Follow ig Asri Faris ya : mazarina_asrifaris
Dia sangat dingin dan cuek. Aku membencinya dia pun begitu. Kami tidak saling mencintai namun di takdirkan hidup satu atap karena adanya sebuah ikatan suci pernikahan.
Aku semakin membencinya tatkala dia secara terang-terangan memberikan luka, luka yang tidak berdarah namun bisa menghancurkan raga dan sukma.
Akankah ada mentari setelah sekian purnama hanya gulita yang nampak. Jawabannya ada di novel ini cus... mulai baca
Warning!!!
Cerita ini mengandung bawang, 21++, dan poligami harap bijak dalam membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asri Faris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 25
Amar calling
Yuki langsung berjalan mendekat meraih ponsel yang terletak di atas nakas. Ia lihat dari layar menampilkan nama Amar di sana, Yuki lirik pria dingin itu yang tengah menatapnya dengan gaya ingin tahu, namun Yuki segera beringsut menjauh dan menerima telfon menuju balkon kamarnya.
Asher menatap curiga dengan gelagat Yuki, ia awalnya ingin acuh namun rasa penasarannya semakin menjadi tatkala Yuki bertelepon lama-lama dengan riang tanpa memperdulikan dirinya yang sudah menunggu.
Apalagi Yuki tampak sesekali tersenyum, bahkan tertawa lepas, sampai terdengar ke telinganya. Dan sampai balik ke ranjangnya rasa bahagia itu masih tergambar jelas di wajahnya, entahlah apa yang membuat ia sebahagia itu.
"Siapa yang telfon Ki?" tanya Asher penasaran.
"Teman," jawab Yuki datar sambil menata guling di tengah ranjang.
"Don't cross the barrier...!!!" ucap Yuki garang dengan nada memperingatkan.
Asher memandang dengan mengeryit, namun ia tahu betul maksudnya. Ia hanya mengedikkan bahu acuh, sesaat kemudian membiarkan Yuki yang bersiap merebahkan tubuhnya di kasur.
Yuki sebenarnya sedikit merasa khawatir ingin tidur seranjang dengan Asher lagi tapi rasa ngantuk dan lelah lebih mendominasi. Dengan menghafalkan segenap doa semoga malam ini tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Awas saja nanti kalau ia sampai nekat, aku benar-benar akan menendangnya seperti waktu itu. Tanpa ampun..." gumamnya sambil melelapkan matanya yang mulai berat.
Setelah terdengar dengkuran halus dari Yuki, Asher langsung menyambar ponsel Yuki yang teronggok di atas nakas. Ia sangat kepo siapakah gerangan yang telfon malam-malam ngobrol dengan durasi yang lumayan lama, di tambah dengan wajah Yuki senyam-senyum. Namun sayang sungguh sayang, ponselnya ter password. Ia berusaha untuk menekan nomor acak namun hasilnya nihil.
Tak menemukan clue apapun, ia beralih melirik laptop yang tadi sore di bawa Yuki, ia mulai menyalahkan tombol on dan tangan kanannya terus menggeser icon sesuai yang diinginkan. Laptop dengan merk logo apple setengah digigit itu sama sekali tidak ter password entah sengaja atau tidak. Atau belum...
Asher mulai melihat semua isinya, ia tertarik dengan draff galeri. Nampaklah di sana foto-foto gadis seusianya, ia berfikir mungkin ini bukan laptopnya mengingat laptop Yuki ada di sebelahnya tersimpan rapi. Namun ia penasaran dengan persahabatan mereka berdua karena semakin jauh melihat foto tersebut semakin banyak foto-foto Yuki dengan temanya. Dan sampailah pada sebuah foto bersama dengan beground tulisan besar
"SELAMAT DATANG para pendaki gunung Semeru." Dengan Yuki dan ke empat temannya tiga laki-laki.
"Damn! Beraninya pergi dengan laki-laki bersenang-senang di alam bebas," umpatnya kesal, tangannya terus menggulir icon terus, dengan layar menampilkan foto mereka yang semakin banyak.
Rahangnya semakin mengeras tatkala melihat foto Yuki yang hanya berdua saja dengan seorang lelaki dengan beground sekumpulan awan dan banyak lagi. Ia terus mengumpat merasa dicurangi istrinya yang selama ini ia pikir kalem walaupun sedikit keras.
Dan ia tak sadar menggebrak meja tatkala dengan gamblang foto berdua Yuki dengan seorang pria, dengan jarak yang sangat dekat, seperti memeluk dengan tatapan pria itu penuh cinta. Sekilas emosi menguasai dirinya, kalau tidak segera sadar dengan kata-kata Zumi
Aku akan marah kalau kamu bersikap kasar padanya. Sabar dan ambil hatinya.
Asher memandang wajah Yuki yang terlelap damai dengan rahang yang mengeras. Beraninya ia malah meninggalkan dirinya sendirian dan memilih memuncak waktu itu bahkan setelahnya tidak pulang dan malah memilih tinggal di kost-kostan. "Akan ku buat kamu menyesal karena telah bermain-main denganku," gumamnya dalam hati.
