Dewina gadis dari keluarga biasa memiliki kepekaan yang luar biasa terhadap lingkungan sekitar , sampai tetangganya bahkan orang lain melihatnya aneh , dengan kemampuannya ia bisa merasakan apa yang orang lain raskan , dan Ia bisa merasakan kehadiran makhluk astral meskipun tidak bisa melihat makhluk tersebut .
Kedua orang tuanya berpisah karena takdir ,ayahnya meninggal ketika Dewina sekolah menengah pertama .
Bagaimana Dewina menjalani kehidupannya yang tidak biasa ,mampukah ia melewati itu semua ?
Ikuti kisahnya dan beri tanggapan kalian dikomentar , terimakasih .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keenam Pencarian Dewina
Malam hari Dewina pulang sendirian , Santi dan Hanum pulang lebih dulu .Dewina merasa ada yang tidak beres dengan dirinya setelah menutup warung ia mengayuh sepedanya pulang .
Dari jarak cukup jauh seseorang memperhatikan Dewina dengan tatapan sulit diartikan mengikuti Dewina . Sampai di pembatasan desanya orang tersebut mengendarai sepeda dengan cepat namun naasnya orang tersebut jatuh ke dalam selokan sawah dengan posisi kepala di bawah .
Dewina terkejut ketika ada orang yang mendahului dengan menyenggol sepedanya beruntung bisa mengimbangi sehingga tidak jatuh , ia berhenti sejenak melihat kondisi orang tersebut . "Kamu siapa ?" tanya Dewina penasaran setelah orang tersebut bangun dari jatuh dan melihat Dewina yang keadaan baik-baik saja merasa aneh menahan rasa kesal karena gagal dengan rencananya .
Ia berdiri mengangkat sepedanya dan berjalan pulang . Dewina terkejut melihat sepeda yang di bawa orang tersebut mengerutkan dahi . "Mas Yanto ," ucap Dewina setelah paham dengan orang yang menyerempetnya . Yanto menatap dengan benci melihat Dewina kemudian melanjutkan perjalanannya .
Dewina tidak habis pikir kenapa Yanto tega membuatnya celaka apa maksudnya batin Dewina melanjutkan perjalananya . Belum sampai rumah badannya tiba-tiba terasa berat hingga ia kesulitan bergerak . "Ada apa ini kenapa tubuhku berat sekali ," batin Dewina dengan sekuat tenaga melangkahkan kakinya .
Ersa yang baru saja datang melihat sosok makhluk besar masuk ke dalam tubuh Dewina dengan paksa ingin menolongnya tapi tidak kuat dengan tenaganya karena sosok tersebut kiriman dari seseorang yang tak lain adalah Santi orang yang jadi mata-mata Bu Siti tapi dia melakukan sendiri bukan karena di suruh orang lain .
Dewina mencoba membaca ayat suci yang sudah sering ia baca namun sosok tersebut tidak juga mau pergi sampai ia merasa capek dan pingsan di jalan . Ersa bingung melihat Dewina yang pingsan segera mencari pertolongan sebisanya .
Lastri ibu Dewina merasa sesuatu terjadi pada anaknya khawatir karena waktu menunjukkan pukul sepuluh malam Dewina belum pulang , ia nekad menyusul Dewina ke desa sebelah siapa tahu sepedanya rusak atau terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan .
Dengan langkah cepat dan terburu-buru Lastri menyusuri selanjang jalan sambil menoleh ke kanan dan ke kiri siapa tahu analnya ada di sekitar ,sempat mendengar suara aneh namun ia tetap berjalan karena pikirannya hanya fokus pada anaknya . "Kamu kemana sih ,nduk kok belum pulang sudah malam juga ," gumam Lastri sambil membaca doa sebanyak-banyaknya .
Seseorang melihat Lastri berjalan sendiri berlari mendekat . "Lastri malam-malam mau pergi kemana ?" tanya Kemal selaku Pak Rt dikampungnya . " Pak Rt , saya mau mencari anak saya sampai jam segini belum pulang saya merasa sangat khawatir ,Pak ," jawab. Lastri dengan perasaan tak menentu .
"Kalau begitu mari saya bantu mencari anak kamu ," sahut Pak Rt , mereka berjalan menyusuri jalanan kampung . Dari jauh Lastri melihat seseorang tergeletak di pinggir jalan ia berlari dengan sangat cepat sambil berteriak "Dewina ," suara Lastri membuat Kemal terkejut menyusul Lastri yang berlari sangat kencang .
Sampai di dekat Dewina Lastri sangat syok melihat kulit Dewina sangat pucat dengan sekuat tenaga ia menggendong Dewina , sedangkan Kemal membawa sepeda milik Dewina . Ersa yang berada merasa lega karena ada yang datang menolong Dewina mengikuti mereka sampai di rumah , tubuh Dewina dibaringkan di tempat tidur .