NovelToon NovelToon
Sistem Perlindungan Idol

Sistem Perlindungan Idol

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Romansa Fantasi / Sistem / Dikelilingi wanita cantik / Romansa / Light Novel
Popularitas:756
Nilai: 5
Nama Author: Rikazum

Novel ini bercerita tentang seorang siswa biasa bernama Reza yang secara mendadak mendapatkan teman-teman baru yang merupakan sekumpulan group Idol kesukannya.

Apa itu idol? idol adalah seseorang atau sekelompok orang yang dicintai dan diidolakan oleh para fansnya karena suatu hal.

Singkat cerita, Reza ingin melindungi senyuman para idol itu dan tidak ingin melihat mereka menangis.

Namun Impiannya punah, dia hanyalah pecundang yang tidak bisa melakukan apapun disaat idolanya membutuhkannya. Alhasil Reza menangis dengan kencang dan tanpa sadar iapun pingsan.

Saat bangun ia terkejut karena waktu terulang kembali ke saat dimana pertama kalinya idol yang ia cintai datang kesekolahnya, dan secara tiba-tiba juga sebuah sistem muncul di hadapannya.

"Sistem Perlindungan Idol"

Akhirnya kisah Seorang Reza sang pemeran utama pun dimulai...


P : Apakah hidup dengan mengidolakan seseorang adalah hal yang salah?

J : Tidak, itu tidak salah, malahan itu hal yang bagus

P : Alasannya?

J : ...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rikazum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21 : Alasan 11 Orang Berkumpul -1-

..."Berkumpul untuk yang pertama kalinya, benar-benar menyenangkan meskipun terasa penuh kecanggungan didalam perkumpulan itu."...

^^^-R^^^

Reza mencapai Savage hanya dalam kondisi tenang dan juga gerakan yang sangat sedikit, itu adalah hal mustahil. Siapa juga orang yang akan percaya jika ada yang mengabarkan kejadian epik itu? Aikalin dan juga Hilmi memandang kearah Reza dengan ekspresi gila.

Lucunya, Reza hanya menatap mereka berdua dengan senyum tipis, dari awal dia memang sudah merencanakan bagaimana mengakhiri Game Ini. Bahkan jika lima hero lawan menyerangnya secara langsung, Reza tetap mempunyai kepercayaan diri yang tinggi untuk menang menghadapi mereka semua. Karena itulah dia pergi ke area mereka untuk berjalan-jalan.

“Benar-benar luar biasa...Keterampilan bermain dan penguasaan Role nya benar hebat, bahkan caranya untuk meregenerasi healthy poinnya, ditambah penyembuhan pasif dari Regen-miliknya, telah menjadi sebuah pondasi yang menjadikan Hero yang telah di Nerf itu menjadi sosok Monster. Reza memang hebat karena bisa memikirkan cara lain untuk mengaplikasikan Gatotkaca dalam permainan.”

Ayaka Tachibana tersentak kagum sebelum berbalik untuk melihat Saito Nikaila. “Jadi bagaimana... Apa kau masih akan terus meremehkannya...Bahkan dia telah membuatku kagum"

“Apa yang menakjubkan dengan dirinya? Dia hanya Arogan, bertingkah seperti seekor hewan herbivora namun nyatanya malah seorang predator karnivora yang ganas! ” Saito Nikaila mendengus. Dia menjadi kesal karena Reza telah mencuri semua perhatian fans di streamingnya.

“Lalu, Apa kau akan tetap mengajaknya masuk kedalam timmu? Kau tidak akan melakukan hal bodoh seperti menyia-nyiakan bakatnya, kan??” tanya Ayaka Tachibana sembari mengambil segelas coffee yang ada di samping monitornya dan meminumnya.

Saito Nikaila membentak, “Tentu saja, aku akan merekrutnya. Meskipun aku sebenarnya membencinya secara pribadi, aku tidak sebodoh itu untuk membuangnya begitu saja, Aku mengakui keahliannya dan dia pantas direkrut. Lagi pula, kata-kataku selalu benar, dan aku tidak akan pernah menarik kata-kataku yang sebelumnya. ”

“Ah...baiklah baiklah...Princess yang selalu benar. Baiklah kalau begitu bagaimana kalau kau melanjutkan game ini sendiri saja" ucap Ayaka yang lalu berdiri dari tempat duduknya dan berjalan kedapur

“Kau mau kemana, permainan belum selesai!!"

Tanpa membalikkan badannya Ayaka berkata pada Nikaila yang terduduk dikursinya" Aku ingin buat Coffee. Coffee milikku sudah habis.

