NovelToon NovelToon
Aku Kalah Dengan Yang Baru

Aku Kalah Dengan Yang Baru

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Penyesalan Suami
Popularitas:12.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ayumarhumah

Sepuluh tahun menikah bukan menjadi jaminan untuk terus bersama. gimana rasanya rumah tangga yang terlihat adem-adem saja harus berakhir karena sang istri tidak kunjung mempunyai anak lantas apakah Aisy sanggup di madu hanya untuk mendapatkan keturunan?? saksikan kisahnya hanya di Manga Toon

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

Satu Minggu sudah berlalu, namun Aisy masih terdiam, makan jika disuapi, tidur jika ada Reyhan saja, namun ketika Reyhan tidak ada di rumah, mata itu terbuka dengan begitu lamanya, entah apa yang kini tengah ada di pikiran wanita cantik nan lembut itu.

  Aisy masih duduk di kursi dekat jendela kamarnya, masih dengan tatapannya yang kosong, Bi Jum masuk sebentar untuk mengecek kondisi majikannya itu.

  "Ibu, makan ya, nanti perut Ibu sakit," ujar Jumi.

  Kali ini tidak ada kemarahan yang keluar dari mulut Aisi hanya tatapan kosong dan sesekali matanya berkedip, namun dengan kedipan itu Jumi mengerti isyarat yang diberi oleh majikannya.

  "Ya sudah kalau begitu aku ambilkan dulu ya makanannya," ucap Jumi.

Beberapa menit kemudian, wanita paruh baya itu datang dengan membawa nampan di tangannya, senyumnya mengambang dengan sabar ia menghampiri Aisy.

"Ibu, makan ya," ucap Jumi dengan lirih.

Satu sendokkan Aisy masih mau, mengunyah namun di saat tiga sendokkan wanita itu sudah menghentikan kunyahannya menutup rapat-rapat mulutnya, Jumi yang memahami langsung meletakkan kembali piring diatas nampan.

"Sudah selesai ya Bu, baiklah kalau begitu minum dulu ya," ucap Jumi.

Aisy hanya terdiam, entah kenapa pagi ini hari Bi Jum benar-benar teriris melihat Aisy yang menghadapi kesedihannya ini sendirian.

"Bu, kalau boleh jujur aku sangat sedih, jangan seperti ini ya Bu, masa depan Ibu masih panjang, semoga setelah ini Ibu bisa bangkit kembali seperti dahulu," ujar Jumi dengan mata yang berkaca-kaca, sangking tidak sanggupnya melihat wanita yang terbiasa diam sekarang menjadi tak berdaya seperti ini.

☘️☘️☘️☘️☘️

Matahari mulai naik keatas dari ujung kamar sana Aisy mendengar suara mobil suaminya, namun tubuhnya masih terdiam tidak ada pergerakan sama sekali, tatapannya masih kosong sama seperti hari-hari sebelumnya.

Reyhan segera turun dari mobil, langkahnya terasa berat di saat masuk ke dalam rumahnya sendiri, rumah yang dulu penuh dengan kehangatan dan sambutan dari istri pertamanya, namun sekarang rumah ini menjadi hening tak bertepi.

Reyhan masuk ke dalam kamarnya, lagi-lagi ia melihat istrinya masih di tempat yang sama berbaring dengan tatapan kosong dan mulut yang terkunci rapat.

"Selamat siang Sayang," sapanya pelan.

Reyhan tak lagi tahu harus berbuat apa. Setiap kali ia pulang dari kantor, ia mendapati istrinya masih dengan posisi yang sama, mengenakan daster abu-abu yang sudah beberapa kali ia lipatkan di tepi ranjang tapi tak pernah tersentuh.

Siang itu, ia duduk di kursi kecil di dekat jendela. Menatap Aisy yang masih terbaring diatas ranjang dekatnya. Tangannya gemetar menahan gelisah, napasnya berat.

 “Ais…” suaranya lirih. “Aku gak kuat lihat kamu kayak gini.”

Aisy tak menoleh. Pandangannya kosong.

Reyhan berdiri, lalu perlahan berlutut di sisi ranjang, sejajar dengan wajah Aisy.

 “Kamu tahu, aku dulu pengen banget punya rumah yang hangat. Tapi rasanya sekarang rumah ini dingin banget, Sayang… karena kamu gak ada di dalamnya.”

