Rinda mengenalkan sahabatnya yang bernama Dita dengan Danis, kekasihnya. Sikap dan kebiasaan Danis berubah, setelah Rinda kenalkan pada Dita. Tidak ada lagi Danis yang selalu ada disetiap Rinda membutuhkannya. Karena setiap kali Rinda butuh Danis, pria itu selalu bersama Dita.
Rinda menyesal mengenalkan Dita pada Danis. Rinda tidak menyangka orang terdekatnya akan mengkhianati dirinya seperti ini.
Puncak penyesalan Rinda, dia melihat dengan mata kepalanya sendiri, Danis dan Dita masuk ke dalam hotel sambil menautkan jari-jari tangan mereka. Kebetulan Rinda sedang bersama Keenan, pria yang baru saja menjadi temanya. Rinda tidak tahu, jika Keenan adalah calon suami Dita.
Bagaimana sikap Rinda selanjutnya pada Danis dan Dita?
Keputusan apa yang akan dipilih Rinda tentang hubungannya dengan Danis
Bagaimana sikap Rinda pada Keenan, setelah tahu pria itu calon suami Dita?
Yuk simak cerita 'MENYESAL' selengkapnya, hanya di NOVEL TOON
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7. Curiga
"Om Danis, kenalkan ini om Keenan," ucap Ardian memecah keheningan.
Ardian yang memperkenalkan Keenan pada Dani maupun sebaliknya, membantu memecah ketegangan yang terjadi antar Keenan dan Danis. Dimana mata kedua pria itu saling menatap penuh selidik. Jika Keenan penasaran dengan hubungan Rinda dan Danis. Lain halnya dengan Danis. Dia mengira Keenan adalah pria yang membuat Rinda menolak lamarannya dan ingin mengakhiri hubungan mereka.
"Ternyata pria yang bersama Dita itu bernama Danis." Keenan bicara dalam hati sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman.
"Jadi namanya Keenan." Danis pun bicara dengan dirinya sendiri sambil menerima uluran tangan Keenan.
"Danis, kekasih Rinda," ucap Danis menyebut namanya, sambil memperjelas hubungannya dengan Rinda.
Keenan tentu saja terkejut dengan penjelasan Danis. Tapi dia berusaha untuk berpura-pura tidak tahu apa-apa, lalu menyebutkan namanya. "Keenan," balas Keenan.
Setelah melepaskan uluran tangannya dengan Danis, Keenan menoleh pada Rinda. Keenan bisa merasakan bagaimana sakitnya perasaan Rinda saat ini. Ditusuk dari belakang oleh dua orang yang memiliki hubungan yang sangat dekat dia.
Keenan merasa kecewa begitu melihat Dita masuk ke kamar hotel dengan Danis, hanya karena Dita adalah gadis yang dijodohkan dengannya. Keenan tidak bisa membayangkan bagaimana hancurnya hati Rinda.
Tapi Keenan kagum dan memuji Rinda, gadis itu tidak bersikap anarkis begitu melihat kekasihnya berjalan mesra dengan sahabatnya sendiri. Keenan tidak tahu, apa yang sedang Rinda dan Danis bicarakan, tapi dia butuh Rinda untuk membawanya kesuatu tempat.
"Rin, masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan," ucap Keenan.
Rinda mengangguk mengerti. Dia berjanji akan menemani Keenan ke suatu tempat. Setelah itu kembali ke hotel bersama Keenan untuk mengambil kendaraan miliknya. Lalu Rinda menoleh pada Danis.
"Maaf, aku harus pergi." Rinda memberitahu Danis.
"Ada hubungan apa antara kalian berdua?" Tanya Danis tidak suka Rinda mengetahui Rinda akan pergi dengan Keenan.
Danis egois, dia tidak sadar selama satu bulan terakhir ini dia bebas pergi bersama Dita, tanpa memikirkan perasaan Rinda. Rinda yang seperti ini saja dia cemburu. Bagaimana dengan Rinda yang melihatnya ke hotel bersama Dita?
