_tidak akan aku biarkan kau mendekati adikku Hans_
Gumam Samuel.
lalu Hans pergi dari ruangan Samuel dengan rasa kesal dan geram, ia sangat marah kepada Samuel.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jestimjaber, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hubungan yang telah Hancur
Luna hanya terdiam sembari menatap jalanan, sedang deril fokus menyetir sembari sesekali melirik ke arah Luna. Ia tau pasti luna hancur sekali
" luna, kamu engak apa apa?" Luna terlihat menyeka air mata nya
" engak kak, oh iya kak plis jangan bilang kak. Al atau kak Sam ya tentang ini semua" deril menarik nafas pelan
" luna saya memang tidak akan memberitahu kedua kakak kamu tapi mereka pasti sudah mengetahui nya terlebih dahulu" luna mengerutkan dahi nya
" kenapa begitu kak?" deril melirik Luna sebentar
" kamu tidak sadar kalo tadi banyak orang yang nge vidio? Mungkin mereka akan mengupload ke akun sosmed dan otomatis cepat atau lambat kakak kamu akan tau" ucap deril dengan hati hati
" Apa kakak tidak bisa membantu aku?" Deril tersenyum
" kakak tadi sudah sempat cegah luna, kakak juga menyuruh anak buah untuk cegah mereka tapi ternyata beberapa ada yang sudah pergi kemungkinan juga mereka sudah menyimpan vidio nya" Jelas deril
" Kak bagaimana ini?" Deril ikut pusing dengan masalah Luna kali ini
Tiba tiba handphone Luna berbunyi ia langsung mengangkat tanpa melihat nama nya
[ 'hallo']
[' dimana kamu?! pulang sekarang. Kakak tunggu']
Telepon tersebut langsung dimatikan sepihak oleh Alvaro, dari sura nya luna sangat tau kalo kakak nya itu sedang marah
" Siapa?" Luna menoleh ke arah deril dengan mata berkaca kaca
" kak Al kak, bagaimana ini" deril terdiam, ia seperti sedang berfikir
" kamu tenang, nanti kakak bantu jelasin ke alvaro" Luna mengangguk
.
Sekitar lima belas menit mereka baru saja sampai di depan gerbang rumah milik keluarga brahmana, luna terlihat mulai mengeluarkan air mata. Tak lama gerbang terbuka dan mobil masuk
" Turun ya, kakak akan bantu kamu jelaskan ke Al" Ujar deril, sembari mengelus kepala luna
Mereka berdua pun turun dan berjalan ber iringan, di ruang tamu sudah ada nenek, Alvaro dan Samuel mereka terlihat menatap Luna sinis. Sedang deril yang berjalan ke arah mereka terlihat santai saja
Luna langsung menjatuhkan bokong nya di sofa, namun ia tetap menunduk deril tersenyum ke arah nenek dan ikut duduk di sebelah luna
" Kakak engak mau alasan apapun dari kamu, jelaskan!" pinta Alvaro dengan tegas
" maafkan aku kak, ak__" ucapan luna langsung terpotong
" jadi kamu pacaran sama hans? Jujur!" sentak Samuel, alvaro dan Samuel terlihat sama sama kesal
" iy..iya kak, maafkan aku. Aku khilaf kak tidak sepantas nya aku berhubungan diam diam" Ucap Luna dengan nada bergetar
" berarti kemarin kamu ke kantor kakak dan tiba tiba bertanya soal pria brengsek itu, ini alasan nya?" lanjut samuel, luna mengangguk
" kenapa kamu bodoh sekali si luna, dia itu pria brengsek dan kamu saat ini sedang di injak, sudah berulang kali kakak katakan kan!" ucap samuel kembali
" kamu sudah tau kalo vidio kamu itu viral?" luna mengangguk " terus apa yang mau kamu lakukan?" tanya Alvaro
" maafkan aku kak, aku berjanji tidak akan mengulangi nya lagi. Tolong maafkan aku nek" ia bersimpuh di bawah kaki sang nenek
" berdiri!" ujar sang nenek dingin " nenek kecewa sama kamu lun, nenek engak nyangka kamu akan bertindak sejauh ini" lanjut nenek
" Luna salah luna minta maaf nenek, tolong maafkan luna" ia masih bersimpuh di bawah kaki sang nenek
" thank you ril lu udah menyelamatkan dia" ujar Alvaro, ia menepuk pelan punggung Alvaro
" sama sama, nek Al kalo boleh saya mau membantu untuk membersihkan tentang vidio itu" ujar Deril, luna langsung menoleh
" Lu yakin ril?" Deril mengangguk " terimakasih ya nak deril, kamu baik sekali" ujar nenek
" sama sama nek" Deril berdiri " nek maaf saya pamit dulu, ada kerjaan mendadak" ia langsung mendekat ke nenek dan mencium punggung tangan nya
" pulang dulu Al" Ujar deril, ia menepuk lengan Alvaro pelan
Saat Deril keluar rumah luna tiba tiba lari keluar samuel, Alvaro, dan nenek juga terkejut
" kak Deril" Luna memeluk deril dari belakang, deril tersenyum " kenapa?"