Hening. Hanya detak jam dinding yang terdengar. Reyhan menatap wajah Aisy yang pucat, lalu memegang tangannya dingin, tapi masih hidup.

Ia menelan air liur, mencoba menahan isak yang hampir pecah.

“Aku udah nyerah sama semua cara. Tapi aku gak mau nyerah sama kamu,” katanya dengan suara bergetar. “Besok kita ke dokter, ya. Aku udah hubungi psikiater di rumah sakit. Gak apa-apa, mereka baik kok… kamu cuma perlu cerita sedikit aja, biar mereka bantu.”

Aisy menatapnya samar, seperti orang yang baru saja mendengar sesuatu dari kejauhan, matanya berair, tapi bibirnya tetap terkatup rapat.

Namun Reyhan tahu ada sedikit getar di sana, tanda bahwa Aisy mendengarnya.Ia mencium punggung tangan istrinya pelan, seolah bersumpah dalam diam.

 “Aku janji, Sayang. Aku bakal temani kamu sampai sembuh. Gak peduli berapa lama pun.”

Dan untuk pertama kalinya dalam seminggu, Aisy menutup matanya bukan karena ingin tidur, tapi karena dadanya mulai terasa sesak oleh perasaan yang tak bisa ia jelaskan.

Bukan lega. Bukan bahagia. Tapi semacam harapan kecil, yang datang dari suara seseorang yang masih mau berjuang bersamanya.

☘️☘️☘️☘️☘️

Keesokan harinya.

Pagi itu, langit sedikit mendung ketika mobil hitam Reyhan memasuki area parkir rumah sakit swasta tempat langganan keluarga besarnya. Tangannya menggenggam erat jemari Aisy yang lemah di kursi sebelahnya. Aisy diam saja, pandangannya kosong menatap kaca mobil yang berembun.

“Gak apa-apa ya, Sayang… cuma ngobrol bentar sama dokter,” ucap Reyhan lembut, suaranya nyaris bergetar.

Aisy tidak menjawab. Ia hanya menunduk, menarik napas pelan seolah udara pun terasa berat untuk dihirup.

Begitu mereka masuk ke ruang psikiatri, aroma lavender lembut memenuhi ruangan.

Seorang dokter perempuan berusia sekitar empat puluh tahun tersenyum hangat. Namanya dr. Vira, psikiater yang dikenal lembut dalam pendekatannya.

“Selamat pagi, Ibu Aisy. Boleh saya duduk di dekat Ibu?”

Aisy menatap sebentar, lalu mengangguk pelan.

Reyhan duduk di sampingnya, menatap gelisah.

dr. Vira membuka dengan suara pelan,

“Saya dengar dari suami, Ibu sering diam dan sulit tidur, ya? Boleh cerita sedikit apa yang Ibu rasakan akhir-akhir ini?”

Aisy hanya menatap lantai. Jemarinya saling meremas, bibirnya bergerak pelan tanpa suara.

Reyhan hendak menjawab, tapi dr. Vira memberi isyarat lembut agar membiarkannya.

Beberapa menit berlalu dalam keheningan.

Hanya suara detik jam dinding dan tarikan napas pelan Aisy yang terdengar.

“Tidak apa-apa kalau belum bisa bicara sekarang,” ucap dr. Vira lembut.

“Kadang seseorang baru bisa bicara setelah tubuhnya merasa aman. Kita gak harus buru-buru hari ini, ya.”

Aisy menelan ludah, dan air mata jatuh tanpa suara. Reyhan langsung menggenggam tangannya kuat-kuat, menatap dengan hati yang nyaris hancur.

“Maaf, Dok… dia begini baru dua minggu ini. Dulu Aisy selalu ceria. Sekarang… seperti kehilangan dirinya sendiri,” ucap Reyhan dengan suara serak.

dr. Vira menatap lembut dan mencatat sesuatu di buku catatan.

“Wajar, Pak. Saat seseorang kehilangan rasa aman atau kepercayaannya, tubuhnya bereaksi dengan diam. Ini tanda batin yang kelelahan, bukan kelemahan.”

