NovelToon NovelToon
KLAUSUL CINTA SANG CEO

KLAUSUL CINTA SANG CEO

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Office Romance
Popularitas:18.3k
Nilai: 5
Nama Author: Leona Night

Valeria Sinclair, seorang pengacara berbakat dari London, terjebak dalam pernikahan kontrak dengan Alexander Remington—CEO tampan dan dingin yang hanya melihat pernikahan sebagai transaksi bisnis. Tanpa cinta, tanpa kasih sayang.

Namun, saat ambisi dan permainan kekuasaan mulai memanas, Valeria menyadari bahwa batas antara kepura-puraan dan kenyataan semakin kabur. Alexander yang dingin perlahan menunjukkan celah dalam sikapnya, tetapi bisakah Valeria bertahan saat pria itu terus menekan, mengendalikan, dan menyakiti perasaannya?

Ketika rahasia masa lalu dan intrik keluarga Alexander mulai terkuak, Valeria harus memilih—bertahan dalam permainan atau pergi sebelum hatinya hancur lebih dalam.

🔥 Sebuah kisah penuh ketegangan, gairah, dan perang hati di dunia penuh intrik kekuasaan. 🔥

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leona Night, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Persahabatan

Valeria’s POV

Mobil yang mengantar kami akhirnya masuk ke halaman sebuah mansion mewah yang terletak di kawasan Neuilly-sur-Seine Paris Perancis. Mansion ini sepertinya adalah bangunan baru yang dibangun sendiri oleh Alex. Maksudku Mansion ini bukan warisan keluarga Remington. Mansion tersebut dibangun dengan arsitektur bergaya mediterania dan sentuhan modern yang menjadikannya punya kesan eksotik namun minimalis

Dalam hati aku yakin dia pasti mengira aku akan terlongong longong dengan kemewahan rumahnya. Tapi sejak sikapnya yang tidak bersahabat dan penuh kepalsuan saat kami berada di Chateau de Clairmont, aku bertekad tidak akan menunjukkan ketertarikan dalam hal apapun terkait dirinya.

Sebenarnya aku hanya berharap dia bisa lebih bersahabat, sehingga sandiwara ini mudah bagiku dan baginya juga. Karena bagaimanapun aku menyandang status istri sah. Dan ada dampak yang akan kualami, baik positif maupun negatif berkaitan dengan status itu. Sudah selayaknya dia tidak hanya berpikir untuk kepentingannya semata mata, tetapi juga dampak yang ditimbulkan dari Klausul Kontrak perkawinan itu padaku.

Aku turun dari mobil dan berusaha tidak menunjukkan ekspresi apapun. Walau dalam hati aku mengagumi keindahan Mansion itu. Seorang pelayan pria menurunkan tasku dan menunjukkan jalan letak kamar yang akan aku tempati. Seperti yang sudah disebutkan oleh Alex saat malam pertama kami, bahwa kami akan tinggal di dalam sebuah ruang yang sama tetapi kamar yang berbeda di mansion ini. Dan itu benar adanya.

Kamar kami memiliki satu pintu keluar masuk. Namun di dalamnya, ruangan dibagi menjadi beberapa bagian, termasuk terdapat dua kamar tidur plus kamar mandi, dua Walking Closet, dan dua ruang baca atau ruang kerja yang dapat kami gunakan secara terpisah ketika kami nanti tinggal didalamnya.

Aku merasa aneh dengan design mansion ini. Mengapa ada kamar tidur utama yang terpisah antara suami dan istri? Tetapi aku mencoba untuk tidak terlalu ambil pusing. Sejak dalam perjalanan dari Chateau de Clairmont menuju Paris Perancis, aku tidak banyak bicara, aku justru banyak merenung dan berpikir. Dan aku makin yakin bahwa mengikut permainan Alex menjadi satu satunya opsi yang tersedia, dan yang paling mudah untuk diikuti. Sehingga pada akhirnya aku mencoba pasrah pada keadaan dan mengikuti apa yang menjadi Klausul Perkawinan kontrak ini.

Saat makan malam pun, aku mencoba untuk melakukannya dengan tenang tanpa menuntut. Sesuai tekadku, aku lebih banyak diam dan tidak terlalu memperhatikan Alex yang ada di hadapanku. Aku berusaha asyik dengan makananku dan tidak memusingkan apa yang dia lakukan. Rupanya dalam hatinya timbul kegundahan atas sikapku. Beberapa kali dia mencoba memancing perhatianku, namun aku tetap tidak bergeming.