***

Seiring berjalannya waktu, Reza menyerang dan mengalahkan mereka semua, satu lawan lima. Dia mendapatkan banyak kill savage bahkan hanya dengan menggerakkan analognya lebih sedikit. Saat Saat Lord muncul, Reza secara clean berhasil menumbangkan Lord itu yang berarti akan menjadi pembantu timnya untuk menghancurkan turet-turet lawan. Namun beberapa saat kemudian, kelima pemain tim lawan yang merasa sudah di titik kalah, Mereka menyerah secara kolektif dalam 13 menit, mengakhiri pertandingan yang memalukan itu.

Setelah pertandingan berakhir, Cyclops dari tim lawan mengirimkan pesan yang menanyakan: Gatotkaca, apa kau cheeter?atau jangan-jangan kau itu Hacker yang meretas sistem game ini!?

Cheater? hacker?

Reza hanya tersenyum dan tertawa tipis lalu mengabaikannya. Setelah menukarkan poinnya dengan kemampuan bermain game, dia mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang game itu, dan jari-jarinya, refleknya, dan item dalam game tersebut telah tertanam di dalam pikirannya, insting, dan tubunya. Apalagi, setiap kali mendapat serangan dari tim lawan, ia selalu bisa menghindar tepat waktu. Hal-hal ini menjelaskan penampilannya yang luar biasa dengan Reflek yang berada ditingkat tinggi bahkan mungkin hingga menyamai Reflek seorang pembalap dalam F1.

Selepas bermain, Reza melirik ke layar hp-nya. Saat ia sadar ternyata hari sudah akan memasuki malam, Reza pun segera berpikir untuk segera keluar mencari makan lebih awal sebelum malam semakin menjadi lebih larut dari sekarang.

Meskipun tujuannya datang dan kembali ke Elyon School academy adalah untuk melindungi Saito Nikaila, dan melindungi para idolnya itu dari sebuah insiden yang tidak lama lagi akan terjadi. Reza tetap berusaha menjaga sikapnya dan menganggap hal itu tidak akan terjadi, mulai sekarang dia hanya akan menunggu badai itu datang saja. Namun disamping itu semua, ia juga hanyalah manusia biasa yang juga memakan nasi, selain itu ini adalah waktunya makan dan makan tepat waktu adalah kebiasaannya, jadi dia berhenti bermain dan segera beranjak keluar meninggalkan monitor dan juga tempat duduknya.

“Rez, kau tidak ikut bermain lagi? ayolah bermain sekali lagi! Aku ingin melihatmu menghancurkan mental lawanmu seperti sebelumnya, Aikalin menggoda Reza dan mencoba membujuk Reza dengan keinginan untuk melihat aksi Reza didalam game.

“Ya, aku juga senang kita bisa main bersama. Ayolah main beberapa pertandingan lagi” Hilmi juga ingin melanjutkan permainan itu, dia terutama ingin melihat bagaimana permainan Reza yang akan menaklukkan seluruh pemain lain dengan keahliannya.

Reza bersiap-siap mengganti pakainnya dan menggelengkan kepalanya ke arah mereka berdua. “Aku ada urusan sebentar, kalian berdua bermainlah dulu, aku ada sedikit urusan mendadak"

"Urusan apa Rez?" tanya Hilmi.

Reza tidak menjawabnya dan hanya membuat isyarat dengan memperlihatkan tiga jari yang sebelumnya terkepal lalu akhirnya terbuka satu persatu dimulai dari telunjuk,tengah, dan manis.

Tiga... Dua...Satu...

Hwarrr!!!

Perutnya berbunyi pertanda akan dirinya kelaparan

"Hahaha...."

Mendengar suara keroncongan dari perut seorang pria berbadan kurus dihadapan mereka membuat Aikalin dan Hilmi tidak bisa menahan diri untuk menertawainya.

“Ahhah...Yasuda, Rez. Pergi saja, tapi aku titip makanan juga yah buat makan malam, Thank you, hehe…" Aikalin dengan cepat mengeluarkan kartu ATMnya dari dalam dompetnya dan berjalan dengan penuh semangat ke arah Reza yang menunggunya dengan wajah masam, setelah berhadapan lang sung dengan Reza, Aikalin memegang tangan Reza dan lalu meletakkan kartu ATM itu ke tangannya.

