Evan adalah seorang pemuda miskin yang membangkitkan kekuatan mata api di dalam dirinya. Mata api ini memiliki kemampuan yang luar biasa, mampu menembus pandang, kekuatan medis legendaris, ahli beladiri tidak tanding.
Kehidupan Evan juga seketika mulai berubah, dari yang sebelumnya begitu di remehkan, kini orang yang paling di idamkan.
Istri yang dia nikahi secara tiba-tiba, secara perlahan juga jatuh hati kepadanya dan bahkan banyak gadis-gadis cantik yang mendekatinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agus budianto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 7 MEMBELI LOTRE
Tentu saja Juno tidak percaya Evan bisa menyembuhkan penyakit. Juno sangat mengenal Evan, jika mengaduk dan memasang batu bata Evan jagonya, tapi menyembuhkan penyakit, jelas tidak mungkin.
"Juno, aku tidak mungkin bercanda dalam hal seperti ini," ujar Evan mencoba meyakinkan.
"Sudahlah, aku kebetulan terpikirkan cara cepat mendapatkan banyak uang," ujar Juno.
"Tidak ada cara lain selain bertaruh, aku akan menggunakan beberapa juta ini untuk membeli lotre, semoga bisa menang banyak uang," sambung Juno.
Entah apa yang ada di benak Juno, sehingga bisa muncul pikiran seperti itu. Tanpa basa-basi Juno juga langsung bangkit dan pergi untuk membeli lotre. Seolah ini adalah jalan satu-satunya dan secercah harapan yang dia miliki.
"Membeli lotre..." pikir Evan.
Dirinya kini telah mempunyai mata api yang mampu menembus pandang. Jadi bukankah seharusnya dia dapat memenangkan lotre dengan sangat mudah, pikirnya.
Evan akhirnya juga memutuskan untuk pergi mengikuti Juno. Pada dasarnya Evan juga ingin mencoba kekuatan tembus pandangnya.
Juno dan Evan menuju ke toko lotre yang berada paling dekat. Terlihat dua orang pria yang baru saja keluar dari sana.
"Akhirnya, setelah sekian lama tembus juga, modal 50 ribu bisa dapat 5 juta, lumayan," ujar salah satu pria kepada pria di sampingnya.
"Kamu enak, aku sudah kalah hampir 10 juta, tapi belum sama sekali mendapatkan hadiah," balas rekannya.
Juno dan Evan juga segera masuk ke dalam toko lotre tersebut. Terlihat seorang pria botak dengan tubuh yang gendut pemilik toko lotre yang sedang santai sambil merokok.
Dengan penuh harapan besar untuk dapat menang, Juno mulai maju untuk mulai bertaruh lotre.
"Bos aku ingin membeli lotre," ujar Juno.
"Kamu mau yang mana?" balas pria botak pemilik toko lotre.
Pria botak mulai menjelaskan bahwa di tokonya ini ada tiga jenis lotre dengan harga yang berbeda-beda. Lotre paling murah harganya adalah 10 ribu per lembar dan lotre yang standar harganya 100 ribu per lembar, sedangkan lotre dengan harga termahal adalah 1 juta per lembarnya.
Juno mengeluarkan uang uang dari dalam sakunya. Tampak uang senilai 5 juta sisa dari hasil pembayaran biaya perawatan ibunya.
"Aku ingin membeli lotre dengan harga 1 juta per lembarnya," ujar Juno.
"Eh," tentu saja Evan terkejut mendengarnya.
"Juno, kamu jangan terlalu gegabah," ujar Evan.
"Sudah kamu tunggu saja di belakang, aku harus menangkan hadiah yang besar," balas Juno.
Evan mencoba menasehati Juno, tapi Juno tidak menggubrisnya sama sekali. Juno sengaja membeli lotre dengan harga paling mahal di karenakan hadiah dari lotre tersebut sangatlah besar. Jika dirinya tidak mendapatkan uang yang banyak, bagaimana mungkin bisa membayar biaya operasi ibunya, pikirnya.
Evan juga akhirnya tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya berada di belakang Juno sambil mengamati.
Pria botak pemilik toko juga mulai mengeluarkan kertas lotre dengan harga 1 juta per lembarnya. Terlihat di atas meja etalase ratusan lembar lebih kertas lotre. Juno memberikan uang 5 jutanya kepada pria botak dan memilih 5 lembar kertas lotre.
"Aku ambil 5 lembar ini," ujar Juno.
Juno kemudian memakai koin bersiap untuk menggosok lembar lotre yang pertama. Evan juga penasaran dengan kelima kertas lotre yang di pilih Juno.
Evan juga mulai menggunakan kekuatan matanya. Seketika sekilas cahaya api terlintas di kedua mata Evan. Bola mata Evan berubah menjadi bola api yang membara.