Ia menyesap rokoknya beberapa batang di balkon kamar, berusaha menenangkan hatinya. Bahkan kilatan marah dan dendam jelas tersirat diwajahnya. "Hanya tinggal menunggu waktu akan ku buat gembok menjeratmu gadis na-kal..!!"
***
Pagi harinya Yuki terbangun dan tidak menemukan Asher di ranjangnya, pria itu bangun lebih awal atau memang dia selalu bangun pagi, tapi Yuki tidak tahu mengingat tidak pernah tidur berdua di rumah itu.
Seperti biasa mereka berkumpul di meja makan untuk sarapan bersama. Yuki datang ke meja makan setelah mereka berdua sampai di sana. Mereka makan dalam diam, tak ada yang berniat membuka suara apalagi bercanda. Yuki menghabiskan sarapan paginya dengan cepat.
"Aku berangkat kak," pamit Yuki secerah mungkin langsung berlalu.
"Biar aku antar Ki?" Asher langsung berdiri dan mengekori langkah Yuki. Bahkan ia lihat pria itu mengabaikan Zumi yang masih diam di meja makan.
"Om berangkat sama kak Zumi aja, aku sudah pesan ojol dan sudah menungguku di depan." Asher mendongak ke arah gerbang, benar saja di depan sana sudah ada driver ojol yang sudah menunggu.
"Ya sudah, nanti aku jemput ya?"
"Nggak usah repot-repot, karena aku tidak tertarik pulang bareng bersama mu."
Air muka Asher berubah lain, yang tadinya senyum sekarang berubah kesal, tapi Yuki tidak peduli, hanya dengan terus mengabaikan mereka rasa sakit hati itu sedikit terobati.
Asher membuntuti Yuki sampai ke tempat kerjanya, setelah Yuki masuk barulah Asher pergi dari tempat pengintaian. Sepanjang perjalanan menuju ke kantor, kepala Asher terbayang foto Yuki dan teman-temannya.
Ia tidak bisa membayangkan hal apa saja yang di lakukan mereka selama memuncak. Pikiran kotor menguasai dirinya, dadanya bergemuruh tatkala fikirannya terlintas hal romantis yang mungkin saja mereka lakukan.
"Breng---sek!!! Akan ku bunuh pria itu," batinnya kesal sambil memukul setir kemudi.
Sesampainya di kantor, Asher masih dengan muka yang keruh. Hampir semua karyawan di sana terkena imbasnya. Kalau sudah begini orang yang paling di buat repot adalah asistennya. Ia terpaksa harus meng cancel beberapa pertemuan penting bahkan undangan makan malam atau acara family gatering.
Bahkan ketika kedua temannya berkunjung ke kantor nya atas udangannya, pria itu nampak tidak baik-baik saja.
"Hai bro....!!!" Mereka berfist fight dengan gaya khasnya. Anton lebih dulu masuk dengan Tomi mengekori di balik punggungnya
"Ada apa nyuruh kita kesini, roman-romannya penting?" Anton bertanya lebih dulu.
"Biar ku tebak, kalau dari raut wajahnya lama tidak ons ya?" ledek pria itu.
Asher melotot marah, namun ia tidak berkutik. Membuat mata Anton berbinar senang.
"Jadi, benar nih semalam nggak dapat jatah?"
"Adoh..." Tomi mengusap jidatnya akibat bolpoin mahal Asher yang melayang sempurna tepat sasaran.
"Gue butuh bantuan kalian." Asher berkata dengan mimik serius.
"Wooo jangan bilang lo mau nyakitin Yuki lebih dalam." Anton langsung berdiri dari duduknya.
"Bukan urusan lo." Asher ikut berdiri.
"Cukup mempermainkan Yuki bangsat." Anton menggeram marah, mencengkram kerah Asher, Tomi langsung berdiri melerainya.
"Apa-apaan sih kalian!! Berhenti menegang."
"Anton yang mulai."
"Enak saja, lo tuh yang serakah. Kalau tidak suka sama Yuki lepas, jangan malah menjerat nya. Dia gadis baik."
"Cih," Asher memandang sinis. "Dia berani bermain api di belakangku."
"Hahaha..." Tawa Anton dan Tomi pecah seketika.
"Sialan... lo ngetawain gue. Bosan hidup!!!" bentaknya kesal
"Gadis pintar, memang harus seperti itu cara melawan mu," ujar Anton datar.
"Come on... gue serius."
"Lo mau kita berbuat apa?"
"Selidiki bocah yang ada di foto ini." Asher menunjuk foto seorang pria yang ia ambil dari laptop Yuki kemarin.
tpi klo ngak balikan.. ngak bakalan ada dong Dogan sky nya....😂😂😂😂
undur diri dulu, thor.. 🙏🏻
gaje bener nih pasutri playing victim dua²nya..
gila, sejak bab awal kerjaan gue gak brenti misuh.. /Speechless/