"Rekan kerja." Rinda dan Keenan menjawab bersamaan.
Rinda dan Keenan saling pandang karena sama-sama tidak menyangka pikiran mereka bisa sama. Kompak sekali mereka, namun sayang, jawaban mereka tidak membuat Danis percaya begitu saja.
"Hanya rekan kerja?" Tanya Danis.
Keenan menjawab, "Iya." Membuat Danis menjelaskan bahwa jawaban Keenan tidak sesuai dengan aturan yang Rinda buat.
"Rinda tidak pernah mengizinkan rekan kerja pria berkunjung ke rumahnya, kecuali -."
"Keenan pengecualian." Rinda melanjutkan penjelasan Danis. Dia tahu kemana arah pembicaraan pria yang sudah dia tolak lamarannya.
"Jadi?" Danis kembali meminta Rinda menjelaskan kebenaran hubungan gadis itu dengan Keenan.
"Ardi sayang, terima kasih sudah menemani om Keenan masuk. Sekarang, Ardi main lagi sama mbak," ucap Rinda pada putra kesayangannya itu.
Rinda tidak ingin Ardian melihat perdebatan antara dia, Keenan, dan Danis. Karena itu, dia meminta Ardi kembali main bersama pengasuhnya.
Seperti biasa, Ardi patuh dengan permintaan maminya. "Baik Mami," jawabnya. Lalu anak laki-laki itu beralih pada Danis dan Keenan. "Om-om, Ardi main dulu." Ardian meninggalkan Rinda, Keenan, dan Danis sambil melambaikan tangannya.
"Kamu tidak bisa memaksa Rinda untuk menjelaskan." Keenan yang bicara, menjawab pertanyaan Danis yang curiga dengannya dan Rinda.
Dia geram, karena Danis seolah menuduh Rinda punya hubungan dengannya. Itu sama saja Danis menuduh Rinda selingkuh. Kenyatannya justru laki-laki itu sendiri yang selingkuh. Danis seolah ingin memutar balik fakta, membuat seolah Rinda yang merusak hubungan mereka.
Keenan bukan pria yang tidak beradab. Dia tidak akan mendekati seseorang yang sudah punya pasangan. Masalah dia dan Rinda seandainya berjodoh, itu masalah lain. Yang jelas Rinda tidak sedang ada hubungan dengan Danis ataupun pria lain.
"Sebagai kekasihnya, Saya punya hak meminta jawaban." Danis tetap memaksa.
Keenan menggelengkan kepala. "Kamu benar-benar ingin tahu siapa Saya?" Keenan balik bertanya.
"Kamu tidak perlu berpikir buruk tentang kami. Keenan sebentar lagi akan menikah." Rinda mencegah Keenan untuk memberitahu Danis, bahwa pria yang dia curigai menjadi pria idaman lain RInda, adalah pria yang dijodohkan dengan Dita. Gadis yang kemarin malam berkencan dengannya di kamar hotel.
"Orang yang takut pasangannya tidak setia, biasanya dia sendiri tidak setia dengan pasangannya." Keenan menambahkan ucapan Rinda untuk mengingatkan Danis.
Danis tidak terima dengan penjelasan Keenan, meskipun itu benar adanya. Untung saja bunda Nara keluar dari persembunyiannya umtuk menghentikan perdebatan kedua pria itu.
Bunda Nara yang sejak awal mencoba menjadi pendengar setia, merasa perlu keluar dari persembunyiannya.
"Ada tamu lain ternyata," ucap buda Nara pura-pura tidak tahu kedatangan Keenan.
"Saya bundanya Rinda," ucap bunda Nara lagi memperkenalkan diri.
"Saya Keenan, Bunda. Teman Rinda," balas Keenan.
"Teman Rinda yang dari kantor pusat ya? Rinda tadi pagi pamit, katanya diminta tolong untuk -.'
"Menyiapkan acara perusahaan," ucap Rinda memotong perkataan bunda Nara.
Bisa bahaya jika bunda Nara menyebutkan bahwa Rinda diminta tolong Keenan untuk menemani pria itu menemui kerabatnya.