Saat aku hendak kembali ke kamar tidurku setelah acara makan itu selesai, dia spontan berdiri dan memegang tanganku.

“Val…maafkan sikap kasarku. Aku tidak bermaksud begitu,” ujarnya

“Never mind, aku paham,” jawabku singkat sembari berusaha menarik tanganku dari cengkramannya.

“No, jangan pergi dulu. Aku rasa kau benar. Kita perlu lebih mengenal satu sama lain. Aku rasa aku keliru dalam memperlakukanmu. Aku ingin kita berteman. Agar sandiwara ini tidak terasa berat bagi kita,” pintanya

Aku memandang ke arahnya dan mencoba mengartikan perubahan sikapnya ini. Apakah ini tulus atau hanya bagian dari permainan.

“Baiklah, apapun yang kau inginkan, akan aku lakukan. Bukankah untuk itu kau bayar aku sangat mahal? Untuk menuruti permainanmu? Tidak membantah dan tidak menolak apapun yang kau mau selama sesuai dengan perjanjian kita?”

“Hmm bisakah aku mendapatkan yang lebih natural dan tulus?” tanyanya.

Aku diam menunduk. Mendengar ucapannya soal ketulusan, tiba tiba aku merasa iba. Apa yang dia inginkan rupanya sama dengan apa yang kumau. Sebuah ketulusan. Setelah diam beberapa saat, aku pun berkata,” Baiklah, aku akan bersikap sebagaimana layaknya sahabat.”

Kemudian kami berjabat tangan dan saling senyum. Setelah itu dia berkata,” Apakah kau tidak keberatan, jika aku ingin ngobrol denganmu, di ruang baca?”

“Tentu,” jawabku singkat.

Dia pun tersenyum kecil dan kami pun akhirnya berjalan beriringan menuju ruang baca yang ada di antara kamar kami. Sesampainya di sana, aku memperhatikan buku buku yang dia koleksi. Sebagian besar adalah buku tentang seni, sejarah dan bisnis.

“Apakah ada buku yang kau suka?” tanyanya sambil menuang Calvados, sejenis Brandy apel dg kadar alkohol yang lebih ringan dibandingkan Cognac dan biasa disajikan setelah makan atau dalam suasana santai.

Dia menghampiriku dan memberikan satu gelas calvados padaku dan mencecap miliknya sendiri pelan pelan sembari menunggu jawabanku.

“Aku tertarik dengan seni dan sejarah. Namun jika aku amati semua buku bukumu ini, lebih mengarah kepada Handbook. Kamu tidak punya buku yang bersifat entertainment.”

“Novel maksudmu?” ujarnya.

“Ya sejenis itu.” jawabku singkat.

“Aku tidak melihat perlunya membaca Novel. Aku merasa novel itu bacaan yang membuang buang waktu dan tidak ada manfaat yang diperoleh darinya,”

“Aku suka Novel, karena dia menghibur dan memberikan pelepasan ketegangan. Disamping itu Novel membuatku menyadari bahwa dalam hidup ini banyak cerita. Dan dari cerita itu aku belajar berempati pada orang lain.”

“Hmm perspektif yang menarik.” jawabnya.

“Valerie, bolehkan aku tahu, mengapa kau menerima tawaranku? Apakah dasar pertimbanganmu yang paling utama?”

“Aku ..tidak punya dasar. Aku hanya tidak punya pilihan. Lancaster bukan bos yang menyenangkan. Dia membayar kami sangat murah. Dan dia juga selalu berkata kata kasar dan menghina. Waktu itu dia juga menghina ku karena aku satu satunya karyawan wanita yang belum menikah di kantornya. Aku tahu itu benar, tetapi tidak seharusnya dia menjadikan itu sebagai bahan olok olok.”

Aku menunduk dan mencoba menghilangkan memori tentang peristiwa itu yang tiba tiba saja muncul dalam benakku.

Aku menghela nafas panjang dan kembali berkata,” Sejujurnya aku sudah membuat surat resign. Aku berpikir untuk bergabung saja dengan teman temanku yang punya lembaga bantuan hukum. Aku ingin kerja pro bono saja. Siapa tahu hatiku lebih damai. Namun waktu itu aku baru saja memenangkan perkara besar dan mendapat salary yang lumayan dari Lancaster. Disisi lain, kami semua karyawan Lancaster, terikat perjanjian, jika saja aku resign sebelum kontrak kerja berakhir, maka kami harus membayar penalti sebesar 10 kali lipat salary kami terakhir. Dan itu sangat memberatkan bagiku. Aku tidak punya uang.”

