Terobsesi dengan seseorang yang sudah mempunyai pasangan membuat Violet Kalalova rela menjadi yang ke 2. Gadis cantik itu sedikit gila, tengil, dan nekat. Apapun akan dia lakukan untuk membuat keinginan nya terpenuhi, salah satunya menarik perhatian Jeriko Mahendra agar membuatnya menjadikan seorang istri, namun ada alasan dibalik itu semua. Ia menyimpan rahasia besar yang selama ini membuatnya merasakan dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Diajak Ke Rumah
Loba baru saja tiba di kampus ketika suara Belvi sudah memenuhi gendang telinganya. Gadis berambut sebahu itu menarik Lova untuk ke tempat yang lebih sepi, ada banyak yang ingin dia beritahu kepada Lova tentang gadis yang selama ini dia cari. Dan memang harus di tempat sepi agar Kenzo tidak mudah menemukan keberadaan mereka.
"Lop, lo liat deh," tangan nya menunjukan layar pada ponselnya.
Semalaman Belvi sengaja mencari tahu tentang gadis atau mantan teman mereka dulu ketika di SMA, dari mulai kehidupan sampai ke hal yang lebih serius, pasangan dari gadis tersebut.
"Ternyata nggak jauh beda sifatnya," jelasnya membuat Lova terdiam sebentar.
Ia menatap Belvi dan mengangguk setuju. Ingatan tadi malam kembali datang. Ah, rasanya Lova sangat lelah sekali. Banyak yang harus dia lakukan.
"Lo ngga papa kan?" tanya Belvi melihat keterdiaman Lova.
"Ia'm oke kok," sudut bibirnya tertarik ke atas untuk meyakinkan Belvi.
"Jangan dipendem, gue bakal bantuin dan selalu ada buat lo sampai dititik terakhir," ujarnya seketika membuat Lova memutar bola matanya.
"Lebay, udah ah ayo masuk, masalah tuh anak nanti gue pikir-pikir lagi," beranjak dari duduknya, Lova dan Belvi berniat langsung masuk ke kelas saja.
"Kasih tahu gue, biar gue bantu," peringat Belvi mendapat anggukan kepala Lova. "Iya bawel."
"Hai Lova."
"Hai, cantik."
Lova memberikan senyum manisnya saat beberapa teman kampusnya menyapanya. Sedikit genit memang, tetapi Lova sama sekali tidak menanggapi, hanya saja gadis itu suka menjadi pusat perhatian mereka.
"Pada nggak tau malu, udah tahu sahabat gue ini punya si Kenzo." Belvi melirik malas beberapa cowok yang menyapa Lova dengan terang-terangan tadi.
"Ya biarin sih. Lagian gue suka ini disapa mereka."
Belvi mendelik, lalu menoyor kepala Lova sampai membuat gadis itu mengaduh sakit.
"Lo nggak bisa gitu berusaha buka hati buat kak Kenzo?"
"Ya gimana gue udah usaha tapi masih gini-gini aja. Anehnya hati gue berdebar pas ketemu-"
Lova teringat dengan kejadian tadi malam, dimana ia tanpa sengaja bertabrakan dengan seorang laki-laki, tampan sih, sangat malah, tapi sangat sombong sekali, setelah kejadian itu tidak ada kata maaf atau ucapan yang keluar dari mulutnya. Sialan, Lova jadi kesal sendiri menginga kejadian itu. Bagaimana bisa seorang Lova tidak dilirik sama sekali oleh seorang laki-laki? atau laki-laki tampan tadi malam itu tidak normal? Bisa saja.
"Heh, ngalamun."
"Gue cantik nggak sih?"
Mendengar pertanyaan aneh Lova membuat Belvi kembali ingin menoyor kepala Lova. Aneh-aneh saja pertanyaan gadis itu.
"Ya menurut lo? Gue males beropini yang ada lo tambah gede kepala."
Mendengar jawaban Belvi seketika membuat Lova tersenyum. Ia paham dengan jawaban tidak terus terang sahabatnya itu.
"Kalau gitu sayang banget dong. Ganteng-ganteng belok."
Belvi langsung mengernyit bingung. Ia menatap Lova aneh.
"Siapa yang ganteng tapi belok?" tanya Belvi sudah penasaran.
"Ada, nanti gue ceritain, sekarang kita masuk dulu." Lova langsung menarik tangan Belvi untuk segera masuk ke dalam kelas yang sebentar lagi akan dimulai.
Lova sudah sampai di rumahnya. Hari ini ia tidak bertemu sama sekali dengan Kenzo, bahkan cowok itu juga tidak masuk kuliah. Lova penasaran, tetapi ia malas bertanya. Biar saja lah, dia akan habiskan waktunya untuk tidur tanpa gangguan dari Kenzo yang seakan tidak bisa jauh darinya. Ini keberuntungan bagi Lova.
