Seorang gadis yang yang bernama Ana terpaksa menerima perjodohan dari orang tua dan keluarga, setelah lima tahun pernikahannya, suami Ana mengalami kecelakaan yang mengakibatkan cedera pada kakinya.
Selama sebulan penuh Ana merawat suaminya dengan ikhlas hingga suaminya pulih kembali seperti semula.
Di saat Ana bahagia karena kesembuhan cedera suaminya, Ana di kejutkan dengan hilangnya sang suami yang entah pergi kemana, tanpa pamit dan memberi kabar apapun padanya, sehingga membuat Ana beserta keluarga bingung dan terus mencari keberadaan sang suami.
Akankah Ana bertemu lagi dengan suaminya yang tiba-tiba menghilang itu, dan apakah alasan menghilangnya suami Ana.
Penasaran... Yu baca kisah Ana selengkapnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Riani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
🍀🍀🍀🌹🌹🌹🍀🍀🍀
Seminggu sudah setelah kepergian Aldo untuk selamanya, kini hari - hari Ana kembali seperti sebelumnya seperti setelah tidak ada sosok suami yang sudah ia lalui.
Begitu juga dengan anak - anak Ana yang juga sudah terbiasa tanpa kehadiran Aldo, jadi mereka semua sudah kembali menjalani kehidupan sehari - hari mereka seperti biasa.
Hari ini mereka semua sudah berkumpul di meja makan untuk sarapan.
Meskipun Ana tidak mendapatkan harta dan perusahaan dari almarhum suaminya, Ana masih punya perusahaan orang tuanya yang sudah pasti ia yang mewarisinya, karena Ana adalah anak satu-satunya Pak Arman dan Bu Rima, jadi perusahaan pak Arman sudah pasti menjadi miliknya.
" Ana, hari ini kamu akan papah angkat langsung menjadi CEO di perusahaan kita, bagaimana kamu setuju?" tanya Arman di sela sarapannya.
" Kenapa mendadak sekali Pah, Ana masih nyaman dengan posisi Ana sekarang, tidak usah terburu-buru " sahut Ana sambil memakan sarapannya.
Sedangkan anak - anak Ana juga sibuk dengan sarapan mereka bersama pengasuh mereka masing-masing.
" Papah sudah lelah mengurus perusahaan, papah mau pensiun mau di rumah saja lagi bermain bersama cucu - cucu papah ini, jadi kamu segera ganti jabatan jadi Presdir direktur di perusahaan kita, hari ini juga " ucap Arman yang juga di anggukan Rima
" Tapi pah... " perkataan Ana langsung terhenti karena Arman mengangkat tangannya.
" Tidak ada tapi - tapian, sekarang persiapkan dirimu kita berangkat ke kantor sekarang, papah akan mengurusnya. " kata Arman yang langsung bersiap setelah menyelesaikan sarapannya.
" Tidak ada bantahan, segera bersiap " ucap Rima juga.
Melihat itu Ana menghembuskan nafas beratnya, karena perkataan orang tuanya sudah tidak bisa di bantah kan lagi.
Melihat papahnya sudah pergi mau tidak mau Ana juga menyusul pergi, tapi tidak lupa Ana berpamitan pada ketiga anaknya itu.
" Mommy pergi dulu ya sayang - sayangnya mommy, Abang sekolah yang benar ya " kata Ana sambil mencium pucuk kepala ketiga putranya itu.
" Iya mommy" sahut mereka bersamaan
Ana tersenyum bahagia, dengan semangat Ana melakukan aktivitasnya.
Tidak lama setelah pak Arman pergi, Ana juga pergi mengendarai mobilnya sendiri membelah jalan raya.
Dengan perasaan semangat Ana menjalani hidupnya, bebas tanpa rasa beban memulai hidup baru tanpa terkait dengan siapapun.
Apalagi ada ketiga jagoannya membuat Ana tambah semangat bekerja untuk anak-anaknya itu.
Sekarang di pikirkan Ana adalah masa depan ketiga anaknya yang paling penting jadi ia akan berusaha sekuat tenaganya.
Sambil mengendarai mobilnya Ana sambil mendengarkan musik jadi sambil bersenandung ria mengemudi mobilnya.
