Oh My Dosen

Sreett....

Ditariknya tangan Abila yang saat itu mau ke kamar mandi.

"Pak Fachri, apaan sih! Lepas nggak?" pinta Abila sambil berusaha melepaskan tangan sang kekasih.

"Abilaa!! dipepet tubuh mungil sang kekasih. Apa-apaan kamu tadi?"

"Apa maksud Pak Fachri? kenapa juga pak Fachri seperti ini, minggir nanti ada yang dateng?"

Cups....ehmm.. bukan hanya kecupan tapi lumatan di berikan Fachri pada Abila.

Abila meronta berusaha mendorong dada sang dosen.

Hahh...hahh...Abila menghirup nafas dalam-dalam setelah Fachri melepas ciumannya.

"Itu hukuman buat kamu!! karena kamu berani menerima pemberian lelaki lain, apalagi kamu sambil tersenyum seperti itu."

"Memangnya kenapa? Bapak aja di luar sana enak-enakan kok!"

"Abilaa!!Suara Fahri meninggikan suaranya sedikit mendengar jawaban sang kekasih.

" Apa maksud kamu bilang seperti itu Abila?" Tanya Fachri sambil mengelus pipi mulus Abila.

"Tau ah!!! Jawab Abila sambil mendorong tubuh Fachri kesamping.

Melihat sang kekasih pergi Fachri segera berjalan menuju kantornya.Dilempar jasnya di sofa ruangannya. Rahang mengeras, memejamkan mata mengingat sang kekasih yang mendorongnya tadi.

Di cafe joyce...

Disudut ruangan yang paling nyaman tiga orang bersenda gurau sambil menikmati kopi dan cemilan.

"Bil...kamu itu pamit ke kamar mandi tapi ditunggu-tunggu lama banget sih! Iya kan jun lama bener?" Karin

"Iyaa bener Rin, kita udah nunggu sampe jamuran nggak nongol-nongol."

"Iy..iyaa tadi penuh kamar mandinya jadi antri."jawab Abila gelagapan.

Fachri berjalan menuju lantai atas cafe. Sebelum menaiki tangga Fachri mampir di kasir meminta sari untuk mengantarkan kopi keruangannya.

"Mas ares! panggil Sari.

"Kenapa Sar? Ares.

"Itu mas Fachri dateng minta di bawain kopi keatas mas Ares."

"Lhoh...katanya kemarin nggak kesini Sar?"

"Nggak tau mas, tadi juga mukanya mas Fachri nggak enak banget kayak lagi marah, mas Ares aja yang nganter kopinya, takut aku mas."

"Ya udah aku siapin dulu kopinya."

tok...tok....tok....

"Masuk." Jawab Fachri.

"Kopinya mas, kalau nggak ada yang lain saya turun dulu mas, mau bantuin yang dibawah baru rame banget soalnya itu mas." Area

"Ya..jawab Fachri dingin.

Kenapa itu mas Fachri, kok kayak mau makan orang aja.Gumam Ares sambil menuruni tangga.

Hahh...disandarkan tubuh kekarnya dikursi kerjanya.Dipejamkan matanya, memikirkan sang kekasih.

Diteguknya kopi yang tadi dibawakan Ares untuknya. Memeriksa laporan satu persatu, sesekali juga melihat kondisi di bawah melalui cctv.

Pyarrr.....

Pecahan cangkir kopi tercecer dilantai.

Brakkk...dibuka dengan kasar pintu ruangannya berjalan menuruni tangga.

Ares yang mendengar suara pecah kaget segera menuju ke atas untuk melihat apa yang terjadi.

"Mas Fachri ada,..belum sempat bertanya Ares segera minggir melihat sang pemilik cafe menuruni tangga dengan wajah marahnya.

Tap...tap...tap dengan langkah cepat Fachri menuju sofa yang ada disudut cafenya.

Srettt...

Ditariknya tangan gadis cantik yang tadi sedang bersenda gurau dengan temannya.

"Masuk!!! Mau masuk sendiri apa aku paksa masuk!!

Dengan terpaksa Abila memasuki mobil Fachri. Diperjalanan mereka hanya diam tanpa ada yang bersuara. Abila hanya melihat keluar jendela dan Fachri yang hanya fokus menyetir.

Di cafe joyce

Arjun dan Karin syok melihat apa yang terjadi barusan. Mereka bingung kenapa sahabat mereka ditarik begitu saja sama dosen mereka.Apalagi sang dosen terlihat marah.

"Arjun. bener kan tadi yang kita lihat? Tadi pak Fachri kan itu yang narik Abila?"

Arjun yang juga syok dengan apa yang terjadi hanya mengangguk saja tanpa menjawab Karin.