Hilmi yang merasakan kesal dengan perilaku Aikalin dengan marah mencemoohnya, “Apa memang semua orang kaya itu begitu pemalas!? kau punya kaki tapi malah menyuruh orang lain!” Akan tetapi, setelah mengkritik Aikalin dengan begitu pedasnya, dia juga menaruh sehelai uang kertas bernilai 16.000 rupiah ke atas telapak tangan Reza dan berkata dengan senyum picik, “Bro, sepertinya aku lapar juga, apa aku bisa minta tolong belikan makan malam untuk kumakan nanti? Aku tidak pilih-pilih soal makanan, apa pun yang kau makan akan kumakan juga, jadi pilih saja apa yang kau mau beli, dengan begitu kau tidak perlu repot-repot mencari warung lain dan hanya berbelanja di warung yang sama saja. Oh iya, kalau uangnya kurang tolong tambahkan dulu ya, nanti kuganti sisanya disini.

"Cih! Kau tidak ada bedanya denganku, tapi yah...boleh juga." Aikalin menghardiknya, namun segera dia mendapatkan ide bagus. "Kalau begitu makananku juga kasih sama sepertimu"

“…”

Reza menatap mereka dengan perasaan kesal, namun segera dia menghela nafas berat dan memutuskan untuk tidak menjadikan hal itu sebagai masalah besar.

Apa yang akan dilakukan Reza bukanlah hal besar seperti memberikan 1 juta dollar kepad mafia terbesar di negara ini atau semacamnya. Yang dia lakukan hanya berjalan ke luar gerbang dan membeli makanan dari luar yang jaraknya tidak lebih 20 meter dari tempatnya duduk sekarang. Selain itu dia tidaklah membenci kedua pria itu karena baginya Aikalin tetap teman terbaiknya di sekolah ini dan Hilmi adalah orang yang menarik baginya, jadi dia dengan senang hati menyetujui permintaan dari mereka berdua.

Bang!

Pada saat itu, pintu pintu besi berwarna monokrom dari kamar asrama yang setengah tertutup digebrak. Sekelompok siswa laki-laki bertubuh tegap dengan ekspresi mengancam menyerbu masuk kedalam asrama

“Kalian siapa? Apa yang kalian lakukan disini? ini bukan kamar kalian" Aikalin bangkit dari kursinya dan berdiri dihadapan siswa yang berbadan besar itu.

Yang berdiri di depan adalah seorang anak laki-laki dengan wajah penuh jerawat. Dia melirik layar komputer milik Aikalin, yang masih menampilkan antarmuka Game Mobile Legend, dan mencibir, “Anak sialan! Aku akhirnya menemukan kalian Jadi baj**gan mana yang menantang kami datang kesini!”

“Siapa kalian sebenarnya, hah!?” Aikalin berteriak, tiba-tiba merasakan bahaya mendatang.

“ Dasar Baj**gan satu ini, bahkan aku bisa mengenalimu tanpa melihat akun Mobile Legendmu sama sekali. Bukannya sudah pernah kubilang kalau selama kau berani memberiku alamat aslimu, maka aku akan datang ke sini untuk membunuhmu!? apa kau lupa? bodoh? atau pikun!?! ” Anak laki-laki yang penuh dengan jerawat itu tampak kejam. Kemudian dia menendang bangku Aikalin hingga terbanting ke ke atas lantai keramik itu.

“Jadi kalian…”

Ekspresi wajah Aikalin dan juga Hilmi berubah secara dramatis. Mereka tidak pernah membayangkan bahwa wujud asli Alucard dan juga Eudora yang berada di game pertama sebelumnya akan datang ke asrama mereka hanya untuk menagih dendam konyol mereka! Hanya ada tiga dari mereka yang menjadi penghuni asrama itu, sementara sisi lain memiliki tujuh orang yang masih memakai seragam sekolah yang sama dengan miliknya. Apalagi, tujuh orang itu memiliki postur badan yang tinggi selangit, berotot kekar, dan juga kokoh. Jika perkelahian terjadi, mereka bertiga tidak akan memiliki kesempatan untuk menang menghadapi orang itu.