Sampai mobil Ana berhenti mendadak di tengah jalan yang sepi.
" CK... Kenapa harus berkelahi di tengah jalan sih, mengganggu perjalanan orang saja " gerutu Ana sambil terus menghidupkan klakson mobilnya.
Tin tin tin...
Tapi beberapa orang yang sedang berkelahi itu tidak memperdulikan keberadaan Ana yang terus membunyikan klakson, mereka terus saja berkelahi sampai salah satu orang itu terpelanting di depan mobil Ana.
" CK... Huuh..." Ana mendengus kesal melihat itu.
Sedangkan orang yang berad di atas depan mobilnya sudah terluka parah babak belur.
Melihat itu mau tidak mau Ana keluar dari mobilnya, dengan perasaan kesal Ana menghampiri orang yang terluka parah itu.
" Anda baik - baik saja ?" tanya Ana yang tidak tega memarahi orang itu setelah melihat kondisinya.
" To,, tolong... " jerit orang itu memohon pada Ana.
Melihat itu Ana sungguh tidak tega, kemudian satu orang lainnya juga terdampar di depan mobil Ana dengan kondisi yang lebih parah.
" Hahaha... Rasakan itu. " kata salah satu orang yang menghajar kedua orang itu.
" Apa - apaan ini, seenaknya saja melakukan kejahatan, kenapa harus di tengah jalan, kenapa tidak di hutan saja sana, mengganggu perjalanan orang saja " kata Ana dengan masih kesalnya melihat semua ini.
" To,, tolong kami, tolong kami Nona " jerit salah satu dari kedua orang yang terluka parah itu.
Melihat itu Ana sungguh tidak tega, tapi setelah melihat beberapa orang yang sudah menghajar kedua orang itu Ana kembali kesal.
Dan beberapa orang itu juga melihat Ana yang terlihat begitu rapi dan cantik membuat mereka ingin menjadikan Ana sebagai korban mereka selanjutnya.
" Wah wah wah... Sepertinya ada bidadari cantik juga yang lewat sini, kebetulan kami butuh teman sekarang, cepat kesini temani kami kalau kamu ingin selamat hahaha... " sambil tertawa mereka menatap Ana penuh nafsu.
" Cuiih,,, dasar tikus jalan, sampah masyarakat, tutup mulut kalian. " sahut Ana dengan kesalnya.
Setelah mengatakan itu Ana langsung menolong dua orang yang babak belur itu.
" Ayo hati - hati saya bantu " kata Ana sambil membopong salah satu orang yang terluka turun dari atas depan mobilnya.
Orang yang di tolong Ana itu menurut saja, karena memang sangat butuh bantuan.
Berbeda dengan beberapa preman itu yang emosi karena di abaikan dan sangat marah melihat Ana menolong korban mereka.
" Beraninya kau menolong mereka, apa kamu tidak mendengarkan kami Haah... " bentak salah satu orang itu dengan kesalahan.
Mendengar itu Ana tidak memperdulikannya, Ana terus membantu kedua orang itu masuk ke dalam mobilnya untuk Ana bawa ke rumah sakit.
Setelah mereka berdua masuk ke dalam mobil Ana, Ana juga akan masuk ke dalam mobilnya juga, tapi malah terhenti oleh salah satu preman itu yang menutup mobil Ana terlebih dahulu.
" Mau kemana kamu cantik, seenaknya saja membawa tawanan kami, punya nyali juga " kata orang itu dengan menahan emosinya tidak terima.
" Minggir, aku akan membawa mereka ke rumah sakit, menjauh dari mobilku, kotor mobilku di sentuh kalian" kata Ana yang juga kesal pada orang itu.
" Enak saja kamu menghina kami, mereka berdua adalah urusan kami, bukan urusan mu, jangan macam-macam minggir, kalau tidak jangan salahkan kami berbuat kasar padamu Nona " kata orang itu yang tetap keras tidak terima di hina Ana.
" Kalian yang minggir menjauh dari mobilku minggir sana " ucap Ana yang sudah sangat kesal dibuat mereka.
Mendengar itu mereka juga tidak kalah kesalnya, langsung saja salah satu orang itu memerintahkan yang lainnya untuk menangkap Ana.
🍀🍀🍀🌹🌹🌹🍀🍀🍀