Gelang Bintang Pemikat Hati

afkar sudah tiba sedari tadi di rumah Zelin. namun dia hanya diam saja menyimak pembicaraan keduanya tanpa keduanya ketahui.

Afkar tidak menyangka jika varel akan mengucapkan perasaannya pada Zelin. Dan yang lebih tidak dia sangka adalah varel yang akan kembali ke raganya. itu berarti misi balas dendam varel sudah selesai kan? Afkar jadi penasaran sudah berapa lama Afkar menjadi arwah.

" CK! Lo berisik banget sih rel? " desis Zelin kesal karena varel terus mengoceh hal yang tidak penting sedari tadi.

Varel cemberut, dia memanyunkan bibirnya beberapa senti. " tega banget sih Lo zel" ujarnya ngambek.

zelin menghela nafas lelah. Dia paling tidak suka membujuk orang ngambek. itu bukan keahliannya yang notabenenya orang yang tidak memiliki kesabaran yang tebal.

" gw mau tidur" ujar zelin bangkit dari duduknya. saat dia berbalik badan dia malah melihat afkar yang berdiri tidak jauh dari mereka.

Afkar menyengir menampilkan deretan giginya. " sorry, nggak sengaja gw dengernya"

Zelin tidak peduli, dia melangkah masuk ke kamarnya meninggalkan kedua arwah itu di luar.

" apa lihat lihat?" tanya varel ketus.

Afkar menghampiri varel lalu duduk di samping pria itu, dia menepuk pundak varel untuk memberikan semangat.

" di tolak itu hal biasa, tenang aja, jodoh tidak akan kemana mana" ujar afkar.

" Lo mah enak ngomong doang, yang ngerasa itu gw " ujar varel kesal.

" btw, misi Lo udah selesai?" tanya Afkar penasaran.

Varel mengeleng" belum " Jawabnya singkat " tapi waktu gw tinggal 5 hari lagi, entah gw mau menyelesaikan misi ini atau milih mati aja"

Misi varel memang belum selesai. namun tinggal sedikit lagi , kalo varel mau juga besok lansung selesai. Tapi sepertinya varel ingin menundanya dulu memikirkan pilihan yang bagus.

" apapun pilihan yang Lo ambil, gw harap Lo sudah memikirkan nya dengan matang" ujar afkar tulus.

•\=\=\=\=•

malam berganti pagi. Dan hari ini Zelin kembali bekerja. Meskipun dia memiliki duit yang banyak yang di berikan oleh afkar tetap saja itu tidak membuatnya bermalas malasan.

Zelin tiba di tempat kerja di jam seperti biasanya. di sana sudah ada 2 karyawan lainnya. Mereka berganti baju terlebih dahulu setelah itu baru berberes beres.

Zahra tiba bersama Lilis. Kedua wanita itu nampak sedang bercanda tawa seraya berjalan ke toilet. tidak lama mereka kembali lagi.

" gw udah cantik kan?" tanya Zahra pada Lilis.

" emangnya kapan sih ko jelek? Emang kek yang ono jelek tapi sok cantik " ujar Lilis.

Zelin tidak merasa tersindir sedikit pun. Karena dia memang tidak seperti yang di Sindir itu. sejak kapan memang dia sok cantik? perasaan tidak.

rekan kerja mereka yang satu lagi baru saja tiba. Mereka segera membuka toko lalu tidak lama seorang pria tampan, berwibawa dan berkarisma datang ke sana.

Itu adalah bos mereka, pemilik toko ini. Pria yang telah membantu Zelin keluar dari kesusahan. karena hari ini adalah hari Senin, jadi pak bos datang untuk cek toko tersebut.

" selamat datang, bos" ujar mereka memberi hormat.

Mereka berlima bersikap biasa saja, namun berbeda dengan Zahra bersikap lebay mencoba untuk menarik perhatian bos mereka. Dasar ulat gatel memang, padahal mereka tahu jika pak bos sudah memiliki tunangan.

" zelin, keruangan saya sekarang" ujar pak bos.

" baik bos" jawab Zelin lalu mengikuti bosnya dari belakang menuju ruang bosnya.

" heran deh gw, kenapa bos selalu saja ramah pada Zelin? Jangan jangan mereka punya hubungan gelap lagi" ujar Zahra mengatakan rumor tanpa fakta.

bos mereka memang selalu seperti itu. Setiap kesini orang dia ajak bicara pasti Zelin. mau tanya apapun pasti bertanya ke Zelin. Bikin kesal Zahra saja.

" iyaa, benar. Padahal kita semua tahu kalo pak bos sudah tunangan" ujar salah satu dari mereka.

Mereka mengangguk setuju" seharusnya Zelin berjaga jarak " timpal Lilis.

Begitulah orang sirik yang tidak sadar diri. Padahal yang mencoba untuk menggoda pak bos adalah Zahra, tapi Zahra malah menuduh Zelin.

•\=\=\=\=•

" zelin, kamu bekerja disini sudah 4 tahun lamanya, apa kau tidak bosan bekerja itu itu saja?"

Kening Zelin berkerut dalam menandakan jika dia sedang binggung. Kenapa tiba tiba bosnya bertanya seperti itu? kalo bicara soal bosan yang tentu saja dia bosan. Sangat bosan malah. tapi hanya disini dia mendapatkan gaji yang gede.

" kalo bosan ya tentu aja pak, tapi yaa, yang namanya kerja yang pasti butuh perjuangan" ujar zelin.

Bosnya tersenyum kecil " apa kau tertarik menjadi manajer?"

Zelin segera menggeleng. Jika yang lain pasti mengangguk tanpa ragu, namun Zelin malah menolaknya tanpa berfikir 2 kali, membuat bosnya binggung.

" anda kan tahu sendiri pak, pendidikan saya hanya sampai di SMP" ujar zelin.

Yaa, pendidikan Zelin hanya sampai di SMP saja. jangankan kuliah, SMA saja tidak. terus sekarang dia di tawar menjadi manajer? zelin takut tidak mengerti nanti.

" kamu kan pintar, aku yakin kamu pasti bisa belajar tentang ini dalam waktu yang singkat"