“Ya, ini kami. Apa memangnya yang akan kau lakukan kami? bukannya kau yang memberikan alamatmu kepada kami dengan sengaja sebelumnya? Jadi apa yang akan kau lakukan, memukul kami? menghajar kami? ayolah...aku ingin dengar”

Bocah berjerawat itu melangkah maju dan dengan santai menepuk wajah Aikalin dengan tangan yang berat. Dia tersenyum bangga. “ Ayo pukul aku, kenapa kau tidak bertingkah perkasa seperti di game sebelumnya? takut? Ahahah....dasar cecunguk sialan...kau bertingkah seolah olah punya tangan berotot dan perkasa yang bisa memukul orang yang berani mendebatmu, tapi nyatanya kau tidak lebih dari gumpalan lemak yang bisa kuhancurkan dengan satu pukulan, tapi sepertinya hanya dengan memukulmu tidak akan membuatku puas. Bagaimana kalau begini saja. aku akan memberimu kemidahan. Berlutut dan minta maaf dibawah kakiku, dan aku tidak akan mempermasalahkan hal ini. Tapi kalau kau tidak mau, aku akan menghajarmu sampai kau benar-benar jadi daging cincang, Haha.... ”

“Hahaha...bagus itu, berlutut terus sekalian jilat sepatunya!”

Enam orang lainnya berteriak dengan marah, dan juga menjadikan pertunjukan dihadapan itu sebagai humor, benar-benar licik seperti iblis. Mereka mengepalkan tangan mereka dan membunyikan jari jemari mereka satu persatu lalu membanting tinju ke atas meja dan bahkan mengambil buku-buku mereka dan melemparkannya ke arah Aikalin, Hilmi, dan juga Reza. Mereka bertingkah seperti sekelompok preman. Kesombongan mereka tidak mengenal batas. Mereka sepertinya berpikir bahwa mereka penguasa dunia. benar-benar perilaku seorang kakak tingkat yang tidak layak buat ditiru.

Di bawah penganiayaan brutal mereka, Hilmi menjadi begitu ketakutan hingga tubuhnya gemetar tak terkendali. Dia mencari cara untuk menyelesaikan masalah itu secara berulang-ulang di dalam pikiranya, dan untuk beberapa saat ketakuran dia akhirnya menundukkan kepalanya dan meminta maaf dengan suara kecil, “Maaf! Aku minta maaf!”

Orang bijak yang tunduk pada keadaan, dan yang terpenting, takut dipukuli.

Aikalin hanya bisa mengertakkan giginya saja dan berusah terlihat kuat. Dia ingin melawan mereka, tetapi orang-orang yang berada dihadapannya itu memiliki jumlah sampai dua kali lipat lebih banyak di dari pihak Aikalin. Dan andai perkelahian terjadi, sudah pasti mereka akan kalah dalam pertarungan. Jadi Karena Aikalin sudah meminta maaf, pada akhirnya Aikalin juga merendahkan sikapnya dan berkata, “Maafkan aku. ”

“ Apa barusan kau bilang? Maaf? Bukan begitu caranya meminta maaf, berlutut!!!

Anak laki-laki berjerawat menjadi semakin kejam. Dia memcahkan keyboard komputer Aikalin dan membantingnya ke tanah. Keyboard plastiknya pecah, dan tombol-tombolnya bertebaran di atas lantai.

“kau dengar itu! Berlutut!”

Yang lain juga mulai melempar cangkir dan merobek buku, membuat kamar asrama 22/7 menjadi sangat berantakan.

“Kalian…Benar-benar sialan..." gumam Aikalin.

Kemarahan Aikalin meroket. Barang-barang di kamar asrama adalah milik mereka. Melihat barang-barangnya dibuang sembarangan dan dihancurkan oleh orang-orang ini lebih dari yang bisa dia tahan. Satu-satunya hal yang dia rasakan adalah harga dirinya yang hancur. Jika dia mau, dia bisa saja menghubungi ayahnya untuk segera mengurusi para berandalan yang datang tiba-tiba dn menghacurkan barang-barang miliknya. Namun, karena ia tidak mau merendahkan dirinya di hadapan ayahnya, dan juga mengingat bagaimana pertemuan dirinya dengan Reza yang membuatnya berprinsip untuk berdiri diatas kakinya sendiri, maka yang bisa dia lakukan saat ini hanyalah diam dan menunggu datangnya bantuan

Reza melangkah kedepan saat ini dan berkata dengan tenang, “Pakaian itu berasal dari sekolah ini, kan? itu berarti bukannya kalian juga siswa Elyon yang belajar di sekolah ini juga. Jadi apakah kalian harus menjadi begitu kejam bahkan dengan sesama teman dari sekolah yang sama? bukannya dia juga sudah meminta maaf? jadi kenapa kalian masih bertingkah brutal di asrama ini?“

Anak laki-laki dengan wajah penuh jerawat menoleh ke arah Reza. Ia menyipitkan matanya dan berkata dengan dingin, “Apa!? brutal!? Kenapa nada bicaramu membuatku marah? Kau pasti orang yang menggunakan hero Argus itu, iya kan!" Dia mengambil dua atau tiga langkah kedepan Reza, menatapnya dengan tatapan dingin dan buas. “kau sebelumnya terlihat seperti pemain culun berkacamata dengan penampilan suram yang membuat orang lain ingin menghajarmu, tapi kenyataannya, sama saja! melihat wajahmu sekarang membuatku ingin menghajarmu!"