" terimakasih kak, tapi bagaimana cara nya kak?" tanya luna saat ini mata mereka berdua saling pandang
" tidak perlu kamu pikirkan itu, kakak yang akan mengurus nya" ucap deril, sembari mengelus rambut luna
" kakak yakin?" deril mengangguk
" ehem" Alvaro berjalan kearah mereka, apalah saat ini luna sedang memeluk deril sembari berhadapan
Ketika mendengar suara batuk Alvaro Luna lansung melepaskan nya
" pulang ril" perintah Alvaro, deril langsung berjalan ke arah mobil. Luna hanya menatap nya saja
Setelah kepergian deril alvaro langsung masuk tanpa menghiraukan Luna, dan saat luna masuk pun nenek dan Samuel tidak mengajak luna berbicara. Luna langsung masuk ke kamar nya dan menangis
Malam hari nya pintu kamar luna di ketuk oleh bibi dan disuruh makan, namun luna menolak. Tapi tiba tiba saat ia hendak menutup pintu
" Makan, kalo sakit siapa yang repot" ujar Samuel, ia mendekat ke arah pintu kamar luna
" engak perlu" Samuel mendengus kesal " luna! Kamu bisa engak si tidak keras kepala sehari saja" ujar Samuel
Luna terlihat berkaca kaca baru kali ini kakak nya marah selama ini, biasa nya langsung reda jika luna sudah berbalik marah. Mungkin apa yang luna lakukan memang sudah sangat fatal.
" iya aku turun" terpaksa luna mengalah, samuel langsung turun tanpa menunggu adik nya
Sesampainya di meja makan suasana terasa hening sekali, nenek dan Alvaro sama sekali tidak melirik ke arah luna sedikitpun. Luna juga mencoba untuk cuek
" silahkan nona minum nya" ucap bibi sembari menyodorkan segelas air putih
" terimakasih bik" bibi tersenyum dan berjalan ke dapur
Setelah itu ke empat orang itu sama sekali tidak berbicara apapun, sampai makan malam selesai nenek langsung berlalu begitu saja ke kamar tinggal luna dan kedua kakak nya
" ehem, sudah berapa hari kamu pacaran sama Hans?" ucap Alvaro, namun tetap fokus dengan makanan nya
" belum lama kak, baru Lima hari mungkin" ujar luna singkat
" apa sih yang bikin kamu jatuh cinta sama Hans?" ucap samuel, luna melirik samuel
" engak ada" jawab singkat luna, Alvaro langsung menatap tajam luna
" jawab yang benar, emang Hans apain kamu sampe kamu sebegitu cinta nya sama Ba**ng*n itu!" lanjut samuel, dengan tegas nya
" Kakak kaya engak pernah jatuh cinta aja, aku tuh udah gede kak. Kakak itu terlalu mengekang" Alvaro terlihat geleng geleng
" mengekang ya?" Hanya itu ucapan Alvaro sembari tersenyum sinis
" sebenarnya kalo kamu tidak diam diam mungkin kita tidak semarah ini luna, apalagi nenek dia kecewa sama kamu karena vidio viral itu" jelas Samuel, Luna terlihat kesal
" memang nya kalo tidak diam diam kakak mengizinkan aku? Tidak kan" suasana hening
Brak!
prang!
Tiba tiba saja Alvaro mengebrak meja cukup keras sehingga piring sampai jatuh dan pecah, setelah itu ia menarik nafas nya mencoba menstabilkan emosi nya.
" Masuk ke kamar sam" ucap Alvaro, ia berlalu pergi ke kamar nya
Samuel juga langsung pergi dan masuk ke kamar nya, tiba tiba air mata luna menetes hati ia benar benar sakit, saat ia hendak beranjak dari kursi ia mendengar notifikasi dari handphone nya
'Hans: bagaimana nona brahmana apa kamu puas dengan vidio yang saat ini sedang beredar, bagaimana reaksi keluarga mu pasti mereka bangga. Selamat tidur nyenyak sayang'
Begitulah isi pesan tersebut, dan Hans menggunakan nomor handphone baru. Luna langsung berlari ke arah kamar nya
Dan ia merebahkan tubuh nya di kasur sembari menangis tersedu sedu, namun tanpa ia sadari Alvaro berada di depan kamar luna ia mendengar tangisan luna di dalam kamar.
_maafkan kakak luna, kakak hanya tidak ingin kemu terlalu manja dan kamu menganggap seakan akan semuanya bisa kita maklumi_
Gumam Alvaro
Setelah itu ia berlalu pergi dari depan kamar Luna ia masuk ke kamar nya dengan beribu ribu pikiran yang menghantuinya.