Wajib baca Novel Tawanan Dua Mafia.
Helena harus berjuang saat pria paling dicintainya dinyatakan tewas dalam pertempuran. Satu persatu orang yang disayangi Helena haeus tewas di depan matanya.
Helena harus tetap bertahan di saat situasi dan kondisi tidak lagi menguntungkan baginya.
Akankah Helena berhasil mengalahkan musuh yang tidak lain adalah sepupu suaminya sendiri?
"Strike, kau harus tetap hidup."
"Pergi, Nona. Pergi. Maafkan saya tidak bisa menjaga anda lagi."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sisca Nasty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 17
Clara duduk santai di sebuah sofa sambil memainkan ponselnya. Wanita itu belum juga sadar kalau pengawal miliknya sudah tewas di tangan Strike. Sesekali wajahnya terlihat serius.
Clara masih belum mendapatkan informasi terbaru mengenai keberadaan Helena karena orang kepercayaan Clara sebagian sudah ada di dalam perintah Strike. Keadaan telah berbalik setelah Strike mengetahui kebenarannya.
Suara high heels Helena menggema di tengah kesunyian malam. Clara menurunkan ponselnya dan memandang ke depan. Melihat Helena muncul membuatnya sedikit kaget. Namun dia berusaha menyembunyikan rasa kagetnya. Bertingkah sewajarnya agar Helena tidak curiga.
"Kak Helena, kenapa kakak bisa ada di sini? Kakak tidak bilang akan datang ke rumahku," sambut Clara dengan senyuman ramah.
"Aktingmu sangat bagus selama ini, Clara. Sampai-sampai aku selalu ragu untuk menuduhmu," sahut Helena. Dia tidak mau terlalu banyak basa-basi.
Clara melipat kedua tangannya. Dia bisa menebak kalau ingatan Helena telah kembali. Sekarang wanita itu datang ke sini untuk menghabisi nyawanya.
"Kau sudah tahu kalau aku yang sudah menembakmu, Helena? Baguslah. Kak Aberzio juga sudah tidak ada. Kau tidak bisa apa-apa sekarang. Siapa yang akan melindungimu lagi?" ledek Clara dengan senyuman licik dibibirnya. Meskipun Helena sudah tahu yang sebenarnya, dia tidak setakut dulu lagi.
"Aku tidak perlu suamiku untuk membunuhmu, Clara. Kau akan mati di tanganku." Helena mengepal kuat tangannya.
"Kau tidak akan pernah bisa menang dariku, Helena. Sejak kecil aku sudah ada di lingkungan mafia. Sedangkan kau. Kau hanya pembunuh sialan yang tidak ada apa-apanya jika tidak bertemu dengan Kak Aberzio!" Clara meledek dan menghina Helena. Memang selama ini Clara tidak pernah takut sama Helena. Jika saja wanita itu bukan istri kesayangan Aberzio, mungkin sudah sejak kemarin dia menghabisi nyawanya.
"Apa kau yang sudah mengirim pembunuh-pembunuh payah itu?" Helena mulai memancing Clara untuk berbicara.
Clara tersenyum licik mendengar pertanyaan Helena. Dengan wajah angkuhnya wanita itu melipat kedua tangannya di depan dada.
"Ya. Aku yang mengirim semua pembunuh itu. Aku juga yang sudah merusak teman baikmu itu. Aku akan membunuh semua orang yang kau sayangi. Termasuk anak di dalam kandunganmu. Hanya aku yang pantas mengandung keturunan Guineno. Bukan pembunuh sialan sepertimu Helena."
Helena menjadi merasa bersalah sama Cindy. Karena dendam Clara, teman dekatnya harus menjadi korban. Helena masih diam sambil menatap tajam ke arah Clara. Wanita licik yang harus dia habisi malam ini juga. Helena tidak akan membiarkan Clara tetap hidup.
"Pertama aku memang sudah mengetahui kalau kau masih hidup, Helena. Pertemuan kita saat itu ada di Swiss." Clara terlihat semakin benci sama Helena.
"Secara tidak sengaja kita belanja di supermarket yang sama. Aku kaget saat bertemu denganmu. Tetapi aku juga senang karena kau tidak mengenaliku. Bukankah seharusnya kau segera menghabisiku karena kau tahu kalau aku adalah orang yang sudah membuatmu kecelakaan. Sejenak aku berpikir kalau kau pasti sedang berpura-pura. Kau juga wanita yang licik Helena.
Aku mengikutimu. Tapi secara tidak sengaja kau menolong wanita tua saat nyawanya terancam. Aku mengirim orang untuk mengikutimu. Tapi informasi yang aku dapat, kau di bawa ke Sisilia dan menetap di kediaman Jason Lionidas.
Wilayah Jason Lionidas sangat sulit disentuh. Aku tidak bisa memasukkan orangku ke sana. Jadi, aku putuskan untuk melupakanmu dan berpikir kalau kau hanya sekedar mirip dengan Helena." Clara menuang minuman ke dalam gelas bertangkai. Meneguknya dengan ekspresi wajah yang tenang. Seolah dia sedang mengobrol santai saat ini.
"Kau kembali mengirim pembunuh setelah aku kembali ke mansion Aberzio? Pelayan wanita itu suruhanmu?" tebak Helena lagi.