Pandangan Evan langsung menembus kelima lembar lotre yang telah di pilih oleh Juno. Dari kelima lembar kertas lotre itu, tidak ada satupun yang berisikan hadiah.
"Juno ini hanya modal nekad saja, menghabiskan 5 juta dengan begitu saja," pikir Evan.
Juno mulai menggosok kertas lotre pertamanya dan muncullah tulisan di kertas lotre tersebut "anda kurang beruntung."
"Sialan," ucap Juno.
Tampak sedikit rasa kekecewaan dari wajah Juno karena di lembar kertas lotre yang pertama dia telah gagal. Namun Juno kembali yakin di kertas lotre yang berikutnya dia akan memenangkan hadiah yang besar.
Juno mulai menggosok lembar kertas lotre yang kedua, ketiga dan keempat, namun tetap saja hasil yang di dapatkan adalah "anda kurang beruntung".
"Ini..." Juno seolah tidak percaya keempat kertas lotrenya tidak berisikan hadiah.
Kini hanya tinggal tersisa lembar kertas lotre terakhir yang Juno miliki. Setelah keempat lembar sebelumnya semuanya zonk, ini adalah harapan terakhir bagi Juno.
"Aku mohon sekali... tolong... please...!" ucap Juno dalam hati penuh harapan.
Juno mulai menggosok kertas lotrenya yang terakhir secara perlahan. Jantungnya berdegup tidak karuan bahkan tangannya tampak gemetaran, ini adalah harapan terakhirnya. Juno tidak bisa membayangkan jika di lotre yang terakhir ini dirinya juga kalah.
Perlahan mulai tampak tulisan dari balik kertas lotre yang Juno gosok. Hasilnya sama seperti yang telah di lihat oleh Evan sebelumnya bahwa lotre tersebut tidak memiliki hadiah. Harapan terakhir Juno juga telah hilang, lotre tersebut ternyata juga zonk.
"Brengsek sekali," ucap Juno dengan emosi.
Kali ini kepala Juno terasa sangat sakit sekali dan nyut-nyutan. Uang 5 juta terakhir yang di harapkan bisa jadi ratusan juta atau bahkan milyaran, kini telah habis begitu saja. Entah bagaimana sekarang dirinya bisa mendapatkan uang untuk biaya operasi ibunya. Bagaimanapun menggantungkan hayalan pada taruhan tidak akan berakhir dengan baik.
"Anak muda, lain kali kamu bisa datang kembali untuk mencobanya," ujar pria botak pemilik toko lotre.
Pria botak kembali mengemasi kertas lotrenya dan memasukkan ke dalam meja etalase.
"Aku minta rokoknya," ujar Juno.
Pria botak memberikan sebatang rokok kepada Juno. Juno juga menghidupkannya dan menghisapnya sembari duduk di kursi yang ada di sana.
Melihat Juno sahabatnya seperti ini membuat Evan hanya menghela nafasnya. Kini gilirannya untuk turun tangan memenangkan hadiah dari lotre.
Evan merogoh koceknya dan hanya mendapati satu lembar uang senilai 10 ribu pada saku celananya.
"Sial, semiskin ini ternyata aku," ucap Evan dalam hati.
"Tapi aku telah memiliki mata api, aku harus mendapatkan banyak uang dari sini," sambung Evan dalam hati.
"Bos, berikan aku lotre dengan harga yang 10 ribu!" ujar Evan kepada pria botak.
Pria botak pemilik toko lotre juga mulai mengeluarkan puluhan lembar kertas lotre dengan harga 10 ribu di atas meja etalase.
Evan mulai menatap puluhan lembar kertas lotre tersebut dengan menggunakan kekuatan mata apinya. Terlihat oleh Evan dengan begitu jelas mana kertas lotre yang berisi hadiah dan mana yang tidak.
"Rupanya hadiah paling besar cuma 1 juta saja," ucap Evan dalam hati.
"Untuk harga 10 ribu, paling tidak sudah untung 100 kali lipat," sambung Evan.
Evan memberikan uang 10 ribunya kepada pria botak dan mengambil selembar kertas lotre. Evan juga mulai menggosok kertas lotrenya secara perlahan.
"Aku dapat," ucap Evan.
Terlihat pada kertas lotre yang telah selesai Evan gosok angka dengan nominal 1 juta.
Juno sedikit terkejut mendengarnya, tidak di sangka Evan berhasil memenangkan hadiah. Namun nominalnya hanya 1 juta saja, sehingga Juno tidak menghiraukannya. Juno menghisap rokoknya dan menghembuskan asapnya mencoba menenangkan dirinya.
Pria botak juga memberikan uang tunai 1 juta kepada Evan sebagai hadiah dari kemenangannya.