“Tidak ada lagi yang bisa dikatakan kepada mereka dan juga tidak ada gunanya berbicara yang akan segera menjadi bubur. Aku tidak akan bisa menghilangkan kemarahanku kalau kita tidak memberikan mereka pelajaran. Pokoknya mereka harus merasakan rasa sakit yang sebenarnya" Seorang anak laki-laki yang agak tampan maju, menatap Reza, matanya penuh kebencian mendalam.

Reza tersenyum, “Dilihat dari nada bicaramu, apakah kau orang yang memainkan hero minotaur?”

Anak laki-laki itu mencibir, “Ada apa denganmu? berapa banyak kau membunuhku di game sebelumnya, sebanyak itulah aku akan menyiksamu hari ini” ujarnya dengan kesal, wajahnya memerah dan jari-jarinya berbunyi 'kretek' saat ia mengepalkannya.

“ Apa begini cara bermainmu? sebelumnya Kau kalah dalam permainan, dan sekarang kau bersiap untuk kehilangan moralitas sebagai seorang manusia? benar-benar konyol” Reza terkekeh.

Bocah berjerawat itu tiba-tiba tertawa terbahak-bahak, seolah-olah baru saja mendengar lelucon lucu. “Hhahaha....what the fu*k! Kau bahkan masih berusaha terlihat tenang setelah dikerumuni oleh kami, apa kau tidak takut mati, Hah!. ”

Anak laki-laki tampan yang merupakan orang yang memainkan hero Minotaur dan sedang berada disamping pria berjerawat itu lantas berbisik padanya, “Rey, berhenti bicara yang tidak masuk akal kepada pecundang ini, mari beri dia pelajaran, aku kesal melihatnya”

Bocah berjerawat itu mengangguk. Cahaya buas mekar di matanya.

Ketika yang lain melihat ekspresinya menjadi gelap, mereka mengeluarkan pipa logam yang tersangkut di bawah ikat pinggang mereka dan disembunyikan di balik pakaian mereka. Suasana menjadi sangat tegang.

Aikalin menjadi pucat karena ketakutan. Dia tidak pernah mengira para siswa itu akan begitu berani di dalam lingkungan sekolah hingga membuat mereka berani membawa pipa logam ditangan mereka.

Dan Hilmi adalah orang yang berusaha mengendalikan suasana. Dia sangat takut akan bahaya yang datang ke asramanya itu. Kakinya gemetar tak terkendali.

“Tunggu!” Reza berteriak, dan berjalan perlahan mendekati mereka.

“Apalagi yang mau ditunggu, Hah! Sudah terlambat untuk meminta maaf. Aku akan menghajarmu sampai kamu jadi seperti bubur! ” Bocah berjerawat itu mencibir dengan kejam dan tangannya mulai terangkat ke atas dan bersiap memberikan pukulan. Namun sesaat kemudian gerakannya terhenti setelah melihat seringai Reza yang terlihat sedikit seram.

Reza terkekeh. “Kalian mungkin salah paham, aku tidak bermaksud untuk meminta maaf. Yang ingin aku katakan adalah bahwa ruangan di sini terlalu kecil dan sempit, tidak cocok buat penyiksaan. Jadi bagaimana kalau kita pergi ke atap saja? ”

Ketika tujuh anak laki-laki mendengar kata-kata itu, mereka tertawa keras, mengejek Reza karena tidak peduli dengan parahnya situasi. 'Apakah orang ini bodoh? Haha...Betapa bodohnya orang ini' itulah yang ada didalam pikiran mereka"

“Hng! Baiklah, lagipula aku tidak ingin membayar denda kalau ada kerusakan disini. Jadi akan aku ikuti permintaanmu itu, awas saja kalau kau berani kabur, aku tidak akan membiarkanmu hidup dihari esok. “Anak laki-laki berjerawat itu mendengus dan menunjuk Reza dengan pandangan merasa jijik. Setelah itu, bersama teman-temannya ia pergi ke lantai atas untuk melakukan perundun---atau lebih tepatnya penindasan dan penyiksaan kepada Reza seorang diri.,

1
Kholik Moh
Janda sebelah rumah gak tuh 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!