Aisy tak menjawab, tapi pelupuk matanya terus basah. Dan sebelum sesi usai, ia hanya berbisik lirih tanpa menatap siapa pun,

“Saya… cuma pengin tenang.”

Kalimat sederhana itu cukup membuat Reyhan menunduk dalam-dalam, menyesali betapa ia baru sadar sekarang bahwa di balik diamnya seorang istri, ada jiwa yang hampir hancur karena terlalu lama menahan kecewa dan kesakitan.

Setelah keluar dari ruang psikiater Reyhan masih terus menggenggam tangan istrinya dengan perasaan yang bersalah, apalagi sampai sekarang ini ia masih belum bisa melepas istri keduanya yang memang sekarang semakin masuk di dalam hatinya.

Dan hal ini yang membuat hatinya benar-benar merasa dilema. Masih di lorong rumah sakit Reyhan menggandeng istrinya perlahan, namun dipertengahan jalan tanpa sengaja Aisy menabrak seorang anak perempuan.

"Ma ... Mama ...," kata anak kecil itu dengan suara yang pelan.

Sementara itu Aisy masih terdiam, meskipun anak kecil itu langsung memeluknya.

"Mama ... Nenek ini mamaku ...," ucap gadis kecil itu dengan riang.

Reyhan pun terkejut ia pun langsung memberi arahan terhadap anak kecil itu. "Adek, maaf ya ini Tante istri Om," sahut Reyhan.

"Tidak dia mamaku," sahut anak kecil itu.

"Maaf ya Nak, cucuku baru saja kehilangan ibunya ia pun jadi murung dan selalu menganggap semua wanita sebagai ibunya termasuk istri anda," ujar wanita paruh baya itu.

Entah kenapa anak kecil itu gak mau melepaskan pelukannya, dan tanpa di sadari tangan Aisy bergerak untuk yang pertama kalinya memeluk erat tubuh kecil itu meskipun tanpa suara.

Bersambung .....

1
Sasikarin Sasikarin
di tgu2 karma mantan mertua blm Jgn nongol sih... othor plese tuk karma nya
Ayumarhumah: Sabar kak setelah pendekatan Aisy dulu ya sama Kenny 🙏🙏🙏
total 1 replies
Narti Sunarti
semangat author kuuu🥰🥰💪💪 d tunggu up nya
Ayumarhumah: Iya kakak ... makasih banyak ya 🥰🥰🥰🙏🙏
total 1 replies
Mela Nurmala
double up thor..
Ayumarhumah: ini udah Double kakak 🥰🥰🥰🥰
total 2 replies
Kasih Bonda
next Thor semangat
Ayumarhumah: iya kakak makasih banyak ya
total 1 replies
Dew666
😍😍
Narti Sunarti
alhamdulillah,,, prahara dgn Reyhan akhirnya selesai,, semoga aisy bahagia🥰 lanjut Thor semangaaat💪
Ayumarhumah: iya kakak ....
total 1 replies
Dew666
🌻❤️
Kasih Bonda
next Thor semangat
Ayumarhumah: Iya Kakak ....
total 1 replies
Tasmiyati Yati
bahagia selalu aisy
Narti Sunarti
d tunggu lanjutannya thor💪💪💪🥰
Siireng Siireng
gak akan bosan kalo sering2 up kak
Kasih Bonda
next Thor semangat
Dew666
😍😍
Tasmiyati Yati
kalau ada pria mau poligami dan berjanji akan adil itu bohong tak ada manusia yg bisa adil kecuali Rosulullah
Ayumarhumah: iya kakak .... 🥰🥰🥰
total 1 replies
Aether
Klise adegan suami selingkuh tapi nuduh istri yang selingkuh
Ayumarhumah: di cerita nyata juga sering kok terjadi 😂😂😂
total 2 replies
Narti Sunarti
suasana semakin memanas senangnya hatiku,,, ayo semangat Thor d tunggu up nya💪💪💪🥰🥰🥰
Kasih Bonda
next Thor semangat
Tasmiyati Yati
jangan terlalu dekat dulu Aisy takut di gunakan senjata oleh Reyhan buat memutar balikin fakta
Kasih Bonda
next Thor semangat
Tasmiyati Yati
menjalin hubungan nya jangan sekarang nanti pihak Rayhan memutar balik fakta menuduh Aisy selingkuh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!