"Tidak selambat itu, Helena. Aku segera mengirim pembunuh saat kau dan Jason liburan di Swiss. Karena saat itu aku baru tahu kalau Aberzio dan Jason memiliki hubungan yang baik. Aku yakin cepat atau lambat kalian berdua pasti kembali bertemu. Aku tidak mau hal itu terjadi."
Helena kaget mendengarnya. "Pria itu? Bukankah dia penyusup yang juga ingin membunuhmu?"
Clara tertawa terbahak-bahak mendengarnya. "Kau pikir aku sebodoh itu? Setelah aku tahu kau mulai menyimpan curiga padanya. Aku segera mengancamnya. Dia rela mengikuti permainanku. Semua hanya sandiwara Helena. Dia mati ditanganmu, bukan? Sebenarnya dia melakukan semua itu juga demi kekasihnya. Karena kekasihnya ada ditanganku." Clara meletakkan gelasnya yang kosong di meja. Dia mengisinya dengan anggur lagi.
Kaki Helena semakin lemas. Ternyata Clara selicik itu. Rencananya begitu rapi sampai-sampai Helena tidak menyadarinya.
Clara kembali mengingat-ingat. "Soal pelayan di mansion. Ya, aku tahu dari dia kalau kau amnesia."
"Pelayan itu ingin membunuh Aberzio. Dia ingin meracuninya," ungkap Helena. Jika Clara memang sangat mencintai Aberzio, seharusnya dia tidak mungkin tega untuk membunuhnya.
"Ternyata dia berkhianat padaku. Aku mengetahuinya setelah dia tewas di tangan Strike. Aku tidak mau kau sembuh, Helena. Bahkan pria yang aku tugaskan membunuhmu begitu bodoh. Bukan segera menghabisimu justru dia berusaha menodaimu. Sial sekali. Kau kembali bertemu dengan Aberzio saat itu.
Aku bahkan membantu Jason untuk bisa masuk ke mansion agar bisa menjemputmu.
Aku cukup kaget ketika kau menembak Aberzio. Tapi, bukankah itu bagus?
Ya, awalnya aku berpikir seperti itu. Setelah kau pergi dan menikah dengan Jason. Semua akan kembali sesuai dengan apa yang aku rencanakan. Sayangnya kau kembali lagi, Helena. Kau memang benar-benar jalang sialan!" teriak Clara semakin emosi.
"Pembunuh bayaran yang kau kirim tidak ada yang berhasil membunuhku, itu berarti mereka tidak sehebat aku, Clara. Bahkan mungkin kemampuanmu saja ada di bawahku. Jika tidak, kau pasti sudah menang sejak kemarin."
Clara melempar gelas di tangannya. Gelas itu pecah tepat di bawah kaki Helena. "Kau hanya beruntung Helena. Bom yang aku letakkan di mobil waktu itu, sudah cukup sempurna. Kalau saja Jason tidak muncul, kau pasti sudah mati ke neraka."
Helena tertawa untuk membalas perkataan Clara. "Nggak, Clara. Dasarnya saja kau itu bodoh. Semua pembunuh yang kau kirim gagal semua membunuhku. Bukankah kau yang membuat King Tiger berkhianat? Astaga. Apa untungnya Clara? Pada akhirnya kau juga tetap kalah. Kau tidak lelah hidup menjadi wanita licik yang menyedihkan seperti itu? Menjijikkan. Bahkan lebih menjijikkan dibandingkan seorang jalang sekalipun."
"Diam Helena! Aku tidak mengizinkanmu berbicara. Ini kediamanku." Clara semakin emosi.
"Ini kediamanku. Rumah ini dibeli pakai uang suamiku. Kau hanya menumpang di rumah ini Clara!" sahut Helena dengan tegas.
"Beraninya kau bicara seperti itu. Aku segalanya bagi seorang Aberzio Guineno. Segalanya! Sebelum kau muncul dikehidupan kami, Helena. Kau benar-benar wanita sialan!" Emosi Clara sudah meledak-ledak.
"Apa kau ingat dengan percobaan yang terakhir? Kau memanipulasi mobilku hingga terjun ke laut. Tapi aku kembali selamat. Kau tahu siapa yang menolongku? Kau mau bertemu dengan orangnya? Sini biar aku tunjukkan."
Helena memandang ke belakang. "Keluarlah."
Clous keluar dengan wajah menahan amarah. Menatap Clara dengan penuh kebencian. Clara melebarkan kedua matanya memandang ke depan. Wanita itu sama sekali tidak menyangka kalau sejak tadi Clous ada di sana juga. Menguping pembicaraan mereka?
Clous keluar diikuti dengan Strike di sampingnya. Kali ini Clara benar-benar kehabisan kata-kata. Strike adalah juru kunci. Laporan pria itu pasti sangat dipercaya oleh Aberzio. Bagaimana sekarang? Clara benar-benar panik. Dia bahkan tidak memiliki persiapan apapun untuk menghadapi kondisi ini.
"Sejak kapan kalian di sana?"
kenapa harus dirahasiakan dr helena
klo jason tdk seposesif robert
🫂🫂🫂helena km pasti bisa jgn menyerah dulu...tunggulah aberzio kembali
jangan dulu jatuh ke pria lain mending jadi single mom aja sembari ngumpulin kekuatan n strategi baru king tiger yg udah bercerai berai ulah si clara..
emang selalu ada kejutan distiap novel²nya kak sis😲😯
klo aberzio beneran mati nasib helena y jadi tahanan berstts istri robert😭
jgn sampe jjson juga dilenyapkan si robert
jeson ben kalian dimana😭