"Lov, ada Kenzo di depan," suara tante Gina terdengar dari depan pintu kamarnya.
"Panjang umur, baru juga gue ngebatin, uda muncul aja." Lova beranjak dari kasurnya.
Gadis itu berjalan menuju ke pintu dan membukanya, tanpa berniat merapihkan baju atau pun rambut cepolnya yang sedikit berantakan. Namun malah membuat Lova terlihat cantik dan semakin seksi.
"Ya ampun Lov, nggak ganti baju dulu kamu?" heran tante Gina melihat penampilan Lova sekarang.
"Cuma nemui Kenzo di depan kan? Repot tan," balasnya.
Gina hanya menggeleng saja melihat tingkah keponakan nya itu. Ia membiarkan Lova menemui Kenzo yang sudah menunggu sejak tadi, sementara Gina sendiri kembali pada kegiatan nya.
"Hai," sapa Lova seketika membuat Kenzo menoleh.
Kenzo terdiam beberapa saat melihat penampilan Lova saat ini. Bukan karena rambutnya yang sedikit berantakan, tetapi baju yang Lova kenakan membuat hati Kenzo berdebar dengan sangat kencang. Juga sedikit tegang pastinya.
Lova mengenakan daster yang memperlihatkan kulit mulusnya. Sudah seperti seorang istri yang menunggu suami pulang di rumah saja. Kalau begini Kenzo kan jadi tidak sabar untuk membuat Lova menjadi miliknya seutuhnya.
"Sibuk nggak?"pertanyaan Kenzo langsung mendapat gelengan kepala dari Lova. "Enggak, lagi malas-malasan tadi," balasnya jujur.
Ya Lova memang lagi bermalas-malasan tadi, juga menikmati waktu tanpa adanya Kenzo. Eh, tiba-tiba saja cowok itu langsung muncul. Tahu gitu Lova tidak usah membatin tadi.
"Mama pengen ketemu lo, kalau sekarang bisa nggak?"
"Mendadak gini? Aduh gue belum belanja apa-apa lagi."
"Santai bebe, lo cukup dateng aja mama udah seneng banget pasti. Lagian mumpung ada om sama istrinya juga di rumah. Lo tadi malam belum sempet ketemu mereka," jelas Kenzo akhirnya mendapat anggukan Lova.
Gadis itu setuju saja. "Oke, gue siap-siap ya?"
Setelah Kenzo mengangguk. Lova langsung bersiap untuk pergi ke rumah Kenzo. Meski agak sedikit kesal karena terlalu mendadak, tetapi pada akhirnya ia iyakan ajakan Kenzo.
"Lo udah makan bebe?" tanya Kenzo melirik Lova yang duduk di sebelahnya.
Keduanya sudah berada di perjalanan menuju ke rumah Kenzo.
"Udah Kenzo sayang," balas Lova seketika membuat Kenzo terkekeh.
Cowok itu langsung mengambil satu tangan Lova untuk dia kecup.
"Lo tahu, gue jadi nggak sabar pengen nikahi lo," ujar Kenzo jujur.
"Apa sih? Kita masih kuliah Ken."
"Kenapa memangnya? Om gue malah nikahi gadis yang baru aja lulus sekolah," jelasnya.
"Ya itu kan om lo, dan mungkin itu cewek udah siap buat jadi ibu rumah tangga," balas Lova seketika membuat Kenzo terkekeh.
"Jadi lo belum siap?"
"Untuk sekarang belum, sorry Ken. Lo tau kan masih banyak banget yang harus gue lakuin, lagian gue tinggal sama tante, kasihan kalau gue tinggal sendiri, tante nggak nikah-nikah sih."
Kenzo tertawa mendengar ucapan Lova. Memang benar apa yang dikatakan Lova. Lagi pula sampai sekarang Lova belum mengenalkan orang tuanya. Jika ditanya pun Lova selalu menghindari. Seakan tidak ingin membahas apapun itu mengenai orang tuanya, gadis itu akan antusias jika ditanya tentang tantenya yang masih single di umur yang seharusnya sudah mempunyai pasangan hidup.
Kenzo tidak memaksa, mungkin memang Lova memiliki masalah dengan orang tuanya sampai membuat gadis itu demikian.
"Sampai," ujar Kenzo.
"Rumah lo gede banget," puji Lova membuat Kenzo terkekeh.
"Makanya jangan main di apart terus, sekali-kali ke rumah," balas Kenzo membuat Lova memajukan bibirnya.
Cup
Karena gemas, Kenzo memberikan kecupan pada bibir gadis itu.
"Nakal ya?"
"Lo sih sengaja banget goda gue." Kenzo mengacak lembut pucuk kepala Lova sebelum keluar dari mobil.
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
senang baca setiap karya2nya kak Riri👍🏻