"
"nikahi aku setelah bayi ini lahir Rio"
Aku mengangguk tanda setuju, aku bergegas melajukan mobilku menuju apartemen.
Tiba-tiba......
"Rio,aku mau itu"ujar Rey menunjukkan salah satu penjual makanan,aku segera mengerem laju mobil,dan memarkirkannya di tepi jalan.
Rey menarik tanganku menuju penjual makanan itu,ia tampak antusias sekali.aku memesan dua mangkuk baso malang,aku dan Rey duduk menunggu kedatangan pesanan kami.
Saat pesanan datang,aroma bakso tampak mengiurkan selera,aku segera melahapnya,
"jangan pedas pedas Rey"ujarku saat Rey menuangkan banyak sambal di mangkuk baso,Rey hanya memakan mie dan bihunnya saja,
"Rio,baksonya untukmu ya"
"tapi aku sudah kenyang Rey"ujarku sambil menepuk perutku,tapi wajah Rey tampak kecewa dengan penolakan ku,dengan terpaksa aku menghabiskannya.
Rey menertawakan diriku yang sangat kekenyangan,aku tersenyum padanya,
tiba-tiba langkah kaki Rey terhenti.
"kenapa Rey"
"aku mau pempek Palembang Rio"
Hufff....
Tadi ia bilang kekenyangan tapi sekarang ia meminta makanan lain batinku berkecamuk.
dengan terpaksa aku membelikan pempek Palembang yang Rey mau.
Sesampainya di apartemen aku menyajikan pempek yang Rey mau,aku tersenyum melihat Rey tampak lahap sekali,aku mengambilkan air hangat untuk Rey minum.
"Rio,dulu aku tak suka dengan Pempek tapi kini aku bisa menikmatinya"ujarnya sambil melahap makanan.
"nanti aku buatkan ya"
"benarkah Rio, terima kasih"ujarnya dengan mata berbinar.
Aku bergegas membuka laptopku,untuk memeriksa kondisi penjualan kedai kopi hari ini,Rey bersandar di bahuku.
"Rey,tidur sana sebentar lagi aku akan menyusul"ujarku saat melihat matanya tampak mengantuk.
ia menggelengkan kepalanya,aku dengan cepat menyelesaikan pekerjaanku,aku tersenyum saat melihat Rey telah tertidur pulas di bahuku, dengkuran halus terdengar,dengan hati hati aku mengendongnya menuju kamar.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Pagi menyelinap lewat celah tirai apartemen. Cahaya pucat menimpa wajah Rey yang terlelap, lalu ia terbangun mendadak—napasnya tersentak, keningnya berkerut.
Rey menoleh ke sisi ranjang.
Kosong.
“Rio…?” suaranya serak, hampir berbisik.
Ia duduk, selimut terjatuh ke lantai. Matanya menyapu ruangan: sofa rapi, meja makan bersih, tidak ada jaket Rio di sandaran kursi. Detak jantung Rey makin cepat.
Rey bangkit, melangkah tergesa ke kamar mandi. Kosong.
Dapur. Sepi.
Pintu balkon terbuka sedikit, tirai bergoyang pelan tertiup angin pagi.
“Rio!” panggil Rey lebih keras, panik mulai merambat ke suaranya.
Tak ada jawaban. Hanya suara kota yang baru bangun.
Rey meraih ponselnya di meja—tak ada pesan, tak ada panggilan tak terjawab. Tangannya gemetar saat menekan layar. Rasa takut menekan dadanya, lebih berat dari yang ia duga.
Rio benar-benar tidak ada di apartemen.
satu jam menunggu,Rio tak juga pulang sampai akhir pintu apartemen terbuka,Rey berlari ke arah Rio.
"hati hati Rey,nanti kamu jatuh"ujar Rio panik.
"aku takut kamu pergi Rio"ujar Rey.
"aku ke pasar Rey,tadi kamu sangat pulas,aku tak tega untuk membangunkan mu"
Rio membereskan semua belanjaan ke kulkas,ia menyajikan makanan untuk sarapan pagi Rey,suara gemericik air terdengar mungkin saja Rey sedang mandi untuk menyegarkan tubuhnya.
"makanlah Rey"ujarku ketika melihat Rey tampak lebih segar,Rey patuh dan melahap makanan yang tersaji.
Aku segera membuat pempek yang Rey mau,wangi bawang putih menguar di dapur,dengan cekatan aku membuatnya.
"Rio, sedang membuat apa"ujar Rey penasaran.
"pempek Rey,tapi aku tak tahu apa ini enak atau tidak,aku baru pertama kali membuatnya"ujar Rio sibuk menggoreng pempek dan membuat cuko untuk kuah pempek.
"aku sudah tidak sabar untuk mencicipinya Rio"ujar Rey antusias.
setelah selesai membuat pempek,aku segera menyajikannya,Rey mencicipi pempek buatan Rio.
"ini enak sekali rasanya, ikannya berasa sekali Rio, terimakasih"ujarnya dengan lahapnya Rey memakan pempek.
Aku penasaran sekali dengan rasanya dan benar saja ini enak sekali,cuko yang pas dan tidak terlalu pedas dan ikan yang berasa,ini Pempek premium.
"Rio sisakan untukku,jangan sampai habis ya,nanti aku akan marah denganmu"ujar Rey
"baiklah,aku hanya makan tiga saja Rey"ujar Rio sambil menarik nafasnya.
Rey tampak tertawa geli melihatnya,Rio berpamitan pada Rey untuk pergi ke kedai kopi sebentar saja.
"jangan keluar Rey,nanti kita makan siang bersama"ujar Rio sambil mengecup kening Rey.
Rio berjalan menyusuri lorong apartemen, hingga ia sampai di kedai kopi yang hari ini tampak ramai dikunjungi oleh pelanggan.