"Kenapa bicaranya sambil berdiri? Kamu ini bagaimana Rin," ucap bunda Nara yang mengerti maksud Rinda memotong ucapannya.
"Tidak apa-apa Bunda. Saya hanya sebentar. Saya izin membawa Rinda keluar," jawab Keenan.
Bunda Nara tersenyum. "Silakan. Nak Keenan," ucapnya.
Bunda Nara berpikir untuk saat ini, sebaiknya Rinda tidak banyak bicara lagi dengan Danis. Putrinya sudah menolak lamaran Danis, itu berarti ada hal besar yang tidak bisa ditolerir. Meskipun bunda Nara belum tahu alasan Rinda sebenarnya.
Selama ini bunda Nara menilai Danis pria yang baik. Terbukti selama dua tahun keduanya bersama, Danis tidak pernah melewati batasan yang Rinda tetapkan.
Jika pun memang harus berakhir, itu berarti Rinda dan Danis tidak berjodoh. Terlepas dari apapun masalahnya dan siapa yang bersalah.
Mengetahui bunda Nara mengizinkan Keenan pergi hanya bedua saja dengan Rinda, Danis menaruh curiga, bunda Nara pura-pura belum mengenal Keenan.
Penolakan Rinda atas lamarannya, ditambah dengan kedatangan Keenan, membuat Danis sedikit emosional. Kesenangannya bersama Dita kemarin malam, terasa tidak ada artinya. Dia pun pamit pada bunda Nara. Meninggalkan Keenan dan Rinda yang dia abaikan begitu saja.
Benar sekali yang Keenan ucapkan. Orang yang biasa curiga dengan pasangannya dan orang lain, itu karena dia berpikir semua orang sama dengan dirinya. Selingkuh, berbohong dan berpura-pura.
"Jangan terlalu dipikirkan," ucap bunda Nara. Agar Rinda dan Keenan tidak terlalu memikirkan sikap Danis.
"Lanjutkan saja rencana kalian," ucap bunda Nara lagi.
"Bukankah kamu mau mengantar Keenan ke rumah kerabatnya." Bunda Nara mengingatkan Rinda.
Rinda ingin menjelaskan jika Keenan sudah menemui mama Ana, orang yang Rinda maksudkan waktu pamit pada unda Nara padi tadi. Tapi dia mengurungkan niatnya. Belum waktunya bunda Nara tahu. Rinda akan menceritakan semuanya setelah dia diterima pindah ke kantor pusat.
Karena sudah mendapatkan izin dari bunda Nara, Keenan dan Rinda pamit. Tidak lupa, mereka juga pamit pada Ardian. Rinda tidak bisa pergi begitu saja tanpa izin putranya.
Keenan baru saja melajukan kendaraannya untuk membelah jalan. Disaat yang bersamaan, nada dering dari smartphone miliknya terdengar sangat nyaring.
"Mama," ucap Keenan memberitahu Rinda yang duduk di bangku penumpang di samping kemudi. Dia meminta izin untuk mengangkat panggilan tersebut.
"KEENAN!'
Suara keras memanggil Keenan, yang pertama kali mereka dengar begitu panggilan itu diangkat.
Rinda ikut terkejut mendengar nama Keenan di panggil dengan keras. Sementara Keenan pasrah saja, jika mama Mitha ingin marah padanya, karena dia sudah membatalkan perjodohan antara dia dan Dita.
"APA YANG SUDAH KAMU LAKUKAN, KEENAN?" Ucap mama Mitha lagi, dari seberang sana.
"Ini yang terbaik Ma. Percayalah, Keenan tahu apa yang Keenan lakukan."
"Lalu kapan kamu bisa memberi Mama cucu?" nada bicara mama Mitha mulai melemah. Sepertinya emosi wanita paruh baya tersebut mulai surut.
"Mama mau cucu? Nanti Keenan kenalkan."
"APA?"
lanjut ttp semangat thor💪 ceritanya bagus 👍