Dia menyimak dengan serius, sambil beberapa kali mencecap Calvados dari gelas Kristalnya. Entah mengapa aura Bos besarnya begitu kuat dan terasa. Sehingga aku pun tiba tiba menjadi kikuk.

“Aku menerima tawaranmu, karena aku melihat apa yang kau tawarkan sebagai jalan keluar atas masalah ku. Hanya saja aku juga sadar jika hal ini tidak lumrah. Dan ..bisa saja menyakitkan bagiku. Maksudku, bukan tentang kamu, tetapi tentang status hukum yang kusandang sebagai istri sahmu selama setahun. Aku tidak tahu resiko dan implikasi yang timbul darinya,”

“Kau menerimanya karena uang? Kurang lebih begitu?” tanyanya

“Tidak sepenuhnya karena uang. Aku ingin lepas dari tempat kerja yang toksik. Hanya saja Lancaster pasti memintaku membayar penalti itu. Dan aku tidak mampu. Kau sendiri mengatakan akan membantuku menyelesaikan masalahku dengan Lancaster. Anggap saja kesediaan ku menerima tawaran kontrak nikah ini, atas dasar ingin lepas dari perbudakan yang menjengkelkan.Walau aku tahu bahwa sejatinya aku juga perlu banyak bersyukur.”

“Jadi kamu menginginkan kebebasan?” ujarnya

“Ya. Aku tahu, bagimu apa yang aku inginkan ini terkesan tidak masuk akal. Bagaimana bisa seseorang tidak mampu menahan tekanan pekerjaan, semantara dirinya sendiri dalam kondisi lemah tidak berdaya, dan justru mendapat ketenaran dari pekerjaan itu. Sejujurnya aku tidak butuh ketenaran itu. Aku membantu klien ku dengan tulus, dan sebagai imbalannya aku hanya ingin kedamaianku,”

Dia menganggukkan kepalanya. Aku tidak paham apakah dia mengangguk karena setuju atau karena memahami pilihanku.

“Bagaimana dengan keluargamu?” tanyanya

“Aku sebatang kara. Sejak kecil aku tidak mengenal orang tuaku. Aku hidup dan dibesarkan di sebuah panti asuhan jauh di pelosok inggris, tepatnya di Yorkshire di sebuah panti asuhan milik sebuah kongregasi Misi bernama Panti Asuhan St. Ana,” jawabku sembari kembali mengenang panti asuhan itu.

“Kita ada persamaan, hanya saja aku masih mengenal orang tuaku. Kami ( Alex dan adik perempuannya) menjadi yatim piatu saat usiaku 10 tahun,” ujarnya singkat tanpa ekspresi.

Aku mengangguk pelan, tetapi aku enggan bertanya lebih jauh.

“Yah, aku rasa itulah yang bisa aku ceritakan tentang diriku. Aku harap kita bisa lebih baik menjalin komunikasi. Karena bagaimanapun kita punya kesamaan yang tak terduga sebelumnya. Sama sama hidup dan besar bagai bunga liar. Tanpa asuhan orang tua kita,” ujarku mengakhiri pembicaraan kami.

Setelah pembicaraan malam itu, hari hariku dalam menjalani perkawinan palsu itu terasa jauh lebih ringan. Aku merasa dia jauh lebih lembut dan berempati. Walau kalau boleh dianggap karakter dingin dan acuh tak acuhnya masih sangat kental terasa. Namun setidaknya dia jadi lebih mudah didekati dan membuka diri sebagai teman.

Banyak pertemuan yang kami hadiri semenjak aku berada di Paris. Kami bersikap layaknya suami istri muda yang baru menikah. Pada suatu malam, saat kami menghadiri sebuah Gala Dinner di sebuah Hotel mewah di kota Paris, Hotel De Crillon, sebuah hotel yang berlokasi di Place de la Concorde, yang menawarkan layanan kelas dunia, seorang pria menghampiri kami dan menyapa Alex.

“Hai Alex, aku dengar kau baru saja menikah. Tetapi aku tidak melihat kau libur bekerja. Apakah kau tidak melakukan bulan madu? Ataukah ini hanya pernikahan untuk mempercepat proses pelimpahan hak waris yang memang sudah lama kau tunggu ?”

Rupanya pria itu adalah Tuan Ruiz, pengacara keluarga Remington yang mengurus hak waris Alex. Jujur aku kurang suka dengan statementnya. Dia terlalu mencampuri urusan pribadi Alex dan berkesan berkata penuh prasangka.

“Ah Paman Ruiz. Aku sudah memberikan undangan pernikahan kami pada staff paman. Tetapi rupanya paman cukup sibuk sehingga tidak menghadiri pesta kami di Chateau de Clairmont. “

“Ah maafkan aku Alex. Aku berniat hadir, tapi sayang istriku yang sudah tua itu terkena serangan stroke, sehingga kami terpaksa tidak bisa menghadiri pernikahanmu. Namun tanpa mengurangi rasa hormatku, kuucapkan selamat menempuh hidup baru untuk mu dan….”

Dia menatapku penuh rasa ingin tahu. Segera aku menjawab dan menerima uluran tangannya sebagai tanda perkenalan,” Valeria Sinclair,”

“Ah Valeria. Aku doakan ini adalah pernikahan yang diberkati Tuhan, dan tidak berjalan hanya setahun atau dua tahun saja. Bukan begitu Alex ?” ujar tuan Ruiz sembari menepuk pundak Alex dan tertawa.

“Kami akan segera berangkat bulan madu, begitu pekerjaanku di Paris selesai.” kata Alex tiba tiba sembari menatapku tajam seolah ingin aku melakukan sesuatu yang akan membuat Si Ruiz tua itu percaya.

Segera kupeluk Alex kegirangan dan kukecup pipinya,” Wow..aku sangat senang mendengar kabar ini Darling. Aku harap kita bisa pergi secepatnya,”

Tuan Ruiz memperhatikan tingkah kami sambil mengangguk angguk. Lalu dengan berbisik dia berkata,” Alex, buatlah aku yakin ini bukan sandiwara, maka secepatnya hak waris atas harta orang tuamu akan kuberikan padamu,”

Setelah itu kami pun tertawa bertiga, mentertawakan sindiran Ruiz yang terasa ganjal. Perlahan aku mulai paham apa yang dikatakan Elizabeth waktu itu. Memang aku perhatikan banyak orang yang nampaknya ingin menguasai harta warisan orang tua Alex. dan sepertinya mereka berusaha agar Alex tidak segera mendapatkannya. Mereka adalah orang orang yang begitu curiga terkait pernikahan tiba tiba Alex denganku. Namu, siapakah sejatinya yang harus diwaspadai?

Apakah aku perlu waspada pada orang orang yang seolah ingin memastikan bahwa pernikahan ini benar terjadi karena cinta dan bukan perjanjian semata? Atau Alex yang nampaknya begitu tidak dipercaya bahwa dia bisa menikah dengan wanita pujaanya. Siapakah Alex sebenarnya? Mengapa banyak orang tidak percaya bahwa dia bisa menikah? Apa sebab orang orang ini sepertinya merasa yakin bahwa Alex susah menikah dan memenuhi persyaratan hak waris?

Kepalaku penuh pertanyaan berputar putar yang aku tidak tahu pasti apakah aku bisa menemukan jawabannya.

*****

1
Kim nara
Akhir Yg manis sekali thor ga sampai punya anak nieh mereka
Leona Night: terimakasih Kim nara sudah setia baca sampai akhir...untuk anak tidak diceritakan sampai sana/Heart/
total 1 replies
Kim nara
Abang ray bijak juga y thor
Kim nara: Sama sama thor lanjut y ceritanya seru
Leona Night: terimakasih Kim Nara sdh setia baca sampai sekarang /Heart/
total 2 replies
Kim nara
Semangat Alex kejar cinta mu
Leona Night: Terimakasih supportnya kak...semoga seneng baca sampai tamat/Heart/
total 1 replies
Myra Myra
ssh Ae bila seseorang terperangkap dgn masa lalu Ae...
Myra Myra: sama2
Leona Night: Terimakasih sudah baca
total 2 replies
naura khalidya
mampir thor...
Leona Night: terimakasih sdh mampir/Heart/
total 1 replies
OBES20
lanjut
Leona Night: Terimakasih /Heart/
total 1 replies
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕🔐|ntanArmy°|P$: 🆕💜
mampir semangat
Leona Night: terimakasih sdh mampir
total 1 replies
Kim nara
Bagus ceritanya yuk baca yuk
Leona Night: Terimakasih, semoga menghibur, dan setia baca sampai tamat/Pray/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!